Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian
darah, adopsi atau perkawinan.
Awal remaja berlangsung mulai usia 13 tahun dan berakhir sampai 18 tahun.
Tahap perkembangan keluarga dengan anak remaja
Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir sampai 6-7
tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah orangtuanya. Tujuan keluarga
ini adalah melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab serta kebebasan yang lebih
besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa :
a) Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab, mengingat
remaja sudah bertambah dewasa dan meningkat otonominya.
b) Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga
c) Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua. Hindari
perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.
d) Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga

TBC adalah penyakit akibat infeksi kuman mycobakterium tuberkulosis dengan lokasi
terbanyak di paru yang biasanya merupakan lokasi infeksi primer.

Gejala akibat infeksi mycobakterium tuberkulosis adalah batuk produktif yang


berkepanjangan( lebih dari 3 minggu),nyeri dada dan hemoptisis. Gejala sistemik
termasuk demam menggigil, keringat malam, kelemahan,hilangnya napsu makan dan
penurunan berat badan. Seseorang yang dicurigai menderita TB harus dianjurkan untuk
menjalani pemeriksaan fisik,tes tuberkulin mantoux,foto toraks dan pemeriksaan
bakteriologi atau histology.

1.2 Rumusan masalah


1. Apakah pengertian dari keluarga?
2. Apakah konsep keluarga dengan anak remaja?
3. Apakah definisi dari TBC?
4. Apa saja etiologi TBC?
5. Bagaimana patofisiologi TBC?
6. Apa saja manifestasi klinis TBC?
7. Apa saja jenis-jenis TBC?

1|ASKEP KOMUNITAS TB Paru


8. Bagaimana proses penularan TBC?
9. Apa saja komplikasi TBC?
10. Bagaimana pemeriksaan penunjang TBC?
11. Apa saja penatalaksanaan penyakit TBC?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan umum
Untuk mengetahui asuhan keperawatan keluarga dengan penyakit TBC / TB Paru.
1.3.2 Tujuan khusus
1. Mahasiswa mampu memahami pengertian dari keluarga
2. Mahasiswa mampu memahami konsep keluarga dengan anak remaja
3. Mahasiswa mampu memahami definisi dari TBC
4. Mahasiswa mampu memahami etiologi TBC
5. Mahasiswa mampu memahami patofisiologi TBC
6. Mahasiswa mampu memahami manifestasi klinis TBC
7. Mahasiswa mampu memahami jenis-jenis TBC
8. Mahasiswa mampu memahami proses penularan TBC
9. Mahasiswa mampu memahami komplikasi TBC
10. Mahasiswa mampu memahami pemeriksaan penunjang TBC
11. Mahasiswa mampu memahami penatalaksanaan penyakit TBC

2|ASKEP KOMUNITAS TB Paru


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep keluarga


a. Definisi keluarga
Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian
darah, adopsi atau perkawinan.
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan
keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang
merupakan bagian dari keluarga. (Friedman 1998).
b. Bentuk keluarga

1. Keluarga inti (nuclear family)


Keluarga yang hanya terdiri ayah, ibu, dananak yang diperoleh dari keturunannya,
adopsi atau keduanya.
2. Keluarga besar (extended family)
Keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah
(kakek-nenek, paman bibi).
3. Keluarga bentukan kembali (dyadic family)
Keluarga baru yang bentuk terbentuk dari pasangan yng bercerai atau kehilangan
pasangannya.
4. Orang tua tunggal (single parent family)
Keluarga yang terdiri dari salah satu orang tua dengan anak-anak akibat perceraian
atau ditinggal pasangannya.
5. Ibu dengan anak tanpa perkawinan (the unmarried teenage mother)
Orang dewasa (laki-laki atau perempuan) yang tinggal sendiri tanpa pernah menikah
(the single adult living alone)
Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya (the non marital heterosexsual
cobabiting family)
6. Keluarga yang di bentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama (gay and lesbian
family).
7. Keluarga Indonesia menganut keluarga besar (extended family), karena masyarakat
Indonesia terdiri dari berbagai suku hidup dalam satu kominiti dengan adat istiadat
yang sangat kuat.

3|ASKEP KOMUNITAS TB Paru


c. Peranan dan struktur keluarga
1. Pola komunikasi
Bila dalam keluarga komunikasi yang terjadi secara terbuka dan dua arah akan
sangat mendukung bagi penderita TBC. Saling mengingatkan dan memotivasi
penderita untuk terus melakukan pengobatan dapat mempercepat proses
penyembuhan.
2. Struktur peran keluarga
Bila anggota keluarga dapat menerima dan melaksanakan perannya dengan baik akan
membuat anggota keluarga puas dan menghindari terjadinya konflik dalam keluarga
dan masyarakat.
3. Struktur kekuatan keluarga
Kemampuan anggota keluarga untuk mempengaruhi dan mengendalikan orang lain
untuk mengubah perilaku keluarga yang mendukung kesehatan. Penyelesaian
masalah dan pengambilan keputusan secara musyawarah akan dapat menciptakan
suasana kekeluargaan. Akan timbul perasaan dihargai dalam keluarga.
4. Nilai atau norma keluarga
Perilaku individu masing-masing anggota keluarga yang ditampakan merupakan
gambaran dari nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga. (Suprajitno, 2004: 7)
d. Fungsi keluarga

1. Fungsi Afektif
Keluarga yang saling menyayangi dan peduli terhadap anggota keluarga yang sakit
TBC akan mempercepat proses penyembuhan. Karena adanya partisipasi dari
anggota keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit.
2. Fungsi Sosialisasi dan Tempat Bersosialisasi
Fungsi keluarga mengembangkan dan melatih untuk berkehidupan sosial sebelum
meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain. Tidak ada batasan
dalam bersosialisasi bagi penderita dengan lingkungan akan mempengaruhi
kesembuhan penderita asalkan penderita tetap memperhatikan kondisinya .Sosialisasi
sangat diperlukan karena dapat mengurangi stress bagi penderita.
3. Fungsi Reproduksi
Keluarga berfungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan
keluarga.Dan juga tempat mengembangkan fungsi reproduksi secara universal,
diantaranya : seks yang sehat dan berkualitas, pendidikan seks pada anak sangat
penting.

4|ASKEP KOMUNITAS TB Paru


4. Fungsi Ekonomi
Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga, seperti kebutuhan makan,
pakaian dan tempat untuk berlindung (rumah).Dan tempat untuk mengembangkan
kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
5. Fungsi Perawatan / Pemeliharaan Kesehatan
Berfungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap
memiliki produktivitas tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas keluarga di
bidang kesehatan.

e. Tugas keluarga di bidang kesehatan


Dikaitkan dengan kemampuan keluarga dalam melaksanakan 5 tugas keluarga di bidang
kesehatan yaitu :
1. Menenal masalah kesehatan keluarga
Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa
kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena kesehatanlah kadang seluruh
kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis.Ketidaksanggupan keluarga dalam
mengenal masalah kesehatan pada keluarga salah satunya disebabkan oleh kurangnya
pengetahuan . Kurangnya pengetahuan keluarga tentang pengertian, tanda dan gejala,
perawatan dan pencegahan TBC.
2. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang
tepat sesuai dengan keadaan keluarga,dengan pertimbangkan siapa diantara keluarga
yang mempunyai kemampuan memutuskan menentukan tindakan.keluarga.Tindakan
kesehatan yang dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan
dapat dikurangi bahkan teratasi.Ketidaksanggupan keluarga mengambil keputusan
dalam melakukan tindakan yang tepat,disebabkan karena keluarga tidak memahami
mengenai sifat, berat dan luasnya masalah serta tidak merasakan menonjolnya
masalah.
3. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.
Keluarga dapat mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi keluarga memiliki
keterbatasan.Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
dikarenakan tidak mengetahui cara perawatan pada penyakitnya. Jika demikian
,anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatanperlu memperoleh tindakan
lanjutan atau perawatan dapat dilakukan di institusi pelayanan kesehatan.

5|ASKEP KOMUNITAS TB Paru


4. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga
Pemeliharaan lingkungan yang baik akan meningkatkan kesehatan keluarga dan
membantu penyembuhan. Ketidakmampuan keluarga dalam memodifikasi
lingkungan bisa di sebabkan karena terbatasnya sumber-sumber keluarga diantaranya
keuangan, kondisi fisik rumah yang tidak memenuhi syarat.
5. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi keluarga
Kemampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan akan
membantu anggota keluarga yang sakit memperoleh pertolongan dan mendapat
perawatan segera agar masalah teratasi.
f. Tahap perkembangan keluarga
Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara unik, namun secara
umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama:
1. Pasangan baru (keluarga baru)
Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan
membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan (psikologis)
keluarga masing-masing :
a) Membina hubungan intim yang memuaskan
b) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok social
c) Mendiskusikan rencana memiliki anak
2. Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama)
Keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan samapi kelahiran anak
pertama dan berlanjut damapi anak pertama berusia 30 bulan :
a) Persiapan menjadi orang tua
b) Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan
sexual dan kegiatan keluarga.
c) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan
3. Keluarga dengan anak pra-sekolah
Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 bulan) dan berakhir saat anak
berusia 5 tahun :
a) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat tinggal,
privasi dan rasa aman
b) Membantu anak untuk bersosialisasi
c) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain
juga harus terpenuhi

6|ASKEP KOMUNITAS TB Paru


d) Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar keluarga
(keluarga lain dan lingkungan sekitar)
e) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang paling repot)
f) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
g) Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak
4. Keluarga dengan anak sekolah
Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan berakhir pada
usia 12 tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai jumlah anggota keluarga maksimal,
sehingga keluarga sangat sibuk :
a) Membantu sosialisasi anak : tetangga, sekolah dan lingkungan.
b) Mempertahankan keintiman pasangan
c) Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk
kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga
5. Keluarga dengan anak remaja
Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir sampai 6-7
tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah orangtuanya. Tujuan
keluarga ini adalah melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab serta kebebasan
yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa :
e) Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab, mengingat
remaja sudah bertambah dewasa dan meningkat otonominya.
f) Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga
g) Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua. Hindari
perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.
h) Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga
6. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada saat
anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung dari jumlah anak
dalam keluarga, atau jika ada anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama
orang tua :
a) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
b) Mempertahankan keintiman pasangan
c) Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua
d) Membantu anak untuk mandiri di masyarakat.
e) Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
7. Keluarga usia pertengahan

7|ASKEP KOMUNITAS TB Paru


Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir saat
pensiun atau salah satu pasangan meninggal :
a) Mempertahankan kesehatan
b) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-
anak.
c) Meningkatkan keakraban pasangan
8. Keluarga usia lanjut
Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu pasangan
pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal sampi keduanya meninggal :
a) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
b) Adaptasi dengan peruabahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan
pendapatan.
c) Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat.
d) Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat
e) Melakukan life review (merenungkan hidupnya).

2.2 Konsep keluarga dengan anak remaja


Awal remaja berlangsung mulai usia 13 tahun dan berakhir sampai 18 tahun.
a. Ciri-ciri remaja

1. Masa remaja sebagai periode penting.


Walaupun semua periode didalam rentang kehidupan penting pada usia remaja
perkembangan fisik dan mental, yg cepat menimbulkan perlunya membentuk sikap
nilai dan minat yg mempunyai akibat jangka panjang pada usia berikutnya.
2. Masa remaja sebagai periode peralihan
Pada masa ini remaja bukan lagi sebagai anak-anak dan juga bukan orang dewasa,
bila berprilaku anak–anak ia akan diajari bertindak dewasa tetapi bila berprilaku
dewasa dia dikatakan masih belum waktunya bertindak seperti orang dewasa.
3. Masa remaja sebagai periode perubahan
Ada Lima perubahan yg terjadi pada remaja
 Pertama peningkatan emosi
 Kedua , perubahan fisik
 Ketiga, perubahan perilaku
 Keempat, perubahan pandangan terhadap nilai
 Kelima bersikap ambivalen terhadap perubahan yang terjadi atas dirinya

8|ASKEP KOMUNITAS TB Paru


4. Masa remaja sebagai usia bermasalah
Terdapat dua alasan, pertama sepanjang masa anak-anak segala masalah
diselesaikan orang tua atau guru, kedua, karena remaja merasa mandiri sehingga
tidak perlu bentuan orang lain, sehingga banyak kegagalan-kegagalan dalam
menyelesaikan masalah karena berpengalaman.
5. Masa remaja sebagai masa mencari identitas
Identitas remaja sebagai masa mencari identitas
Identitas diri yg dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya dan apa
perannya dalam masyarakat.
6. Masa remaja sebagai usia yg menimbulkan ketakutan
Karena anggapan bahwa remaja adalah anak-anak yang tidak rapi, yang tidak dapat
dipercaya dan cendrung merusak maka remaja cenderung ragu dalam membuat
keputusan dan mencari bantuan dalam mengatasi masalahnya.

7. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik


Remaja cendrung untuk melihat dirinya dan orang lain sebagaimana yang ia
inginkan bukan sebagaimana adanya.

b. Perubahan-perubahan yang terjadi pada usia remaja.

1. Perubahan Fisik
a. Perubahan eksternal
 Tinggi badan, rata-rata anak perempuan mencapai tinggi maksimal pada
usia 17-18 tahun sedang anak laki-laki antara usia 19-20 tahun.
 Berat badan, perubahan berat badan mengikuti jadwal yang sama dengan
perubahana tinggi badan
 Proporsi tubuh, berbagai anggota tubuh mencapai perbandingan yang
seimbang
 Organ sex, organ sex wanita dan laki-laki mencapi ukuran yang matang
tetapi fungsi belum maksimal sampai beberapa tahun kemudia, sedangkan
ciri seks sekunder mencapai tingkat perkembangan matang pada akhir masa
remaja.
b. Perubahan Internal
 Sistem pencernaan, perut menjadi lebih panjang, usus bertambah panjang
dan bertambah besar, otot perut dan dinding usus bertambah tebal dan lebih
kuat, ukuran hati bertambaha besar dan kerongkongan bertambah panjang

9|ASKEP KOMUNITAS TB Paru


 Sistem peredaran darah, jantung bertambah besar dengan pesat, pada usia
remaja akhir berat jantung dan kerongkongan bertambah panjang
 Sistem pernafasan, Kapasitas paru anak wanita matang pada usia 17 tahun
sedangkan laki-laki beberapa tahun kemudian.
 Sistem Endokrin, kelenjar seks berkembang pesat meskipun belum
mencapi ukuran matang.
 Jaringan tubuh, perkembangan rangka berhenti pada usia 18 tahun, jaringan
lain terus berkembang terutama jaringan otot.
2. Perubahan Emosi
Pola emosi pada remaja sama dengan anak-anak yang membedakan terletak pada
rangsangan dan derajat yang membangkitkan emosi. Emosi yang umum yang
dimiliki remaja antara lain : amarah, takut, cemburu, ingin tahu, irihati, gembira,
sedih, kasih sayang. Remaja yang memiliki kematangan emosi yang memberikan
reaksi emosional yang stabil tidak berubah-ubah dari suasana hati kesuasana hati
yang lain.
3. Perubahan Sosial
Salah satu tugas perkembangan masa remaja yang tersulit adalah berhubungan
dengan penyesuaian sosial, hal tersebut dikarenakan oleh kuatnya pengaruh
kelompok sebaya disebabkan remaja lebih banyak diluar rumah bersama teman
sebaya sebagai kelompok.

c. Pengelompokan sosial remaja

 Teman dekat, yaitu remaja yang mempunyai dua atau tiga teman akrab, jenis kelamin
sama mempunyai minat dan kemauan yang sama saling mempengaruhi dan kadang-
kadang bertengkar.
 Kelompok kecil, terdiri dari dua kelompok teman dekat bisa sejenis bisa berlawanan
jenis dan saling mempengaruhi.
 Kelompok besar terdiri dari beberapa kelompok kecil antar anggota terdapat interaksi
sosial yang longgar.
 Kelompok terorganisasi, kelompok yang dibentuk oleh sekolah atau organisasi
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sosial para remaja yang tidak mempunyai klik
atau kelompok besar.
 Kelompok Geng, remaja yang tidak puas terhadap kelompok besar dan minat utamanya
untuk menghadapi penolakan melalui perilaku anti sosial.

10 | A S K E P K O M U N I T A S T B P a r u
2.3 Definisi TBC

TBC adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh mycobakterium


tuberculosis.

TBC adalah penyakit akibat infeksi kuman mycobakterium tuberkulosis dengan lokasi
terbanyak di paru yang biasanya merupakan lokasi infeksi primer

Tuberkulosis merupakan penyakit menular granulomarosa kronis yang disebabkan


oleh mycobakterium tuberkulosis. Pada umumnya menyerang paru tetapi dapat juga
mengenai semua organ atau jaringan dalam tubuh. Secara khas pusat dari granuloma
mengenai nekrosis kaseosa yang menimbulkan ” Tuberkel Lunak ”.

Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang dapat mempengaruhi
semua jaringan tubuh tetapi paling umum terlokalisasi  di paru – paru.

Dari beberapa pengertian diatas penulis dapat menyimpulkan yang dimaksud dengan
TBC paru adalah infeksi penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri mycobakterium
tuberkulosis pada paru – paru.

2.4 Etiologi / Penyebab

Penyebab tuberkuloosis paru (TBC) adalah mycobakterium tuberkulosis yang


biasanya ditularkan melalui inhalasi percikan ludah orang ke orang sehingga bakteri
mengkolonisasi bronkiolus dan alveolus.

2.5 Patofisiologi

Penyebaran kuman Mikrobacterium tuberkolusis bisa masuk melalui tiga tempat


yaitu saluran pernapasan , saluran pencernaan dan adanya luka yang terbuka pada kulit.
Infeksi kuman ini sering terjadi melalui udara ( airbone ) yang cara penularannya dengan
droplet yang mengandung  kuman dari orang yang terinfeksi sebelumnya.

Penularan tuberculosis paru terjadi karena penderita TBC membuang ludah dan
dahaknya sembarangan dengan cara dibatukkan atau dibersinkan keluar. Dalam dahak
dan ludah ada basil TBC-nya , sehingga basil ini mengering lalu diterbangkan angin
kemana-mana. Kuman terbawa angin dan jatuh ketanah maupun lantai rumah yang
kemudian terhirup oleh manusia melalui saluran pernapasan ke paru-paru dan bersarang

11 | A S K E P K O M U N I T A S T B P a r u
serta berkembang biak di paru-paru. Pada permulaan penyebaran, akan terjadi beberapa
kemungkinan yang bisa muncul yaitu penyebaran limfohematogen yang dapat menyebar
melewati getah bening atau pembuluh darah. Kejadian ini dapat meloloskan kuman dari
kelenjar getah bening dan menuju aliran darah dalam jumlah kecil yang dapat
menyebabkan lesi pada organ tubuh yang lain. Basil tuberkolusis yang bisa mencapai
permukaan alveolus biasanya di inhalasi sebagai suatu unit yang terdiri dari 1-3 basil.
Dengan adanya basil yang mencapai ruang alveolus, ini terjadi dibawah lobus atas paru-
paru atau dibagian atas lobus bawah, maka hal ini bisa membangkitkan reaksi
peradangan. Berkembangnya leukosit pada hari-hari pertama ini di gantikan oleh
makrofag. Pada alveoli yang terserang mengalami konsolidasi dan menimbulkan tanda
dan gejala pneumonia akut. Basil ini juga dapat menyebar melalui getah bening menuju
kelenjar getah bening regional, sehingga makrofag yang mengadakan infiltrasi akan
menjadi lebih panjang dan yang sebagian bersatu membentuk sel tuberkel epitelloid yang
dikelilingi oleh limfosit,proses tersebut membutuhkan waktu 10-20 hari. Bila terjadi lesi
primer paru yang biasanya disebut focus ghon dan bergabungnya serangan kelenjar getah
bening regional dan lesi primer dinamakan kompleks ghon. Kompleks ghon yang
mengalami pencampuran ini juga dapat diketahui pada orang sehat yang kebetulan
menjalani pemeriksaan radiogram rutin.Beberapa respon lain yang terjadi pada daerah
nekrosis adalah pencairan, dimana bahan cair lepas kedalam bronkus dan menimbulkan
kavitas.Pada proses ini akan dapat terulang kembali dibagian selain paru-paru atau pun
basil dapat terbawa sampai ke laring ,telinga tengah atau usus.

Kavitas yang kecil dapat menutup sekalipun tanpa adanya pengobatan dan dapat
meninggalkan jaringan parut fibrosa. Bila peradangan mereda lumen bronkus dapat
menyempit dan tertutup oleh jaringan parut yang terdapat dengan perbatasan bronkus
rongga. Bahan perkejuan dapat mengental sehingga tidak dapat mengalir melalui saluran
penghubung, sehingga kavitas penuh dengan bahan perkejuan dan lesi mirip dengan lesi
berkapsul yang tidak lepas.Keadaan ini dapat tidak menimbulkan gejala dalam waktu
lama atau membentuk lagi hubungan dengan bronkus dan menjadi tempat peradangan
aktif.

Batuk darah (hemaptoe) adalah batuk darah yang terjadi karena penyumbatan trakea
dan saluran nafas sehingga timbul sufokal yang sering fatal. Ini terjadi pada batuk darah
masif  yaitu 600-1000cc/24 jam.Batuk darah pada penderita TB paru disebabkan oleh
terjadinya ekskavasi dan ulserasi dari pembuluh darah pada dinding kapitas.

12 | A S K E P K O M U N I T A S T B P a r u
2.6 Manifestasi klinis

Gejala akibat infeksi mycobakterium tuberkulosis adalah batuk produktif yang


berkepanjangan( lebih dari 3 minggu),nyeri dada dan hemoptisis. Gejala sistemik
termasuk demam menggigil, keringat malam, kelemahan,hilangnya napsu makan dan
penurunan berat badan. Seseorang yang dicurigai menderita TB harus dianjurkan untuk
menjalani pemeriksaan fisik,tes tuberkulin mantoux,foto toraks dan pemeriksaan
bakteriologi atau histology.

Gambaran klinis tuberkulosis mungkin belum muncul pada infeksi awal dan
mungkin tidak akan pernah muncul apabila tidak terjadi infeksi aktif. Apabila timbul
infeksi aktif,pada pasien biasanya terlihat demam yang biasanya pada pagi
hari,malaise,keringat malam,napsu  makan hilang dan terjadi penurunan berat
badan,batuk purulen produktif disertai nyeri dada.

 Batuk disertai dahak lebih dari 3 minggu


 Sesak napas dan nyeri dada
 Badan lemah, kurang enak badan
 Berkeringat pada malam hari walau tanpa kegiatan berat badan menurun
(Penyakit infeksi TB paru dan ekstra paru, Misnadiarly)

2.7 Jenis-jenis penyakit TBC


Penyakit tuberkulosis ( TBC ) terdiri atas 2 golongan besar,yaitu :
1.    TB paru ( TB pada organ patu-paru )
2.    TB ekstra paru (TB pada organ tubuh selain paru )
 Tuberkulosis milier
 Tuberkulosis sistem saraf pusat ( TB neningitis )
 Tuberkulosis empyem dan Bronchopleural fistula
 Tuberkulosis Pericarditis
 Tuberkulosis Skelet / Tulang
 Tuberkulosis Benitourinary / Saluran Kemih
 Tuberkulosis Peritonitis
 Tuberkulosis Gastriontestinal (Organ Cerna)
 Tuberkulosis Iymphadenitis
 Tuberkulosis Catan / Kulit

13 | A S K E P K O M U N I T A S T B P a r u
 Tuberkulosis Laringitis
 Tuberkulosis Otitis

2.8 Proses penularan


Tuberculosis tergolong airbone disease yakni penularan melalui droplet nuclei yang
dikeluarkan ke udara oleh individu terinfeksi dalam fase aktif. Setiap kali penderita ini
batuk dapat mengeluarkan 3000 droplet nuclei. Penularan umumnya terjadi didalam
ruangan dimana droplet nuclei dapat tinggal di udara dalam waktu lebih lama. Di bawah
sinar matahari langsung basil tuberkel mati dengan cepat tetapi dalam ruang yang gelap
lembab dapat bertahan sampai beberapa jam.

2.9 Komplikasi
1. Pembesaran kelenjar sevikalis yang superfisial
2. Pleuritis tuberkulosa
3. Efusi pleura
4. Tuberkulosa milier
5. Meningitis tuberkulosa

2.10Pemeriksaan penunjang
1 Kultur Sputum adalah Mikobakterium Tuberkulosis Positif pada tahap akhir penyakit
2 Tes Tuberkalin adalah Mantolix test reaksi positif (area indurasi 10-15 mm terjadi 48-
72 jam)
3 Poto Thorak adalah Infiltrasi lesi awal pada area paru atas : pada tahap dini tampak
gambaran bercak-bercak seperti awan dengan batas tidak jelas : pada kavitas
bayangan, berupa cincin : pada klasifikasi tampak bayangan bercak-bercak padat
dengan densitas tinggi.
4 Bronchografi adalah untuk melihat kerusakan bronkus atau kerusakan paru karena Tb
paru
5 Darah adalah peningkatan leukosit dan laju Endap darah (LED)
6 Spirometri adalah Penurunan fungsi paru dengan kapasitas vital menurun

2.11Penatalaksanaan
Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi 2 fase yaitu : Fase Intensif (2-3 bulan) dan
Fase Lanjutan (4-7 bulan). Paduan obat yang digunakan terdiri dari obat utama dan obat
tambahan. Jenis obat utama yang digunakan sesuai dengan rekomendasi WHO adalah

14 | A S K E P K O M U N I T A S T B P a r u
Rifampisin, INH, Pirasinamid, Streptomisin dan Etambutol. Sedangkan jenis obat
tambahan adalah Kanamisin, Kulnolon, Makvolide, dan Amoksilin ditambah dengan
asam klavulanat, derivat rifampisin / INH.

15 | A S K E P K O M U N I T A S T B P a r u
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA

I. IDENTITAS UMUM KELUARGA


a. Identitas Kepala Keluarga :
Nama : Tn. S Pendidikan : SD
Umur : 48 tahun Pekerjaan : Buruh bangunan
Agama : Islam Alamat : Ds. Trimulyo, Semarang
Suku : Jawa No.Telp : ………………………
b. Komposisi Keluarga
No. Nama L/P Umur Hub.Keluarga Pekerjaan Pendidikan
1. Ny. S P 46 Istri Penjual SD
tahun nasi pecel
2. An. F P 17 Anak Pelajar SMA
tahun

c. Genogram JANTUNG

TBC

Keterangan
: Laki-laki : tinggal satu rumah

: perempuan : klien

: meninggal

16 | A S K E P K O M U N I T A S T B P a r u
d. Type Keluarga :
a) Jenis type keluarga :
Keluarga Tn. S termasuk keluarga inti (Nuclear Family)karena dalam satu rumah
terdiri dari ayah, ibu dan anak.
b) Masalah yang terjadi dengan type tersebut : Tidak ada
e. Suku Bangsa :
a) Asal suku bangsa : Jawa
b) Budaya yang berhubungan dg kesehatan : Tidak ada budaya yang berhubungan
dengan kesehatan.
f. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan :
Keluarga Tn. S menganut Agama Islam. Dalam agama tersebut tidak ada kepercayaan
yang mempengaruhi ksehatan.
g. Status Sosial Ekonomi Keluarga :
a) Anggota keluarga yang mencari nafkah : Tn. S sebagai buruh bangunan
b) Penghasilan : ± Rp 300.000 per bulan
c) Upaya lain : Ny. S penjual nasi pecel.
d) Harta benda yang dimiliki (perabot, transportasi, dll) : TV, sepeda motor, dan
sepeda.
e) Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan : ± Rp 400.000 per bulan
h. Aktivitas Rekreasi Keluarga :
Aktivitas rekreasi dalam rumah tangga selama ini dilakukan dengan berkumpul
bersama sambil nonton TV. Aktivitas rekreasi di luar rumah jarang mereka lakukan.

II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


a. Tahap perkembangan keluarga dengan anak remaja :
Pada saat ini keluarga Tn. S sedang beada pada tahap perkembangan keluarga dengan
anak remaja. Dimana tugas perkembangan keluarga dengan anak remaja antara lain:
1. Memberi kebebasan yang seimbang dan bertanggung jawab mengingat remaja
adalah seorang dewasa muda dan memiiki otonomi.
2. Mempertahankan hubungan intim dalam keluarga.
3. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua. Untuk
menghindari terjadinya perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.
4. Mempersiapkan perubahan sistem peran dan peraturan (anggota) keluarga untuk
memenuhi kebutuhab tumbang anggota keluarga.

17 | A S K E P K O M U N I T A S T B P a r u
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya :
1. Mempertahankan keintiman pasangan karena Tn. S lebih cenderung dam dan
menyendiri. Tn. S dan Ny. S sudah pisah ranjang tetapi masih rukun dan tinggal
satu rumah.
2. Membantu suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua.
c. Riwayat kesehatan keluarga inti :
a) Riwayat kesehatan keluarga saat ini :
Saat ini Ny. S mengeluh dadanya sakit ketika Ny. S sedang batuk. Ny. S
mengatakan dahaknya sulit keluar. Ketika Ny. S periksa ke RSI Sultan Agung
Semarang tanggal 24 Oktober 2014, Ny. S di diagnosa oleh dokter menderita TB
paru.. Ny. S mendapat terapi dan mengikuti pemeriksaan rontgen sebanyak 4x.
Ketika di foto rontgen terakhir tanggal 4 November 2015 klien telah dinyatakan
sembuh oleh dokter. Sejak saat ini sampai sekarang klien tidak pernah
mengontrolkan diri ke puskesmas atau rumah sakit. Ny. S mengatakan kadang
terasa sesak saat batuk. Tetapi Ny. S melakukan istirahat lebih banyak dan
biasanya bisa sembuh.
b) Riwayat penyakit keturunan :
Imunisasi Tindakan
Keadaan Masalah
No Nama Umur BB (BCG/Polio/DPT yang telah
Kesehatan kesehatan
/HB/Campak) dilakukan
1. Tn. S 48 52 Sehat BCG : - Tidak ada
tahun kg POLIO : - masalah
DPT : -
Hepatitis : -
Campak : -
2. Ny. S 46 40 Menderita BCG : - Pada saat Hanya
tahun kg penyakit POLIO : - batuk dengan
TBC DPT : - terasa melakukan
Hepatitis : - sesak pada istirahat
Campak : - dada lebih
banyak.
3. An. F 17 54 Sehat BCG : v Tidak ada
tahun kg POLIO : v masalah
DPT : v
Hepatitis : v
Campak : v

18 | A S K E P K O M U N I T A S T B P a r u
TBC : lengkap
Riwayat kesehatan dalam keluarga Ny. S terdapat anggota keluarga yang pernah
menderita Penyakit TBC dan juga Jantung .
c) Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan :
Puskesmas setempat dan Rumah sakit terdekat
d. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya : sebelumnya keluarga Tn. S tidak
mempunyai keluhan.

III.PENGKAJIAN LINGKUNGAN
a. Karakteristik Rumah
a) Luas rumah : 12 x 8 m2
b) Type rumah : semi permanen
c) Kepemilikan : rumah sendiri
d) Jumlah dan ratio kamar/ruangan : 7 ruangan
e) Ventilasi/jendela : terdapat 2 jendela di ruang tamu, 1 jendela di kamar tidur, 1
pintu utama.
f) Pemanfaatan ruangan : ruang tamu, 3 kamar tidur, ruang gudang, dapur dan kamar
mandi.
g) Septic tank : ada
letak : di belakang rumah
h) Sumber air minum menggunakan sumur.
i) Kamar mandi/WC : ada
j) Sampah : di bakar
k) Kebersihan lingkungan : cara pengaturan perabotan rumah kurang rapi. Kebiasaan
menyapu hanya 1x sehari
b. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW
a) Kebiasaan : mengikuti acara perkumpulan maupun acara yang lain di sekitar
rumah
b) Aturan/kesepakatan : tidak ada aturan yang khusus
c) Budaya : tidak ada budaya khusus di lingkungan sekitar.
c. Mobilitas Geografis Keluarga :
Rumah merupakan daerah perkampungan tidak jauh dari jalan raya, mudah di jangkau
oleh sepeda motor. Ny. S kalau membeli perlengkapan masak, membeli di daerah
pasar yang berjarak ± 200 m dari rumahnya. Rumah Ny. S berada di pinggir jalan
raya.

19 | A S K E P K O M U N I T A S T B P a r u
d. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Di dalam masyarakat Ny. S selalu mengikuti arisan dan perkumplan bersama
masyarakat. Sedangkan Tn. S cenderung berdian diri didalam rumah dan tidak banyak
bicara. Ny. S dan An. F dapat bersosialisasi dengan orang lain secara baik. Ny. S
bekerja sebagai penjual nasi pecel. Sosialisasi Ny. S dengan pembeli berjalan baik.
An. F juga dapat bergaul dengan baik dengan teman-teman sebayanya dan juga
masyarakat lain.
e. Denah rumah

KM/ U
WC
G
U B T
D T
A DAPUR
E
N R
G A S
S
RUANG TAMU

KAMAR KAMAR KAMAR


AYAH IBU AN. F

f. Sistem Pendukung Keluarga


Anggota keluarga biasanya kalau sakit parah diperiksakan ke Puskesmas / ke Dokter
terdekat. Ny. S sering tolong menolong begitu juga dengan lingkungan sekitar.
IV. STRUKTUR KELUARGA
a. Pola/cara Komunikasi Keluarga
Pola komunikasi yang digunakan di kelurga Tn. S adalah komunikasi terbuka. Mereka
dapat mengungkapkan pendapat masing-masing.
b. Struktur Kekuatan Keluarga :
c. Keluarga kalau ada masalah yang memutuskan masalah adalah Tn. S. Keputusan
diambil dengan cara bermusyawarah bersama.
d. Struktur Peran (peran masing-masing anggota keluarga)
a) Tn. S berperan sebagai kepala rumah tangga, sudah melakukan perannya
dengan baik.
b) Ny. S berperan sebagai ibu rumah tangga juga membantu Tn. S untuk mencari
nafkah dengan menjual nasi pecel.

20 | A S K E P K O M U N I T A S T B P a r u
c) An. F berperan sebagai anak juga sudah berperan dengan baik didalam
keluarga, ia duduk di bangku kelas 2 SMA bisa melaksanakan peran sebagai
anak usia sekolah dan remaja yang baik.
e. Nilai dan Norma Keluarga
Keluarga Tn. S apabila sakit dbelikan obat di warung terlebih dahulu. Jika belum
sembuh, maka diperiksakan ke puskesmas terdekat / pelayanan kesehatan terdekat.
V. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi afektif
Tn. S kurang mengetahui tentang penyakit flek paru / TB Paru yang diderita oleh
Ny. S. Tapi Ny. S sewaktu sakit mu memerikskan diri ke pelayanan kesehatan.
b. Fungsi sosialisasi
a) Kerukunan hidup dalam keluarga : setiap harinya kerukunan terjalin antar anggota
keluarga, walaupun Tn. S dan Ny. S pisah ranjang
b) Interaksi dan hubungan dalam keluarga : interaksi yang terjalin dalam keluarga
sudah baik.
c) Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan : dalam
pengambilan keputusan yang dominan adalah Tn. S karena selaku kepala rumah tangga.
d) Kegiatan keluarga waktu senggang : menonton TV
e) Partisipasi dalam kegiatan sosial :
Tn. S partisipasi dalam kegiatan sosial kurang karena beliau seorang yang pendiam.
Ny. S parisipasi dalam kegiatan sosial sudah baik.
An. F parisipasi dalam kegiatan sosial sudah baik.
c. Fungsi perawatan kesehatan
a) Pengetahuan dan persepsi keluarga tentang penyakit/masalah kesehatan
keluarganya :
keluarga tidak mampu mengenal masalah kesehatan tentang penyakit TB Paru.
b) Kemampuan keluarga mengambil keputusan tindakan kesehatan yang tepat :
kemampuan mengambil keputusan juga terbatas karena kurangnya
pengetahuan tentang penyakit yang diderita Ny. S.
c) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit :
kemampuan merawat keluarga yang sakit juga terbatas
d) Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat :
Keluarga kurang dapat memelihara lingkungan rumah yang sehat.
e) Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di masysrakat :

21 | A S K E P K O M U N I T A S T B P a r u
Kemampuan keluarga Tn. S dalam memanfaatkan fasilitas keseatan sekitar
sudah baik.
d. Fungsi reproduksi
a) Perencanaan jumlah anak : tidak ada
b) Akseptor : Belum, karena Tn. S dan Ny. S sudah pisah ranjang.
e. Fungsi ekonomi
a) Upaya pemenuhan sandang pangan : upaya pemenuhan sandang pangan sudah
cukup.
b) Pemanfaatan sumber di masyarakat : baik
VI. STRES DAN KOPING KELUARGA
a. Stressor jangka pendek dan panjang :
Ny. S merasakan ketakutan jika penyakitnya tidak bisa sembuh dan harus mengulang
pengobatan dari awal.
b. Respon keluarga terhadap stressor :
Apabila ada masalah, Tn. S biasanya selalu bersabar dan menyuruh anggota keluarga
yang lain untuk bersabar pula serta menyerahkan semua kepada Alloh SWT.
c. Strategi koping :
Dalam mengahadapi suatu masalah, biasanya Tn. S berunging dengan istri dan
anaknya.
VII. KEADAAN GIZI KELUARGA
Pemenuhan gizi : Terbatas
Upaya lain : Tidak ada
VIII. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Tn. S Ny. S An. F
TD 120/80 mmHg 100/60 mmHg 120/70 mmHg
BB 52 kg 40 kg 54 kg
TB 158 cm 153 cm 161 cm
Nadi 78 x/menit 80 x/menit 76 x/menit
RR 16 x/menit 22 x/menit 20 x/menit
Kepala Bentuk mesochepal Bentuk mesochepal Bentuk mesochepal
Rambut Warna hitam ada Warna hitam Warna hitan lurus,
ubannya, cukup kemerahan, agak besih
bersih lurus ikal, kering kotor
Mata Tidak ada gangguan Tidak ada gangguan Tidak anemis, tidak
penglihatan, tidak penglihatan, anemis, ikterik
ada ikterik tidak ada ikterik
Hidung Bersih, tidak ada Bersih, tidak ada Bersih, tidak ada
sekret, tidak ada sekret, tidak ada sekret, tidak ada

22 | A S K E P K O M U N I T A S T B P a r u
polip polip polip
Telinga Tampak kotor, ada Bersih, tidak ada Kotor, ada serumen,
serumen, tidak ada serumen, tidak ada tidak ada luka
luka luka
Mulut dan Bibir cukup lembab, Bibir kering, tidak Bibir lembab , tidak
tenggorokan tidak ada stomatitis ada stomatitis, tidak ada nyeri telan
ada yeri telan
Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembesaran kelenjar pembesaran kelenjar pembesaran kelenjar
tyroid tyroid tyroid
Dada Simetris, vesikuler Semetris, tidak Vesikuler, simetris,
terdengar bunyi tidak terdengar
gallop, terdengar bunyi gallop
bunyi whezzing
Abdomen Datar, tidak ada luka Datar, tidak ada luka Datar, tidak ada luka
Ekstermitas Berfungsi dengan Berfungsi dengan Berfungsi dengan
baik, tidak ada baik, tidak ada baik, tidak ada
kelainan kelainan kelainan
Kulit Sawo matang, tidak Hitam, kering, tidak Sawo matang, tidak
ada alergi, bersih ada alergi, bersih ada alergi, bersih
Genital - - -

IX. HARAPAN KELUARGA


a. Terhadap masalah kesehatannya :
Keluarga Tn. S berharap agar penyakit Ny. S dapat teratasi sampai tutas dan tidak
kambuh-kambuh lagi.
b. Terhadap petugas kesehatan yang ada :
Keluarga Tn. S menyambut baik terhadap petugas kesehatan yang bertugas di
ingkungannya, beliau berharap agar petugas kesehatan secara rutin melakukan
kegiatan pengobatan/ penyuluhan terhadap warga lingkungan Tn. S.
ANALISA DATA
NO DATA PROBLEM ETIOLOGI
1. DS: Bersihan jalan nafas KMK Tn. S dalam
Keluarga mengatakan kalau Ny. S tidak efektif melakukan
menderita flek paru tanggal 24 perawatan pada
Oktober 2014. Ny. S mengalami anggota keluaga
sesak nafas dan nyeri dada seperti yang sakit
ditusuk-tusuk. Kemudian keluarga

23 | A S K E P K O M U N I T A S T B P a r u
memeriksakan Ny. S ke RSI Sultan
Agung Semarang, Ny. S di diagnosa
oleh dokter menderita TB paru.
DO:
- Ny. S batuk tetapi tidk bisa
keluar dahaknya dan sesak
nafas
- Bentuk dada simetris
- Terdengar whezzing
2. DS: Resiko perubahan KMK dalam
- Keluarga mengatakan bahwa pemenuhan nutrii mengenal masalah
tanggal 4 November 2015 kurang dari nutrisi pada
klien telah dinyatakan sembuh kebutuhan tubuh keluarga yang sakit
oleh dokter. Sejak saat ini
sampai sekarang klien tidak
pernah mengontrolkan diri ke
puskesmas atau rumah sakit.
- Ny. S mengatakan setiap
malam tubuhntya berkeringat
- Klien mengatakan tubuhnya
lemas saat banguntidur
DO:
- Nafsu makan klien cukup
bagus
- Makan 3x sehari
- BB sebulan terakhir 45 kg,
namun saat dilakukan
pengkajianturun menjadi 40
kg
- LILA : 19 cm
- Tubuh terlihat kurus, kulit
kering bersisik
- Konjungtiva anemis

24 | A S K E P K O M U N I T A S T B P a r u
PERUMUSAN DIAGNOSIS KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d KMK Tn. S dalam melakukan perawatan pada
anggota keluaga yang sakit.
2. Resiko perubahan pemenuhan nutrii kurang dari kebutuhan tubuh b.d KMK dalam
mengenal masalah nutrisi pada keluarga yang sakit.

PENILAIAN (SKORING) DIAGNOSIS KEPERAWATAN

No Kriteria Sko Bobot Nilai Pembenaran

25 | A S K E P K O M U N I T A S T B P a r u
Dx r Total
Kep
1. Sifat masalah : 3/3 x 1 = 1 Ketika keluarga ditanya tentang
Skala : Tidak/ kurang sehat 3 1 TB Paru mengatakan tidak tahu
Ancaman kesehatan 2 dan lebih cenderung diam
Keadaan sejahtera 1 ketika ditanya masalah
perawatan TB Paru.

Kemungkinan masalah ½x2=1 Pendidikan Ny. S adalah SD.


dapat diubah : 2 2 Pemahaman keluarga Tn. S
Skala : Mudah 1 kurang ketika ditanya tentang
Sebagian 0 masalah TB Paru, dan
Tidak dapat menjawabnya agak lama.
Potensial masalah untuk 2/3 x 1 = Dengan pemberian informasi
dicegah : 3 1 2/3 tentang perawatan TB Paru
Skala : Tinggi 2 yang cukup jelas, kemungkinan
Cukup 1 masalah yang akan muncul
Rendah dapat dicegah.
Menonjolnya masalah : 2/2 x 1 =1 Masalah bersihan jalan nafas
Skala : tidak efektif adalah masalah
Masalah berat, harus segera 2 1 aktual yang harus ditangani
ditangani 1 agar tidak menimbulkan
Ada masalah, tetapi tidak 0 komplikasi.
perlu ditangani
Masalah tidak dirasakan
TOTAL SKOR 3 2/3

PENILAIAN (SKORING) DIAGNOSIS KEPERAWATAN

No. Kriteria Sko Bobot Nilai Pembenaran


Dx r Total
Kep

26 | A S K E P K O M U N I T A S T B P a r u
Sifat masalah : 2/3 x 1 = BB klien sebulan terakhir 45
Skala : Tidak/ kurang sehat 3 1 2/3 kg, namun saat dilakukan
Ancaman kesehatan 2 pengkajian BB klien 40 kg,
Keadaan sejahtera 1 LILA = 19 cm. Tubuh klien
kurus, kulit kering, bersisik,
rambut merah, konjungtiva
anemis.
Kemungkinan masalah ½x2=1 Masalah nutrisi kurang dari
dapat diubah : 2 2 kebutuhan tubuh dapat diatasi
Skala : Mudah 1 dengan pemenuhan nutrisi
Sebagian 0 yang adekuat dan nutrisi pada
Tidak dapat taraf gizi seimbang sesuai
kebutuhan tubuh yang
mencakup 4 sehat 5 sempurna.

Potensial masalah untuk 1/3 x 1 = Ekonomi keluarga Tn. S dari


dicegah : 1 1/3 kalangan bawah. Makanan
Skala : Tinggi 3 sehari-hari adalah nasi dan
Cukup 2 sayur. Kadang makan dengan
Rendah 1 lauk kadang juga tidak.
Menonjolnya masalah : ½x1=½ Ny.s mengatakan kalau ada
Skala : anggota keluarga yang sakit
Masalah berat, harus segera 2 1 biasanya dibelikan obat di
ditangani 1 warung terlebih dahulu, jika
Ada masalah, tetapi tidak 0 belum ada perubahan baru
perlu ditangani diperiksakan ke puskesmas
Masalah tidak dirasakan atau rumah sakit.
TOTAL SKOR 21/2

PRIORITAS DIAGNOSIS KEPERAWATAN

Prioritas Diagnosa Keperawatan Skor


1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d KMK Tn. 3 2/3
S dalam melakukan perawatan pada anggota
keluaga yang sakit.
2. Resiko perubahan pemenuhan nutrii kurang dari 21/ 2

27 | A S K E P K O M U N I T A S T B P a r u
kebutuhan tubuh b.d KMK dalam mengenal
masalah nutrisi pada keluarga yang sakit.

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

DX Keperawatan : Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d KMK Tn. S dalam melakukan
perawatan pada anggota keluaga yang sakit.
Tujuan Kriteria Hasil/ Standart Intervensi Rasional
Tujuan Umum : - Koognitif - Keluarga dapat 1. Kaji 1. Identifikasi
Setelah dilakukan - Psikomotor menjelaskan pengetahuan tingkat
kunjungan selama - Afektif gejala TB Paru tingkat kemampuan

28 | A S K E P K O M U N I T A S T B P a r u
1 – 2x/ minggu - Keluarga Tn. S keluarga klien serta
bersihan jalan dapat tentang TB efisiensi
nafas Ny. S melakukan Paru. pemberian
menjadi efektif. perawatan 2. Ajarkan pendidikan
kesehatan. kepada kesehatan.
Tujuan Khusus: - Keluarga Tn. S keluarga 2. Latihan
Setelah dilakukan senantiasa untuk latihan nafas dalam dan
tindakan selama 1 memeriksakan nafas dalam batuk efektif
x 30menit, diri/ dan batuk dapat
diharapkan : mongontrol efektif agar mengeluarkan
1. Mengetahui kesehatan diri bersihan jalan sekret yang tidak
penyakit TB ke pelayanan nafas menjadi bisa keluar.
Paru. kesehatan efektif dan 3. Pengontrola
2. Keluarga puskesmas/RS tidak terjadi n diri ke
mampu - Keluarga Tn. S komplikasi. pelayanan
melakukan dapat bersikap 3. Menganjurkan kesehatan untuk
perawatan tenang apabila keluarga mendeteksi
kesehatan ada kekambuh untuk komplikasi atau
3. Keluarga pada Ny. S mengontrol perkembangan
melakukan kesehatan di dari penyakit
kontrol puskesmas / 4. Membantu
kesehatan di RS klien mengalami
pelayanan 4. Pertahankan efek fisiologi
kesehatan. perilaku hipoksia, yang
4. Keluarga tenang pada dapat
bersikap tenang keluarga, dimanifestasikan
dalam bantu pasien sebagai
menghadapi untuk kontrol ketakutan/ansieta
kekambuhan diri dengan s.
menggunakan
pernapasan
lebih lambat
dan dalam.

29 | A S K E P K O M U N I T A S T B P a r u
DX Keperawatan : Resiko perubahan pemenuhan nutrii kurang dari kebutuhan tubuh b.d
KMK dalam mengenal masalah nutrisi pada keluarga yang sakit.
Tujuan Kriteria Hasil/ Standart Intervensi Rasional
Tujuan Umum : - Koognitif - Dapat 1. Kaji 1. Identifikasi
Setelah dilakukan - Psikomotor menyebutkan pengetahuan tingkat
kunjungan selama - Afektif pengertian keluarga kemampuan klien
1 – 2x/ minggu makanan yang tentang serta efisiensi
diharapkan bergizi. pengertian pemberian
mampu - Menyajikan makanan yang pendidikan
memenuhi nutrisi makanan bergizi, jenis kesehatan.
sesuai kebutuhan bergizi setiap makanan 2. Pemenuhan
tubuh. hari. tinggi kalori makanan yang
Tujuan Khusus: dan tinggi bergizi setiap hari
Setelah dilakukan protein, dapat membantu
tindakan selama 1 manfaat pemulihan nutrisi
x 30menit, makanan pada keluarga Tn.
diharapkan : bergizi bagi S terutama Ny. S.
1. Keluarga tubuh.
mampu 2. Anjurkan
memenuhi kepada
makanan yang keluarga untuk
bergizi yang selalu
dibutuhkan oleh memenuhi
tubuh terutama nutrisi yang
tinggi kalori, bergizi setiap
tinggi protein hari terutama
(TKTP) makanan yang
2. Keluarga mudah
mampu didapatkan
memenuhi dan harga
nutrisi yang relatif
dibutuhkan oleh terjangkau.
tubuh setiap
hari

30 | A S K E P K O M U N I T A S T B P a r u

Anda mungkin juga menyukai