FARMAKOLOGI
DISUSUN OLEH :
TIM
Puji syukur tim penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Buku Panduan
Laboratorium Farmakologi. Buku Panduan ini merupakan salah satu bagian dari panduan pembelajaran
sebagai pendekatan dalam pencapaian kompetensi lulusan D-3 Keperawatan.
Mata Kuliah Farmakologi membahas konsep tentang farmakologi dan terapeutik dengan penekanan
pada farmakodinamik, farmakokinetik penggolongan obat, efek samping obat, dan bahaya
penggunaan/pemberian obat kepada pasien.
Kami berharap Buku Panduan Laboratorium Farmakologi ini dapat dijadikan petunjuk dan
dipergunakan dengan sebaik baiknya. Kami juga merasa masih banyak kekurangan dalam pembuatan
rencana pembelajaran semester ini, sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun untuk peningkatan
kualitas pedoman pembelajaran ini sangat kami harapkan. Semoga Buku Panduan Pembelajaran laborat
semester ini dapat mengantarkan mahasiwa mencapai tujuan sebagai perawat profesional.
Tim Penyusun
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................1
DAFTAR ISI....................................................................................................................................................3
PEMBERIAN OBAT ORAL.........................................................................................................................8
PEMBERIAN OBAT PARENTERAL............................................................................................15
PEMBERIAN OBAT SECARA INTRACUTAN......................................................................................22
PEMBERIAN OBAT SUBCUTAN.............................................................................................................26
PEMBERIAN OBAT INTRAMUSKULAR...............................................................................................30
PEMBERIAN OBAT INTRAVENA...........................................................................................................34
PEMBERIAN OBAT SECARA TOPIKAL...............................................................................................38
PEMBERIAN OBAT PRE REKTAL/ SUPPOSITORIA.........................................................................38
CARA MENGHITUNG DOSIS..................................................................................................................58
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................................58
BAB I
PENDAHULUAN
VISI
Menjadi universitas yang menghasilkan lulusan unggul dan Islami tingkat regional, berorientasi
enterpreneur tahun 2023.
MISI
B. Capaian Pembelajaran
1. Pengetahuan
Menguasai konsep anatomi fisiologi tubuh manusia, patologi dan patofisiologi kelainan
struktur dan fungsi tubuh, gizi, mikrobiologi, parasitologi, dan farmakologi
2. Ketrampilan
a. Pemberian obat oral
b. Pemberian obat parenteral :
- Intrakutan
- Subkutan
- Intramuskular
- Intravena
c. Memberikan obat topikal ( oles, tetes )
d. Memberikan obat pra rektal/supositoria
e. Cara menghitung dosis obat
C. ALOKASI WAKTU
Mata kuliah ini terdiri atas :
1 sks x 16 mgg efektif X 170 mnt X 2 kls = 5440 menit
E. METODE PEMBELAJARAN
1. Tutorial
2. Small Group Discussion (SGD)
3. Discovery Learning (DL)
4. Seminar
5. Praktik di laboratorium : Role play
6. Project based Learning
INSTRUKSIONAL KERJA
PEMBERIAN OBAT ORAL
IK.POO UNIVERSITAS LAB. KODE NO. URUT
MUHAMMADIYAH
KUDUS
Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh :
Disetujui oleh :
© UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH, 2019 – All Right Reserved
UNIVERSITAS Instruksional Kerja Disetujui oleh:
MUHAMMADIYAH Pemberian Obat Oral
Revisi Ke Tanggal
Berlaku:
A. DEFINISI
Memberikan obat melalui mulut
B. TUJUAN
1. Menyediakan obat yang memiliki efek lokal atau sistemik melalui saluran
gastrointestinal.
2. Menghindari pemberian obat yang dapat menyebabkan kerusakan kulit dan jaringan.
3. Menghindari pemberian obat yang dapat menyebabkan nyeri.
C. FOKUS PERHATIAN
Alergi terhadap obat, kemampuan klien untuk menelan obat, adanya muntah dan diare yang dapat
mengganggu absorbsi obat, efek samping obat, interaksi obat, kebutuhan pembelajaran mengenai
obat yang diberikan.
UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 2 dari 7
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemberian Obat Oral No. Dokumen:
Berlaku:
D. PERSIAPAN ALAT
1. Baki berisi obat-obatan
2. Kartu atau buku rencana pengobatan
3. Mangkuk sekali pakai untuk tempat obat
4. Pemotong obat (jika diperlukan)
5. Martil dan lumping penggerus (jika diperlukan)
6. Gelas pengukur (jika diperlukan)
7. Gelas dan air minum
8. Sedotan
9. Sendok
10. Pipet
11. Spuit ukuran mulut anak-anak
E. PERSIAPAN PASIEN
1. Fase Orientasi
a. Memberikan salam terapeutik dan menanyakan nama pasien
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan tindakan
d. Menjelaskan langkah prosedur tindakan
e. Menempatkan alat kedekat pasien
f. Mencuci tangan
F. INSTRUKSIONAL KERJA
2. Fase Kerja
a. Kaji kemmapuan klien untuk dapat minum obat per oral (kemampuan menelan, mual atau
muntah, adanya program NPO/ tahan makan dan minum, akan dilakukan penghisapan
lambung, tidak terdapat bunyi usus)
b. Periksa kembali order pengobatan (nama klien, nama dan dosis obat, waktu dan cara
pemberian), periksa tanggal kadaluwarsa obat. Jika ada keraguan
UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 3 dari 7
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemberian Obat Oral No. Dokumen:
Berlaku:
pada order pengobatan, laporkan pada perawat berwenang atau dokter sesuai dengan
kebijakan masing-masing institusi.
c. Ambil obat sesuai keperluan (baca order pengobatan dan ambil obat dialmari, rak
atau lemari es sesuai diperlukan).
d. Siapkan obat-obatan yang akan diberikan. Siapkan jumlah obat yang sesuai dengan dosis yang
diperlukan tanpa mengontaminasi obat (gunakan teknik aseptic untuk menjaga kebersihan
obat).
Tablet atau Kapsul
1) Tuangkan tablet atau kapsul dengan takaran sesuai kebutuhan ke dalam
mangkuk sekali pakai tanpa menyentuh obat.
