PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian
darah, adopsi atau perkawinan.
Awal remaja berlangsung mulai usia 13 tahun dan berakhir sampai 18 tahun.
Tahap perkembangan keluarga dengan anak remaja
Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir sampai 6-7
tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah orangtuanya. Tujuan keluarga
ini adalah melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab serta kebebasan yang lebih
besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa :
a) Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab, mengingat
remaja sudah bertambah dewasa dan meningkat otonominya.
b) Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga
c) Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua. Hindari
perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.
d) Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga
TBC adalah penyakit akibat infeksi kuman mycobakterium tuberkulosis dengan lokasi
terbanyak di paru yang biasanya merupakan lokasi infeksi primer.
1. Fungsi Afektif
Keluarga yang saling menyayangi dan peduli terhadap anggota keluarga yang sakit
TBC akan mempercepat proses penyembuhan. Karena adanya partisipasi dari
anggota keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit.
2. Fungsi Sosialisasi dan Tempat Bersosialisasi
Fungsi keluarga mengembangkan dan melatih untuk berkehidupan sosial sebelum
meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain. Tidak ada batasan
dalam bersosialisasi bagi penderita dengan lingkungan akan mempengaruhi
kesembuhan penderita asalkan penderita tetap memperhatikan kondisinya .Sosialisasi
sangat diperlukan karena dapat mengurangi stress bagi penderita.
3. Fungsi Reproduksi
Keluarga berfungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan
keluarga.Dan juga tempat mengembangkan fungsi reproduksi secara universal,
diantaranya : seks yang sehat dan berkualitas, pendidikan seks pada anak sangat
penting.
1. Perubahan Fisik
a. Perubahan eksternal
Tinggi badan, rata-rata anak perempuan mencapai tinggi maksimal pada
usia 17-18 tahun sedang anak laki-laki antara usia 19-20 tahun.
Berat badan, perubahan berat badan mengikuti jadwal yang sama dengan
perubahana tinggi badan
Proporsi tubuh, berbagai anggota tubuh mencapai perbandingan yang
seimbang
Organ sex, organ sex wanita dan laki-laki mencapi ukuran yang matang
tetapi fungsi belum maksimal sampai beberapa tahun kemudia, sedangkan
ciri seks sekunder mencapai tingkat perkembangan matang pada akhir masa
remaja.
b. Perubahan Internal
Sistem pencernaan, perut menjadi lebih panjang, usus bertambah panjang
dan bertambah besar, otot perut dan dinding usus bertambah tebal dan lebih
kuat, ukuran hati bertambaha besar dan kerongkongan bertambah panjang
Teman dekat, yaitu remaja yang mempunyai dua atau tiga teman akrab, jenis kelamin
sama mempunyai minat dan kemauan yang sama saling mempengaruhi dan kadang-
kadang bertengkar.
Kelompok kecil, terdiri dari dua kelompok teman dekat bisa sejenis bisa berlawanan
jenis dan saling mempengaruhi.
Kelompok besar terdiri dari beberapa kelompok kecil antar anggota terdapat interaksi
sosial yang longgar.
Kelompok terorganisasi, kelompok yang dibentuk oleh sekolah atau organisasi
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sosial para remaja yang tidak mempunyai klik
atau kelompok besar.
Kelompok Geng, remaja yang tidak puas terhadap kelompok besar dan minat utamanya
untuk menghadapi penolakan melalui perilaku anti sosial.
10 | A S K E P K O M U N I T A S T B P a r u
2.3 Definisi TBC
TBC adalah penyakit akibat infeksi kuman mycobakterium tuberkulosis dengan lokasi
terbanyak di paru yang biasanya merupakan lokasi infeksi primer
Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang dapat mempengaruhi
semua jaringan tubuh tetapi paling umum terlokalisasi di paru – paru.
Dari beberapa pengertian diatas penulis dapat menyimpulkan yang dimaksud dengan
TBC paru adalah infeksi penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri mycobakterium
tuberkulosis pada paru – paru.
