Anda di halaman 1dari 14

Halaman 1

* Penulis yang sesuai.Alamat email: nurfitridewi95@gmail.com (NF Dewi)© 2019 oleh penulis;
pemegang lisensi Growing Science, Kanada doi: 10.5267 / j.msl.2019.5.013 Ilmu Manajemen Surat 9
(2019) 1373–1384Daftar isi tersedia di GrowingScienceSurat Ilmu Manajemenberanda:
www.GrowingScience.com/msl

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS INFORMASI LAPORAN KEUANGAN


DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

Nur Fitri Dewi a * , SM Ferdous Azam a dan Siti Khalidah Mohd Yusoff ba Post Graduate Center,
Management and Science University, University Drive, Off Persiaran Olahraga, Bagian 13, 40100,
Selangor,Malaysiab Sekolah Pascasarjana Manajemen, Universitas Sains dan Manajemen, Universitas
Drive, Off Persiaran Olahraga, Bagian 13, 40100,Selangor Malaysia KRONIK

ABSTRAK

Sejarah artikel :Diterima: 15 April 2019Diterima dalam format revisi: April27 2019Diterima: 14 Mei
2019Tersedia online:14 Mei 2019 Tujuan dari makalah ini adalah untuk mempelajari pengaruh sistem
kontrol internal dan sumber daya manusiakompetensi tentang kualitas informasi laporan keuangan
pemerintah daerah dan akun keuangankemampuan. Metode pengumpulan data adalah kuesioner yang
didistribusikan di antara 161 dari 303populasi pegawai Badan di Pemerintah Provinsi Sumatera
Selatan,Indonesia. Data yang dikumpulkan diproses dengan menggunakan SPSS 20.00 dengan uji-t dan
Analisis Jalur. Itu Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem pengendalian internal dan kompetensi
sumber daya manusia berpengaruh positif terhadapkualitas informasi laporan keuangan pemerintah
daerah. Sistem kontrol internal dan manusiakompetensi sumber daya juga mempengaruhi secara positif
akuntabilitas keuangan baik secara langsung maupundimediasi oleh kualitas informasi laporan keuangan
pemerintah daerah. Apalagi itukualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah secara langsung
dan positif mempengaruhiakuntabilitas keuangan. Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pemerintah
sebagai masukan danbahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan khusus yang terkait untuk
meningkatkan kualitas informasilaporan keuangan pemerintah dan akuntabilitas keuangan.

© 2019 oleh penulis; pemegang lisensi Growing Science, KanadaKata kunci:Sistem kontrol
internalKompetensi sumber daya manusiaKualitas informasi keuanganpernyataanAkuntabilitas keuangan

1. Perkenalan

Perkembangan dan peningkatan kesadaran akan reformasi manajemen publik baru selama lebih dari dua
dekade adalahmasih berlanjut karena pemerintah sedang mencari reformasi dan restrukturisasi untuk
memungkinkan pengiriman yang lebih baiklayanan publik (Tarofder et al., 2017; Thomas & Nadiyasu,
2017). Perdebatan untuk pemerintahan yang baik dimulaipada akhir 1980-an karena pengenalan
Manajemen Publik Baru (NPM) di Inggris dan pengembangan lainnya oped negara di dunia di mana
NPM pertama kali diadopsi dan kemudian menghasilkan pendekatan adopsi baruuntuk reformasi
manajemen sektor publik (Grace, 2015). Federasi Akuntan Internasional menyatakan bahwauntuk
membangun kepercayaan pada pemerintah, sangat penting bagi pemerintah untuk memberikan informasi
yang akurat dan lengkaptentang pengeluaran dan transaksi, untuk menunjukkan akuntabilitas dan
manajemen, dan untuk memperkuat merekamemiliki kredibilitas sendiri (IFAC, 2012). Jenis informasi
yang dibutuhkan dapat disajikan melalui kualitas tinggi,sistem pelaporan keuangan berbasis akrual yang
kuat dan efektif, yang memungkinkan untuk aset pemerintah dankewajiban untuk dicatat, dilaporkan dan
diungkapkan dengan baik karena dipantau secara efektif (IFAC,2012). Menurut Indeks 150 yurisdiksi
saat ini di dunia 2018, 37 pemerintah (25%)dari yurisdiksi yang dicakup oleh Indeks) melaporkan dasar
akrual dalam laporan keuangan yang dipublikasikan, sementara 45%

Halaman 2

1374beralih ke akrual atau sudah memiliki beberapa elemen akrual dalam laporan keuangannya dan 30%
daripemerintah masih melaporkan secara tunai dasar (IFAC, 2018).Perkembangan sektor publik di
Indonesia adalah permintaan yang kuat untuk institusi akuntabilitas publik.tions, baik tingkat pusat dan
daerah (Indriasih & Koeswayo, 2014). Menteri AdministrasiReformasi dan Reformasi Birokrasi
Indonesia, Asman Abnur mengungkapkan bahwa saat ini mayoritaspemerintah daerah masih memiliki
nilai akuntabilitas di bawah standar, yaitu di bawah B sepanjang 2016(Nurmayanti, 2017). Penyajian
laporan keuangan merupakan salah satu bentuk implementasi dari publikakuntabilitas manajemen
keuangan (Iskandar & Setiyawati, 2015). Laporan keuangan seharusnyasesuai dengan Peraturan
Pemerintah No. 24 (2005) diperbarui oleh Peraturan Pemerintah No. 71(2010) tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP) (Nurlis, 2018). Salah satu indikator kualitasakuntabilitas keuangan dilihat dari
pendapat auditor eksternal (BPK) tentang penyajianlaporan keuangan pemerintah (Idris et al., 2018).
Pendapat Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)secara konsisten terdiri dari: Tidak Adil (TW), Tidak
Memberikan Opini (TMP), Adil Dengan Pengecualian (WDP), danterbaik adalah Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP).Provinsi Sumatera Selatan mendapat opini WTP 4 kali berturut-turut. Namun, masih
banyak penyimpanganDitemukan di Sumatera Selatan menunjukkan bahwa pemerintah Sumatera Selatan
masih memiliki banyak kelemahan.Sebagaimana dinyatakan oleh Ir Isma Yatun MT sebagai Anggota V
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK)dalam Sidang Paripurna XV DPRD Provinsi
Sumsel, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) masihmenemukan beberapa masalah dalam penyusunan
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah, termasukings pemeriksaan tentang kepatuhan terhadap hukum
dan peraturan, di mana masih ada keuanganlimbah untuk pembangunan jalan lingkungan dan Provinsi
Sumatera Selatan yang tidakmemberikan kontribusi bagi hasil ke daerah (Hafiz, 2017). Ini bertentangan
dengan Nomor Peraturan Reformasi15 tahun 2004 yang mengatur kriteria untuk memberikan pendapat
atas laporan keuangan yang merupakan salah satu indikatorkualitas laporan keuangan. Berdasarkan
masalah yang muncul di lapangan dan teori yang digunakan,ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi kualitas pelaporan keuangan, seperti: efektivitaskontrol akhir (Nurlis & Yadiati, 2017) dan
kompetensi sumber daya manusia (Nurlis & Yadiati, 2017). Ac-Menurut wawancara yang dilakukan oleh
Federasi Akuntan Internasional (IFAC) dengan 25 kuncipemimpin bisnis, dirangkum dalam
Mengintegrasikan Rantai Pasokan Pelaporan Bisnis, krisis keuangan baru-baru initelah mengekspos
kinerja manajemen risiko dan pengendalian internal yang cacat atau tidak efektif, khususnya di
Indonesiabeberapa lembaga keuangan. Banyak organisasi terlalu fokus pada kontrol pelaporan keuangan,
dan ternyata melakukannyatidak sepenuhnya memahami risiko yang mereka hadapi. Bahkan, banyak, jika
tidak sebagian besar, risiko yang berasal dari bidang lain, ditermasuk operasi dan keadaan eksternal.
Fakta yang terjadi di lapangan menunjukkan bahwa dari pemeriksaantion Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK) 542 LKPD Indonesia dilaporkan dalam Ringkasan SemesterHasil Pemeriksaan (IHPS) I (2018)
menemukan 6.222 kasus kelemahan Sistem Pengendalian Internal (SPI)terdiri dari 2.083 masalah
kelemahan sistem kontrol akuntansi dan pelaporan, 2.887 masalahkelemahan sistem kontrol pelaksanaan
anggaran dan pelaksanaan pengeluaran, dan 1.252 masalahkelemahan struktur pengendalian internal
(Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia, 2018).

