BAB 1,2,3 Done
BAB 1,2,3 Done
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
Pada tahun 2015 sebanyak 415 juta orang dewasa dengan diabetes,
terjadi kenaikan 4 kali lipat dari 108 juta di tahun 1980an. Pada tahun 2040
diperkirakan jumlahnya akan menjadi 642 juta. Hampir 80% orang diabetes
terdapat di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Menurut
Internasional Diabetes Federasi (IDF, 2017) menyatakan bahwa 425 juta
dari total populasi seluruh dunia, atau sekitar 8,8% orang dewasa berumur
20-79 tahun merupakan penderita diabetes.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
1. Pasien/keluarga
Pasien atau keluarga dapat melakukan relaksasi otot progresif secara
mandiri dirumah saat ada keluarga yang menderita diabetes milletus tipe 2.
2. Bagi pengembangan ilmu dan teknologi keperawatan
Menambah keluasasn ilmu dan teknologi terapan bidang keperawatan
relaksasi otot progresif dalam menurunkan kadar gula darah dalam darah
pada keluarga dengan diabetes milletus tipe 2.
3. Bagi instansi kesehatan
Menambah informasi kepada tenaga kesehatan sehingga dapat
memberikan dedukasi dan komunikasi tentang relaksasi otot progresif
dalam menurunkan kadar gula darah pada keluarga diabetes milletus tipe
2.
4. Bagi peneliti lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai data acuan pada
peneliti selanjutnya.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
akibat kerusakan pada sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya. Tiga
2. Etiologi
a. DM tipe I
1). Faktor genetik penderita tidak mewarisi diabetes tipe itu sendiri
diabetes tipe I
beta
1) DM tipe II
b. Patofisiologi
kerusakan fungsi sel beta pankreas dan resisten insulin, atau oleh
75% dari individu dengan tipe II adalah obesitas atau dengan riwayat
akibat dari naiknya produksi keton dari asam lemak (Gb. 12-
lebih besar dari 1000 mg/dL), tanpa atau dengan ketosis ringan,
jam
3) Glukosa plasma 2 jam pada TTGO < 200 mg/dL (11.1 mmo/L)
kedalam air.
d. Penatalaksanaan
1) Penatalaksanaan medis
badan
2) Penatalaksanaan nutrisi
mengindikasikan demikian.
3) Penatalaksanaan keperawatan
1. Pengkajian
yang di dapat dari klien (sumber data primer), data yang di dapat
peka rangsang.
abdomen yang tegang atau nyeri (sedang atau berat). Dan dapat
frekuensi pernafasan.
14
m. Pemeriksaan Diagnostik.
insulin.
mungkin meningkat.
2. Diagnose Keperawatan
b) Nutrisi, Perubahan:
Kurangdarikebutuhantubuhdapatberhubungandenganketidakcukup
aninsulin
(penurunanambilandanpenggunaanglukosaolehjaringanmengakibat
c) Kurangpengetahuan(kebutuhanbelajar) MengenalPenyakit,
Proknosis, dankebutuhanpengobatan.Dapatdihubungkandengan:
Kurangpemahaman/mengingatkesalahaninterpretasiinformasi.
3. Intervensi Keperawatan
No Intervensi Rasional
1 Dapatkan riwayat Membantu dalam
pasien/orang terdekat memperkirakan kekurangan
sehubungan dengan volume total. Tanda dan gejala
lamanya/intensitas dari mungkin sudah ada pada
gejala seperti muntah, beberapa waktu sebelumnya.
pengeluaran urine yang Adanya proses infeksi
sangat berlebihan. mengakibatkan demam dan
keadaan hipermetabolik yang
menignkat kehilangan air tidak
kasatmata.
2. Pantau tanda-tanda vital, Hipovolemia dapat
catat adanya perubahan dimanifestasikan oleh hipotensi
TD ortostatik dan takikardi. Perikaraan berat
ringannya hipovolemia dapat
dibuat ketika tekanan darah
sistolik pasien turun lebih dari
10 mmHg dari posisi berbaring
ke posisi duduk
3 Pola nafas seperti adanya Paru-paru mengeluarkan asam
pernafasan kusmaul atau karbonat melalui pernafasan
pernafasan berbau keton yangmenghasilkan kompensasi
alkalosis respiratoris terhadap
keadaan ketoasidosis.
Pernafasan yang berbau keton
berhubungan pemecahan asam
aseton-asetat dan harus
berkurang bila ketosis harus
terkoreksi.
No Intervensi Rasional
18
b) Nutrisi, Perubahan:
Kurangdarikebutuhantubuhdapatberhubungandenganketidakcu
kupaninsulin
(penurunandanpenggunaanglukosaolehjaringanmengakibatkanp
No Intervensi Rasional
1 Timbang berat badan setiap hari Mengkaji pemasukan
atau sesuai dengan indikasi. makanan yang adekuat
(termasuk absorbs dan
utilisasinya).