Berlaku:
Berlaku:
Berlaku:
g. Kembalikan peralatan yang dipakai dengan tepat dan benar. Buang alat-alat sekali pakai
kemudian cuci tangan.
h. Lakukan evaluasi mengenai efek obat pada klien (biasanya 30 menit setelah pemberian
obat).
3. Fase Terminasi
a. Merapikan alat dan pasien
b. Melakukan evaluasi hasil tindakan
c. Berpamitan
d. Mencuci tangan
UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 7 dari 7
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemberian Obat Oral No. Dokumen:
Berlaku:
Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh :
Disetujui oleh :
© UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH, 2019 – All Right Reserved
UNIVERSITAS Instruksional Kerja Pemberian Obat Disetujui oleh:
MUHAMMADIYAH Parenteral
Revisi Ke Tanggal
Berlaku:
A. DEFINISI
Pemberian obat melalui jaringan atau pembuluh darah dengan menggunakan spuit.
B. TUJUAN
1. Mendapatkan reaksi yang lebih cepat dibandingkan dengan cara yang lain
2. Memperoleh reaksi setempat (tes alergi)
3. Membantu menegakkan diagnosis (penyuntikan zat kontras)
4. Memberikan zat imunologi
UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 2 dari 7
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemberian Obat No. Dokumen:
Parenteral
Berlaku:
d. Letakkan kassa steril diantara ibu jari tangan Anda dengan ampul kemudian patahkan leher
ampul kea rah menjauhi anda dan orang disekitar.
Kassa steril akan melindungi diri anda dari pecahan kaca ampul dan menjaga bagian
dalam ampul tetap steril.
Atau usapkan kapas alcohol disekitar leher ampul kemudian patahkan leher ampul kea rah
menjauhi anda dan orang disekitar anda. Jika ampul sulit dipatahkan dengan cara biasa,
gunakan gergaji ampul.
e. Buang leher ampul pada tempat khusus.
f. Tempatkan ampul pada permukaan yang datar.
g. Buka penutup jarum spuit kemudian masukkan jarum ke dalam ampul tepat dibagian
tengah ampul.
Mencegah jarum menyentuh bagian tepi dari botol ampul, mengurangi risiko jarum
terkontaminasi.
h. Aspirasi sejumlah cairan dari ampul sesuai dengan dosis yang dibutuhkan.
i. Keluarkan jarum dari ampul, tutup kembali jarum spuit dengan teknik yang benar.
j. Jika terdapat gelembung udara pada spuit :
a. Pegang spuit secara vertical dengan jarum menghadap ke atas.
b. Tarik plunger ke bawah dan jentikkan spuit dengan jari.
c. Dorong plunger perlahan ke atas untuk mengeluarkan udara, tetapi jaga agar tidak
mengeluarkan larutan.
k. Periksa kembali jumlah larutan yang ada pada spuit, bandingkan dengan volume yang
dibutuhkan.
l. Bandingkan label obat dengan catatan pemberian obat.
m. Jika perlu, ganti jarum spuit yang baru jika obat dapat mengiritasi kulit.
n. Beri label spuit dengan label obat yang sesuai.
o. Tempatkan spuit (dalam bak spuit), kapas alcohol, dan kartu obat di atas baki.
p. Buang atau simpan kembali peralatan yang tidak diperlukan.
4. FASE TERMINASI
1. Merapikan alat dan pasien
2. Melakukan evaluasi hasil tindakan
3. Berpamitan
4. Mencuci tangan
e. Kapas alcohol
f. Baki obat
g. Label obat
h. Bak spuit :
1) Aquabides (jika perlu)
2) Bengkok
2. Persiapan Pasien
a. Fase Orientasi
1) Memberikan salam terapeutik dan menanyakan nama pasien
2) Memperkenalkan diri
3) Menjelaskan tujuan tindakan
4) Menjelaskan langkah prosedur tindakan
5) Menempatkan alat kedekat pasien
6) Mencuci tangan
b. Prosedur Kerja
1) Periksa label vial dengan catatan obat atau kartu obat sesuai prinsip “Lima Benar”.
2) Hitung dosis yang diperlukan. Jika perlu, rotasikan cairan yang ada dalam vial dengan
menggunakan tangan agar tercampur sempurna.
Tidak boleh mengocok larutan dalam vial karena dapat menyebabkan larutan
menjadi berbuih.
3) Buka segel pada bagian tutup obat tanpa menyentuh bagian karetnya.
4) Usap bagian karet tersebut dengan kapas alcohol.
5) Buka tutup jarum
6) Masukkan udara kedalam spuit sesuai dengan jumlah obat yang dibutuhkan.
7) Dengan hati-hati, masukkan jarum secara tegak lurus tepat ditengah- tengah karet dan
vial.
UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 6 dari 7
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemberian Obat Parenteral No. Dokumen:
Berlaku:
8) Injeksikan udara ke dalam vial, jaga agar ujung jarum spuit berada diatas permukaan
cairan obat.
Udara yang dimasukkan ke dalam vial akan mempermudah penarikan cairan ke luar
karena tekanan negative tidak akan terjadi didalam vial. Ujung jarum di jaga diatas
permukaan obat untuk menghindari terjadinya gelombang udara pada obat saat
udara dimasukkan ke dalam vial.
Berlaku:
Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh :
Disetujui oleh :
© UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH, 2019 – All Right Reserved
UNIVERSITAS Instruksional Kerja Pemberian Obat Disetujui oleh:
MUHAMMADIYAH Intracutan
Revisi Ke Tanggal
Berlaku:
A. DEFINISI
Injeksi intracutan adalah pemberian obat dengan cara memasukkan obat ke dalam jaringan dermis dibawah
epidermis kulit dengan menggunakan spuit.
B. TUJUAN
1. Memasukkan sejumlah toksin atau obat yang disimpan dibawah kulit untuk diabsorbsi.
2. Metode ini digunkan untuk tes diagnostic terhadap alergi atau adanya penyakit-penyakit
tertentu.
UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 2 dari 4
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemberian Obat Intracutan No. Dokumen:
Berlaku:
C. TEMPAT INJEKSI
1. Lengan bawah bagian
dalam
2. Dada bagian atas
3. Punggung dibawah scapula
D. PERSIAPAN ALAT
1. Buku catatan pemberian obat atau kartu obat
2. Kapas alcohol
3. Sarung tangan sekali pakai (bersih)
4. Obat yang sesuai
5. Spuit 1 ml dengan ukuran 25, 26, 27, panjang jarum ¼ - 5/8 inchi
6. Pulpen/ spidol
7. Bak spuit
8. Baki obat
9. Bengkok
E. PERSIAPAN PASIEN
1. Fase Orientasi
a. Memberikan salam terapeutik dan menanyakan nama pasien
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan tindakan
d. Menjelaskan langkah prosedur tindakan
e. Menempatkan alat kedekat pasien
f. Mencuci tangan
UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 3 dari 4
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemberian Obat Intracutan No. Dokumen:
Berlaku:
F. PROSEDUR KERJA
2. Instruksi Kerja
a. Siapkan obat sesuai dengan prinsip “Enam Benar”.
b. Identifikasi klien
c. Atur klien pada posisi yang nyaman.
d. Pilih area penususkan yang bebas dari tanda kekakuan, peradangan, atau rasa gatal sesuai
dengan.
Menghindari gangguan absorbsi obat atau cedera dan nyeri yang berlebihan.
e. Pakai sarung tangan.
f. Bersihkan area penusukan dengan menggunakan kapas alcohol, dengan gerakan sirkular
dari arah dalam ke luar dengan diameter sekitar 5 cm. tunggu sampai kering .
Metode ini dilakukan untuk membuang sekresi dari kulit yang mengandung
mikroorganisme.
g. Pegang kapas alcohol dengan jari-jari tengah pada tangan non dominan.
h. Buka tutup jarum.
i. Tempatkan ibu jari tangan nondominan sekitar 2,5 cm dibawah area penusukan
kemudian tarik kulit.
j. Dengan ujung jarum menghadap ke atas dan menggunakan tangan dominan, masukkan jarum
tepat dibawah kulit dengan sudut 150.
k. Masukkan obat perlahan-lahan, perhatikan adanya jendalan (jendelan harus terbentuk).
l. Cabut jarum dengan sudut yang sama ketika jarum dimasukkan.
m. Usap pelan-pelan area penyuntikkan dengan kapas alcohol (jangan
melakukan masase pada area penusukan).
n. Buat lingkaran dengan diameter 2,5 cm di sekitar jendalan dengan menggunakan
pulpen. Instruksikan klien untuk tidak menggosok area tersebut.
UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 4 dari 4
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemberian Obat Intracutan No. Dokumen:
Berlaku:
o. Observasi kulit untuk mengetahui adanya kemerahan atau bengkak. Untuk tes alergi, observasi
adanya reaksi sistemik (misalnya, sulit bernapas, berkeringat dingin, pingsan, mual dan
muntah).
p. Kembalikan posisi klien.
q. Buang peralatan yang sudah tidak diperlukan.
r. Buka sarung tangan.
3. Fase Terminasi
a. Merapikan alat dan pasien
b. Melakukan evaluasi hasil tindakan
c. Berpamitan
d. Mencuci tangan
INSTRUKSIONAL KERJA
PEMBERIAN OBAT SUBCUTAN
IK.POSC UNIVERSITAS LAB. KODE NO. URUT
MUHAMMADIYAH
KUDUS
Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh :
Disetujui oleh :
© UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH, 2019 – All Right Reserved
UNIVERSITAS Instruksional Kerja Pemberian Obat Disetujui oleh:
MUHAMMADIYAH Subcutan
Revisi Ke Tanggal
Berlaku:
A. DEFINISI
Injeksi subkutaneus adalah pemberian obat dengan cara memasukkan obat ke dalam jaringan subkutan
dibawah kulit dengan menggunakan spuit.
B. TUJUAN
Memasukkan sejumlah toksin atau obat pada jaringan subkutan di bawah kulit untuk diabsorbsi.
C. TEMPAT INJEKSI
1. Lengan atas bagian luar
2. Paha anterior
3. Daerah abdomen
UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 2 dari 4
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemberian Obat Subcutan No. Dokumen:
Berlaku:
D. PERSIAPAN ALAT
1. Buku catatan pemberian obat atau kartu obat
2. Kapas alkohol
3. sarung tangan sekali pakai (bersih)
4. obat yang sesuai
5. spuit 2 ml dengan ukuran 25, panjang jarum 5/8 – ½ inchi
6. bak spuit
7. baki obat
8. plester
9. kassa steril
10. bengkok
E. PERSIAPAN PASIEN
1. Fase Orientasi
1. Memberikan salam terapeutik dan menanyakan nama pasien
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan tindakan
UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 3 dari 4
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemberian Obat Subcutan No. Dokumen:
Berlaku:
F. INSTRUKSIONAL KERJA
1. Fase Kerja
a. Siapkan obat dengan prinsip “Enam Benar”.
b. Atur klien pada posisi yang nyaman
c. Pilih area penusukan yang bebas dari tanda kekakuan, peradangan, atau rasa gatal sesuai denga
gambar . (Area penusukan yang utama adalah area pada lengan bagian atas dan paha
anterior).
Menghindari gangguan absorbsi obat atau cedera dan nyeri yang berlebihan.
d. Pakai sarung tangan
e. Bersihkan area penusukan menggunakan kapas alcohol dengan gerakan sirkular dari arah
dalam ke luar dengan diameter sekitar 5 cm. Tunggu sampai kering.
Metode ini dilakukan untuk membuang sekresi dari kulit yang mengandung
mikroorganisme.
f. Pegang kapas alcohol dengan jari-jari tengah pada tangan nondominan.
g. Buka tutup jarum
h. Tarik kulit dan jaringan lemak dengan ibu jari dan jari tangan nondominan.
i. Dengan ujung jarum menghadap ke atas dan menggunakan tangan dominan, masukkan jarum
dengan sudut 450 atau dengan sudut 900 (untuk orang gemuk).
Orang yang gemuk memiliki jaringan subkutan yang lebih tebal.
j. Lepaskan tarikan tangan nondominan.
k. Tarik plunger dan observasi adanya darah pada spuit.
UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 4 dari 4
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemberian Obat Subcutan No. Dokumen:
Berlaku:
3. Terminasi
a. Merapikan alat dan pasien
b. Melakukan evaluasi hasil tindakan
c. Berpamitan
d. Mencuci tangan
INSTRUKSIONAL KERJA
PEMBERIAN OBAT INTRAMUSKULAR
IK.POIM UNIVERSITAS LAB. KODE NO. URUT
MUHAMMADIYAH
KUDUS
Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh :
Disetujui oleh :
© UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH, 2019 – All Right Reserved
UNIVERSITAS Instruksional Kerja Pemberian Obat Disetujui oleh:
MUHAMMADIYAH Intramuskular
Revisi Ke Tanggal
Ketua
Berlaku:
A. DEFINISI
Injeksi intramuscular adalah pemberian obat dengan cara memasukkan obat ke dalam jarngan orot
dengan menggunakan spuit.
B. TUJUAN
Memasukkan sejumlah obat pada jaringan otot untuk diabsorbsi.
C. TEMPAT INJEKSI
1. area ventrogluteal
2. area dorsogluteal
3. area vastus lateralis
UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 2 dari 4
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemberian Obat No. Dokumen:
Intramuskular
Berlaku:
4. area deltoid
5. area rektus femoris
F. INSTRUKSIONAL KERJA
2. Fase Kerja
a. Siapkan obat sesuai dengan prinsip “Lima Benar”.
b. Atur posisi klien pada posisi yang nyaman dan sesuai dengan kebutuhan.
c. Pilih area penusukan yang bebas dari tanda lesi, kekakuan, peradangan, atau rasa gatal sesuai
dengan gambar.
Menghindari gangguan absorbs obat atau cedera dan nyeri yang berlebihan.
d. Pakai sarung tangan
e. Bersihkan area penusukan dengan menggunakan kapas alcohol, dengan gerakan sirkular
dari arah dalam ke luar dengan diameter sekitar 5 cm. Tunggu sampai kering.
Metode ini dilakukan untuk membuang sekresi dari kulit yang mengandung
mikroorganisme.
f. Pegang kapas alcohol dengan jari-jari tengah pada tangan nondominan.
g. Buka tutup jarum
h. Tarik kulit ke bawah kurang lebih 2,5 cm dibawah area penusukan dengan tangan
nondominan.
Membuat kulit menjadi lebih kencang dan memudahkan penusukan
i. Dengan cepat masukkan jarum dengan sudut 900 dengan tangan dominan, masukkan
sampai pada jaringan otot. Gunakan metode Z-track.
Gerakan yang cepat dapat membantu mengurangi rasa nyeri pada saat jarum
dimasukkan.
j. Lakukan aspirasi dengan tangan nondominan menahan barel dari spuit dan tangan
dominan menarik plunger.
k. Observasi adanya darah pada spuit
l. Jika tidak ada darah, masukkan obat perlahan-lahan.
m. Jika terdapat darah :
1) Tarik kembali jarum dari kulit.
2) Tekan tempat penusukan selama 2 menit.
3) Observasi adanya hematoma atau memar.
4) Jika perlu berikan plester.
UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 4 dari 4
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemberian Obat No. Dokumen:
Intramuskular
Berlaku:
5) Siapkan obat yang baru, mulai dengan langkah no. 1, pilih area penusukan yang baru.
n. Cabut jarum perlahan-lahan dengan sudut yang sama ketika jarum dimasukkan, sambil
melakukan penekanan dengan menggunakan kapas alcohol pada area penusukan.
Mengurangi risiko cedera pada jaringan.
o. Jangan memasase area injeksi
Masase area injeksi dapat menyebabkan terjadinya iritasi pada jaringan.
p. Jika terdapat perdarahan, tekan area tersebut dengan menggunakan kassa steril sampai
perdarahan berhenti.
q. Kembalikan posisi klien.
r. Buang peralatan yang sudah tidak diperlukan sesuai dengan tempatnya masing-masing.
3. Terminasi
a. Merapikan alat dan pasien
b. Melakukan evaluasi hasil tindakan
c. Berpamitan
d. Mencuci tangan
INSTRUKSIONAL KERJA PEMBERIAN OBAT INTRAVENA
Ketua
Berlaku:
A. DEFINISI
Injeksi intravena adalah pemberian obat dengan cara memasukkan obat ke dalam pembuluh darah
vena dengan menggunakan spuit.
B. TUJUAN
1. Memperoleh reaksi obat yang lebih cepat dibandingkan dengan injeksi parenteral yang
lain.
2. Menghindari kerusakan jaringan.
3. Memasukkan obat dalam volume yang lebih besar.
C. TEMPAT INJEKSI
1. Pada lengan (vena basilica dan vena sefalika)
UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 2 dari 4
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemberian Obat Intravena No. Dokumen:
Berlaku:
E. PERSIAPAN PASIEN
1. Fase Orientasi
a. Memberikan salam terapeutik dan menanyakan nama pasien
UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 3 dari 4
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemberian Obat Intravena No. Dokumen:
Berlaku:
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan tindakan
d. Menjelaskan langkah prosedur tindakan
e. Menempatkan alat kedekat pasien
f. Mencuci tangan
F. INSTRUKSIONAL KERJA
2. Fase Kerja
a. Siapkan obat sesuai dengan prinsip “Enam Benar”.
b. Atur klien pada posisi yang nyaman dan sesuai dengan kebutuhan.
c. Pasang perlak pengalas.
d. Bebaskan lengan klien dari baju atau kemeja
e. Letakkan pembendung 15 cm di atas area penusukan
f. Pilih area penusukan yang bebas dari tanda lesi, kekakuan, peradangan, atau rasa gatal sesuai
dengan gambar.
Menghindari gangguan absorbs obat atau cedera dan nyeri yang berlebihan.
g. Pakai sarung tangan.
h. Bersihkan area penusukan dengan menggunakan kapas alcohol, dengan gerakan sirkular
dari arah dalam ke luar dengan diameter sekitar 5 cm. Tunggu sampai kering.
Metode ini dilakukan untuk membuang sekresi dari kulit yang mengandung
mikroorganisme.
i. Pegang kapas alcohol dengan jari-jari tengah pada tangan non dominan.
j. Buka tutup jarum.
k. Tarik kulit ke bawah kurang lebih 2,5 cm dibawah area penusukan dengan tangan non
dominan.
