Anda di halaman 1dari 45

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ruangan struktur dan
konstruksi jurusan arsitektur
universitas muhammadiyah
palembang merupakan tempat yang
multifungsi, selain sebagai ruang
belajar juga sering dimanfaatkan oleh
sebagian besar mahasiswa sebagai
tempat untuk mengerjakan tugas
kuliah, sehingga sangat diperlukan
tingkat kenyamanan yang cukup
meliputi suhu, pencahayaan,
kelembaban dan kebisingan ruangan
agar mahasiswa/i yang
menggunakan ruang struktur dan
konstruksi merasa nyaman
Interior adalah bagian dalam
ruangan (Haris, 1993 dalam Maryuli,
2000). Unsur desain interior yang
spesifik diantaranya adalah: cahaya
(light), suara (sound), , suhu dan lain-
lain. Cahaya, suhu, dan suara
memegang peranan pentng dalam
mewujudkan atmosfer ruang dalam
(Kusmarini, 2005). Hal ini akan
berpengaruh terhadap hasil
penciptaan atmosfer ruang dan
berpengaruh terhadap konsentrasi
orang-orang yang sedang melakukan
aktivitas di dalam ruangan struktur
dan konstruksi
B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang telah


ditulis, kami mengidentifikasi masalah
sebagai berikut:

1.Berapa Tingkat kelembaban


pada ruangan tersebut ?

2.Seberapa bising didalam


ruangan ?

3.Berapa suhu yang ada didalam


ruangan ?
4.Berapa pencahayaan didalam
ruangan ?

C. Tujuan

1.Mengukur kelembaban lingkungan.

2.Mengukur kebisingan lingkungan.

3.Mengukur suhu lingkungan.

4.Mengukur pencahayaan lingkungan

D.Batasan Masalah

Kaitan Fisika Bangunan seperti


cahaya,suhu,kelembaban dan suara
terhadap ruangan yang memengaruhi
kenyaman pengguna ruangan
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Suhu

Departemen Kimpraswil
melalui proses yang panjang telah
mempersiapkan beberapa standar
yang berkaitan dengan masalah
peningkatan kenyamanan termal
ruang dalam bangunan. Standar ini
dapat diacu sebagai pedoman dalam
perancanaan bangunan gedung.
Standar tersebut diantaranya adalah
SNI T 03-65722001. Standar
kenyamanan termal untuk daerah
tropis seperti Indonesia dapat dibagi
menjadi :
1. Sejuk nyaman, antara suhu efektif
20,8º C – 22,8º C

2. Nyaman optimal, antara suhu


efektif 22,8º C -25,8º C
3. Hangat nyaman, antara suhu
efektif 25,8º C – 27,1º C

Mengenai kenyamanan di
dalam suatu bangunan telah
dikemukakan oleh Givoni dan
Koenigsberger (dalam Batara, 2011),
tingkat kenyamanan suhu biasanya
dibagi atas: dingin tak nyaman, sejuk
nyaman, nyaman atau optimal
nyaman, hangat nyaman, dan panas
tidak nyaman. Optimal nyaman orang
Indonesia ialah pada suhu udara 28
0C, kelembaban udara nisbi 70% atau
25,80C suhu efektif dengan batas
bawah 240C, kelembaban udara 80%
atau 22,80C suhu efektif.
B. Kelembaban

Kelembaban udara adalah


kandungan uap air dalam udara.
Biasanya kelembaban udara menjadi
penting saat suhu udara mendekati
atau melampaui ambang batas
daerah kenyamanan termal dan
kelembaban udara mencapai lebih
dari 70% atau kurang dari 40%
(Mangunwijaya, 1997:144).
Kelembaban udara yang tinggi
mengakibatkan sulit terjadinya
penguapan dipermukaan kulit
sehingga mekanisme pelepasan
panas bisa terganggu. Dalam
pergerakan seperti itu pergerakan
udara akan sangat membantu
penguapan. Kelembaban yang tinggi
dapat menyebabkan terjadinya
ketidaknyamanan termal sehingga
harus diimbangi dengan kecepatan
angin yang cukup dan menerus.
Persyaratan Kelembaban udara
mengacu pada Kepmenkes RI Nomor
: 1405/MENKES/SK/X/2002,
Kesehatan Lingkungan Kerja
Perkantoran yaitu 40 % -60 %.
Kelembaban udara dapat diukur
langsung dengan hygrometer.
Macam-macam kelembaban :
1. Kelembaban mutlak