Sebagai tambahannyamasalah kontrol internal, BPK juga menemukan masalah ketidakpatuhan dengan
ketentuan legislatifperaturan sebanyak 6.558 kasus yang mencakup masalah yang memiliki dampak
keuangan dan kesalahan dalam administrasipenyimpangan tratif. Masalah keuangan mengakibatkan
kerugian, potensi kerugian dan kekurangan pendapatanbernilai Rp 2,54 triliun (Badan Pemeriksa
Keuangan Republik Indonesia, 2018). Mencapai tujuan dalam suatu organisasizasi bergantung terutama
pada karyawan (Perera et al., 2013). Manfaat masa depan dan dukungan saat iniorganisasi hari
bergantung pada modal intelektual organisasi dan kapasitasnya untuk bekerja sama dengan em-karyawan
(Apekshanirmali et al., 2017). Ketika karyawan yang tepat telah dipilih, manajer harus
melakukannyaperan penting untuk memimpin perilaku karyawan yang mempengaruhi kinerja karyawan
yang tinggi di organisasi(Albattat, 2018).

Ini akan membantu dalam meningkatkan kemampuan dan kompetensi sumber daya manusia. Hav-
menempatkan tim kepemimpinan berkinerja tinggi, organisasi pemikir dan manajer serta karyawan
disemua tingkatan berkomitmen penuh untuk menyelesaikan tugas (Rahman et al., 2018). Karyawan
membutuhkan hakkualifikasi dan kompetensi yang baik agar dapat bekerja secara optimal. Kompetensi
karyawan juga mempengaruhipembuatan laporan keuangan yang baik yang menggambarkan seberapa
baik pencapaian suatu organisasi.

Halaman 3

NF Dewi et al. / Ilmu Pengetahuan Manajemen Surat 9 (2019)1375Sumber daya manusia yang
berkualitas dapat meningkatkan kualitas informasi dalam laporan keuangan (Nurlis & Yadiati,2017).
Wakil Presiden Boediono (2011) dalam Kasim (2015) mengatakan bahwa berdasarkan laporan yang
diperoleh, kekurangansumber daya manusia yang berkualitas dengan kemampuan untuk membuat
laporan keuangan berkualitas tinggi adalah alasan utamaterhadap kualitas laporan keuangan yang buruk
di lembaga pemerintah.Berdasarkan fenomena yang terkait dengan kelemahan sistem kontrol internal
yang terjadi dan prodan kontra pengaruh sumber daya manusia pada kualitas informasi laporan keuangan
pemerintahMation yang mempengaruhi pencapaian akuntabilitas keuangan, para peneliti tertarik untuk
memeriksafaktor-faktor yang mempengaruhi kualitas informasi laporan keuangan dan keuangan
pemerintah daerahakuntabilitas. Karena penelitian ini menekankan pada sistem kontrol internal dan
sumber daya manusiaSebagai indikator, hasilnya akan menunjukkan indikator mana yang lebih tinggi dari
yang lain, sehingga pemerintahment dapat meningkatkan indikator lain untuk mengurangi masalah dalam
penyusunan laporan keuangan untuk meningkatkanmembuktikan kualitas informasi pelaporan keuangan
dan akuntabilitas keuangan di pemerintahan. Lebih lanjut-Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi gagasan kepada pemerintah Provinsi Sumatera Selatan untuk
memaksimalkanmeniru sistem kontrol internal yang ada dan kompetensi sumber dayanya, sehingga dapat
benar-benar menghasilkaninformasi yang berkualitas dari laporan keuangan dan meningkatkan
akuntabilitas keuangan daerah.

2. Tinjauan Sastra
Pada dasarnya organisasi sektor publik dibangun di atas teori agensi. Diakui atau tidak dalam
pemerintahan di sanaadalah hubungan dengan masalah keagenan (Halim & Abdullah, 2006). Dalam teori
agensi, Jensen dan Meck-Ling (1976) dan Sieger et al. (2013) mendefinisikan hubungan keagenan
sebagai kontrak di mana satu atau lebih prinsipcipals menyewa agen untuk melakukan beberapa layanan
untuk keuntungan mereka dengan mendelegasikan beberapa kekuatan pengambilan keputusanuntuk agen.
Berdasarkan teori agensi, praktik pelaporan keuangan dalam organisasi sektor publiktions adalah konsep
yang didasarkan pada teori agensi. Dalam pelaporan keuangan, pemerintah yang bertindak sebagai agen
memilikikewajiban untuk memberikan informasi yang berguna kepada pengguna informasi keuangan
pemerintah yang bertindak sebagai prinsipaldalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan apakah
keputusan ekonomi, sosial dan politik danbaik secara langsung maupun tidak langsung melalui
perwakilannya (Nur, 2015).