Kulit akan menjadi lebih kencang dan vena tidak bergeser sehingga memudahkan
penusukan
UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 4 dari 4
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemberian Obat Intravena No. Dokumen:
Berlaku:
l. Pegang jarum pada posisi 300 sejajar vena yang akan ditusuk, lalu tusuk perlahan dan
pasti.
m. Rendahkan posisi jarum sejajar kulit dan teruskan jarum ke dalam vena.
n. Lakukan aspirasi dengan tangan non dominan menahan barel dari spuit dan tangan
dominan menarik plunger.
o. Observasi adanya darah pada spuit.
p. Jika ada darah, lepaskan tourniquet dan masukkan obat perlahan-lahan.
q. Keluarkan jarum dari pembuluh vena dengan sudut yang sama ketika jarum dimasukkan,
sambil melakukan penekanan dengan menggunakan kapas alcohol pada area penusukan.
r. Tutup area penusukan dengan menggunakan kassa steril yang diberi betadin.
s. Kembalikan posisi klien
t. Buang peralatan yang sudah tidak diperlukan sesuai dengan tempatnya masing-masing.
3. Terminasi
a. Merapikan alat dan pasien
b. Melakukan evaluasi hasil tindakan
c. Berpamitan
d. Mencuci tangan
INSTRUKSIONAL KERJA
PEMBERIAN OBAT SECARA TOPIKAL
IK.POT UNIVERSITAS LAB. KODE NO. URUT
MUHAMMADIYAH
KUDUS
Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh :
Disetujui oleh :
© UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH, 2019 – All Right Reserved
UNIVERSITAS Instruksional Kerja Pemberian Obat Disetujui oleh:
MUHAMMADIYAH Topikal
Revisi Ke Tanggal
Berlaku:
A. PENGERTIAN
Pemberian obat secara topical adalah memberikan obat secara lokal pada kulit atau membrane mukosa
pada area mata, hidung, lubang telinga, vagina dan rectum.
B. TUJUAN
Memperoleh reaksi lokal dari obat tersebut.
Berlaku:
2. Tujuan
Memperoleh reaksi lokal dari obat tersebut.
3. Persiapan Alat
a. obat topical yang dipesankan (krim, lossion, aerosol, bubuk, spray)
b. buku obat
c. kassa steril ( sesuai kebutuhan)
d. sarung tangan sekali pakai atau steril (jika perlu)
e. lidi kapas atau sudip lidah.
f. baskom dengan air hangat, waslap, handuk dan sabun basah.
g. kassa balutan, penutup plastic dan plester (sesuai kebutuhan).
4. Persiapan Pasien
a. Fase Orientasi
1) Memberikan salam terapeutik dan menanyakan nama pasien
2) Memperkenalkan diri
3) Menjelaskan tujuan tindakan
4) Menjelaskan langkah prosedur tindakan
5) Menempatkan obat dan alat kedekat pasien
(sebelumnya cek order dokter untuk memastikan nama obat, daya kerja dan tempat
pemberian obat)
Memastikan bahwa obat tersebut akan diberikan dengan aman dan akurat.
6) Mencuci tangan
5. Instruksional Kerja
b. Fase Kerja
1) Posisikan klien dengan tepat dan nyaman, pastikan hanya membuka area yang akan
diberikan obat.
Memberikan kemudahan pada saat pengobatan dan menjaga privasi klien.
2) Inspeksi kondisi kulit. Cuci area yang sakit, lepaskan semua debris dan kerak pada kulit
(gunakan sabun basah ringan).
UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 3 dari 13
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemberian Obat Topikal No. Dokumen:
Berlaku:
Berlaku:
b. Oleskan sejumlah kecil losion pada kassa balutan atau bantalan kecil dan oleskan
pada kulit serta tekan secara merata searah pertumbuhan bulu.
Metode ini memberikan lapisan bubuk pelindug pada kulit setelah
suspensi mongering. Mencegah iritasi folikel rambut.
c. Jelaskan pada klien bahwa area akan terasa dingin dan kering.
Air akan menguap untuk meninggalkan lapisan tipis bubuk.
c) Bubuk
d. Pastikan bahwa permukaan kulit kering secara menyeluruh.
Meminimalkan pengembangan dan pengesaran bubuk.
e. Regangkan dengan baik lipatan bagian kulit, seperti diantara ibu jari atau bagian
bawah lengan.
Memperlihatkan dengan baik permukaan kulit untuk pemberian obat.
f. Bubuhkan secara tipis pada area yang bersangkutan.
Lapisan tipis bubuk lebih mudah diserap dan mengurangi friksi dengan
meningkatkan area kelembapan evaporasi.
d) Spray aerosol
g. Kocok wadah dengan keras
Mencampurkan isi agar distribusi spray halus.
h. Baca label untuk jarak yang dianjurkan untuk memegang spray menjauh area.
(biasanya 15 – 30 cm).
Jarak yang tepat memastikan bahwa semprotan halus menerpa
permukaan kulit. Jika wadah dipegang terlalu dekat, distribusi
semprotan akan akan sempit dan berair.
i. Jika leher atau bagian atas dada harus disemprot, minta klien untuk
memalingkan wajah dari arah spray.
Mencegah inhalasi spray.
UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 5 dari 13
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemberian Obat Topikal No. Dokumen:
Berlaku:
j. Semprotkan obat dengan merata pada bagian yang sakit (pada beberapa kasus,
penyemprotan ditetapkan waktunya selama beberapa detik).
Keseluruhan area yang sakit pada kulit harus dilapisi dengan spray yang
tipis.
7) Tutup area kulit dengan balutan bila ada instruksi dokter.
Dapat membantu mencegahobat terlepas dari kulit.
8) Bantu klien pada posisi yang nyaman, kenakan kembali pakaian dan tutup dengan linen
tempat tidur sesuai keinginan.
