PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ruangan struktur dan
konstruksi jurusan arsitektur
universitas muhammadiyah
palembang merupakan tempat yang
multifungsi, selain sebagai ruang
belajar juga sering dimanfaatkan oleh
sebagian besar mahasiswa sebagai
tempat untuk mengerjakan tugas
kuliah, sehingga sangat diperlukan
tingkat kenyamanan yang cukup
meliputi suhu, pencahayaan,
kelembaban dan kebisingan ruangan
agar mahasiswa/i yang
menggunakan ruang struktur dan
konstruksi merasa nyaman
Interior adalah bagian dalam
ruangan (Haris, 1993 dalam Maryuli,
2000). Unsur desain interior yang
spesifik diantaranya adalah: cahaya
(light), suara (sound), , suhu dan lain-
lain. Cahaya, suhu, dan suara
memegang peranan pentng dalam
mewujudkan atmosfer ruang dalam
(Kusmarini, 2005). Hal ini akan
berpengaruh terhadap hasil
penciptaan atmosfer ruang dan
berpengaruh terhadap konsentrasi
orang-orang yang sedang melakukan
aktivitas di dalam ruangan struktur
dan konstruksi
B. Identifikasi Masalah
C. Tujuan
D.Batasan Masalah
TINJAUAN PUSTAKA
A. Suhu
Departemen Kimpraswil
melalui proses yang panjang telah
mempersiapkan beberapa standar
yang berkaitan dengan masalah
peningkatan kenyamanan termal
ruang dalam bangunan. Standar ini
dapat diacu sebagai pedoman dalam
perancanaan bangunan gedung.
Standar tersebut diantaranya adalah
SNI T 03-65722001. Standar
kenyamanan termal untuk daerah
tropis seperti Indonesia dapat dibagi
menjadi :
1. Sejuk nyaman, antara suhu efektif
20,8º C – 22,8º C
Mengenai kenyamanan di
dalam suatu bangunan telah
dikemukakan oleh Givoni dan
Koenigsberger (dalam Batara, 2011),
tingkat kenyamanan suhu biasanya
dibagi atas: dingin tak nyaman, sejuk
nyaman, nyaman atau optimal
nyaman, hangat nyaman, dan panas
tidak nyaman. Optimal nyaman orang
Indonesia ialah pada suhu udara 28
0C, kelembaban udara nisbi 70% atau
25,80C suhu efektif dengan batas
bawah 240C, kelembaban udara 80%
atau 22,80C suhu efektif.
B. Kelembaban
1. Definisi Cahaya
Pencahayaan didefinisikan
sebagai jumlah cahaya yang jatuh
pada sebuah bidang permukaan.
Tingkat pencahayaan pada suatu
ruangan didefinisikan sebagai
tingkat pencahayaan rata – rata
pada bidang kerja, dengan bidang
kerja yang dimaksud adalah
sebuah bidang horisontal imajiner
yang terletak setinggi 0,75 meter
di atas lantai pada seluruh
ruangan (SNI Tata Cara
Perancangan Sistem
Pencahayaan Buatan pada
Bangunan Gedung, 2000).
Pencahayaan memiliki satuan lux
(lm/m²), dimana lm adalah lumens
dan m² adalah satuan dari luas
permukaan. Pencahayaan dapat
mempengaruhi keadaan
lingkungan sekitar. Pencahayaan
yang baik menyebabkan manusia
dapat melihat objek – objek yang
dikerjakannya dengan jelas.
Cahaya merupakan satu bagian
berbagai jenis gelombang
elektromagnetis yang terbang ke
angkasa dimana gelombang
tersebut memiliki panjang dan
frekuensi tertentu yang nilainya
dapat dibedakan dari energy
cahaya lainnya dalam spectrum
elektromagnetisnya (Suhadri,
2008).
Menurut Kepmenkes
no.1405 tahun 2002 tentang
Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Kerja Perkantoran
dan Industri, pencahayaan adalah
jumlah penyinaran pada suatu
bidang kerja yang diperlukan
untuk melaksanakan kegiatan
secara efektif.