2.5 Patofisiologi
Penularan tuberculosis paru terjadi karena penderita TBC membuang ludah dan
dahaknya sembarangan dengan cara dibatukkan atau dibersinkan keluar. Dalam dahak
dan ludah ada basil TBC-nya , sehingga basil ini mengering lalu diterbangkan angin
kemana-mana. Kuman terbawa angin dan jatuh ketanah maupun lantai rumah yang
kemudian terhirup oleh manusia melalui saluran pernapasan ke paru-paru dan bersarang
11 | A S K E P K O M U N I T A S T B P a r u
serta berkembang biak di paru-paru. Pada permulaan penyebaran, akan terjadi beberapa
kemungkinan yang bisa muncul yaitu penyebaran limfohematogen yang dapat menyebar
melewati getah bening atau pembuluh darah. Kejadian ini dapat meloloskan kuman dari
kelenjar getah bening dan menuju aliran darah dalam jumlah kecil yang dapat
menyebabkan lesi pada organ tubuh yang lain. Basil tuberkolusis yang bisa mencapai
permukaan alveolus biasanya di inhalasi sebagai suatu unit yang terdiri dari 1-3 basil.
Dengan adanya basil yang mencapai ruang alveolus, ini terjadi dibawah lobus atas paru-
paru atau dibagian atas lobus bawah, maka hal ini bisa membangkitkan reaksi
peradangan. Berkembangnya leukosit pada hari-hari pertama ini di gantikan oleh
makrofag. Pada alveoli yang terserang mengalami konsolidasi dan menimbulkan tanda
dan gejala pneumonia akut. Basil ini juga dapat menyebar melalui getah bening menuju
kelenjar getah bening regional, sehingga makrofag yang mengadakan infiltrasi akan
menjadi lebih panjang dan yang sebagian bersatu membentuk sel tuberkel epitelloid yang
dikelilingi oleh limfosit,proses tersebut membutuhkan waktu 10-20 hari. Bila terjadi lesi
primer paru yang biasanya disebut focus ghon dan bergabungnya serangan kelenjar getah
bening regional dan lesi primer dinamakan kompleks ghon. Kompleks ghon yang
mengalami pencampuran ini juga dapat diketahui pada orang sehat yang kebetulan
menjalani pemeriksaan radiogram rutin.Beberapa respon lain yang terjadi pada daerah
nekrosis adalah pencairan, dimana bahan cair lepas kedalam bronkus dan menimbulkan
kavitas.Pada proses ini akan dapat terulang kembali dibagian selain paru-paru atau pun
basil dapat terbawa sampai ke laring ,telinga tengah atau usus.
Kavitas yang kecil dapat menutup sekalipun tanpa adanya pengobatan dan dapat
meninggalkan jaringan parut fibrosa. Bila peradangan mereda lumen bronkus dapat
menyempit dan tertutup oleh jaringan parut yang terdapat dengan perbatasan bronkus
rongga. Bahan perkejuan dapat mengental sehingga tidak dapat mengalir melalui saluran
penghubung, sehingga kavitas penuh dengan bahan perkejuan dan lesi mirip dengan lesi
berkapsul yang tidak lepas.Keadaan ini dapat tidak menimbulkan gejala dalam waktu
lama atau membentuk lagi hubungan dengan bronkus dan menjadi tempat peradangan
aktif.
Batuk darah (hemaptoe) adalah batuk darah yang terjadi karena penyumbatan trakea
dan saluran nafas sehingga timbul sufokal yang sering fatal. Ini terjadi pada batuk darah
masif yaitu 600-1000cc/24 jam.Batuk darah pada penderita TB paru disebabkan oleh
terjadinya ekskavasi dan ulserasi dari pembuluh darah pada dinding kapitas.
12 | A S K E P K O M U N I T A S T B P a r u
2.6 Manifestasi klinis
Gambaran klinis tuberkulosis mungkin belum muncul pada infeksi awal dan
mungkin tidak akan pernah muncul apabila tidak terjadi infeksi aktif. Apabila timbul
infeksi aktif,pada pasien biasanya terlihat demam yang biasanya pada pagi
hari,malaise,keringat malam,napsu makan hilang dan terjadi penurunan berat
badan,batuk purulen produktif disertai nyeri dada.