9) Rapikan kembali peralatan yang masih dipakai, buang peralatan yang sudah tidak digunakan
pada tempat yang sesuai.
c. Terminasi
1. Merapikan alat dan pasien
2. Melakukan evaluasi hasil tindakan
3. Berpamitan
4. Mencuci tangan
Berlaku:
b. buku obat
c. bola kapas kering steril (stuppers)
d. bola kapas basah (salin normal) steril
e. baskom cuci dengan air hangat
f. penutup mata (jika perlu)
g. sarung tangan steril
4. PERSIAPAN PASIEN
a. Prainteraksi
1. Periksa order dokter untuk memastikan nama obat, dosis, waktu pemberian dan rute.
Memastikan keamanan dan keakuratan pemberian obat.
b. Fase Orientasi
1) Memberikan salam terapeutik dan menanyakan nama pasien
2) Memperkenalkan diri
3) Menjelaskan tujuan tindakan
4) Menjelaskan langkah prosedur tindakan
5) Menempatkan obat dan alat kedekat pasien
6) Mencuci tangan
5. PROSEDUR PELAKSANAAN
a. Fase Kerja
1) Atur posisi klien telentang atau duduk dengan hiperekstensi leher. Mempermudah
akses ke mata untuk pemberian obat tetes mata, juga meminimalkan drainase
obat melalui duktus air mata.
2) Pakai sarung tangan steril.
3) Dengan kapas basah steril, bersihkan kelopak mata dari dalam ke luar. Mencegah
kontaminasi pada bagian mata yang lain dan pada kelenjar lakrimal.
UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 7 dari 13
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemberian Obat Topikal No. Dokumen:
Berlaku:
Jika klien berkedip atau menutup mata atau jika tetesan jatuh ke pinggiran luar
kelopak mata, ulangi prosedur.
Efek terapeutik obat didapat bila tetesan masuk kedalam sakus
konjungtiva.
Setelah meneteskan obat tetes, minta klien untuk menutup mata dengan perlahan.
UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 8 dari 13
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemberian Obat Topikal No. Dokumen:
Berlaku:
Berlaku:
Gambar. Memberikan obat salep mata pada tepi dalam kelopak mata bawah konjungtiva.
b. Terminasi
1. Merapikan alat dan pasien
2. Melakukan evaluasi hasil tindakan
3. Berpamitan
4. Mencuci tangan
UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 10 dari 13
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemberian Obat Topikal No. Dokumen:
Berlaku:
Berlaku:
Berlaku:
d. Terminasi
1) Merapikan alat dan pasien
2) Melakukan evaluasi hasil tindakan
3) Berpamitan
4) Mencuci tangan
5) Dokumentasikan
Berlaku:
5. PROSEDUR PELAKSANAAN
c. Kerja
1) Atur posisi klien berbaring supinasi dengan kepala hiperekstensi di atas bantal (untuk
pengobatan sinus etmoid dan sphenoid) atau posisi supinasi dengan kepala hiperekstensi
miring ke samping (untuk pengobatan sinus maksilar dan frontal).
2) Bersihkan lubang hidung
3) Gunakan sarung tangan bila dicurigai terdapat infeksi.
4) Masukkan sejumlah tetes obat yang tepat pada bagiana tengah konka superior tulang
etmoidalis.
Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh :
Disetujui oleh :
© UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH, 2019 – All Right Reserved
UNIVERSITAS Instruksional Kerja Pemberian Disetujui oleh:
MUHAMMADIYAH Obat Pre Rektal/ Suppositoria
Revisi Ke Tanggal
Ketua
5. PROSEDUR PELAKSANAAN
c. Fase Kerja
1) Atur posisi klien berbaring supinasi dengan kaki fleksi dan pinggul rotasi internal.
2) Tutup dengan selimut mandi dan pajankan area perineal saja.
3) Pakai sarung tangan.
4) Inspeksi orifisium vagina, catat adanya pengeluaran, bau, atau rasa tidak nyaman.
5) Lakukan perawatan perineal
UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 3 dari 7
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemberian Obat Pre Rektal/ No. Dokumen:
Suppositoria
Berlaku:
Pemberian Supositoria
1. Buka bungkusan aluminium foil supositoria dan oleskan sejumlah pelumas yang larut
dalam air pada ujung supositoria yang bulat dan halus. Lumaskan jari telunjuk yang telah
dipasang sarung tangan dari tangan dominan. Mengurangi friksi terhadap permukaan
mukosa selama insersi.
2. Dengan tangan nondominan yang sudah terpasang sarung tangan, regangkan lipatan labia.
Memajankan orifisium vagina.
3. Masukkan supositoria sekitar 8 – 10 cm sepanjang dinding vagina posterior.
Memastikan distribusi obat yang merata sepanjang dinding rongga vagina.
4. Tarik aplikator dan letakkan di atas handuk. Bersihkan sisa krim pada labia dan orifisium
vagina.
Aplikator ini diletakkan diatas handuk untuk mencegah penyebaran
mikroorganisme.
5. Buang aplikator atau bersihkan kembali sesuai dengan petunjuk penggunaan dari pabrik
pembuatannya.
6. Instruksikan klien untuk tetap berada pada posisi semula selama 5 – 10 menit.
7. Lepaskan sarung tangan, dan buang di tempat semestinya.
8. Cuci tangan
d. Terminasi
1) Merapikan alat dan pasien
UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 5 dari 7
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemberian Obat Pre Rektal/ No. Dokumen:
Suppositoria
Berlaku:
5. PROSEDUR PELAKSANAAN
a. Fase Kerja
1) Atur posisi klien dalam posisi sims dengan tungkai bagian atas fleksi ke depan.
2) Tutup dengan selimut mandi dan pajankan area perineal saja.
3) Gunakan sarung tangan
4) Buka supositoria dari kemasannya dan beri pelumas pada ujung bulatnya dengan jeli. Beri
pelumas ssarung tangan pada jari telunjuk dari tangan dominan Anda.
5) Minta klien untuk menarik napas dalam melalui mulut dan untuk merilekskan sfingter
ani.
6) Regangkan bokong klien dengan tangan nondomina. Dengan jari telunjuk yang tersarungi,
masukkan supositoria ke dalam anus, melalui sfringter ani dan mengenai dinding rectal 10
cm pada orang dewasa dan 5 cm pada bayi dan anak-anak.
Supositoria harus diletakkan mengenai mukosa rectal untuk absorbs dan kerja terapeutik.
Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh :
Disetujui oleh :
© UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH, 2019 – All Right Reserved
UNIVERSITAS Instruksional Kerja Cara Disetujui oleh:
MUHAMMADIYAH Menghitung Dosis
Revisi Tanggal
Ketua
Berlaku:
A. PENGERTIAN
Dosis atau takaran obat adalah banyaknya suatu obat yang dapat digunakan atau diberikan kepada
pasien, baik untuk obat dalam maupun obat luar.