Kelembaban mutlak adalah


kandugan uap air (dapat
dinyatakan dengan massa uap
air atau tekanannya) persatu air
aktual dengan keadaan
jenuhnya atau pada kapasitas
udara untuk menampung uap
air. Kapasitas udara untuk
menampung uap air tersbeut
(pada keadaan jenuh)
ditentukan oleh suhu udara.
2. Defisit tekanan uap air defisit
tekanan uap air adalah selisih
antara tekanan uap jenuh dan
tekanan uap aktual. Masing-
masing pernyataan
kelembaban udara tersebut
mempunyai arti dan fungsi
tertentu dikaitkan dengan
masalah yang dibahas. Sebagai
contoh, laju penguapan dari
permukaan tanah lebih
ditentukan oleh deficit tekanan
uap air daripada kelembaban
mutlak maupun nisbi.
3. Kelembaban Nisbi

Kelembaban nisbi adalah


perbandingan jumlah uap air
yang ada di udara dengan
jumlah maksimun uap air yang
dapat dikandung udara pada
temperatur yang sama dan
dinyatakan dengan persen (%)
(Arnold, 2006).
C. Pencahayaan

1. Definisi Cahaya

Pencahayaan didefinisikan
sebagai jumlah cahaya yang jatuh
pada sebuah bidang permukaan.
Tingkat pencahayaan pada suatu
ruangan didefinisikan sebagai
tingkat pencahayaan rata – rata
pada bidang kerja, dengan bidang
kerja yang dimaksud adalah
sebuah bidang horisontal imajiner
yang terletak setinggi 0,75 meter
di atas lantai pada seluruh
ruangan (SNI Tata Cara
Perancangan Sistem
Pencahayaan Buatan pada
Bangunan Gedung, 2000).
Pencahayaan memiliki satuan lux
(lm/m²), dimana lm adalah lumens
dan m² adalah satuan dari luas
permukaan. Pencahayaan dapat
mempengaruhi keadaan
lingkungan sekitar. Pencahayaan
yang baik menyebabkan manusia
dapat melihat objek – objek yang
dikerjakannya dengan jelas.
Cahaya merupakan satu bagian
berbagai jenis gelombang
elektromagnetis yang terbang ke
angkasa dimana gelombang
tersebut memiliki panjang dan
frekuensi tertentu yang nilainya
dapat dibedakan dari energy
cahaya lainnya dalam spectrum
elektromagnetisnya (Suhadri,
2008).
Menurut Kepmenkes
no.1405 tahun 2002 tentang

Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Kerja Perkantoran
dan Industri, pencahayaan adalah
jumlah penyinaran pada suatu
bidang kerja yang diperlukan
untuk melaksanakan kegiatan
secara efektif.
2. Dampak penerangan yang tidak
baik

Penerangan yang tidak


didesain dengan baik akan
menimbulkan gangguan atau
kelelahan penglihatan selama
kerja. Pengaruh dan penerangan
yang kurang memenuhi syarat
akan mengakibatkan (Suhadri,
2008) :
a. Kelelahan mata sehingga
berkurangnya daya dan
effisiensi kerja.

b. Kelelahan mental.

c. Keluhan pegal di daerah


mata dan sakit kepala di
sekitar mata.

d. Kerusakan indra mata dan


lain-lain.