13 | A S K E P K O M U N I T A S T B P a r u
Tuberkulosis Laringitis
Tuberkulosis Otitis
2.9 Komplikasi
1. Pembesaran kelenjar sevikalis yang superfisial
2. Pleuritis tuberkulosa
3. Efusi pleura
4. Tuberkulosa milier
5. Meningitis tuberkulosa
2.10Pemeriksaan penunjang
1 Kultur Sputum adalah Mikobakterium Tuberkulosis Positif pada tahap akhir penyakit
2 Tes Tuberkalin adalah Mantolix test reaksi positif (area indurasi 10-15 mm terjadi 48-
72 jam)
3 Poto Thorak adalah Infiltrasi lesi awal pada area paru atas : pada tahap dini tampak
gambaran bercak-bercak seperti awan dengan batas tidak jelas : pada kavitas
bayangan, berupa cincin : pada klasifikasi tampak bayangan bercak-bercak padat
dengan densitas tinggi.
4 Bronchografi adalah untuk melihat kerusakan bronkus atau kerusakan paru karena Tb
paru
5 Darah adalah peningkatan leukosit dan laju Endap darah (LED)
6 Spirometri adalah Penurunan fungsi paru dengan kapasitas vital menurun
2.11Penatalaksanaan
Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi 2 fase yaitu : Fase Intensif (2-3 bulan) dan
Fase Lanjutan (4-7 bulan). Paduan obat yang digunakan terdiri dari obat utama dan obat
tambahan. Jenis obat utama yang digunakan sesuai dengan rekomendasi WHO adalah
14 | A S K E P K O M U N I T A S T B P a r u
Rifampisin, INH, Pirasinamid, Streptomisin dan Etambutol. Sedangkan jenis obat
tambahan adalah Kanamisin, Kulnolon, Makvolide, dan Amoksilin ditambah dengan
asam klavulanat, derivat rifampisin / INH.
15 | A S K E P K O M U N I T A S T B P a r u
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
c. Genogram JANTUNG
TBC
Keterangan
: Laki-laki : tinggal satu rumah
: perempuan : klien
: meninggal
16 | A S K E P K O M U N I T A S T B P a r u
d. Type Keluarga :
a) Jenis type keluarga :
Keluarga Tn. S termasuk keluarga inti (Nuclear Family)karena dalam satu rumah
terdiri dari ayah, ibu dan anak.
b) Masalah yang terjadi dengan type tersebut : Tidak ada
e. Suku Bangsa :
a) Asal suku bangsa : Jawa
b) Budaya yang berhubungan dg kesehatan : Tidak ada budaya yang berhubungan
dengan kesehatan.
f. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan :
Keluarga Tn. S menganut Agama Islam. Dalam agama tersebut tidak ada kepercayaan
yang mempengaruhi ksehatan.
g. Status Sosial Ekonomi Keluarga :
a) Anggota keluarga yang mencari nafkah : Tn. S sebagai buruh bangunan
b) Penghasilan : ± Rp 300.000 per bulan
c) Upaya lain : Ny. S penjual nasi pecel.
d) Harta benda yang dimiliki (perabot, transportasi, dll) : TV, sepeda motor, dan
sepeda.
e) Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan : ± Rp 400.000 per bulan
h. Aktivitas Rekreasi Keluarga :
Aktivitas rekreasi dalam rumah tangga selama ini dilakukan dengan berkumpul
bersama sambil nonton TV. Aktivitas rekreasi di luar rumah jarang mereka lakukan.
17 | A S K E P K O M U N I T A S T B P a r u
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya :
1. Mempertahankan keintiman pasangan karena Tn. S lebih cenderung dam dan
menyendiri. Tn. S dan Ny. S sudah pisah ranjang tetapi masih rukun dan tinggal
satu rumah.
2. Membantu suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua.
c. Riwayat kesehatan keluarga inti :
a) Riwayat kesehatan keluarga saat ini :
Saat ini Ny. S mengeluh dadanya sakit ketika Ny. S sedang batuk. Ny. S
mengatakan dahaknya sulit keluar. Ketika Ny. S periksa ke RSI Sultan Agung
Semarang tanggal 24 Oktober 2014, Ny. S di diagnosa oleh dokter menderita TB
paru.. Ny. S mendapat terapi dan mengikuti pemeriksaan rontgen sebanyak 4x.