Dosis obat diberikan untuk menghasilkan efek yang diinginkan, tergantung banyak faktor,
antara lain : umur, berat/ bobot tubuh, luas permukaan tubuh, jenis kelamin, kondisi penyakit
klien.
B. KETENTUAN DOSIS
1. Dosis maksimum
Dosis ini berlaku untuk pemakaian satu kali dan satu hari.
UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 2 dari 13
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Cara Menghitung Dosis No. Dokumen:
Berlaku:
2. Dosis lazim
Dosis ini merupakan petunjuk yang tidak mengikat, tetapi digunakan sebagai pedoman umum.
3. Regimen dosis
Jadwal pemberian dosis suatu obat.
4. Loading dose
Dosis muatan sebagai dosis awal sehingga tercapai kadar dalam darah yang cukup untuk
menghasilkan efek terapetik.
5. Maintenance Dose
Dosis pemeliharaan untuk mempertahankan kadar obat dalam darah agar tetap
menghasilkan efek terapeutik.
C. MACAM-MACAM DOSIS
1. Dosis Terapi, yaitu takaran obat yang diberikan dalam keadaan biasa dan dapat
menyembuhkan pasien
2. Dosis minimum, yaitu takaran obat terkecil yang diberikan dan masih dapat
menyembuhkan serta tidak menimbulkan resistensi pada pasien.
3. Dosis maksimum, yaitu takaran obat terbesar yang diberikan dan masih dapat
menyembuhkan serta tidak menimbulkan keracunan pada pasien.
4. Dosis toksis, yaitu takaran obat dalam keadaan biasa dan dapat
menyebabkan keracunan pada pasien.
5. Dosis letalis, yaitu takaran obat dalam keadaan biasa yang dapat
menyebabkan kematian pada pasien.
D. PERTIMBANGAN PENGATURAN DOSIS
1. Khusus untuk pasien geriatric dan pediatric
2. Geriatrik : berhubungan dengan penurunan fungsi fisiologis terkait usia
3. Pediatric : memiliki bobot lebih kecil dari pasien dewasa dan sistem tubuh tertentu belum
berkembang sepenuhnya.
UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 3 dari 13
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Cara Menghitung Dosis No. Dokumen:
Berlaku:
Diperlukan beberapa pengetahuan untuk dapat menghitung dosis secara benar dengan :
a) Memahami perhitungan dosis individual bagi bayi, anak-anak, lansia, orang dengan BB
berlebih (obesitas), atau pada pasien dengan fungsi ginjal/ hati yang terganggu.
b) Memahami satuan-satuan dosis yang dipergunakan dalam bidang farmasi dan cara
konversinya.
c) Memahami perhitungan dosis yang harus diberikan berdasarkan sediaan obat yang ada
(tersedia)
d) Memahami cara menghitung luas permukaan tubuh.
e) Menghitung sediaan obat
Berlaku:
Satuan dasar penghitungan pada sistem metric antara lain meter (panjang), liter (volume) dan
gram (berat). Pada penghitungan obat, perawat terutama menggunakan satuan volume dan berat.
Pada sistem metrik, huruf besar dan kecil digunakan untuk menandai satuan-satuan utama
(contoh, gram = g atau Gm; liter = l atau L). huruf kecil merupakan singkatan untuk sebagian
satuan utama (contoh, miigram = mg; milliliter = ml).
Dalam menulis dosis obat dalam satuan metric, dokter dan perawat menggunakan
pembagian atau perkalian. Pecahan selali dalam bentuk desimal (mis. 500 mg atau 0,5 g,
bukan ½ g dan 10 ml atau 0,01 L, bukan 1/100 L). dalam menggunakan pecahan, sebuah
nol selalu dituliskan di depan koma desimal untuk menghindari kesalahan.
2. System Apothecary
Standar pengukuran umumnya digunakan di rumah. Contoh susu dalam botol diukur dalam
(pint = 0,568 liter) dan quarts kaki dan skala kamar mandi iditimbang dalam pound.
Satuan dasar berat adalah grain (satuan berat di Inggris). Satuan berat yang merupakan
turunan dari grain adalah dram, ons dan pound. Satuan apothecary untuk volume ukuran
cairan adalah minim. Minim adalah jumlah rata-rata air yang beratnya setara dengan grain.
Dram cairan (Fluidram), ons cairan pint, quart dan gallon merupakam turunan minim.
Pada sistem apothecary, huruf kecil atau symbol berikut digunakan untuk satuan ukuran :
grain = gr, ons = oz atau ℥ fluid ounce = f℥, minim = ᶆ , dan dram = Ӡ. Angka kecil
dalam bentuk huruf kecil menunjukkan jumlah satuan apothecary (mis. 2 ½ fluid ounces
= f℥ iiss dan ½ fluid ounces = ½ f℥ atau f℥ ss).
UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 5 dari 13
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Cara Menghitung Dosis No. Dokumen:
Berlaku:
Berlaku:
F. KALKULASI DOSIS
Perawat dapat menggunakan rumus sederhana dalam banyak tipe kalkulasi dosis. Rumus
berikut ini dapat digunakan ketika perawat mempersiapkan obat dalam bentuk padat atau cair
:
Dosis yang diprogramkan adalah jumlah obat murni yang diberikan dokter untuk seorang klien.
Dosis yang diresepkan dokter untuk seorang klien. Dosis yang tersedia ialah berat atau volume
obat yang tersedia dalam satuan yang disuplai oleh farmasi. Dosis ini dapat dituliskan pada label
obat sebagai kandungan tablet atau kapsul atau jumlah obat terlarut per volume cairan. Jumlah
yang tersedia adalah satuan dasar atau jumlah obat yang mengandung dosis yang tersedia.
Untuk obat padat, jumlah yang tersedia mungkin milliliter atau liter. Jumlah yang akan diberikan
selalu ditulis dalam satuan yang sama dengan satuan jumlah yang tersedia.