D. Kebisingan

1. Definisi Kebisingan

Davis Cornwell dalam


Djalante (2011) mendefinisikan,
bahwa kebisingan berasal dari
kata bising yang artinya semua
bunyi yang mengalihkan
perhatian, mengganggu, atau
berbahaya bagi kegiatan sehari-
hari. Bising, umumnya
didefisinisikan sebagai bunyi
yang tidak diinginkan dan juga
dapat menyebabkan polusi
lingkungan. Ditambahkan lagi
oleh Djalante (2011) suara adalah
sensasi atau rasa yang dihasilkan
oleh organ pendengaran
manusia, ketika gelombang-
gelombang suara dibentuk di
udara sekeliling manusia melalui
getaran yang diterimanya.
Keputusan Menteri Lingkungan
Hidup (1996) mendefinisikan,
bahwa kebisingan adalah bunyi
yang tidak diinginkan dari usaha
atau kegiatan dalam tingkat dan
waktu tertentu yang dapat
menimbulkan gangguan
kesehatan manusia dan
kenyamanan lingkungan.
Sedangakan menurut Sv
Szokolay dalam jurnal penelitian
Setiawan (2011) kebisingan
didefinisikan sebagai getaran-
getaran yang tidak teratur, dan
memperlihatkan bentuk yang
tidak biasa. Faktor-faktor yang
mempengaruhinya antara lain
adalah pola intensitas, frekuensi
dan pembangkitan. Kebisingan itu
sendiri biasanya dianggap
sebagai bunyi yang tidak
dikehendaki. Bunyi terjadi ketika
telinga manusia mendengar pada
tekanan kecil yang naik turun di
udara, yang disebabkan oleh
pergerakan getaran dari benda
padat.
2. Zona Kebisingan

Peraturan menteri kesehatan No.


718 tahun 1987 dalam Setiawan
(2010) tentang kebisingan pada
kesehatan dibagi menjadi empat
zona wilayah yaitu:
a. Zona A adalah zona untuk
tempat pendidikan, rumah
sakit, tempat perawatan
kesehatan atau sosial.
Intensitas tingkat
kebisingannya berkisar 35-45
dB.
b. Zona B adalah untuk
perumahan, tempat
pendidikan, dan rekreasi.
Membatasi angka kebisingan
antara 45-55 dB.
c. Zona C antara lain
perkantoran, pertokoan,
perdagangan, pasar. Dengan
kebisingan sekitar 50-60 dB.
d. Zona D untuk lingkungan
industri, pabrik, stasiun kereta
api dan terminal bus.Tingkat
kebisingan berkisar 60-70 dB.
BAB III

METODE

3.1.METODELOGI PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan
adalah metodelogi kualitatif.Metode
penelitian kualitatif merupakan
penelitian yang digunakan untuk
menyelidiki, menemukan,
menggambarkan, dan menjelaskan
kualitas atau keistimewaan dari
pengaruh social yang tidak dapat
dijelaskan, diukur atau digambarkan
melalui pendekatan kuantitatif.

Tujuan dari penelitian kualitatif adalah


untuk menjelaskan suatu fenomena dengan
sedalam-dalamnya dengan cara
pengumpulan data yang sedalam-dalamnya
pula, yang menunjukkan pentingnya
kedalaman dan detail suatu data yang diteliti.

Tahapan Dalam Penelitian Kualitatif


Ada lima tahap bagi para peneliti jika
ingin melakukan penelitian jenis
kualitatif, yaitu:

1. Mengangkat permasalahan.
2. Memunculkan pertanyaan
penelitian.
3. Mengumpulkan data yang relevan.
4. Melakukan analisis data.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 DATA DAN HASIL SURVEY
P.L.T.= 8x9x3 =21 M²
4.1.1.KELENGKAPAN RUANGAN
A.Data Kelengkapan Ruang
1.Lantai
No Objek Ukuran Jumlah

1 Meja 120x90x85 15

2 Meja 77x60x77 1
Dosen
3 Kursi 36x80 30

4 Lemari 1
120x60x170

2.Dinding
No Objek Ukuran Jumlah

1 Jam - 1
Dinding
2 Ac 2pk 2
3 Maket 120x12x85 2
4 Hiasan 50 x 100 1
Dinding
5 Gantungan - 1
kabel
proyektor
6 Papan tulis 240x120 1
7 Jendela 120x800 4
8 Pintu 140x200 1

3.Plafon
No Objek Ukuran Jumlah

1 Proyektor 30x20 1

2 Lampu - 2
neon
horizontal
3 Lampu - 2
neon
vertical

B.Data Objek Furniture


No Objek Ukuran Jumlah
1 Meja 120x90x85 15
2 Meja 77x60x77 1
dosen
3 Lemari 120x60x170 1

4 Kursi 36x80 30

* Luas Bukaan Dinding


A.Dinding 1
2 Pintu = PxT 3 jendela =1,2 x 0,8
=1,4 x 2 =0,96 x 3
=2,8 = 2,88
Dinding =Luas Dinding = pxt = 9 x 3 =27
Luas Bukaan = pxj = 2,8 x 2,88
= 7,90
= 7,90 x 100
27
= 29,25 %
=71,75 %
B.Dinding 2
6 jendela =1,2 x 0,8
= 0,96 x 6
=5,76
= 5,76 x100
27
= 21 %
=79 %