Ketika di foto rontgen terakhir tanggal 4 November 2015 klien telah dinyatakan
sembuh oleh dokter. Sejak saat ini sampai sekarang klien tidak pernah
mengontrolkan diri ke puskesmas atau rumah sakit. Ny. S mengatakan kadang
terasa sesak saat batuk. Tetapi Ny. S melakukan istirahat lebih banyak dan
biasanya bisa sembuh.
b) Riwayat penyakit keturunan :
Imunisasi Tindakan
Keadaan Masalah
No Nama Umur BB (BCG/Polio/DPT yang telah
Kesehatan kesehatan
/HB/Campak) dilakukan
1. Tn. S 48 52 Sehat BCG : - Tidak ada
tahun kg POLIO : - masalah
DPT : -
Hepatitis : -
Campak : -
2. Ny. S 46 40 Menderita BCG : - Pada saat Hanya
tahun kg penyakit POLIO : - batuk dengan
TBC DPT : - terasa melakukan
Hepatitis : - sesak pada istirahat
Campak : - dada lebih
banyak.
3. An. F 17 54 Sehat BCG : v Tidak ada
tahun kg POLIO : v masalah
DPT : v
Hepatitis : v
Campak : v
18 | A S K E P K O M U N I T A S T B P a r u
TBC : lengkap
Riwayat kesehatan dalam keluarga Ny. S terdapat anggota keluarga yang pernah
menderita Penyakit TBC dan juga Jantung .
c) Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan :
Puskesmas setempat dan Rumah sakit terdekat
d. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya : sebelumnya keluarga Tn. S tidak
mempunyai keluhan.
III.PENGKAJIAN LINGKUNGAN
a. Karakteristik Rumah
a) Luas rumah : 12 x 8 m2
b) Type rumah : semi permanen
c) Kepemilikan : rumah sendiri
d) Jumlah dan ratio kamar/ruangan : 7 ruangan
e) Ventilasi/jendela : terdapat 2 jendela di ruang tamu, 1 jendela di kamar tidur, 1
pintu utama.
f) Pemanfaatan ruangan : ruang tamu, 3 kamar tidur, ruang gudang, dapur dan kamar
mandi.
g) Septic tank : ada
letak : di belakang rumah
h) Sumber air minum menggunakan sumur.
i) Kamar mandi/WC : ada
j) Sampah : di bakar
k) Kebersihan lingkungan : cara pengaturan perabotan rumah kurang rapi. Kebiasaan
menyapu hanya 1x sehari
b. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW
a) Kebiasaan : mengikuti acara perkumpulan maupun acara yang lain di sekitar
rumah
b) Aturan/kesepakatan : tidak ada aturan yang khusus
c) Budaya : tidak ada budaya khusus di lingkungan sekitar.
c. Mobilitas Geografis Keluarga :
Rumah merupakan daerah perkampungan tidak jauh dari jalan raya, mudah di jangkau
oleh sepeda motor. Ny. S kalau membeli perlengkapan masak, membeli di daerah
pasar yang berjarak ± 200 m dari rumahnya. Rumah Ny. S berada di pinggir jalan
raya.
19 | A S K E P K O M U N I T A S T B P a r u
d. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Di dalam masyarakat Ny. S selalu mengikuti arisan dan perkumplan bersama
masyarakat. Sedangkan Tn. S cenderung berdian diri didalam rumah dan tidak banyak
bicara. Ny. S dan An. F dapat bersosialisasi dengan orang lain secara baik. Ny. S
bekerja sebagai penjual nasi pecel. Sosialisasi Ny. S dengan pembeli berjalan baik.
An. F juga dapat bergaul dengan baik dengan teman-teman sebayanya dan juga
masyarakat lain.
e. Denah rumah
KM/ U
WC
G
U B T
D T
A DAPUR
E
N R
G A S
S
RUANG TAMU
20 | A S K E P K O M U N I T A S T B P a r u
c) An. F berperan sebagai anak juga sudah berperan dengan baik didalam
keluarga, ia duduk di bangku kelas 2 SMA bisa melaksanakan peran sebagai
anak usia sekolah dan remaja yang baik.
e. Nilai dan Norma Keluarga
Keluarga Tn. S apabila sakit dbelikan obat di warung terlebih dahulu. Jika belum
sembuh, maka diperiksakan ke puskesmas terdekat / pelayanan kesehatan terdekat.
V. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi afektif
Tn. S kurang mengetahui tentang penyakit flek paru / TB Paru yang diderita oleh
Ny. S. Tapi Ny. S sewaktu sakit mu memerikskan diri ke pelayanan kesehatan.
b. Fungsi sosialisasi
a) Kerukunan hidup dalam keluarga : setiap harinya kerukunan terjalin antar anggota
keluarga, walaupun Tn. S dan Ny. S pisah ranjang
b) Interaksi dan hubungan dalam keluarga : interaksi yang terjalin dalam keluarga
sudah baik.
c) Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan : dalam
pengambilan keputusan yang dominan adalah Tn. S karena selaku kepala rumah tangga.
d) Kegiatan keluarga waktu senggang : menonton TV
e) Partisipasi dalam kegiatan sosial :
Tn. S partisipasi dalam kegiatan sosial kurang karena beliau seorang yang pendiam.
Ny. S parisipasi dalam kegiatan sosial sudah baik.
An. F parisipasi dalam kegiatan sosial sudah baik.
c. Fungsi perawatan kesehatan
a) Pengetahuan dan persepsi keluarga tentang penyakit/masalah kesehatan
keluarganya :
keluarga tidak mampu mengenal masalah kesehatan tentang penyakit TB Paru.
b) Kemampuan keluarga mengambil keputusan tindakan kesehatan yang tepat :
kemampuan mengambil keputusan juga terbatas karena kurangnya
pengetahuan tentang penyakit yang diderita Ny. S.
c) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit :
kemampuan merawat keluarga yang sakit juga terbatas
d) Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat :
Keluarga kurang dapat memelihara lingkungan rumah yang sehat.
e) Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di masysrakat :
21 | A S K E P K O M U N I T A S T B P a r u
Kemampuan keluarga Tn. S dalam memanfaatkan fasilitas keseatan sekitar
sudah baik.
d. Fungsi reproduksi
a) Perencanaan jumlah anak : tidak ada
b) Akseptor : Belum, karena Tn. S dan Ny. S sudah pisah ranjang.
e. Fungsi ekonomi
a) Upaya pemenuhan sandang pangan : upaya pemenuhan sandang pangan sudah
cukup.
b) Pemanfaatan sumber di masyarakat : baik
VI. STRES DAN KOPING KELUARGA
a. Stressor jangka pendek dan panjang :
Ny. S merasakan ketakutan jika penyakitnya tidak bisa sembuh dan harus mengulang
pengobatan dari awal.
b. Respon keluarga terhadap stressor :
Apabila ada masalah, Tn. S biasanya selalu bersabar dan menyuruh anggota keluarga
yang lain untuk bersabar pula serta menyerahkan semua kepada Alloh SWT.
c. Strategi koping :
Dalam mengahadapi suatu masalah, biasanya Tn. S berunging dengan istri dan
anaknya.
VII. KEADAAN GIZI KELUARGA
Pemenuhan gizi : Terbatas
Upaya lain : Tidak ada
VIII. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Tn. S Ny. S An. F
TD 120/80 mmHg 100/60 mmHg 120/70 mmHg
BB 52 kg 40 kg 54 kg
TB 158 cm 153 cm 161 cm
Nadi 78 x/menit 80 x/menit 76 x/menit
RR 16 x/menit 22 x/menit 20 x/menit
Kepala Bentuk mesochepal Bentuk mesochepal Bentuk mesochepal
Rambut Warna hitam ada Warna hitam Warna hitan lurus,
ubannya, cukup kemerahan, agak besih
bersih lurus ikal, kering kotor
Mata Tidak ada gangguan Tidak ada gangguan Tidak anemis, tidak
penglihatan, tidak penglihatan, anemis, ikterik
ada ikterik tidak ada ikterik
Hidung Bersih, tidak ada Bersih, tidak ada Bersih, tidak ada
sekret, tidak ada sekret, tidak ada sekret, tidak ada
22 | A S K E P K O M U N I T A S T B P a r u
polip polip polip
Telinga Tampak kotor, ada Bersih, tidak ada Kotor, ada serumen,
serumen, tidak ada serumen, tidak ada tidak ada luka
luka luka
Mulut dan Bibir cukup lembab, Bibir kering, tidak Bibir lembab , tidak
tenggorokan tidak ada stomatitis ada stomatitis, tidak ada nyeri telan
ada yeri telan
Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembesaran kelenjar pembesaran kelenjar pembesaran kelenjar
tyroid tyroid tyroid
Dada Simetris, vesikuler Semetris, tidak Vesikuler, simetris,
terdengar bunyi tidak terdengar
gallop, terdengar bunyi gallop
bunyi whezzing
Abdomen Datar, tidak ada luka Datar, tidak ada luka Datar, tidak ada luka
Ekstermitas Berfungsi dengan Berfungsi dengan Berfungsi dengan
baik, tidak ada baik, tidak ada baik, tidak ada
kelainan kelainan kelainan
Kulit Sawo matang, tidak Hitam, kering, tidak Sawo matang, tidak
ada alergi, bersih ada alergi, bersih ada alergi, bersih
Genital - - -
23 | A S K E P K O M U N I T A S T B P a r u
memeriksakan Ny. S ke RSI Sultan
Agung Semarang, Ny. S di diagnosa
oleh dokter menderita TB paru.
DO:
- Ny. S batuk tetapi tidk bisa
keluar dahaknya dan sesak
nafas
- Bentuk dada simetris
- Terdengar whezzing
2. DS: Resiko perubahan KMK dalam
- Keluarga mengatakan bahwa pemenuhan nutrii mengenal masalah
tanggal 4 November 2015 kurang dari nutrisi pada
klien telah dinyatakan sembuh kebutuhan tubuh keluarga yang sakit
oleh dokter. Sejak saat ini
sampai sekarang klien tidak
pernah mengontrolkan diri ke
puskesmas atau rumah sakit.
- Ny. S mengatakan setiap
malam tubuhntya berkeringat
- Klien mengatakan tubuhnya
lemas saat banguntidur
DO:
- Nafsu makan klien cukup
bagus
- Makan 3x sehari
- BB sebulan terakhir 45 kg,
namun saat dilakukan
pengkajianturun menjadi 40
kg
- LILA : 19 cm
- Tubuh terlihat kurus, kulit
kering bersisik
- Konjungtiva anemis
24 | A S K E P K O M U N I T A S T B P a r u
PERUMUSAN DIAGNOSIS KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d KMK Tn. S dalam melakukan perawatan pada
anggota keluaga yang sakit.
2. Resiko perubahan pemenuhan nutrii kurang dari kebutuhan tubuh b.d KMK dalam
mengenal masalah nutrisi pada keluarga yang sakit.
25 | A S K E P K O M U N I T A S T B P a r u
Dx r Total
Kep
1. Sifat masalah : 3/3 x 1 = 1 Ketika keluarga ditanya tentang
Skala : Tidak/ kurang sehat 3 1 TB Paru mengatakan tidak tahu
Ancaman kesehatan 2 dan lebih cenderung diam
Keadaan sejahtera 1 ketika ditanya masalah
perawatan TB Paru.
26 | A S K E P K O M U N I T A S T B P a r u
Sifat masalah : 2/3 x 1 = BB klien sebulan terakhir 45
Skala : Tidak/ kurang sehat 3 1 2/3 kg, namun saat dilakukan
Ancaman kesehatan 2 pengkajian BB klien 40 kg,
Keadaan sejahtera 1 LILA = 19 cm. Tubuh klien
kurus, kulit kering, bersisik,
rambut merah, konjungtiva
anemis.
Kemungkinan masalah ½x2=1 Masalah nutrisi kurang dari
dapat diubah : 2 2 kebutuhan tubuh dapat diatasi
Skala : Mudah 1 dengan pemenuhan nutrisi
Sebagian 0 yang adekuat dan nutrisi pada
Tidak dapat taraf gizi seimbang sesuai
kebutuhan tubuh yang
mencakup 4 sehat 5 sempurna.