Selain teori agensi, yang lainTeori yang mendasari penelitian ini adalah teori Stakeholder. Istilah
Stakeholder pertama kali diperkenalkan olehStanford Research Institute (RSI) pada tahun 1963 oleh
Freeman (1999). Freeman Matuleviciene & Stravinskiene(2015) mendefinisikan pemangku kepentingan
sebagai kelompok atau individu yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh prosesuntuk mencapai
tujuan organisasi. Abi et al., (2018) menjelaskan teori stakeholder sebagai teori yang menyatakanbahwa
semua pemangku kepentingan memiliki hak istimewa untuk mendapatkan informasi tentang kegiatan
perusahaan yang dapatberdampak pada pengambilan keputusan mereka. Anggriawan dan Yudianto
(2018) percaya bahwa pemerintah daerah adalahbertanggung jawab untuk menerbitkan laporan keuangan
kepada para pemangku kepentingan. Xu et al. (2003) dalam Anggriawan & Yudianto(2018) menyatakan
bahwa informasi akan berguna jika informasi tersebut dapat mendukung pengambilan keputusan dan
dapatdipahami oleh pengguna. Karena itu, pemerintah harus memastikan kualitas laporan keuangan
daerahinformasi sehingga laporan keuangan bermanfaat bagi pemangku kepentingan.2.1 Laporan
KeuanganLaporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan dalam suatu periode
akuntansi itudapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan (Wikipedia, 2018). Menurut
Fung (2014),tanpa data dan informasi yang diperlukan, sulit untuk sepenuhnya memahami kondisi
keuangantion. Laporan keuangan disusun oleh pemerintah sebagaimana diatur dalam Peraturan
PemerintahNomor 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan meliputi: Laporan Realisasi
Anggaran (LRA),Perubahan Neraca Laporan Anggaran (Laporan Perubahan SAL), Neraca, Laporan
Operasional (LO), Re-port Arus Kas (LAK), Laporan Perubahan Ekuitas (LPE), dan Catatan atas Laporan
Keuangan(Mendempol).2.2 Kualitas InformasiBahasa Inggris (1996) dalam Karagül dan Özdemİr (2012)
menggambarkan kualitas informasi yang dapat diandalkan hingga saat ini.

Halaman 4

1376keinginan klien dan melalui layanan informasi dan informasi memberdayakan mereka untuk
bermain sesuai keinginan merekabekerja dengan sukses. Kualitas pelaporan keuangan adalah informasi
yang lengkap dan transparan, dirancang tidakmenyesatkan pengguna (Jonas dan Blanchet, 2000 dalam
Sudiarianti et al., 2015). Dalam konteks regionallaporan keuangan, informasi laporan keuangan dalam
penelitian ini dikatakan memenuhi syarat jika memenuhikarakteristik kualitatif dari laporan keuangan
yang terkandung dalam Peraturan Pemerintah No. 71 dari2010.

Karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah tindakan normatif yang perlu diwujudkandalam
informasi akuntansi untuk memenuhi tujuannya. Empat karakteristik berikut adalah normatifprasyarat
yang diperlukan untuk laporan keuangan pemerintah untuk memenuhi kualitas yang diinginkan,
yaiturelevan, andal, dapat dibandingkan, dan dapat dipahami.

2.3 Akuntabilitas Keuangan

Salah satu standar dalam penggunaan administrasi yang baik adalah akuntabilitas (Ramdhani et al., 2016).
Keuanganakuntabilitas adalah bentuk pertanggungjawaban bagi institusi publik untuk menggunakan dana
publik secara ekonomis,hemat dan efektif, tidak ada pemborosan dan kebocoran dana, serta korupsi
(Zeyn, 2011). Lebih lanjutModul Sosialisasi Akuntabilitas Kinerja Sistem Akuntabilitas Pemerintah
(AKIP)mengatakan bahwa bentuk akuntabilitas media yang memadai adalah bentuk laporan yang dapat
mengekspresikan pencapaiantujuan melalui pengelolaan sumber daya organisasi (Lembaga Administrasi
Negara, 2000).Zeyn (2011) menyatakan bahwa ada empat dimensi akuntabilitas keuangan yang harus
dipenuhiorganisasi sektor publik (badan hukum); yaitu perumusan rencana keuangan (proses
penganggaran),implementasi dan pembiayaan kegiatan, mengevaluasi kinerja keuangan dan implementasi
keuanganpelaporan resmi.

2.4 Sistem Kontrol Internal

Keunggulan desain kontrol internal sangat penting untuk pencapaian suatuasosiasi (Bin Abdullah & Nor
Izah Ku Ismail, 2008). Kontrol internal adalah kerangka pengaturandan sistem yang memberikan
perlindungan terhadap aset unit dan aset lain yang berbeda yang dapat digunakan oleh asosiasi,konfirmasi
pelaporan keuangan yang tepat dan dapat diandalkan, prinsip atau hukum dan kontrol
konsistensipeningkatan, dan pemenuhan tugas yang produktif dan sukses (Dzomira, 2014).

Di Indonesia, disistem kontrol ternal diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 60 tahun 2008. Menurut
PemerintahPeraturan No. 60 tahun 2008, Sistem Pengendalian Intern Pemerintah terdiri dari beberapa
elemen, yaitulingkungan kontrol, penilaian risiko, kontrol aktif, informasi dan komunikasi dan
pemantauankontrol internal.

2.5 Kompetensi Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia dipandang sebagai salah satu yang paling penting dari organisasi saat ini (Yesaya
&Ericsson, 2012). Sumber daya manusia berbasis kompetensi dapat meningkatkan kapasitas dan
membangun fondasi, menjadimenyebabkan jika orang yang bekerja dalam organisasi memiliki
kompetensi yang tepat sesuai dengantuntutan pekerjaan mereka, orang-orang ini mampu baik dalam hal
pengetahuan, keterampilan, dan mental dan produksikarakter tive (Hutapea dan Thoha, 2008: 86).
Spencer and Spencer (1994) dalam Hutapea and Thoha (2008)mengungkapkan bahwa ada tiga komponen
utama pembentukan kompetensi, yaitu pengetahuan,keterampilan dan perilaku. Dalam manajemen
keuangan lokal yang baik, unit kerja regional (OPD) harus memiliki kompetensitence dan sumber daya
manusia yang berkualitas, didukung oleh latar belakang pendidikan akuntansi, sering mengikuti
pendidikankation dan pelatihan, dan memiliki pengalaman di bidang keuangan (Sagara, 2015). Kemudian
untuk menerapkan sistem akuntansi,kualitas sumber daya manusia (SDM) akan dapat memahami logika
akuntansi dengan baik.

2.6 Model Penelitian


Hipotesis ditentukan dengan uji-t atau uji signifikansi parsial dan analisis jalur. Dalam analisis jalur,
theModel akan memiliki dua persamaan, yang dapat digambarkan sebagai berikut,Y = pYX 1 + pYX 2 +
e 1 ,(1)Z = pZX 1 + pZX 2 + pZY + e 2 ,(2)

Halaman 5

NF Dewi et al. / Ilmu Pengetahuan Manajemen Surat 9 (2019)1377dimana:X 1 = Sistem Kontrol


Internal,Y = Kualitas Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah,X 2 = Kompetensi Sumber Daya
Manusia, Z = Akuntabilitas Keuangan.Selanjutnya, untuk melengkapi persamaan struktural adalah
menghitung koefisien jalur. Koefisien jalurdapat dihitung menggunakan rumus:

2.7 Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:H1: Sistem kontrol internal berpengaruh positif
terhadap kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah.H2: Kompetensi sumber daya manusia
berpengaruh positif terhadap kualitas informasi keuangan pemerintah daerahpernyataan.H3: Sistem
kontrol internal berpengaruh positif terhadap akuntabilitas keuangan.H4: Kompetensi sumber daya
manusia berpengaruh positif terhadap akuntabilitas keuangan.H5: Kualitas informasi dari laporan
keuangan pemerintah daerah berpengaruh positif terhadap akuntabilitas keuangan.