2. Dampak penerangan yang tidak
baik
b. Kelelahan mental.
D. Kebisingan
1. Definisi Kebisingan
METODE
3.1.METODELOGI PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan
adalah metodelogi kualitatif.Metode
penelitian kualitatif merupakan
penelitian yang digunakan untuk
menyelidiki, menemukan,
menggambarkan, dan menjelaskan
kualitas atau keistimewaan dari
pengaruh social yang tidak dapat
dijelaskan, diukur atau digambarkan
melalui pendekatan kuantitatif.
1. Mengangkat permasalahan.
2. Memunculkan pertanyaan
penelitian.
3. Mengumpulkan data yang relevan.
4. Melakukan analisis data.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 DATA DAN HASIL SURVEY
P.L.T.= 8x9x3 =21 M²
4.1.1.KELENGKAPAN RUANGAN
A.Data Kelengkapan Ruang
1.Lantai
No Objek Ukuran Jumlah
1 Meja 120x90x85 15
2 Meja 77x60x77 1
Dosen
3 Kursi 36x80 30
4 Lemari 1
120x60x170
2.Dinding
No Objek Ukuran Jumlah
1 Jam - 1
Dinding
2 Ac 2pk 2
3 Maket 120x12x85 2
4 Hiasan 50 x 100 1
Dinding
5 Gantungan - 1
kabel
proyektor
6 Papan tulis 240x120 1
7 Jendela 120x800 4
8 Pintu 140x200 1
3.Plafon
No Objek Ukuran Jumlah
1 Proyektor 30x20 1
2 Lampu - 2
neon
horizontal
3 Lampu - 2
neon
vertical
4 Kursi 36x80 30
Jendela ruangan
bersebrangan dengan pintu
2. Dinding masuk ruangan, dinding ini
jendela terkena paparan sinar 30,0°C
belakang matahari langsung tanpa
dihalangi bangunan lain.
pengukuran suhu dilakukan
pada siang hari yaitu pada jam
12:23
Didepan mahasiswa terdapat
3. Dinding kanan dinding yang ada papan
didepan tulis,dinding ini juga sebagai 30,2°C
mahasiswa pembatas antara ruang 1 dan
2. pengukuran suhu dilakukan
pada siang hari yaitu pada
jam 12:25
B.Suhu Ruangan
Kisaran
-20 °C
~ 750
°C / -4 °
F ~
1400 °
F
Resolu
si 0,1
°C. / 1
deg.
° Akurasi +/- Pembacaan 3,5% +/- 2 °C.
No Posisi Keterangan Hasil
Saat dilakukan pengukuran
suhu, dalam keadaan 24,3°C
1. Dipintu depan pendingin ruangan
ruangan menyala,dan dilakukan pada
siang hari yaitu sekitar jam
12:30
D.Cahaya
Light (LUX): resolusi 20, 200, 2.000, 20.000
(2000x10lux) 0,01, 0,1, 1 akurasi ± (5%]
E.Suara
Sound Level (Frequency
Weighting : A,C) 35dB ~
100dB resolution 0.1dB
accuracy ±3.5dB at 94dB
sound Level, 1kHz sine
wave
No Posisi Keterangan Hasil
1. Hening Hening tanpa suara apapun 43,2 dB
di ruangan
Dibelaknga Jendela
ruangan ini bersebelahan
2. Diluar ruangan dengah jalan ,meskipun
bukan jalan utama tetapi 78,9 dB
jalan ini juga sering dilewati
oleh kendaraan,dan pada
saat dilakukan pengujian
ada beberapa kendaraan
yang sedang lewat
Pembahasan
1. Pengukuran Suhu
2. Pengukuran Kelembaban
Berdasarkan hasil
pengukuran diperoleh
kelembaban ruang 2 jurusan
arsitektur yaitu rata rata 66,8%
hasil pengukuran tersebut bisa
saja dipengaruhi oleh cuaca pada
saat pengukuran, yaitu cuaca
cukup cerah dan waktu
pengukuran ialah pukul 12.50 WIB
yang mana sinar matahari pada
waktu tersebut masih terik,
sehingga kelembaban ruangan 2
yaitu 66,8%, angka tersebut
sudah cukup baik dari
kelembaban yang ditetapkan oleh
Keputusan Menteri Kesehatan RI
Nomor 1405/Menkes/SK/XI/2002
yaitu 40 %-60%. Tidak adanya
bangunan yang menutupi ruangan
sehingga sinar matahari sampai
pada muka bangunan dengan
baik,
.