2 Tentukan program diet dan pola Mengidentifikasi
makan pasien dan bandingkan kekurangan dan
dengan makanan yang dapat penyimpangan dari
dihabiskan kebutuhan terapeutik
3 Auskultasi bising usus, catat Hiperglikermia
adanya nyeri abdomen/perut dangangguan
kembung, mual, muntahan keseimbangan cairan dan
makanan yang belum sempat elektrolitdapat
dicerna, pertahankan keadaan menurunkan
puasa sesuai dengan indikasi mortilitas/fungsi lambung
(distensi atau ileus
paralitik) yang akan
memepengaruhi saluran
pencernaan dan
memerlukan pengobatan
secara simptomatik.
4 Berikan makanan cair yang Pemberian makanan
mengandung zat makanan melalui oral lebih baik jika
(nutrient) dan elektrolit dengan psien sadar dan fungsi
segera jika psien sudah dapat gastrointestinal baik.
mentoleransinya melalui
pemberian cairan melalui oral.
Dan selanjutnya terus
mengupayakan pemberian
makanan yang lebih padat sesuai
dengan yang dapat ditoleransi
20
No Intervensi Rasional
5 Identifikasi makanan yang Jika makanan yang disukai
disukai/dikhendaki termasuk pasien dapat dimasukkan
kebutuhan etnik/kultural. kedalamperencanaan
makan, kerja sama ini
dapat diupayakan setelah
pulang.
c) Kurangpengetahuan( kebutuhanbelajar)
MengenalPenyakit,Proknosis,
dankebutuhanpengobatan.Dapatdihubungkandengan:
Kurangpemahaman/mengingatkesalahaninterpretasiinformasi.
No Intervensi Rasional
1 Ciptakan lingkungan yang Menanggapi dan
saling percaya dengan memperhatikan perlu
mendengarkan penuh diciptakan sebelum pasien
perhatian, dan selalu ada bersedia mengambil bagian
untuk pasien. dalam proses belajar.
2 Bekerja dengan pasien dalam Partisipasi dalam
menata tujuan belajar yang perencanaan meningkatkan
diharapkan. antusias dan kerja sama
pasien dengan prinsip-
prinsip yang dipelajari.
No Intervensi Rasional
21
4. Implementasi Keperawatan
oleh perawat tanpa petunjuk dan perintah dokter aau tenaga kesehatan
5. Evaluasi Keperawatan
ukur yang digunakan untuk mencapai tujuan pada tahap evaluasi ini
keperawatan
implementasi kaperawatan
d) P: Plan of Care
tanda vital stabil, nadi perifer dapat diraba, turgor kulit dan
MengenalPenyakit,Proknosis,
dankebutuhanpengobatan.Dapatdihubungkandengan:
Kurangpemahaman atau
mengingatkesalahaninterpretasiinformasi.Hasil yang
25
metabolik.
c. Differential relaxation
aktifitas.
5. Persiapan latihan
Gerakan 1
29
Gerakan 2
perlahan-lahan.
30
Gerakan 3
Ditujukan untuk melatih otot biseps (otot besar pada bagian atas
Gerakan 4
Gerakan 5
secara perlahan-lahan.
Gerakan 6
Gerakan 7
Gerakan 8
lepaskan.
33
Gerakan 9
Gerakan 10
Gerakan 11
kemudian rileks.
Gerakan 12
perlahan-lahan, rileks.
35
Gerakan 13
Rileks.
Gerakan 14
Gerakan 15
BAB III
Otot Progresif Dalam Menurunkan Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes
Milletus Tipe 2.
Pada studi kasus yang akan dilakukan, peneliti mengambil satu keluarga yang
kemudian peneliti akan berfokus pada satu anggota keluarga yang mengalami
diabetes milletus tersebut sebagai objek penelitian yang sesuai dengan kriteria
Kriteria inklusif :
Kriteria eksklusi :
dijadikan titik acuan studi kasus. Dalam studi kasus ini yang menjadi fokus
studi adalah penerapan relaksasi otot progresif dalam menurunkan kadar gula
D. Definisi Operasional
1. Tempat
2. Waktu
F. Pengumpulan data
secara lisan dari seseorang yang merupakan sasaran penelitian atau bercakap-
pasien dan keluarga untuk menggali informasi kepada pasien dan keluarga
G. Penyajian Data
tekstural yaitu penyajian data berupa tulisan atau narasi dan hanya dipakai
untuk data yang jumlahnya kecil dan hanya memerlukan kesimpulan yang
sederhana dapat juga disertai cuplikan ungkapan verban dari subjek penelitian
Etika studi kasus adalah suatu pedoman etika yang berlaku untuk
setiap kegiatan studi kasus yang melibatkan antara pihak peneliti, pihak yang
mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur yang telah diisi
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada
hasil riset [ CITATION Ali08 \l 1033 ]. Peneliti menjelaskan bahwa data yang