3. Metodologi Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh sistem pengendalian internal (variabel
independen)dan kompetensi sumber daya manusia (variabel independen) pada kualitas informasi
pemerintah daerahlaporan keuangan (variabel intervening) dan dampaknya terhadap akuntabilitas
keuangan (variabel dependen)di Sumatra Selatan, Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kuantitatif dengan data primer yang diterima dari PTdaftar pertanyaan. Kuesioner terdiri dari pertanyaan
penerapan skala likert yang dibangun dan dibangun.Penelitian ini meminta data dikumpulkan dari 26
kantor di Sumatra Selatan, Indonesia. Datanya adalahdianalisis dengan prosedur statistik menggunakan
SPSS 20.0.

3.1 Teknik Pengambilan Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah staf / karyawan yang melakukan fungsi akuntansi / keuangan di semua
lembaga di Indonesia Sumatera Selatan, dengan pertimbangan bahwa staf akuntansi serta departemen
keuangan PTagensi adalah pihak yang terlibat langsung dalam proses pencatatan transaksi keuangan
agensidan satu bagian yang bertanggung jawab untuk menghasilkan laporan keuangan pemerintah. Untuk
menentukan ukuran sampel di masing-masingDinas para peneliti menggunakan rumus Isaac dan Michael,
yaitu untuk menentukan jumlah sampeldari populasi tertentu untuk tingkat kesalahan 1%, 5%, dan 10%.
Dari tabel Isaac dan Michael diketahuibahwa dari populasi 303 responden, sampel termasuk 161
responden.

3.2 Uji Validitas dan Keandalan

Nilai reliabilitas masing-masing variabel adalah 0,804 untuk variabel sistem kontrol internal, 0,795 untuk
manusiavariabel kompetensi sumber, 0,776 untuk kualitas informasi laporan keuangan pemerintah
daerahdan 0,788 untuk akuntabilitas keuangan. Variabel sistem kontrol internal (X 1 ), kompetensi
sumber daya manusiatence (X 2 ), kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah (Y) dan
akuntabilitas keuangan(Z) memiliki nilai koefisien korelasi di atas 0,30. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa semua item dalam empatvariabel valid. Dengan demikian persyaratan untuk validitas
instrumen pengukuran terpenuhi.

4. Temuan

Temuan penelitian terdiri dari informasi demografis, uji asumsi klasik, uji hipotesisdan analisis jalur.
Informasi demografis akan membahas tentang jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, pendidikan

Halaman 6

1378latar belakang nasional dan lamanya bekerja. Uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas,
multikolinuji arity, dan uji heteroskedastisitas. Uji hipotesis dan analisis jalur akan membahas tentang
temuananalisis data.

4.1 Informasi Demografis

Berdasarkan hasil kuesioner, dapat disimpulkan bahwa mayoritas karyawan di Badan(Dinas) di Provinsi
Sumatera Selatan adalah perempuan (87 atau 54%). Usia responden, dimanasebagian besar berusia 40-50
tahun dengan persentase 41%. Mayoritas tingkat pendidikan respondenadalah tingkat pendidikan sarjana
dengan frekuensi 72 mewakili 45% dari responden. Itulatar belakang pendidikan responden adalah
Ekonomi / Akuntansi berjumlah 65 orang dengan apersentase 40%, diikuti oleh jurusan lain (Teknik,
Hukum, dll) dengan persentase 34%, danpersentase terkecil adalah Departemen Administrasi Publik,
sebesar 25%. Sedangkan mayoritasdari kelompok lama bekerja di antara responden adalah dari 6 - 10
tahun kelompok dengan 73 orang mewakilisenting 45% dari responden.

4.2 Uji Asumsi Klasik

Berdasarkan hasil uji normalitas menggunakan metode Kolmogorov Smirnov One Sample itudiketahui
bahwa kedua Persamaan. (1) dan Persamaan. (2) memiliki nilai signifikansi (Asymp. Sig 2-tailed) lebih
dari 0,05,yaitu 0,097 dan 0,105. Kemudian nilai residual adalah normal dan data yang tersedia dapat
digunakan dalam statistik.Tes multikolinieritas dari penelitian ini adalah dengan melihat nilai-nilai
Toleransi dan VIF. Nilai Toleransidari Persamaan. (1) dan Persamaan. (2) lebih dari 0,10 dan nilai
Variance Inflation Factor (VIF) lebih kecil dari10, dan dapat disimpulkan bahwa tidak ada masalah
multikolinieritas dalam model regresi Persamaan. (1-2). Selain itu, uji heteroskedastisitas dalam
penelitian ini menggunakan uji Glejser. Model regresi Persamaan. (1) milikinilai probabilitas
dipertahankan lebih besar dari 0,05, yaitu 0,064 dan 0,546. Selain itu, model tersebut dinyatakandalam
Persamaan. (2) telah mempertahankan nilai signifikansi lebih dari 0,05, yaitu 0,465, 0,845 dan
0,305,masing-masing. Dapat dikatakan bahwa tidak ada masalah heteroskedastisitas dalam model
regresiPersamaan. (1-2)4.3 Uji Signifikansi Parsial (uji-t)Uji t atau uji parsial bertujuan untuk menguji
hipotesis dalam penelitian ini, baik dalam Persamaan. (1) atau dalam Pers. (2) Ujianmenggunakan tingkat
signifikansi 0,05. Nilai t tabel dalam Persamaan. (1) adalah df = 158 (df = 161 - 2 - 1) dan nilainyadari
tabel t dalam Persamaan. (2) adalah df = 157 (df = 161 - 3 - 1). Hasil uji t dapat dilihat pada Tabel 1
sebagai follws.Tabel 1Uji Signifikansi Parsial (uji-t) Hasil Persamaan. (1)ModelTidak
standarKoefisienStandarKoefisientSig.t-hitungBStd.
KesalahanBeta1(Konstan)18.6913.3825.526.000Sistem Kontrol
Internal.2220,0360,4226.185.0001.65455Kompetensi Sumber Daya
Manusia0,328.0640,3475.089.0001.65455Sebuah. Variabel Dependen: Kualitas Informasi Laporan
Keuangan Pemerintah DaerahTabel 1 menunjukkan pengaruh sistem kontrol internal, kompetensi sumber
daya manusia terhadap informasikualitas laporan keuangan pemerintah daerah secara parsial. Sedangkan
hasil uji-t dalam Persamaan. (2) bisaterlihat pada Tabel 2. Tabel 2 menunjukkan hasil tes yang diberikan
dalam Persamaan. (2) di mana ia menunjukkan pengaruhsistem kontrol internal, kompetensi sumber daya
manusia dan kualitas informasi keuangan pemerintah daerahlaporan keuangan akuntabilitas keuangan
secara parsial. Kriteria untuk pengambilan keputusan adalah:Sebuah. Jika t <t tabel maka Ho diterima dan
Ha ditolak.b. Jika t hitung> t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Halaman 7

