Abstrak — Proyek pembangunan Hotel Aston Royal Bekasi Diagram interaksi digunakan untuk memodelkan objek di
terletak di Jalan Jenderal Ahmad Yani, Bekasi. Proyek ini dikelola dalam sebuah proses (use case). Diagram interaksi
dan dilaksanakan oleh PT. Waringin Megah di atas lahan seluas memperlihatkan interaksi yang memuat himpunan dari objek
1564 m2, memiliki 14 lantai dan satu semi basement dengan luas dan relasi yang terjadi antar objek tersebut. Diagram interaksi
bangunan 12581,25 m2 dan nilai kontrak Rp. 49.380.000.000,00. sangat berguna untuk mempelajari kekuatan kolom dengan
Proyek Hotel Aston Royal Bekasi ini akan dilengkapi berbagai perbandingan beban dan momen yang bervariasi. Setiap
fasilitas. Pembangunan struktur Hotel Aston Royal Bekasi dimulai kombinasi beban yang berada pada bagian dalam kurva berarti
sejak bulan Maret 2013 dan direncanakan akan selesai pada bulan aman, sedangkan setiap kombinasi yang berada di luar kurva
Maret 2014. Kolom merupakan salah satu komponen struktur utama
menyatakan keruntuhan. Sumbu X menyatakan momen,
yang menahan beban aksial dan momen yang bekerja di atasnya.
Hubungan antara momen dan beban aksial dapat dilihat dalam
sedangkan sumbu Y menyatakan beban aksial. Kelebihan
diagram interaksi. Momen maksimal yang mampu didukung oleh penggunaan diagram interaksi pada hubungan beban aksial dan
kolom juga dapat diketahui dari beban aksial yang terjadi pada momen pada kolom adalah mengetahui momen maksimal yang
diagram interkasi tersebut. Tujuan dari studi ini ialah mendesain dapat ditahan oleh kolom, serta aman atau tidaknya desain
ulang kolom K1 lantai 11 dan membandingkan momen maksimalnya kolom tersebut. Diagram interaksi dapat dibuat dengan cara
dengan momen maksimal kolom sesuai rencana dari pihak manual maupun komputerisasi menggunakan program, seperti
kontraktor. Kolom yang telah didesain ulang oleh penulis memiliki PCACOL, CSICOL, ataupun Visual Basic. Kekurangannya
dimensi 450 x 950 mm dan tulangan 24D22. Momen pada kolom ialah memerlukan banyak langkah dan syarat. Sehingga
rencana adalah sebesar 1.123,976 kNm, sedangkan momen pada memerlukan ketelitian yang lebih.
kolom yang telah didesain ulang adalah 912,909 kNm. Setelah diplot
pada diagram interaksi, titik temu beban aksial Pu dengan momen
II. TINJAUAN PUSTAKA
pada kolom rencana maupun yang telah didesain ulang berada di
dalam diagram interaksi, maka kedua kolom tersebut dianggap
mampu menahan beban yang bekerja di atasnya. A. Kolom
Kolom adalah komponen struktur bangunan yang fungsi
Kata Kunci — Kolom, Momen, Diagram Interaksi utamanya adalah meneruskan beban dari sistem lantai ke
pondasi. Sebagai bagian dari suatu kerangka bangunan dengan
I. PENDAHULUAN fungsi dan peran tersebut, kolom menempati posisi penting di
dalam sistem struktur bangunan. Kegagalan kolom akan
Umumnya kegagalan atau keruntuhan komponen tekan berakibat langsung pada runtuhnya komponen struktur lain
tidak diawali dengan tanda peringatan yang jelas dan bersifat yang berhubungan dengannya, atau bahkan merupakan batas
mendadak. Kegagalan kolom akan berakibat langsung pada runtuh total keseluruhan struktur bangunan. Pada umumnya
runtuhnya komponen struktur lain yang berhubungan kegagalan atau keruntuhan komponen tekan tidak diawali
dengannya, atau bahkan merupakan batas runtuh total dengan tanda peringatan yang jelas, bersifat mendadak.
keseluruhan struktur bangunan.
Kolom tidak hanya bertugas menahan beban aksial vertikal,
Dalam merencanakan struktur kolom harus kolom juga bertugas menahan kombinasi beban aksial dan
memperhitungkan secara cermat dengan memberikan cadangan momen lentur. Secara garis besar ada tiga jenis kolom
kekuatan lebih tinggi daripada untuk komponen struktur bertulang, yaitu:
lainnya. Kolom tidak hanya bertugas menahan beban aksial
vertikal, kolom juga bertugas menahan kombinasi beban aksial 1) Jenis kolom berdasarkan bentuk dan susunan tulangan.
dan momen lentur. a. Kolom menggunakan pengikat sengkang lateral.
b. Kolom menggunakan pengikat spiral.
c. Struktur kolom komposit. IV. DATA DAN PEMBAHASAN
2) Jenis kolom berdasarkan letak atau posisi beban aksial. A. Data Pembebanan
a. Kolom dengan posisi beban sentris.