3. Pengukuran Pencahayaan
Standar penerangan
Indonesia telah ditetapkan dalam
Peraturan SNI 03-6575-2001
yang ditentukan yakni sebesar
250 lux untuk ruang kelas ,
standar ini sama dengan standar
internasional, yaitu antara 100-
250 lux.
Hasil pengukuran
pecahayaan di ruang 2 mencapai
0,78 lux. Apabila hasil pengukuran
ini dibandingkan dengan
intensitas pencahayaan standar
internasional, maka intensitas
penerangan pada ruang 2 ini
berada di posisi kurang sesuai
dengan yang direkomendasikan.
Hasil pengukuran pencahayaan di
ruang 2 dipengaruhi oleh kondisi
ruangan yang terbuka sehingga
memudahkan cahaya masuk dari
berbagai titik, namun pada saat
pengukuran kondisi cuaca sedikit
mendung dan penerangan
(lampu) di ruang 2 banyak tidak
menyala .
4. Pengukuran Kebisingan
5.PENGUKURAN AC
DEFINISI PK PADA AC
PK merupakan singkatan dari Paard
Kracht. Kapasitas AC biasa dinilai
dari berapa PK AC. Ini sering juga
disebut sebagai horsepower atau
tenaga dari AC tersebut.
RUMUS MENGHITUNG PK
700
700
880
AC 2PK
1. Candela
Candela adalah salah satuan
pencahayaan. Dari biasanya Candela
biasa diartikan sama dengan besar
pencahayaan lilin.
2. Lumen
Lumen adalah salah satu satuan
pencahayaan. Pada satuan
pencahayaan lumen menyatakan
seberapa besar pencahayaan yang
dihasilkan dari satu sumber cahaya.
3. lux
Lux adalah salah satu satuan
pencahayaan. Lux menyatakan nilai
besaran pencahayaan yang ada
dalam suatu ruangan yang
mendapatkan pencahayaan dari satu
sumber cahaya.
Rumus:
𝐸𝑋𝐿𝑋 𝑊
N = ∅ 𝑋 𝐿𝐿𝐹 𝑋 𝐶𝑢 𝑋 𝑛
Keterangan:
N = Jumlah titik lampu
E = kuat penerangan (Lux)
L = Panjang (length) ruangan dalam
satuan meter
W = Lebar (width) ruangan dalam
satuan meter
Ø = total nilai pencahayaan lampu
dalam satuan lumen
LLF = (Light Loss Factor) atau Faktor
kehilangan atau kerugian cahaya,
biasa nilainya antara 0,7 – 0,8
Cu = coefesien of utilization
n = jumlah lampu dalam 1 titik
Diketahui:
maka,
𝐸𝑋𝐿𝑋 𝑊
N = ∅ 𝑋 𝐿𝐿𝐹 𝑋 𝐶𝑢 𝑋 𝑛
250 𝑋 8 𝑚 𝑋 9𝑚
= 6000 𝑋 0.7 𝑋 0.5 𝑋 1
18.000
= 2010
A. Kesimpulan
B. Saran
1. Untuk menambah intensitas
cahaya pada ruangan sebaik nya
ditambahkan beberapa
penerangan buatan seperti lampu
sehingga cahaya yang dibutuhkan
tercukupi.
2. Untuk mengurangi pengaruh
kebisingan terhadap tingkat
kenyamanan diperlukan alat
kedap suara di sekitar areal
ruangan struktur dan konstruksi
yang berfungsi sebagai peredam
kebisingan.
DOKUMENTASI