NF Dewi et al. / Ilmu Pengetahuan Manajemen Surat 9 (2019)1379Meja 2Uji Signifikansi Parsial (uji-t)
Hasil Persamaan. (2)Model Tidak standar KoefisienStandarKoefisientSig.t-hitungBStd.
KesalahanBeta1(Konstan)4.3452.9781.459.147Sistem Kontrol
Internal0,0690,032.1452.1510,0331.65462Kompetensi Sumber Daya Manusia.2150,0560,2493.832.0001.
65462Kualitas Informasi Pemerintah DaerahLaporan keuangan0,441.0640,4836.870.0001.65462Sebuah.
Variabel Tergantung: Akuntabilitas Keuangan

H 1 : Sistem kontrol internal berpengaruh positif terhadap kualitas informasi keuangan pemerintah
daerahpernyataan.Berdasarkan Tabel 1 tampak bahwa nilai t hitung pada variabel sistem kontrol internal
adalah 6.185lebih besar dari t tabel yang telah diperoleh sebelumnya yaitu sebesar 1,65455 (6,185>
1,65455)dengan nilai signifikansi adalah 0,000 <0,05, yang berarti sistem kontrol internal secara
parsialberpengaruh positif signifikan terhadap kualitas informasi laporan keuangan pemerintah.

H 2 : Kompetensi sumber daya manusia berpengaruh positif terhadap kualitas informasi dari pemerintah
daerah.laporan keuangan.Tabel 1 menunjukkan bahwa nilai t yang dihitung pada variabel kompetensi
sumber daya manusia sebesar 5,089 lebih besardari t tabel (5,089> 1,65455 ) dengan nilai signifikansi
0,000 <0,05, yang berarti manusiakompetensi sumber daya secara parsial berpengaruh positif signifikan
terhadap kualitas informasi pemerintah daerah.laporan keuangan.

H 3 : Sistem kontrol internal berpengaruh positif terhadap akuntabilitas keuangan. Berdasarkan Tabel 2
diketahui bahwa nilai t hitung pada variabel sistem kontrol internal adalah 2,151lebih besar dari t tabel
yang telah diperoleh sebelumnya yaitu sebesar 1,65462 (2,151> 1,65462)dengan nilai signifikansi adalah
0,033 <0,05 yang berarti sistem kontrol internal secara parsialpengaruh positif yang signifikan terhadap
akuntabilitas keuangan.

H 4 : Kompetensi sumber daya manusia berpengaruh positif terhadap akuntabilitas keuangan.Tabel 2


menunjukkan bahwa nilai t yang dihitung dalam variabel Kompetensi Sumber Daya Manusia 3,832 lebih
besardari t tabel 1,65462 (3,832> 1,65462) dengan nilai signifikansi 0,000 <0,05 yang berartikompetensi
sumber daya manusia secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap akuntabilitas keuangan.H 5 :
Kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah memiliki efek positif terhadap kinerja
keuangan.kemampuan menghitung.Berdasarkan Tabel 2, tampak bahwa nilai t hitung dalam Kualitas
Informasi Pemerintah DaerahVariabel Laporan Keuangan sebesar 6,870 lebih besar dari t tabel 1,65462
(6,870> 1,65462) dengannilai signifikansi adalah 0,000 <0,05 yang berarti Kualitas Informasi Keuangan
Pemerintah DaerahPernyataan secara parsial memiliki pengaruh positif signifikan terhadap akuntabilitas
keuangan.

4.4 Analisis Jalur

Tabel 3Persamaan Koefisien Determinasi 1ModelRR SquareAdjusted R SquareStd. Kesalahan


Estimasi1.667 a0,4440,4373.553Sebuah. Prediktor: (Konstan), Kompetensi Sumber Daya Manusia,
Sistem Kontrol Internal

Halaman 8

1380Berdasarkan Tabel 3, untuk menghitung koefisien jalur, rumus berikut digunakan:1 1√1 0,444
0,745654Sementara itu, persamaan struktural 1 berdasarkan Tabel 1 dan Tabel 3 di atas, dapat diketahui
sebagai berikut:Y = 0,422 X 1 + 0,347 X 2 + 0,745654 e 1Tabel 4Koefisien Determinasi Persamaan.
(2)ModelRR SquareAdjusted R SquareStd. Kesalahan Estimasi10,754 a0,5690,5612.863Sebuah.
Prediktor: (Konstan), Kualitas Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah, Kompetensi Sumber
Daya Manusia, Pengendalian InternalSistemBerdasarkan Tabel 4, untuk menghitung koefisien jalur,
rumus berikut digunakan:2 √1√1 0,569 0,656505Sementara itu, Persamaan struktural. (2) berdasarkan
Tabel 2 dan Tabel 4 yang kita miliki,Z = 0,145 X 1 + 0,249 X 2 + 0,483 Y + 0,656505 e 2Persamaan
struktural dapat diklarifikasi dengan ilustrasi dengan model struktur analisis jalur sebagai berikut.Gambar.
1. Hasil pengujian hipotesis berbedaKemudian untuk mengetahui pengaruh langsung, pengaruh tidak
langsung, dan koefisien jalur masing-masing variabel yang bisaterlihat pada tabel berikut:Tabel 5Analisis
Jalur Hasil Persamaan. (1) dan Persamaan. (2) untuk Pengaruh Langsung dan Tidak
LangsungVariabelPathPengaruh LangsungPengaruh Tidak LangsungTotalX 1 pada Y0,4220,422X 2 pada
Y0,3470,347Y pada Z0,4830,483X 1 pada Z0,1450,422 × 0,483 = 0,2038260,348826X 2 pada
Z0,2490,347 × 0,483 = 0,1676010,416601e10.7456540.745654e20,6565050,656505Berdasarkan Tabel 5
di atas, dapat digambarkan sebagai berikut:

Halaman 9

NF Dewi et al. / Ilmu Pengetahuan Manajemen Surat 9 (2019)1381Sebuah. Variabel sistem kontrol
internal (X 1 ) secara langsung memiliki efek positif dan signifikan terhadap informasi.kualitas laporan
keuangan pemerintah daerah (Y). Koefisien pengaruh langsung adalah0,422 dan signifikansinya adalah
0,000. Ini berarti setiap peningkatan dalam Sistem Kontrol Internalakan meningkatkan kualitas informasi
laporan keuangan pemerintah daerah sebesar 0,422 atau 42,2%.Penerapan sistem kontrol internal yang
baik dan efektif untuk pemerintah Sumatera SelatanIndonesia, akan cenderung menghasilkan informasi
laporan keuangan yang berkualitas yang mampu mendukung-peningkatan kualitas informasi laporan
keuangan. Hasil hipotesis inipengujian esis secara empiris mendukung studi yang dilakukan oleh Modo et
al. (2016) yang melakukancari di SKPD pemerintah Kabupaten Kepulauan Talaud. Hasil ini juga
sesuaidengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nuryanto dan Afiah (2013) yang menyatakan
bahwapenerapan kontrol internal di pemerintah daerah, semakin tinggi kualitas laporan keuangan.
DiSecara umum, penelitian ini mendukung Peraturan Pemerintah No. 60 tahun 2008 yang mendefinisikan
InternalSistem Pengendalian sebagai proses integral dalam tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara
terus menerus olehkepemimpinan dan semua karyawan untuk memberikan kepercayaan yang memadai
dalam mencapai tujuan organisasimelalui kegiatan yang efektif dan efisien, pelaporan keuangan yang
andal, menjaga aset negara,dan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan.b. Variabel kompetensi sumber
daya manusia (X 2 ) secara langsung memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadapkualitas informasi
laporan keuangan pemerintah daerah (Y). Koefisien pengaruh langsungence adalah 0,347 dan
signifikansinya 0,000. Ini berarti kompetensi sumber daya manusia akanmeningkatkan kualitas informasi
laporan keuangan pemerintah daerah sebesar 0,347 atau sebesar 34,7%.Semakin baik kompetensi
pegawai pemerintah di Sumatera Selatan, semakin baik informasinyakualitas laporan keuangan cenderung
dihasilkan oleh pemerintah Sumatera Selatan,Indonesia. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Iskandar dan Setiyawati(2015) yang menyatakan kompetensi akuntan internal memiliki
efek positif pada kualitaspelaporan dan penelitian keuangan yang dilakukan oleh Anggriawan dan
Yudianto (2018) yang menyetujui hal itusumber daya manusia mempengaruhi kualitas informasi laporan
keuangan Kabupaten bandung Barat.Sebaliknya, hasil ini tidak sesuai dengan Mustafa et al. (2010) yang
tidak menemukan pengaruhantara kapasitas sumber daya manusia pada keandalan pelaporan keuangan.
Tidak penting ini mungkindapat terjadi karena kondisi kapasitas sumber daya manusia dalam bidang
akuntansi / administrasi keuangansubdivisi yang belum didukung. Secara umum, hasil penelitian ini
mendukung teorikompetensi menurut Hutapea dan Thoha (2008) yang menyatakan bahwa manusia
berbasis kompetensisumber daya dapat meningkatkan kapasitas dan membangun fondasi, karena jika
orang bekerja di dalamorganisasi memiliki kompetensi yang tepat sesuai dengan tuntutan pekerjaannya,
peIa mampu baik dari segi pengetahuan, keterampilan, dan karakter mental dan produktif.c. Variabel
sistem kontrol internal (X 1 ) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
keuangan.countability (Z) baik secara langsung maupun tidak langsung. Koefisien efek langsung adalah
0,145 sedangkan indiefek persegi adalah 0,203826. Ini berarti bahwa jika sistem kontrol internal
meningkat, keuanganakuntabilitas juga akan meningkat. Baik secara langsung dan dimediasi oleh kualitas
informasi pemerintah daerahlaporan keuangan. Ini menunjukkan bahwa sistem pengendalian internal
yang baik meningkatkankualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah, sehingga berdampak
pada peningkatanakuntabilitas keuangan.Hasil pengujian hipotesis ini secara empiris mendukung
penelitian yang dilakukan oleh Kewo (2017)yang menemukan bahwa penerapan kontrol internal
berpengaruh pada akuntabilitas keuangan lokalpemerintah di Indonesia. Semakin baik implementasi
pengendalian internal, semakin baikakuntabilitas pemerintah daerah.d. Variabel kompetensi sumber daya
manusia (X 2 ) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keuanganakuntabilitas (Z) baik secara
langsung maupun tidak langsung. Koefisien efek langsung adalah 0,249 sedangkanefek tidak langsung
adalah 0,167601. Ini berarti bahwa jika kompetensi sumber daya manusia meningkat, maka
keuanganakuntabilitas juga akan meningkat. Baik secara langsung dan dimediasi oleh kualitas informasi
pemerintah daerahlaporan keuangan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
PTSantoso (2016) dimana kompetensi sumber daya manusia memiliki pengaruh positif yang signifikan
terhadap regional

Halaman 10

1382akuntabilitas keuangan, ini menunjukkan ada pengaruh positif antara kompetensi sumber daya
manusiaakuntabilitas keuangan regional dan regional, sehingga meningkatkan kompetensi sumber daya
manusiaakan meningkatkan akuntabilitas keuangan daerah.e. Kualitas informasi variabel laporan
keuangan pemerintah daerah (Y) secara langsung memiliki positifdan pengaruh signifikan terhadap
akuntabilitas keuangan (Z). Koefisien pengaruh langsung adalah 0,483dan signifikansinya 0,000. Artinya
kalau kualitas informasi dari pemerintah daerahlaporan keuangan meningkat, akuntabilitas keuangan juga
akan meningkat. Setiap peningkatandalam kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah akan
meningkatkandihitung oleh 0,483 atau 48,3%. Hasil pengujian hipotesis ini secara empiris
mendukungpenelitian yang dilakukan oleh Nurrizkiana et. Al. (2017) dimana penyajian keuangan
daerahpernyataan memiliki efek positif dan signifikan pada akuntabilitas manajemen keuangan
daerahment. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian dari Iskandar & Setiyawati (2015)yang
menemukan kualitas pelaporan keuangan memiliki efek positif pada akuntabilitas keuangan,efek lebih
kuat dan Indriasih dan Koeswayo (2014) bahwa kualitas pelaporan keuanganmempengaruhi akuntabilitas
kinerja.f. Variabel yang paling berpengaruh terhadap kualitas informasi laporan keuangan pemerintah
daerah (Y)adalah sistem pengendalian internal, sedangkan variabel yang paling berpengaruh pada
akuntabilitas keuangan (Z) adalahkualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah.g. Berdasarkan
Tabel 3, nilai Adjusted R Square diperoleh = 0,437 = 43,7%. Ini berartibesarnya pengaruh sistem kontrol
internal dan kompetensi sumber daya manusia pada informasikualitas laporan keuangan pemerintah
daerah adalah 43,7% dan sisanya dipengaruhi olehvariabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian
ini.h. Berdasarkan Tabel 4, nilai Adjusted R Square diperoleh = 0,561 = 56,1%. Ini berartibesarnya
pengaruh sistem pengendalian internal, kompetensi sumber daya manusia dan informasikualitas laporan
keuangan pemerintah daerah terhadap akuntabilitas keuangan adalah 56,1%dan sisanya dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.5. Kesimpulan dan ImplikasiBerdasarkan penelitian
yang dilakukan pada Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, Indonesia adaAda beberapa masalah yang
bisa disimpulkan. Hasil penelitian ini adalah jawaban atas apa yang dinyatakan danmenanyakan tujuan
penelitian, pertanyaan penelitian dan hipotesis tentang pengaruh internalsistem kontrol dan kompetensi
sumber daya manusia pada kualitas informasi keuangan pemerintah daerahpernyataan dan
pertanggungjawaban keuangan di Pemerintah Sumatera Selatan, Indonesia. Pertama, internalsistem
kontrol dan kompetensi sumber daya manusia telah ditemukan memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadapkualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah tentang Pemerintah Provinsi Kepulauan
RiauSumatra Selatan, Indonesia. Kemudian, sistem kontrol internal dan kompetensi sumber daya manusia
telah menunjukkanmemiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap akuntabilitas keuangan pada
Pemerintah ProvinsiSumatera Selatan, Indonesia, baik secara langsung maupun tidak langsung dimediasi
oleh kualitas informasi lokallaporan keuangan pemerintah. Temuan penelitian dapat mengembangkan
literatur akuntansi yang ada, danmemperkuat penelitian sebelumnya yang terkait dengan kualitas
informasi laporan keuangan danTors yang mempengaruhi. Selain itu, hasil penelitian ini juga dapat
memberikan bukti empiris untuk akademisidan pertimbangan untuk melakukan studi lebih lanjut.
Berdasarkan perspektif implikasi praktis,hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pemerintah sebagai
bahan pertimbangan dan pertimbangan dalam menentukankebijakan penambangan khusus yang berkaitan
dengan peningkatan kualitas informasi tentang keuangan pemerintahpernyataan dan akuntabilitas
keuangan. Para peneliti telah menyadari bahwa masih banyak kelemahandalam penelitian ini disebabkan
beberapa keterbatasan. Penelitian ini hanya dilakukan di Provinsi Sumatera SelatanPemerintah, sehingga
hasil penelitian ini tidak bisa digeneralisasi ke semua objek. Selain itu,variabel yang diuji pada model
yang dikembangkan dalam penelitian ini hanya 4 variabel, yaitu kontrol internalsistem, kompetensi
sumber daya manusia, kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerahdan akuntabilitas keuangan.
Masalah subjektivitas dari responden dapat mengakibatkan hasilpenelitian ini rentan terhadap bias
jawaban responden. Penggunaan teknik wawancara untuk orang

Halaman 11

NF Dewi et al. / Ilmu Pengetahuan Manajemen Surat 9 (2019)1383yang kompeten dalam hal ini
kepemimpinan OPD (lembaga) dapat mengurangi bias jawaban responden.Juga diharapkan bahwa
penelitian lebih lanjut dapat memperluas area penelitian di daerah lain dan menggunakan lebih
banyaksampel untuk membuat penelitian lebih akurat.

Referensi

Abi, S., Pituringsih, E., & Husnan, LH (2018). Penentu akuntabilitas manajemen keuangan daerahdan
konsekuensinya terhadap kepercayaan pemangku kepentingan: Sebuah studi di pemerintah daerah di
Dompu, Indonesia, 6 (2), 230–247.Albattat, AR (2018). Perilaku pemimpin hukuman, kepuasan kerja dan
komitmen organisasi F & Bkaryawan di Hotel Bintang 5, (Juni 2017).Anggriawan, FT, & Yudianto, I.
(2018). Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas informasi keuangan pemerintah daerahpernyataan
Kabupaten Bandung barat, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Jurnal Audit Akuntansi dan Bisnis-ness , 1
(1), 34-46.Apekshanirmali, KA, Mohd Shukri, Ali Khatibi, & Ferdous Azam, SM (2017). Internal
branding-A konseptualulasan konsep terkait. Jurnal Internasional Publikasi Ilmiah dan Penelitian , 7 (8),
116-125.Atmadja, AT, & Saputra, KAK (2018). Faktor-faktor penentu yang mempengaruhi akuntabilitas
keuangan desapengelolaan. Academy of Strategic Management Journal , 17 (1), 1–9.Badan Pemeriksa
Keuangan. (2018). Ringkasan Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) I tahun 2018.Indeks Hasil
Pemeriksaan Semester 1 Tahun 2018 .Bin Abdullah, A., & Nor Izah Ku Ismail, K. (2008). Pengungkapan
rasio akuntansi sukarela oleh Malaysia terdaftarperusahaan. Jurnal Pelaporan Keuangan dan Akuntansi , 6
(1), 1–20.Dzomira, S. (2014). Kontrol internal dan skema penipuan di organisasi Nirlaba: Panduan untuk
kebaikanpraktek. Jurnal Penelitian Keuangan dan Akuntansi , 5 (2), 118-126.Fung, B. (2014). Permintaan
dan kebutuhan akan transparansi dan pengungkapan dalam tata kelola perusahaan. Jurnal
UniversalManajemen , 2 (2), 72–80.Freeman, RE (1999). Teori pemangku kepentingan yang berbeda.
Academy of Management Review , 24 (2), 233-236.Grace, N. (2015). Manajemen publik baru dan dasar
akuntansi akrual untuk transparansi dan publik barumanajemen dan dasar akuntansi akrual untuk
transparansi dan akuntabilitas di sektor publik Nigeria,(September). https://doi.org/10.9790/487X-
1673104113Hafiz, A. (2017). Temuan BPK Soal Penyusunan APBD Provinsi Sumsel “Pemborosan
Keuangn Dan KurangMenyalurkan Bagi Hasil ke Daerah. " Diperoleh 2 September 2018, dari
http://www.transformasinews.comHalim, A., & Abdullah, S. (2006). Hubungan dan Masalah Keagenan
di Pemerintah Daerah. Jurnal AkuntansiPemerintahan , 2 (1), 53-64.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004Hutapea, P., & Thoha, N. (2008). Kompetensi
Komunikasi Plus: Teori, Desai, Kasus, dan Penerapan untuk HRdan Organisasi yang dinamis, Jakarta.
Gramedia Pustaka Utama .Idris, ALM, Surasni, NK, & Irwan, M. (2018). Pengungkapan Penentu
Pelaporan Keuangan Internetdi Pemerintah Kabupaten dan Kota di Indonesia, (Februari), 62–74.IFAC.
(2012). Sektor Publik Manajemen Keuangan Transparansi dan Akuntabilitas: Penggunaan
InternasionalKonteks Sektor Publik: Manajemen Keuangan Sektor Publik, (Maret), 1–6.IFAC. (2018).
Akuntabilitas Keuangan Sektor Publik Internasional, Laporan Status 2018 .Indriasih, D., & Koeswayo,
PS (2014). Pengaruh kompetensi aparatur pemerintah dan efektifitaskontrol internal pemerintah terhadap
kualitas pelaporan keuangan di pemerintah daerah. Jurnal PenelitianKeuangan dan Akuntansi , 5 (20), 38-
47.Isaiah, SU, & Ericsson, HC (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia dan Kasus Prestasi
OrganisasiStudi Distrik Pendidikan Negara Bagian Lagos III.Iskandar, D., & Setiyawati, H. (2015).
Pengaruh kompetensi akuntan internal terhadap kualitas keuanganpelaporan dan dampaknya terhadap
akuntabilitas keuangan. Jurnal Internasional Studi Manajerial danPenelitian , 3 (5), 55-64.Jensen, MC, &
Meckling, WH (1976). Teori perusahaan: Perilaku manajerial, biaya agensi dan kepemilikanstruktur.
Jurnal Ekonomi Keuangan , 3 (4), 305-360.Karagül, AA, & Özdemİr, A. (2012). Evaluasi atribut kualitas
informasi keuangan: Perbandingan dariTurki. Jurnal Internasional Bisnis dan Ilmu Sosial. , 3 (23), 45–
55.Kasim, EY (2015). Pengaruh kompetensi akuntan pemerintah dan implementasi pengendalian internal
terhadapkualitas pelaporan keuangan pemerintah. Jurnal Internasional Bisnis, Ekonomi dan Hukum , 8
(1), 97–105.Kewo, CL (2017). Pengaruh implementasi pengendalian internal dan kinerja manajerial
terhadap keuangan