Beban yang dimasukkan di perhitungan ini hanya beban
b. Kolom dengan posisi beban eksentris.
mati (DL) dan beban hidup (LL) dengan kombinasi 1,2 DL +
c. Jenis kolom berdasarkan panjang kolom
1,6 LL. Berikut merupakan gambar letak kolom K1 lantai 11
B. Analisa Pembebanan yang akan dihitung.
Perhitungan pembebanan dimaksudkan untuk mendapatkan
besar gaya aksial dan momen yang bekerja pada kolom.
Perhitungan pembebanan dilakukan secara manual dan
mengacu pada peraturan dan SNI yang berlaku. Peraturan dan
SNI yang digunakan disini adalah Peraturan Pembebanan
Indonesia Untuk Gedung (PPIUG 1983) dan SNI 03-2847-
2002 (BETON).
C. Diagram Interaksi
Tabel 2 Perhitungan Beban Hidup Atap Jika beban aksial tekan bekerja pada kolom beton pendek,
maka kolom tersebut akan mengalami regangan merata atau
Beban Luas
Jenis Total (Kg) perpendekan.
(Kg/m2) (m2)
Hidup 100 16,875 1687,5 Jika momen bekerja tanpa beban aksial pada kolom yang
sama, hasilnya adalah lentur terhadap sumbu netral kolom
Total 1687,5 dengan regangan yang sebanding dengan jarak dari sumbu
netral.
2) Beban Lantai 12 – 14
Jika beban aksial dan momen bekerja pada saat yang sama,
Lantai 12-14 adalah lantai tipikal. Beban lantai yang
diagram regangan yang dihasilkan adalah kombinasi dari dua
dihitung adalah beban pelat, balok, kolom, plafond,
diagram linier yang hasilnya akan linier. Akibat dari linieritas
dinding, Mechanical Electrical, dan beban hidup.
ini, kita dapat mengasumsikan nilai regangan tertentu pada satu
Adapun hasil perhitungan pembebanan lantai 12-14,
bagian kolom dan mencntukan regangan pada tempat yang lain
dapat dilihat pada
dengan interpolasi lurus.
Tabel 3 Hasil Perhitungan Beban Mati Lantai 12-14 Akibat berubahnya beban aksial kolom, momen yang dapat
Berat ditahan oleh kolom akan berubah. Hubungan beban aksial
Beban Panjang Luas Total dengan momen pada kolom dapat ditunjukkan menggunakan
Jenis Keterangan Sendiri
(kg/m2) (m) (m2) (kg) diagram interaksi.
(kg/m3)
Tebal = 1) Diagram Kolom Sesuai Rencana
Pelat 2400 16,875 6075,000
0,15 m Kolom yang akan diuji adalah kolom K1 dengan ukuran
Balok 2 x (0,30 x 500 x 1000. Gambar detail penulangan kolom K1 bisa
2400 3,75 3510
BI-02 0,65 m) dilihat pada
Balok
0,3 x 0,5 m 2400 2,25 810
BI-14
Plafond 18 16,875 303,75
ME 25 16,875 421,875
Kolom 0,5 x 1 m 2400 3,650 4380,000
Finishin
24 16,875 405,000
g
tinggi =
Dinding 250 7,500 6843,750
3,65 m
Total 22749,375
1) Perhitungan dimensi awal kolom, sesuai SNI 03-2847- Cc 0,85 x 33,20 x 206,1 x 950 5525334,90 0,35 1917014,94
2002 C3 759,88 x 60 45592,80 2,03 92325,42
2) Perencanaan tulangan
C4 759,88 x 240 182371,20 1,28 232523,28
3) Perencanaan sengkang
Sehingga diperoleh desain kolom baru dengan dimensi dan C5 3419,5 x 400 1367784,00 0,28 376140,60
letak tulangan yanng berbeda sebagaimana terlihat pada Jumlah 5798891,70 3072792,42
Gambar 10 berikut ini.
Lengan Momen
Gaya (N)
(m) (Nm)
-T1 -3419,5 x 400 -1367784,00 -0,28 376140,60
-T2 -759,88 x 182,608 -138760,70 -1,28 176919,89
0,85 x 33,20 x 189,612
Cc 5083308,11 0,36 1805560,54
x 950
C3 759,88 x 13,043 9911,48 2,03 20070,74
C4 759,88 x 208,695 158583,65 1,28 202194,16
C5 3419,5 x 400 1367784,00 0,28 376140,60
Jumlah 5113042,54 2957026,53