Anda di halaman 1dari 12

KOMUNITAS 1

KONSEP DASAR KEPERAWATAN KOMUNITAS

DI SUSUN OLEH

Alfian nuris 15010001

Desta Asherti Putri 15010005

M . Arif Alpadri

Sooekety Madiatul A

Widia Nurinsani 15010026

Yove Heriyanti 15010029

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


PEKANBARU MEDICAL CENTER

2017

1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan kesehatan masyarakat di indonesia dimulai pada abad ke-16,
yaitu dimulai dengan adanya upaya pembatasan penyakit cacar dan kolera yang
sangat ditakuti oleh masyarakat saat itu. Penyakit kolera masuk ke indonesia
tahun 1927, dan pada pada tahun 1937 terjadi wabah kolera eltor. Selanjutnya
tahun 1948 cacar masuk ke indonesia melalui singapura dan mulai berkembang
di indonesia, sehingga berawal dari wabah kolera tersebut pemerintah Belanda
(pada waktu itu indonesia dalam penjajahan Belanda) melakukan upaya-upaya
kesehatan masyarakat.
Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai
persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan kelompok
khusus dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang
telah melembaga (Sumijatun dkk, 2006). Misalnya di dalam kesehatan di kenal
kelompok ibu hamil, kelompok ibu menyusui, kelompok anak balita, kelompok
lansia, kelompok masyarakat dalam suatu wilayah desa binaan dan lain
sebagainya. Sedangkan dalam kelompok masyarakat ada masyarakat petani,
masyarakat pedagang, masyarakat pekerja, masyarakat terasing dan sebagainya
(Mubarak, 2006).

2
3
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Sejarah Perkembangan Keperawatan Komunitas


Perkembangan keperawatan komunitas tidak terlepas dari toloh
metodologi yunani, yaitu asclepius dan hegeia. Berdasarkan mitos yunani,
asclepius adalah seorang dokter yang tampan dan pandai meski tidak
disebutkan sekolah dan pendidikanya.dia dapat mengobati penyakit bahkan
bedah berdasarkan prosedut tertentu. Sementara Hegeia adalah asisten
asclepius yang juga merupakan istrinya, dia ahli dalam melakukan upaya-
upaya kesehatan. Namun mereka berdua memiliki perbedaan yaitu:

Tokoh Cara penangananan masalah


Aspelciu Dilakukan setelah tersebut terjadi pada seseorang
s
Hegeia Penanganan masalah melalui:
1. Hidup seimbang
2. Menghindari makan dan minum beracun
3. Memakan makanan yang bergizi
4. Istirahat yang cukup
5. Olahraga
Dari perbedaan pendekatan penananganan masalah kesehatan antara aselpius
dan hegeia. Akhirnya muncul dua aliran/ pendekatan daam penanganan
masalah-masalah kesehatan pada masyarakat, yaitu sebagai berikut:
1. kelompok aliran 1
aliran ini cenderung menunggu terjadinya peyakit atau setelah orang jatuh
sakit. Pendekatan ini disebut dengan pendekatan kuratif. Kelompok
tersebut terdiri dari dokter, psikiater, dan praktisi-praktisi lain yang
melakukan pearawatan atau pengobatan penyakit baik fisik, maupun
psikologis.
2. Kelompok aliran 2

4
Aliranini cenderung melakukan upaya-upaya pencegahan
penyakit( preventiv) dan peningkatan kesehatan( health promotion)
sebelum terjadinya penyakit. Kelompok ini antara lain para perawat
komunitas.
Dari uraian diatas seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang semakin maju, maka dalam masyarakat luas dapat kita amati
seolah-olah timbul garis pemisah antara kedua kelompok profesi tersebut, yaitu
pelayanan kesehatan kuratif( curative health care) dan pelayanan
pencegahan( preventive health care) dan tertera pada tabel.

Tingkat Pelayanan
Curative health care Preventive health care
Cara penanganan 1. Sasaranya bersifat 1. Sasaranya adalah
masalah individual masyarakat
kesehatan 2. Kontak pada klien 2. Masalah yang
hanya 1 kali ditangani adalah
3. Jarak petugas kesehatan masalah yang
dengan klien jauh dirasakan oleh
4. Cara pendekatan: masyarakat, bukan
Bersifat reaktif, adanya masalah individual
bersifat hanya 3. Hubungan petugas
menunggu masalah kesehatan dan
kesehatan / penyakit masyarakat bersifat
yang datang disini kemitran
petugas kesehatan 4. Cara pendekatan:
hanya menunggu klien Bersifat proaktif:
datang. artinya tidak
5. Cenderung melihat dan menunggu adanya
menangani masalah masalah , tetapi
klien pada sistem mencari apa
biologis penyebab masalah,
6. Manusia sebagai klien petugas kesehatan

