Anda di halaman 1dari 11

1. Apakah orang tua rentan terkena COVID-19?

forbes.com

Pertanyaan ini sering dilontarkan dikarenakan lonjakan pada tingkat


kematian yang lebih banyak merenggut kaum manusia lanjut usia
(manula).

Namun, ditegaskan sekali lagi bahwa tidak hanya manula, bahkan generasi
muda pun dapat tertular COVID-19 jika tidak menjaga diri.

Biasanya, manula memang rentan terkena COVID-19 dikarenakan sistem


imun tubuh yang sudah tidak seprima dulu. Selain itu, manula yang
memiliki riwayat penyakit seperti hipertensi, diabetes, penyakit pernapasan,
atau penyakit parah lainnya memiliki kemungkinan besar untuk tertular
COVID-19 akut.

Mereka dengan sistem imun yang lemah (atau pengidap AIDS) juga sama
rentannya tertular COVID-19.

2. Apakah COVID-19 perlu dikhawatirkan?

Para komuter berjalan melewati Canary Wharf, saat jumlah kasus positif COVID-19 semakin meningkat di
seluruh dunia dan saham Eropa turun tajam di London, Inggris, pada 9 Maret 2020. ANTARA
FOTO/REUTERS/Dylan Martinez

Sebanyak 80 persen kasus COVID-19 bersifat "ringan", sehingga


perawatan yang cukup dapat memulihkan mereka segera dalam waktu
cepat.

Namun, dikarenakan penyebarannya yang cepat, tidak ada salahnya untuk


tetap waspada pada penyebaran COVID-19. Jika kamu merasakan gejala-
gejalanya, maka jangan ragu untuk berobat ke rumah sakit.
3. Apakah gejala-gejala COVID-19

thehealthy.com

Tidak henti-hentinya kami mengingatkan bahwa gejala-gejala utama


COVID-19 adalah:

 Demam,
 Rasa lelah, dan
 Batuk kering.

Namun, tidak jarang gejala-gejala seperti hidung tersumbat atau meler,


diare, dan susah bernapas mengikuti ketiga gejala tersebut.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, pada manula atau mereka yang
memiliki riwayat penyakit jantung, hipertensi, atau pernapasan, lebih rentan
terkena COVID-19 akut. Akan tetapi, jika tidak ada riwayat penyakit,
sebanyak 80 persen dari kasus-kasus global dinyatakan sembuh tanpa
perawatan intensif.

4. Apakah COVID-19 sama dengan SARS dan


MERS?

Pixabay/mattthewafflecat

Sekadar penjelasan singkat, Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-


CoV) yang berawal dari 2003 dan Middle East Respiratory
Syndrome (MERS-CoV) pada 2012 memang sama-sama menyerang
pernapasan, sama seperti COVID-19.
Meskipun disebabkan oleh jenis virus yang sama, yaitu virus corona,
COVID-19, dan MERS serta SARS memiliki jenis virus corona yang
berbeda.

Dari segi mortalitas, COVID-19 - dengan persentase mortalitas sebesar 2


persen - kalah dibandingkan SARS dan MERS (jika berbicara angka
kematian murni karena penyakit). Dari segi penularan, COVID-19 jauh
lebih pesat dibandingkan SARS dan MERS.

5. Perlukah saya menggunakan masker?


healthline.com

Masker untuk keadaan seperti ini lebih disarankan agar dipakaikan kepada:

 Pengidap COVID-19, dan


 Tenaga medis yang merawat pasien COVID-19.

LANJUTKAN MEMBACA ARTIKEL DI BAWAH

Editor’s Picks

 10 Bentuk Penis Yang Perlu Kalian Ketahui Dan Kelebihannya


 7 Tanda Sepele Yang Kerap Terasa Ini Ternyata Gejala Ginjal
Bermasalah
 5 Tanda Yang Terasa Saat Tubuhmu Kurang Gerak, Awas
Penyakitan!
Sekali lagi, berhenti membeli atau menggunakan masker jika kamu
memang tidak perlu. Dikarenakan praktik beli massal, WHO sempat
mengumumkan status krisis masker. Hal tersebut sebenarnya dapat
dicegah dengan tidak melakukan panic buying dan hoarding.