Kapasitas Ruangan Kurang lebih 40


0rang
4.1.2. PENGUKURAN RUANGAN
A.Suhu Obyek Dinding

No Posisi Keterangan Hasil


Didepan ruangan yang juga
1. Dinding pintu bersebelahan dengan dinding
masuk depan pintu masuk terdapat ruangan 29,2°C
kecil seperti gudang,
pengukuran suhu dilakukan
pada siang hari yaitu sekitar
pada jam 12:20 dengan cuaca
cerah

Jendela ruangan
bersebrangan dengan pintu
2. Dinding masuk ruangan, dinding ini
jendela terkena paparan sinar 30,0°C
belakang matahari langsung tanpa
dihalangi bangunan lain.
pengukuran suhu dilakukan
pada siang hari yaitu pada jam
12:23
Didepan mahasiswa terdapat
3. Dinding kanan dinding yang ada papan
didepan tulis,dinding ini juga sebagai 30,2°C
mahasiswa pembatas antara ruang 1 dan
2. pengukuran suhu dilakukan
pada siang hari yaitu pada
jam 12:25

4. Dinding kiri Debelakang ini terdapat


dibelakang pendingi ruangan 2 buah 29,5°C
mahasiswa dengan suhu 16°C

B.Suhu Ruangan
Kisaran
-20 °C
~ 750
°C / -4 °
F ~
1400 °
F
Resolu
si 0,1
°C. / 1
deg.
° Akurasi +/- Pembacaan 3,5% +/- 2 °C.
No Posisi Keterangan Hasil
Saat dilakukan pengukuran
suhu, dalam keadaan 24,3°C
1. Dipintu depan pendingin ruangan
ruangan menyala,dan dilakukan pada
siang hari yaitu sekitar jam
12:30

Dalam keadaan pendingin


ruangan tidak menyala dan 29,7°C
sama juga dilakukan pada
siang hari yaitu sekitar jam
12:30

Jendela ruangan ini


2. Didekat bersebelahan dengah jalan
jendela ,pada saat pengukuran 24,0°C
ruangan dilakukan pendingin ruangan
dalam keadaan menyala dan
pada siang hari

Pada saat pengukuran suhu


pendingin ruangan dalam 29,5°C
keadaan tidak menyala dan
dilakukan pada siang hari
Saat dilakukan pengukuran
suhu,pendingin ruangan
3. Ditengah dalam keadaan menyala pada 23,9°C
ruangan saat siang hari dengan cuaca
panas pada jam
12:35

Pendingin ruangan dalam


keadaan tidak menyala dan 30,5°C
cuaca panas diluar

Pada saat mahasiswa sedang


4. Ditengah aktif belajar seperti
tengah biasa,dengan kapasitas 30,2°C
mahasiswa mahasiswa yaitu sekitar 30
0rang dan pendingin
ruangan juga menyala

Alat ukur diletakkan tepat


5. Didepan didepan hembusan pendingin
hembusan AC ruangan,dengan 16,7°C
angka suhu 16°C dalam
kurun waktu 30 detik

Diluar ruangan atau lebih


6. Dikoridor/diluar tepatnya di koridor dengan
ruangan keadaan cuaca panas pada 31,4°C
jam 12:45
C.Kelembaban/Humidity
35% RH ~ resolusi 95% 0,1% akurasi RH ±
5% RH pada 25 ° C

No Posisi Keterangan Hasil


Dilakukan pengujian pada
1. Didekat pintu saat pendingin ruangan
masuk menyala dan tanpa ada 69,3%
mahasiswa, pada siang hari
dengan cuaca yang cerah

2. Didekat jendela Jendela terkena paparan


belakang sinar matahari langsung
70,9%
pada siang hari dengan
cuaca cerah
Alat ukur diletakkan ditengah
3. Ditengah ruangan tanpa manusia 56,0%
ruangan dengan suhu ruangan yang
normal pada siang hari
Diletakan ditengah tengah
4. Ditengah tengah mahasiswa dengan suhu
mahasiswa tubuh manusia yang 73,0%
berbeda beda,dalam
keadaan pendingin ruangan
menyala pada siang hari
Alat ukur diletakkan tepat
5. Didepan ac didepan hembusan
pendingin ruangan,dengan 59,8%
angka suhu 16°C dalam
kurun waktu 30 detik
6. Diluar ruangan Dikoridor depan ruangan
sedikit gelap namun tetap 74,0%
terasa panas