Contoh berikut meggambarkan cara mengaplikasikan rumus. Dokter menginstruksikan
klien diberi versed 2,5 mg (M berarti dosis yang diprogramkan adalah 2,5 mg. Obat tersedia
dalam ampul yang mengandung 5 mg per 1 ml, berarti dosis yang tersedia adalah 5 mg
dalam sediaan 1 ml. Rumus diaplikasikan sebagai berikut :
Berlaku:
Contoh lain memperlihatkan bagaimana rumus tersebut diaplikasikan untuk dosis obat solid.
Dokter memrogramkan digoxin 0,125 mg PO (per oral). Obat tersedia dalam tablet yang
megandung 0,25 mg.
Pecahan 0,125/0,250 setara dengan ½ atau 0,5. Oleh karena itu : 0,5 x 1 tablet =
0,5 atau setengah tablet yang akan diberikan.
Banyak tablet tersedia berbentuk biji (scores), atau lekukan (indentations), yang membelah
bagian tengah obat. Sebuah tablet berbentuk biji mudah dielah untuk menghasilkan dosis yang
perlu dibelah. Perawat tidak boleh pernah berusaha mempekirakan jumlah obat dalam tablet
yang hancur dan tidak lagi berbentuk biji karena hal ini beresiko perawat memberikan obat
dalam dosis yang sangat rendah atau terlalu tinggi.
Obat cair sering kali tersedia dalam volume lebih dari 1 ml. pada situasi ini, rumus tetap dapat
digunakan. Contoh, instruksi obat adalah “suspensia eritromisin 250 mg PO”. Farmasi
memberikan botol berukuran 100 ml dan pada label tertera, “ 5 ml mengandung 125 mg
eritromisin”.
Berlaku:
Berdasarkan kalkulasi ini klien akan menerima dosis 20 kali lebih besar dari yang diinginkan.
Perawat harus selalu memeriksa kembali kalkulasi tersebut atau mengeceknya bersama
professional lain, jika jawaban tampak tidak masuk akal.
DOSIS PEDIATRIK
Menghitung dosis obat seorang anak memerlukan perhatian khusus. Seorang anak tidak mampu
memetabolisasi banyak obat semudah orang dewasa. Karena ukuran tubuh anak lebih kecil, dosis
obat yang diberikan juga harus lebih rendah. Pada kebanyakan kasus dokter menghitung dosis
yang aman untuk anak sebelum memprogramkan obat. Namun perawat harus mengetahui rumus
yang digunakan untuk menghitung dosis pediatrik dan memeriksa kembali semua dosis sebelum
obat diberikan. Kebanyakan referensi obat memuat daftar rentang normal obat pediatrik.
Metode penghitungan obat pediatric yang paling akurat didasarkan pada area permukaan tubuh.
Area permukaan tubuh diperkirakan berdasarkan berat tubuh. Nomogram standar, atau grafik,
menggambarkan area permukaan tubuh berdasarkan berat badan dan usia rata-rata. Rumus
tersebut merupakan rasio area permukaan tubuh anak dibandingkan dengan area permukaan tubuh
rata- rata orang dewasa (1,7 m2 ).
Contoh, seorang dokter memprogramkan ampisilin untuk seorang anak dengan berat 12 kg, tetapi
dosis tunggal normal dewasa adalah 250 mg. grafik nomogram menunjukkan bahwa seorang
anak dengan berat 12 kg memiliki permukaan tubuh seluas 0,54 m2.
UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 9 dari 13
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Cara Menghitung Dosis No. Dokumen:
Berlaku:
G. PERHITUNGAN DOSIS 1
Dasar perhitungan dosis ada 3, meliputi :
1) Umur
Tidak akurat karena tidak mempertimbangkan sangat beragamnya bobot dan
ukuran anak-anak dalam satu kelompok usia.
Obat bebas untuk pediatrik : dosis dikelompokkan atas usia, seperti : 2
– 6 tahun; 6 – 12 tahun dan diatas 12 tahun. Bila kurang dari 2 tahun, dinyatakan dengan
: atas pertimbangan dokter.
Persamaan yang digunakan :
Rumus Young (anak dibawah 8 tahun)
Rumus Cowling
UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 10 dari 13
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Cara Menghitung Dosis No. Dokumen:
Berlaku:
Rumus Gaubius
0 – 1 tahun : 1/ 12 dosis dewasa
1 – 2 tahun : 1/8 dosis dewasa
2 – 3 tahun : 1/6 dosis dewasa
3 – 4 tahun : ¼ dosis dewasa
4 – 7 tahun : 1/3 dosis dewasa
7 – 14 tahun : ½ dosis dewasa
14 – 21 tahun : 2/3 dosis dewasa
21 – 60 tahun : dosis dewasa
2) Berat Badan
Dosis lazim obat umumnya dianggap sesuai untuk individu berbobot 70 kg (154
pon)
Rasio antara jumlah obat yang diberikan dan ukuran tubuh
mempengaruhi konsentrasi obat ditempat kerjanya
Oleh karena itu, dosis obat mungkin perlu disesuaikan dari dosis lazim untuk pasien
kurus atau gemuk yang tidak normal
Persamaan :
Rumus Clark (AS)
Berlaku:
BSA (m2) =
Bisa juga ditentukan dengan nomogram
Perkiraan BSA (M2) anak berdasarkan Berat Badan
Berat Badan (Kg) Luas Permukaan Tubuh (m2)
1–5 (0,05 x BB (kg)) + 0,05
6 – 10 (0,04 x BB (kg)) + 0,10
11 – 20 (0,03 x BB (kg)) + 0,20
21 – 40 (0,02 x BB (kg)) + 0,40
UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 12 dari 13
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Cara Menghitung Dosis No. Dokumen:
Berlaku:
Berdasarkan FI 1995
Usia Berat Badan (kg) % Dosis anak
terhadap dosis
dewasa
Neonatus 3,4 < 12,5 %
1 bulan 4,2 < 14,5 %
3 bulan 5,6 18 %
6 bulan 7,7 22 %
1 tahun 10 25 %
3 tahun 14 33 %
5 tahun 18 40 %
7 tahun 23 50 %
12 tahun 37 75 %
UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 13 dari 13
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Cara Menghitung Dosis No. Dokumen:
Berlaku:
Barber, Paul. 2012. Intisari Farmakologi Untuk Perawat. Alih bahasa Wuri
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC