Anda di halaman 1dari 8

NAMA : VENNY AYU RAJMAWATI

NIM : 170221100040

KELAS : AKUNTANSI C 2017

PEMERIKSAAN ASET TETAP

SIFAT DAN CONTOH AKTIVA TETAP

Menurut Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No. 14, hal 16.2 – IAI,2002):

Aktiva Tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun
lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi per\usahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam
kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.

Suatu benda berwujud harus diakui sebagai suatu aktiva dan dikelompokkan sebagai aktiva tetap
bila:

a.       Besar kemungkinan (probable) bahwa manfaat keekonomian di masa yang akan datang yang
berkaitan dengan aktiva tersebut akan mengalir ke dalam perusahaan; dan

b.      Biaya perolehan aktiva dapat di ukur secara andal.

Beberapa sifat atau ciri aktiva tetap adalah :

1.      Tujuan dari pembeliannya bukan untuk dijual kembali atau diperjualbelikan sebagai barang
dagangan, tetapi untuk dipergunakan dalam kegiatan operasi perusahaan.

2.      Mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.

3.      Jumlahnya cukup material.

Sifat pertama dari aktiva tetap tersebut yang membedakan aktiva tetap dari persediaan
barang  dagangan. Misalnya mobil yang dimiliki PT. Astra sebagai produsen mobi;, hasil
produksi/rakitan yang berupa mobil  untuk dijual harus digolongkan sebagai persediaan barang
dagangan (inventory), sedangkan mobil ayng dipakai untuk antar jemput pegawai digunakan oleh
direksi dan para manajer perusahaan harus digolongkan sebagai aktiva tetap.

Sifat kedua dari aktiva tetap, merupakan salah satu alasan mengapa aktiva tetap harus
disusutkan.
Biaya penyusutan merupakan alokasi dari biaya penggunaan aktiva tetap selama masa manfaatnya,
secara sistematis dan teratur (menggunakan metode tertentu yang di terapkan secara konsisten).

            Sifat ketiga merupakan salah satu alasan mengapa setiap perusahaan harus mempunyai
keijakan kapitalisasi, yang membedakan antara capital expenditure  dan revenue expenditure.

Capital expenditure  adalah suatu pengeluaran modal yang jumlahnya material dan mempunyai
manfaat lebih dari satu tahun. Revenue expenditure adalah suatu pengeluaran yang jumlahnya tidak
material walaupun masa manfaatnya mungkin lebih dari satu tahun. Selain itu Revenue
expenditure merupakan pengeluaran yang dilakukan peusahaan dalam rangka menghasilkan
pendapatan dan dibebankan kedalam rugi laba pada saat terjadinya beban tersebut.  Misalnya,
pembelian mesin tik, meja tulis yang harga perunitnya kurang dari Rp 500.000,- bagi perusahaan
yang besar, akan merupakan revenue expenditure,  tetapi bagi perusahaan yang kecil akan
merupakan  capital expenditure.

Fixed assets atau aktiva tetap bisa dibedakan menjadi:

1.      Fixed tangible assets (aktiva tetap yang mempunyai wujud/bentuk, bisa dilihat, bisa diraba).

2.      Fixed intangible assets  (aktiva tetap yang tidak mempunyai wujud/bentuk, sehingga tidak bisa dilihat
dan tidak bisa diraba).

Yang termasuk fixed tangible assets  misalnya:

a.       Tanah (Land) yang diatasnya dibangun gedung kantor, pabrik atau rumah. Tanah ini biasanya tidak
dususutkan (menurut SAK maupun peraturan pajak).

Tanah bisa dimiliki dalan bentuk hak milik, hak guna bangunan (biasanya jika kita membeli rumah
dari real estate) yang mempunyai jangka waktu 20-30 tahun, hak  guna usaha dan hak pakai.

Perlu diperhatikan bahawa perusahaan asing dan mancanegara asing tidak diperbolehkan membeli
tanah dengan hak milik.

b.      Gedung (Building) termasuk pagar, lapangan parker, taman, mesin-mesin (Mechiney), Peralatan
(Equipment), Furniture & Fixtures (meja, kursi), Delivery Equipment/Vehicles  (mobil, motor, kapal
laut, pesawat terbang).

c.       Natural Resources (Sumber Alam), seperti pertambangan minyak, batu bara, emas, marmer dan hak
pengusahaan hutan (HPH). Natural Resources ini harus dideplasi, bukan disusutkan, pada saat
sumber alam tersebut mulai menghasilkan.
Yang termasuk intangible assets  misalnya:

            Hak paten, hak cipta (copy right), franchise, goodwill, preoperating expenses (biaya-biaya yang
dikeluarkan sebelum perusahaan berproduksi secara komersial, termasuk biaya pendirian)

Contoh dari franchise adalah Kentucky fried chicken, hamburger, McDonald. Dalam hal ini


pengusaha yang ingin menjual makanan/minuman tersebut harus menandatangani kontrak dengan
pemilik franchise, agar bisa menjual makanan/menuman dengan rasa, bentuk, gaya, dekorasi yang
khusus untuk jenis makanan tersebut, tentu saja dengan membayar royalty.

AUDIT OBJECTIVE (TUJUAN PEMERIKSAAN) AKTIVA TETAP

Dalam satu general audit (pemeriksa umum), pemeriksaan atas aktiva tetap mempunyai beberapa
tujuan sebagai berikut :

1.      Memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas aktiva tetap.

2.      Untuk memeriksa apakah aktiva tetap yang tercantum di neraca betul-betul ada, masih digunakan
dan dimiliki oleh perusahaan.

3.      Untuk memeriksa apakah penambahan aktiva tetap dalam tahun berjalan (periode yang diperiksa)
betul-betul merupakan suatu Capital Expenditure, diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang
berwenang didukung oleh bukti-bukti yang lengkap dan dicatat dengan benar.

4.      Untuk memeriksa apakah disposal (penarikan) aktiva tetap sudah dicatat dengan benar di buku
perusahaan dan telah diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang berwenang.

5.      Untuk memeriksa apakah pembebanan penyusutan dalam tahun (periode) yang diperiksa dilakukan
dengan cara yang sesuai dengan SAK, konsisten, dan apakah perhitungannya telah dilakukan dengan
benar (secara akurat).

6.      Untuk memeriksa apakah ada aktiva tetap yang dijadikan sebagai jaminan.

7.      untuk memeriksa apakah ada aktiva tetap yang disewakan, jika ada apakah pendapatan sewa sudah
diterima perusahaan.

8.      untuk memeriksa apakah ada aktiva tetap yang mengalami penurunan nilai (imperment).

9.      untuk memeriksa apakah penyajian aktiva tetap dalam laporan keuangan, sesuai  dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia/SAK.

PROSEDUR PEMERIKSAAN AKTIVA TETAP

Prosedur audit atas aktiva tetap adalah sebagai berikut :


1.      Pelajari dan evaluasi internal control atas aktiva tetap.

2.      Minta kepada klien Top Supporting Schedule  aktiva tetap, yang berisikan : Saldo awal, penambahan
serta pengurangan-pengurangannya dan saldo akhir, baik untuk harga perolehan maupun akumulasi
penyusutannya.

3.      Periksa footing dan csoss footingnya  dan cockkan totalnya dengan General Ledger atau Sub-Ledger,


saldo awal dengan working paper  tahun lalu.

4.      Vounch penambahan serta pengurangan dari fixed Assets tersebut. Untuk penambahan kita


lihat approvalnya dan kelengkapan supporting documentnya.

5.      Periksa phisik dari Fixed Assets tersebut (dengan cara test basis) dan periksa kondisi dan nomor kode
dari Fixed Assets.

6.      Periksa bukti pemilikan aktiva tetap.

Untuk tanah, gedung, periksa sertifikat tanah dan IMB (Izin Mendirikan Bangunan) serta SIPB (Surat
Izin Penempatan Bangunan).

Untuk mobil, motor, periksa BPKP, STNKnya.

7.      Pelajari dan periksa apakah Capitalization Policy dan Depreciation Policy yang dijalankan konsisten


dari tahun sebelumnya.

8.      Buat analisis tentang perkiraan Repair & Maintenance, sehingga kita dapat mengetahui apakah ada
pengeluaran yang seharusnya masuk dalam kelompok Capital Expenditures  tetapi dicatat
sebagai Revenue Expenditures.

9.      Periksa apakah Fixed Assets  tersebut sudah diasuransikan dan apakah Insurance Coveragenya cukup
atau tidak.

10.  Test perhitungan penyusutan, cross reference angka penyusutan dengan biaya penyusutan
diperkiraan laba rugi dan periksa alokasi/distribusi biaya penyusutan.

11.  Periksa notulen rapat, perjanjian kredit, jawaban konfirmasi dari bank untuk memeriksa apakah
ada Fixed Assets  dijadikan sebagai jaminan atau tidak.

12.  Periksa apakah ada Commitment yang dibuat oleh perusahaan untuk membeli atau menjual Fixed
Assets.

13.  Untuk  Construction  in Progress, kita periksa penambahannya dan apakah ada Construction in


progress yang harus di transfer ke Fixed Assets.

14.  Jika ada aktiva tetap yang diperoleh melalui leasing, periksa lease agreement dan periksa


apakah accounting treatmentnya sudah sesuai dengan standar akuntansi leasing.
15.  Periksa atau tanyakan apakah ada aktiva tetap yang dijadikan agunan kredit di bank.

16.  Periksa apakah ada aktiva tetap yang disewakan kepada pihak ketiga, jika ada, periksa apakah
pendapatan sewa sudah dibukukan dan diterima perusahaan.

17.  tanyakan/periksa apakah ada aktiva tetap yang mengalami penurunan harga (impairment).

18.  periksa penyajian dalam laporan keuangan, apakah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia/SAK.

Penjelasan Prosedur Audit

1.      Untuk memeriksa apakah terdpt internal control yg baik atas aktiva tetap.

>> Jika Internal controlnya baik, maka luas pemeriksaan dlm substantif tes bisa dipersempit Ciri
internal control yg baik atas aktiva tetap:

a. Digunakannya anggaran untuk penambahan aktiva tetap

b. Setiap penambahan dan penarikan aktiva tetap harus diotoriasi oleh pejabat yang berwenang.

c. Adanya kebijakan tertulis dari manajemen mengenai capitalization dan depresiation policy.

d. Diadakannya kartu aktiva tetap [buku pembantu aktiva], yang mencantumkan tanggal pembelian,
nama supplier, harga perolehan, metode dan prosentase penyusutan, jumlah penyusutan, akumulasi
penyusutan, dan nilai buku aktiva tetap.

e. Setiap aktiva tetap diberi nomor kode.

f. Minimal setahun sekali dilakukan inventarisasi [pemeriksaan fisik aktiva tetap], untuk mengetahui
keadaan dan kondisi aktiva tetap.

g. Bukti-bukti pemilikan aktiva tetap disimpan di tempat yang aman.

h. Aktiva tetap diasuransikan dengan jumlah insurance coverage yang cukup.

>> Utk memahami IC, lakukan tanya jawab dengan client menggunakan ICQ. Gambarkan dalam
flowchart maupun narasi.

2.      Minta kpd client Top Schedule serta Supporting Schedule aktiva tetap

>> Berisi: Saldo awal, penambahan dan pengurangannya, saldo akhir, baik utk harga perolehan
maupun akumulasi penyusutannya.
3.      Periksa footing dan cross footingnya dan cocokkan totalnya dengan General Ledger atau   sub
general ledger, saldo awal dengan working paper tahun lalu.

4.      Vouch penambahan dan pengurangan aktiva tetap

>> Untuk penambahan lihat approvalnya dan kelengkapan supporting schedulnya. Untuk
pengurangan kita lihat otorisasinya dan jurnalnya apakah sudah dicatat dengan betul, misalnya ada
laba atau rugi atas penjualan aktiva tetap tersebut. Misal: Mesin dengan cost 100 juta dan akum.
Penyusutan 80 juta dijual dengan harga 30 jt secara tunai.

1. Periksa fisik dari aktiva tetap tersebut [dg cara tes basis] dan periksa kondisi dan nomor kode
dari aktiva tetap.
2. Periksa bukti pemilikan aktiva tetap. Seperti: IMB, BPKP, STNK dll.

>> jurnal seharusnya :

DR. Kas                                            30.000.000                        –

DR. Akum Peny. Mesin                     80.000.000                        –

CR. Mesin                                -                       100.000.000

CR. Laba Penjualan AT            -                       10.000.000

Seringkali perush mencatat  Debit Kas 30.000.000

                                             Kredit Mesin 30.000.000

Auditor juga harus memeriksa apakah uang kas sebesar 30.000.000 sudah diterima perusahaan dan
dicatat dlm buku penerimaan kas.