27 | A S K E P K O M U N I T A S T B P a r u
kebutuhan tubuh b.d KMK dalam mengenal
masalah nutrisi pada keluarga yang sakit.
DX Keperawatan : Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d KMK Tn. S dalam melakukan
perawatan pada anggota keluaga yang sakit.
Tujuan Kriteria Hasil/ Standart Intervensi Rasional
Tujuan Umum : - Koognitif - Keluarga dapat 1. Kaji 1. Identifikasi
Setelah dilakukan - Psikomotor menjelaskan pengetahuan tingkat
kunjungan selama - Afektif gejala TB Paru tingkat kemampuan
28 | A S K E P K O M U N I T A S T B P a r u
1 – 2x/ minggu - Keluarga Tn. S keluarga klien serta
bersihan jalan dapat tentang TB efisiensi
nafas Ny. S melakukan Paru. pemberian
menjadi efektif. perawatan 2. Ajarkan pendidikan
kesehatan. kepada kesehatan.
Tujuan Khusus: - Keluarga Tn. S keluarga 2. Latihan
Setelah dilakukan senantiasa untuk latihan nafas dalam dan
tindakan selama 1 memeriksakan nafas dalam batuk efektif
x 30menit, diri/ dan batuk dapat
diharapkan : mongontrol efektif agar mengeluarkan
1. Mengetahui kesehatan diri bersihan jalan sekret yang tidak
penyakit TB ke pelayanan nafas menjadi bisa keluar.
Paru. kesehatan efektif dan 3. Pengontrola
2. Keluarga puskesmas/RS tidak terjadi n diri ke
mampu - Keluarga Tn. S komplikasi. pelayanan
melakukan dapat bersikap 3. Menganjurkan kesehatan untuk
perawatan tenang apabila keluarga mendeteksi
kesehatan ada kekambuh untuk komplikasi atau
3. Keluarga pada Ny. S mengontrol perkembangan
melakukan kesehatan di dari penyakit
kontrol puskesmas / 4. Membantu
kesehatan di RS klien mengalami
pelayanan 4. Pertahankan efek fisiologi
kesehatan. perilaku hipoksia, yang
4. Keluarga tenang pada dapat
bersikap tenang keluarga, dimanifestasikan
dalam bantu pasien sebagai
menghadapi untuk kontrol ketakutan/ansieta
kekambuhan diri dengan s.
menggunakan
pernapasan
lebih lambat
dan dalam.
29 | A S K E P K O M U N I T A S T B P a r u
DX Keperawatan : Resiko perubahan pemenuhan nutrii kurang dari kebutuhan tubuh b.d
KMK dalam mengenal masalah nutrisi pada keluarga yang sakit.
Tujuan Kriteria Hasil/ Standart Intervensi Rasional
Tujuan Umum : - Koognitif - Dapat 1. Kaji 1. Identifikasi
Setelah dilakukan - Psikomotor menyebutkan pengetahuan tingkat
kunjungan selama - Afektif pengertian keluarga kemampuan klien
1 – 2x/ minggu makanan yang tentang serta efisiensi
diharapkan bergizi. pengertian pemberian
mampu - Menyajikan makanan yang pendidikan
memenuhi nutrisi makanan bergizi, jenis kesehatan.
sesuai kebutuhan bergizi setiap makanan 2. Pemenuhan
tubuh. hari. tinggi kalori makanan yang
Tujuan Khusus: dan tinggi bergizi setiap hari
Setelah dilakukan protein, dapat membantu
tindakan selama 1 manfaat pemulihan nutrisi
x 30menit, makanan pada keluarga Tn.
diharapkan : bergizi bagi S terutama Ny. S.
1. Keluarga tubuh.
mampu 2. Anjurkan
memenuhi kepada
makanan yang keluarga untuk
bergizi yang selalu
dibutuhkan oleh memenuhi
tubuh terutama nutrisi yang
tinggi kalori, bergizi setiap
tinggi protein hari terutama
(TKTP) makanan yang
2. Keluarga mudah
mampu didapatkan
memenuhi dan harga
nutrisi yang relatif
dibutuhkan oleh terjangkau.
tubuh setiap
hari
30 | A S K E P K O M U N I T A S T B P a r u