Kalau kamu ingin bersin atau batuk, gunakan tisu atau siku tangan untuk
menutup hidung dan mulut, bukan masker. Selain itu, jaga jarak 1 - 3 meter
agar orang tidak terciprat batuk atau bangkismu.

Baca Juga: Daftar 10 Penyakit Pandemik Paling Mematikan dalam


Sejarah

6. Apakah kelelawar penyebab COVID-19?


unsplash.com/Thomas Lipke

Jawabannya belum pasti. Studi dari WHO pada akhir Februari menyatakan
bahwa kelelawar memang sumber dari COVID-19. Namun, inang perantara
yang menularkan COVID-19 kepada manusia masih diselidiki.

Sejauh ini, suspek terbesar jatuh pada hewan trenggiling, salah satu satwa
yang menjadi komoditas pasar gelap di Tiongkok. Namun, hal tersebut
masih belum dapat dipastikan.

7. Apakah COVID-19 dapat melekat pada benda


mati?
en.azvision.az

Jawabannya, "iya". COVID-19 dapat menempel pada benda mati atau


barang selama beberapa jam atau beberapa hari jika tidak secepatnya
dibersihkan dengan disinfektan. Akan tetapi, ketahanan COVID-19
menempel pada satu benda tergantung dari beberapa faktor seperti suhu,
kelembapan, dan jenis permukaan.

Sesudah membersihkan barang yang terpapar COVID-19 dengan


disinfektan, segera bersihkan tangan dengan alkohol atau sabun. Hindari
menyentuh mata, hidung dan mulut.

8. Apakah COVID-19 sudah ada obatnya?


pixab
ay

Sejauh ini, berbagai kabar beredar bahwa obat anti-retrovirus (ARV) yang


digunakan untuk mengobati pengidap AIDS dan obat malaria dapat
mengobati COVID-19. Malah, orang Indonesia menggunakan perawatan
tradisional untuk menangkal COVID-19.

Meskipun meringankan gejala COVID-19, WHO "sebenarnya" tidak


menyarankan hal tersebut. Bahkan, WHO melarang konsumsi antibiotik
sebagai tindakan pencegahan atau pengobatan COVID-19. Kecuali kamu
memang mengalami penyakit lain yang membutuhkan antibiotik.

Hingga saat ini, vaksin dan obat untuk COVID-19 masih dalam tahap
penelitian.

9. Apakah hewan peliharaan dapat menularkan


COVID-19?
Pixabay/PublicDomainPictures

Pertanyaan ini diajukan setelah munculnya kasus COVID-19 di Hong Kong


yang menyerang seekor anjing peliharaan. Anjing tersebut menjadi satu-
satunya hewan yang diisolasi.

WHO menyatakan bahwa COVID-19 tidak dapat ditularkan dari hewan


peliharaan apapun, baik anjing maupun kucing. Tidak ada dasar ilmiah
yang mendukung penyebaran COVID-19 lewat hewan peliharaan. Namun
kamu tetap perlu menjaga kebersihan dengan rajin mencuci tangan setelah
melakukan kontak dengan hewan peliharaanmu.

10. Apakah ada hal lain yang tidak boleh


dilakukan demi mencegah COVID-19?
vox.com

Jika ingin mencegah COVID-19, pastinya, sayangilah pernapasanmu. Hal


tersebut bisa kamu lakukan dengan cara:

 Tidak merokok,
 Tidak menggunakan masker berlapis-lapis, dan
 Tidak mengonsumsi antibiotik (lihat pertanyaan no.8).

Sekali lagi, jika kamu memang mengalami gejala-gejala COVID-19, segera


laporkan dirimu ke rumah sakit rujukan virus corona, agar segera dirawat
sebelum parah.
Itulah FAQ yang sering muncul mengenai penyebaran COVID-19 secara
global. Semoga kamu tidak bingung lagi, dan mari tekan angka
penyebaran COVID-19 bersama-sama.

Anda mungkin juga menyukai