5.      Periksa fisik dari aktiva tetap dan perhatikan kondisinya apakah masih dlm keadaan baik atau sudah
rusak.

>> tentang pemeriksaan fisik aktiva tetap scr tes basis ada dua pendapat: `

1. Yg dites hanya penambahan dalam tahun berjalan yang jumlahnhya besar.

2. Diutamakan penambahan yg baru serta beberapa aktiva tetap yg lama.

>> Pendapat pertama memang akan lebih cepat pelaksanaannya, ttp ada kelemahannya yaitu bila
ada aktiva tetap yg sudah lama dibeli atau tidak dipakai lagi, tetapi masih tercantum dlm daftar
aktiva tetap, maka dg cara pertama tidak dpt diketahui.
6.      Pemeriksaan bukti fisik pemilikan Aktiva Tetap.

>> Hrs dicocokkan nomor mesin, chasis, dan nomor polisi kendaraan yg tercantum di BPKP dan STNK
dg yg terdpt di kendaraan. Perhatikan juga apakah surat-surat tanah, gedung, kendaraan, atas nama
perusahaan.

7.      Pelajari dan periksa apakah Capiltalization Policy serta depreciation policynya dijalankan konsisten
dg tahun sebelumnya.

>> Ada beberapa kemungkinan capitalization policy:

1. Berdasarkan jumlahnya, misalnya di atas Rp. 500.000 harus dikapitalisir.

2. Berdasarkan masa manfaatnya.

3. Campuran antara jumlah dan masa manfaatnya.

>> Ada beberapa kemungkinan depreciation policy, apakah penyusutan dimulai:

1. Pada tgl pembelian

2. Pada tgl pemakaian

3. Juga perlu diketahui masa penyusutannya, misal pembelian tgl 1 s.d 15 dihitung    satu bulan penuh
sedang tgl 16 s.d 31 dihitung setengah bulan.

8.      Buat analisa ttg perkiraan Repair & Maintenance.

>> Harus diperhatikan kemungkinan client untuk memperkecil laba dengan mencatat capital
expenditure sbg revenue expenditure.

>> Lihat contoh kertas kerjanya.

9.      Periksa apakah aktiva tetap tsb sudah diasuransikan dan apakah Insurance Coveragenya cukup.

>> Jangan terlalu besar atau terlalu kecil. Penilaian ttg cukup tidaknya insurance coverage adalah
atas dasar jumlah yg mendekati harga pasar.

10.  Tes perhitungan penyusutan dan alokasi biaya penyusutan.


>> Aktiva Tetap yg disusutkan: Gedung, bangunan, mesin, dll. Tanah: tidak disusutkan krn umurnya
tidak terbatas. Ttp bila tanah tsb digunakan utk bahan bakupembuatan batu bata, genteng, maka
disusutkan dg istilah : deplesi.

>> Auditor hrs memeriksa akurasi perhitungan penyusutan yg dibuat client, dan ketepatan alokasi
biaya penyusutan sbg bagian dari biaya produksi tidak langsung, biaya umum, dan biaya penjualan.

11.  Periksa notulen rapat, perjanjian kredit, jawaban konfirmasi dari bank, untuk memeriksa apakah ada
aktiva tetap yg dijadikan sbg jaminan.

12.  Periksa apakah ada commitment yg dibuat oleh perusahaan untk membeli atau menjual aktiva tetap.

13.  Untuk construction in progress, kita periksa penambahannya dan apakan ada construction in
progress yg hrs ditransfer ke aktiva tetap.

14.  Jika ada aktiva tetap yg diperoleh mll leasing, periksa lease agreement dan periksa apakah
accounting treatmennya sudah sesuai dg standar akuntansi leasing.

15.  Periksa atau tanyakan apakah ada aktiva tetap yg dijadikan agunan kredit bank.

>>Jika aktiva tetap dijaminkan berarti bukti kepemilikan diserahkan ke bank, shg auditor harus
memeriksa tanda terima penyerahan bukti-bukti kepemilikan.

>> Aktiva tetap yg dijaminkan harus diungkapkan dlm catatan atas laporan keuangan.

16.  Periksa penyajiannya dalam lap keu, apakah sesuai dg PABU.

>> Baik di Neraca: cost dan accumulated depreciation, di Lap Laba Rugi: Biaya penyusutan, di
Catatan atas lap keu: kebijakan kapitalisasi dan penyusutan, rincian garis besar aktiva tetap, maupun
di Lampiran: rincian aktiva tetap.

Anda mungkin juga menyukai