D.Cahaya
Light (LUX): resolusi 20, 200, 2.000, 20.000
(2000x10lux) 0,01, 0,1, 1 akurasi ± (5%]

No Posisi Keterangan Hasil


1. Dibawah Ruangan ini memiliki 4
pencahayaan lampu panjang dan 2 lampu 0,67lux
lampu boklam keadaan semua
lampu hidup

Yaitu didekat jendela


ruangan yang menjadi
2. Didekat intensitas cahaya alami
pencahayaan masuk .pada ruangan ini 0,33 lux
alam juga matahari tidak
terhalang oleh bangunan
lain dilakukan pada siang
hari saat cuaca cerah
Diluar ruangan atau lebih
tepat nya dikoridor dengan
3. Diluar ruangan cahaya alami namun bnyak 0,24 lux
terhalang oleh
bangunan,dilakukan
pada siang hari saat cuaca
cerah

Dengan pencahayaan alami


4. Ditengah tengah dan pencahyaan lampu lalu 0,78 lux
mahasiswa dikelilingi
mahasiswa

E.Suara
Sound Level (Frequency
Weighting : A,C) 35dB ~
100dB resolution 0.1dB
accuracy ±3.5dB at 94dB
sound Level, 1kHz sine
wave
No Posisi Keterangan Hasil
1. Hening Hening tanpa suara apapun 43,2 dB
di ruangan
Dibelaknga Jendela
ruangan ini bersebelahan
2. Diluar ruangan dengah jalan ,meskipun
bukan jalan utama tetapi 78,9 dB
jalan ini juga sering dilewati
oleh kendaraan,dan pada
saat dilakukan pengujian
ada beberapa kendaraan
yang sedang lewat

3. Ditengah tengah Dengan suara-suara


mahasiswa mahasiswa yang 83,2 dB
berkapasitas sekitar 10
orang an

4. Dikoridor dekat Pada saat dilakukan 61,8 dB


ruangan pengujian ada beberapa
mahasiswa yang lewat

Pembahasan

1. Pengukuran Suhu

Hasil pengukuran di Ruang


2 jurusan arsitektur pada tanggal
didapatkan suhu rata rata 270C
termasuk ke dalam kategori
hangat nyaman, hal ini sesuai
dengan standar yang ditetapkan
oleh Departemen Kimpraswil yang
menyebutkan bahwa
kenyamanan termal untuk daerah
tropis seperti Indonesia salah
satunya adalah kategori hangat
nyaman, antara suhu efektif 25,8º
C – 27,1º C.
Hasil pengukuran tersebut
bisa saja dipengaruhi oleh
pendingin yg digunakan didalam
ruangan dan cuaca pada saat
pengukuran, yaitu cuaca cukup
cerah dan waktu pengukuran ialah
pukul 12.30 WIB yang mana sinar
matahari pada waktu tersebut
masih terik
Suhu ideal mampu
membuat pengguna betah dan
merasa nyaman melakukan
aktifitasnya masing-masing.
Menurut hasil penelitian
PUSPERKES (1995) suhu
nyaman di dalam ruang belajar
atau ruang kerja untuk orang
Indonesia adalah 220C – 260C.
Suhu ruangan 2 masih
tergolong nyaman hal ini dapat
dibandingkan dengan penelitian
kenyamanan suhu yang dilakukan
di daerah iklim tropis basah
seperti halnya Basaria (2005)
memperlihatkan tentang rentang
suhu antara 240C hingga 300C
yang dianggap nyaman bagi
manusia yang berdiam pada
daerah iklim tersebut.

2. Pengukuran Kelembaban

Berdasarkan hasil
pengukuran diperoleh
kelembaban ruang 2 jurusan
arsitektur yaitu rata rata 66,8%
hasil pengukuran tersebut bisa
saja dipengaruhi oleh cuaca pada
saat pengukuran, yaitu cuaca
cukup cerah dan waktu
pengukuran ialah pukul 12.50 WIB
yang mana sinar matahari pada
waktu tersebut masih terik,
sehingga kelembaban ruangan 2
yaitu 66,8%, angka tersebut
sudah cukup baik dari
kelembaban yang ditetapkan oleh
Keputusan Menteri Kesehatan RI
Nomor 1405/Menkes/SK/XI/2002
yaitu 40 %-60%. Tidak adanya
bangunan yang menutupi ruangan
sehingga sinar matahari sampai
pada muka bangunan dengan
baik,
.

3. Pengukuran Pencahayaan

Standar penerangan
Indonesia telah ditetapkan dalam
Peraturan SNI 03-6575-2001
yang ditentukan yakni sebesar
250 lux untuk ruang kelas ,
standar ini sama dengan standar
internasional, yaitu antara 100-
250 lux.
Hasil pengukuran
pecahayaan di ruang 2 mencapai
0,78 lux. Apabila hasil pengukuran
ini dibandingkan dengan
intensitas pencahayaan standar
internasional, maka intensitas
penerangan pada ruang 2 ini
berada di posisi kurang sesuai
dengan yang direkomendasikan.
Hasil pengukuran pencahayaan di
ruang 2 dipengaruhi oleh kondisi
ruangan yang terbuka sehingga
memudahkan cahaya masuk dari
berbagai titik, namun pada saat
pengukuran kondisi cuaca sedikit
mendung dan penerangan
(lampu) di ruang 2 banyak tidak
menyala .
4. Pengukuran Kebisingan

Berdasarkan fungsi dari


Kampus Jurusan arsitektur yaitu
pendidikan, maka standar yang
digunakan adalah standar sekolah
pada zona B yaitu sebesar
45-55 dB. Dari hasil pengukuran
didapatkan nilai kebisingan di
ruang 2 jurusan arsitektur
mencapai 83,2 dB, hal ini
menandakan bahwa intensitas
kebisingan di ruangan 2 sudah
melebihi nilai ambang batas
(NAB) yakni > 55 dB. Hasil
tersebut serupa dengan penelitian
yang dilakukan oleh
Pringgahapsari (2010) di Kantor
Arsip dan Perpustakaan Daerah
Yogyakarta dengan tingkat
kebisingan mencapai 60,36 dB
yang menandakan bahwa
intensitas kebisingan yang ada
berada pada pada ambang
sedang yang mendekati keras
(sedang).

5.PENGUKURAN AC
DEFINISI PK PADA AC
PK merupakan singkatan dari Paard
Kracht. Kapasitas AC biasa dinilai
dari berapa PK AC. Ini sering juga
disebut sebagai horsepower atau
tenaga dari AC tersebut.

RUMUS MENGHITUNG PK

Rumus: Luas Ruangan x 500

Kalkulasi ini berasumsi bahwa tinggi


ruangan yang akan di pasang AC
adala tinggi standard yang ada di
Indonesia pada umumnya, yakni 2.5-
3m. Perhitungan di atas ini juga tidak
memperhitungkan jika untu ruangan
yang banyak orangnya atau ruangan
yang sering buka-tutup jendela atau
ruangan yang terbuka, karena
hamper mustahil untuk
memperhitungkan jika banyak factor
yang berbeda-beda.

Rumus di atas akan menghasilkan


angka dalam satuan Btu. Angka
tersebut perlu untuk dicocok dengan
kemampuan AC untuk mendinginkan
ruangan dalam satuan Btu/h yang
biasa ada di setiap AC. Orang lebih
awam menggunakan satuan PK
dalam menentukan AC sehingga
disini ditampilkan bagian unuk
membantu mengkonversi berapa PK
yang dibutuhkan.

 ½ PK= 5000 Btu/h (ukuran ruangan


10m2)
 ¾ PK = 7000 Btu/h (ukuran ruangan
14m2)
 1 PK = 9000 Btu/ h (ukuran ruangan
18 m2)
 1 ½ PK = 1200 Btu/h (ukuran
ruangan 24m2)
 2 PK = 1800 Btu/h (ukuran ruangan
36 m2 )
PERHITUNGAN AC PADA RUANG
STRUKTUR DAN KONSTRUKSI

= Luas Ruangan x 500


= (8m x 9m) x 500
= 72 m2 x 500
= 36.000 Btu/h

Jika dikonversikan ke PK, maka


36.000Btu/h : 9000 = 4PK.