Halaman 12

1384akuntabilitas pemerintah daerah di Indonesia. Jurnal Internasional Ekonomi dan Masalah


Keuangan , 7 (1),293–297.Lembaga Administrasi Negara. (2000). Akuntabilitas dan Tata Kelola yang
Baik . Modul Sosialisasi SistemAkuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) .Matuleviciene, M., &
Stravinskiene, J. (2015). Pentingnya pemangku kepentingan untuk reputasi perusahaan.Ekonomi
Rekayasa , 26 (1), 75-83.Modo, SM, Saerang, DPE, & Poputra, AT (2016). Analisis Faktor-Faktor
yangMempengaruhi KualitasInformasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah, 14–30.Mustafa, S.,
Sutrisno, & Rosidi. (2010). Analisis Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan
danKetepatwaktuan Pelaporan Keuangan pada SKPD Pemerintah Daerah Kota Kendari. Jurnal Ekonomi
Bisnis ,1 (13), 73–84.Nur, SW (2015). Pengaruh Penerapan Prinsip-Prinsip Akuntansi terhadap Kualitas
Informasi Laporan Keuangandengan Akuntabilitas Publik dan Sistem Pengendalian Intern sebagai
Varibel Moderating pada PemerintahKabupaten Maros, 9 , 31-44.Nurlis. (2018). Pengaruh penerapan
standar akuntansi pemerintah dan kompetensi aparatur padakualitas pelaporan keuangan pemerintah
daerah (Studi Kasus di Pemerintah Kabupaten Klaten), 9 (8), 63-69.Nurlis, & Yadiati, W. (2017).
Pengaruh Efektivitas Pengendalian Internal, Pemanfaatan Teknologi Informasidan Kompetensi Sumber
Daya Manusia pada Kualitas Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah (Survei tentang SKPDPemerintah
Provinsi Banten dan Kota Serang), 8 (12), 111-124.Nurmayanti. (2017). Akuntabilitas Pemda Masih
Buruk, Negara Boros Rp 400 Triliun. Diperoleh 25 Agustus 2018,dari
https://www.liputan6.comNurrizkiana, B., Handayani, L., & Widiastuty, E. (2017). Penentuan
Transparansi dan Akuntabilitas PengelolaanKeuangan Daerah dan Implikasinya Terhadap Kepercayaan
Publik-Stakeholder. Jurnal Akuntansi DanInvestasi , 18 (1), 28-47.
https://doi.org/10.18196/jai.18159Nuryanto, M., & Afiah, NN (2013). Dampak kompetensi aparatur,
pemanfaatan teknologi informasidan kontrol internal terhadap kualitas laporan keuangan (Studi pada
Pemerintah Daerah Provinsi Jakarta-Indonesia).Tinjauan Dunia Masalah Penelitian Bisnis. Pp , 3 (4),
157–171.Perera, D., Khatibi, A., & Chinna, K. (2013). Analisis Kesenjangan Faktor Kesesuaian
Organisasi-Karyawan:Perspektif Analisis Kesenjangan Faktor Kesesuaian Organisasi-Karyawan:
Perspektif Pabrikkaryawan di Sektor Pakaian Sri Lanka, (Mei 2016).Rahman, N., Othman, M., Yajid, M.,
Rahman, S., Yaakob, A., Masri, R., Ramli, S & Ibrahim, Z. (2018). Dampakkepemimpinan strategis pada
kinerja organisasi, orientasi strategis dan strategi operasional.Management Science Letters, 8 (12), 1387-
1398.Ramdhani, D., Fadli, A., Virgina, C., & Pohan, E. (2016). Organisasi, Akuntabilitas, dan Kinerja
PTOrganisasi Publik. Prosiding: Konferensi Internasional ke-2 tentang Manajemen Bisnis (ICBM 2016) ,
1 (3), 118–133.Sagara, Y. (2015). Pengaruh penerapan sistem informasi akuntansi dan kompetensi
manusiasumber daya pada kualitas pelaporan keuangan, 6 (10), 111-116.Santoso, EB (2016). Pengaruh
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, Pemanfaatan Teknologi Informasi danKompetensi Sumber Daya
Manusia terhadap Akuntabilitas Keuangan Daerah . Universitas Lampung.Sieger, P., Zellweger, T., &
Aquino, K. (2013). Mengubah agen menjadi pelaku psikologis: Menyelaraskan minatnon-pemilik melalui
kepemilikan psikologis. Jurnal Studi Manajemen , 50 (3), 361-388.Sudiarianti, NM, Ulupui, IGKA, &
Budiasih, IGA (2015). Pengaruh Kompetensi Sumber Daya ManusiaPada Penerapan Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah Dan Standar Akuntansi Pemerintah Serta ImpikasinyaPada Kualitas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah. Jurnal Bisnis Dan Manajemen , 4 (1), 1–25.Tarofder, AK, Azam, SF, & Jalal, AN
(2017). Manfaat operasional atau strategis: Investasi empirisgation adopsi internet dalam manajemen
rantai pasokan. Tinjauan Penelitian Manajemen , 40 (1), 28-52.Thomas, I., & Nadiyasu, JB (2017).
Reformasi Manajemen Keuangan Sektor Publik (PSFMR) dan InternasionalStandar Akuntansi (IPSAS), 8
(12), 125–132.© 2019 oleh penulis; pemegang lisensi Growing Science, Kanada. Ini adalah artikel akses
terbukadidistribusikan di bawah syarat dan ketentuan Atribusi Creative Commons (CC-BY) lisensi
(http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/).

Anda mungkin juga menyukai