5
hanya dilihat secara masyarakat tidak
parsial padahal manusia hanya menunggu
terdiri atas aspek bio- datangnya klien.
psiko-sosio san Tetapi harus turun
spiritual. ke masyarakat untuk
mencari dan
mengidentifikasi
masalah yang ada
pada masyarakat,
dan selanjutnya
melakukan tindakan.
5. Melihat klien
sebagai makhluk
yang utuh melalui
pendekatan yang
holistik bahwa
terjadinya penyakit
tidak semata-mata
karena terganggunya
salah satu aspek
yang lain
pendekatan yang
digunakan adalah
pendekatan yang
utuh pada semua
aspek baik biologis
psikologis sosiologis
maupun spiritual
dan sosial

6
B. Sejarah Perkembangan Keperawatan Komunitas di Indonesia
Perkembangan kesehatan masyarakat di indonesia dimulai pada abad ke-
16,yaitu dimulai dengan adanya upaya pembatasan penyakit cacar dan kolera
yang sangat ditakuti oleh masyarakat saat itu. Penyakit kolera masuk ke
indonesia tahun 1927, dan pada pada tahun 1937 terjadi wabah kolera eltor.
Selanjutnya tahun 1948 cacar masuk ke indonesia melalui singapura dan mulai
berkembang di indonesia, sehingga berawal dari wabah kolera tersebut
pemerintah Belanda (pada waktu itu indonesia dalam penjajahan Belanda)
melakukan upaya-upaya kesehatan masyarakat. Gubernur Jendral Deandles
pada tahun 1807 telah melakukan upaya pelatihan dukun bayi dalam praktik
persalinan. Upaya ini dilakukan dalam rangka menurunkan angka kematian
bayi dalam praktik persalinan.Upaya ini dilakukan dalam rangka menurunkan
angka kematian bayi (infan mortality rate) yang tinggi. Namun, upaya ini tidak
bertahan lama, akibat langkanya tenaga pelatih kebidanan. Baru kemudian di
tahun 1930, program ini dimulai lagi dengan didaftarkannya para dukun bayi
sebagai penolong dan perawat persalinan.pada tahun 1851 berdiri sekolah
dokter jawa oleh dr. Bosch dan dr. Blekker-kepala pelayanan kesehatan sipil
dan militer di indonesia. Sekolah ini dikenal dengan nama STOVIA (SCHOOL
Tot Oplelding van Indiche Arsten) atau sekolah pendidikan dokter pribumi.
Pada tahun 1913 didirikan sekolah dokter yang ke-2 di S urabaya dengan nama
NIAS ( Nederland Indische Artsen School). Pada tahun 1927 STOVIA berubah
menjadi sekolah kedokteran dan sejak berdirinya universitas indonesia tahun
1947, STOVIA berubah menjadi Fakulitas Kedokteran Universitas Indonesia.
Selain itu, perkembangan kesehatan masyarakat di indonesia juga ditandai
dengan berdirinya pusat laboratorium Kedokteran di Bandung tahun 1888-
tahun 1938 pusat laboratorium ini berubah menjadi lembaga Eykman.
Selanjutnya, laboratorium- laboratorium lain juga didirikan di kota-kota seperti
medan, Semarang, makasar, surabaya, dan Yokyakarta dalam rangka
menunjang pemberantasan penyakit malaria, lepra, cacar serta penyakit
lainnya. Bahkan lembaga gizi dan sanitasi juga didirikan.

7
Pada tahun 1922, penyakit pes masuk ke indonesia dan tahun 1933-1935
penyakit ini menjadi epidemis di beberapa tempat, terutama dipulau jawa. Pada
tahun 1935 dilakukan program pemberantasan penyakit pes dengan cara
melakukan penyemprotan DDT terhadap rumah-rumah penduduk dan
vaksinasi masal. Tercatat sampai pada tahun 1941,15 juta orang telah di
vaksinasi. Pada tahun 1945, hydrich- seorang petugas kesehatan pemerintah
Belanda- melakukan pengamatan terhadap masalah tingginya angka kematian
dan kesakitan di Banyumas purwokerto. Dari hasil pengamatan dan
analisisnya, disimpulkan bahwa tingginya angka kesakitan dan kematian
dikedua daerah tersebut dikarenakan buruknya kondisi sanitasi lingkungan,
masyarakat buang air besar di sembarangan tempat, dan pengguna air minum
dari sungai yang telah tercemar. Kesimpulan yang diperoleh adalah bahwa
rendahnya sanitasi lingkungan dikarenakan perilaku penduduk yang kurang
baik, sehingga Hydrich memulai upaya kesehatan masyarakat dengan
mengembangkan daerah percontohan, yaitu dengan cara melakukan promosi
mengenai pendidikan kesehatan. Sampai sekarang usaha Hydrich ini dianggap
sebagai awal kesehatan masyarakat di indonesia. Memasuki zaman
kemerdekaan, salah satu tonggak perkembangan kesehatan masyarakat di
Indonesia adalah saat diperkenalkannya Konsep Bandung ( Bandung plane)
pada tahun 1951 oleh dr. Y. Leimena dan dr.Patah-yang selanjutnya dikenalkan
dengan nama Patah-Leimena. Dalam konsep ini,diperkenalkan bahwa dalam
upaya pelayanan kesehatan masyarakat ,aspek preventif dan kuratif tidak dapat
dipisahkan. Hal ini berarti dalam mengembangkan sistem pelayanan kesehatan,
kedua aspek ini tidak boleh dipisahkan, baik dirumah sakit maupun
dipuskesmas. Selanjutnya pada tahun 1956 dimulai kegiatan pengembangan
kesehatan masyarakat oleh dr. Y. Susanti dengan berdirinya proyek Bekasi
( lemah abang ) sebagai proyek percontohan/ model pelayanan bagi
pengembangan kesehatan masyarakat pedesaan di indonesia dan sebagai pusat
pelatihan tenaga kesehatan. Proyek ini juga menekankan pada pendekatan tim
dalam pengelolaan program kesehatan. Untuk melancarkan penerapan konsep

8
pelayanan terpadu ini, terpilih delapan desa wilayah pengembangan
masyarakat:
1. Sumatra Utara: Indrapura.
2. Lampung
3. Jawa Barat: Bojong Loa
4. Jawa tengah : Sleman
5. Yokyakarta : Godea
6. Jawa timur : Mojosari
7. Bali : Kesiman
8. Kalimantan Selatan : Barabai
Kedelapan wilayah tersebut merupakan cikal bakal sistem puskesmas sekarang
ini. Padabulan november 1967, dilakukan seminar yang membahas dan
merumuskan programkesehatan masyarakat terpadu sesuai dengan kondisi dan
kemampuan rakyat indonesia, yaitumengenai konsep puskesmas- yang
dipaparkan oleh dr. Achmad Dipodilogo- yang mengacupada konsep Bandung
dan proyek Bekasi. Dalam seminar ini telah disimpulakan dandisepakati
mengenai sistem puskesmas yang terdiri atas tipe A,B, dan C. Akhirnya pada
padatahun 1968 dalam rapat kerja kesehatan nasional, dicetuskan bahwa
puskesmas merupakansuatu sistem pelayanan kesehatan terpadu, yang
kemudian dikembangkan oleh pemerintah (Departemen Kesehatan) menjadi
pusat pelayanan kesehatan masyarakat (puskesmas).
C. Definisi keperawatan komunitas
Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai
persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan kelompok
khusus dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang
telah melembaga (Sumijatun dkk, 2006). Misalnya di dalam kesehatan di kenal
kelompok ibu hamil, kelompok ibu menyusui, kelompok anak balita, kelompok
lansia, kelompok masyarakat dalam suatu wilayah desa binaan dan lain
sebagainya. Sedangkan dalam kelompok masyarakat ada masyarakat petani,
masyarakat pedagang, masyarakat pekerja, masyarakat terasing dan sebagainya
(Mubarak, 2006). Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan

9
yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat
(public health) dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta
mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan
tanpa mengabaikan perawatan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan
terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok serta masyarakat
sebagai kesatuan utuh melalui proses keperawatan (nursing process) untuk
meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal, sehingga mampu
mandiri dalam upaya kesehatan (Mubarak, 2006). Proses keperawatan
komunitas merupakan metode asuhan keperawatan yang bersifat alamiah,
sistematis, dinamis, kontiniu, dan berkesinambungan dalam rangka
memecahkan masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok serta masyarakat
melalui langkah-langkah seperti pengkajian, perencanaan, implementasi, dan
evaluasi keperawatan (Wahyudi, 2010).
D. Prinsip Keperawatan komunitas
Beberapa prinsip dalam melaksanakan keperawatan komunitas antara lain
sebagai berikut :
1. Kemanfaatan
Intervensi atau pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas yang dilakukan
harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi komunitas, artinya ada
kesimbangan antara manfaat dan kerugian.
2. Otonomi
Dalam kepererawatan komunitas, masyarakat diberikan kebebasan untuk
melakukan atau memilih alternatif terbaik yang disediakan.
3. Keadilan
Hal ini menegaskan bahwa upaya atau tindakan yang dilakukan sesuai
dengan kemampuan atau kapasitas komunitas.

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perkembangan keperawatan komunitas tidak terlepas dari toloh
metodologi yunani, yaitu asclepius dan hegeia. Berdasarkan mitos yunani,
asclepius adalah seorang dokter yang tampan dan pandai meski tidak
disebutkan sekolah dan pendidikanya.dia dapat mengobati penyakit bahkan
bedah berdasarkan prosedut tertentu. Sementara Hegeia adalah asisten
asclepius yang juga merupakan istrinya, dia ahli dalam melakukan upaya-
upaya kesehatan.
Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang merupakan
perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat (public health)
dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta mengutamakan
pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa
mengabaikan perawatan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan
terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok serta masyarakat
sebagai kesatuan utuh melalui proses keperawatan (nursing process) untuk
meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal, sehingga mampu
mandiri dalam upaya kesehatan (Mubarak, 2006)
B. Saran
Semoga makalah kami ini dapat berguna dan dapat menambah wawasan
bagi kita semua mohon maaf jika terjadi kesalahan didalam pengetikan semoga
kedepanya lebih baik lagi.

11
12

Anda mungkin juga menyukai