Jadi kebutuhan AC yang harus


dipenuhi ialah 36.000Btu/h.
Kebutuhan AC ini dapat dipenuhi
dengan menyediakan AC
berkapasitas 2PK 2 Buah
880

700

700
880

AC 2PK

6.PERHITUNGAN CAHAYA PADA


RUANGAN

Sebelum mengetahui kebutuhan


cahaya yang diperlukan, ada baiknya
mengetahui beberapa satuan cahaya
yang biasa digunakan, yaitu:

1. Candela
Candela adalah salah satuan
pencahayaan. Dari biasanya Candela
biasa diartikan sama dengan besar
pencahayaan lilin.

2. Lumen
Lumen adalah salah satu satuan
pencahayaan. Pada satuan
pencahayaan lumen menyatakan
seberapa besar pencahayaan yang
dihasilkan dari satu sumber cahaya.

3. lux
Lux adalah salah satu satuan
pencahayaan. Lux menyatakan nilai
besaran pencahayaan yang ada
dalam suatu ruangan yang
mendapatkan pencahayaan dari satu
sumber cahaya.

Untuk mengetahui jumlah lampu


peneranagan suatu ruangan, ada
beberapa yang harus diketahui,
antara lain:
 Jenis ruangan yang akan dipasangi
lampu penerangan
Dalam hal ini ruangan yang akan
dipasangi lampu, ialah ruang kelas.
Standard pencahayaan pada ruang
kelas, yakni 250 Lux
 Ukuran ruangan tersebut
 Berapa besar daya atau Watt untuk
satu buah lampu yang akan
digunakan
 1 watt lampu = 75 Lumen
pencahayaan

Rumus:
𝐸𝑋𝐿𝑋 𝑊
N = ∅ 𝑋 𝐿𝐿𝐹 𝑋 𝐶𝑢 𝑋 𝑛

Keterangan:
 N = Jumlah titik lampu
 E = kuat penerangan (Lux)
 L = Panjang (length) ruangan dalam
satuan meter
 W = Lebar (width) ruangan dalam
satuan meter
 Ø = total nilai pencahayaan lampu
dalam satuan lumen
 LLF = (Light Loss Factor) atau Faktor
kehilangan atau kerugian cahaya,
biasa nilainya antara 0,7 – 0,8
 Cu = coefesien of utilization
 n = jumlah lampu dalam 1 titik

PERHITUNGAN CAHAYA PADA


RUANGAN STRUKTUR DAN
KONSTRUKSI

Diketahui:

Standard kuat pencahayaan ruang


kelas, yakni 250 Lux.
E = 250 Lux
L= 7.5 meter
W= 4 meter
Ø =80 Watt x 75 Lumen
= 6000 Lumen
Cu= 50 % atau 0.5
LLF = 0,7
n=1

maka,

𝐸𝑋𝐿𝑋 𝑊
N = ∅ 𝑋 𝐿𝐿𝐹 𝑋 𝐶𝑢 𝑋 𝑛

250 𝑋 8 𝑚 𝑋 9𝑚
= 6000 𝑋 0.7 𝑋 0.5 𝑋 1

18.000
= 2010

= 8,9 (dibulatkan menjadi 9 buah


lampu)

Maka didapat bahwa jumlah lampu


yang dibutuhkan untuk memberikan
pencahayaan pada ruang kelas
adalah sebanyak 8 buah dengan
lampu yang digunakan adalah TL 80
watt.
Atau jumlah watt yang dibutuhkan
adalah 9 x 80 watt = 720 watt.

Dari perhitungan di atas, lampu yang


dibutuhkan senilai 720 watt untuk
ruangan tersebut. Hal ini telah sangat
memenuhi standard cahaya ruang
kelas yakni senilai 250 lux.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Ruangan struktur dan konstruksi


memiliki suhu 270C ini tergolong
suhu ideal pada kategori hangat
nyaman
2. Ruangan struktur dan konstruksi
memiliki kelembaban 66,8%,
angka tersebut sudah cukup baik
dari kelembaban yang ditetapkan
oleh Keputusan Menteri
Kesehatan RI Nomor
1405/Menkes/SK/XI/2002 yaitu 40
%-60%.
3. Pencahayaan 0,78 lux, intensitas
penerangan pada ruangan
struktur dan konstruksi berada di
posisi kurang sesuai dengan yang
direkomendasikan.
4. Kebisingan mencapai 83,2 dB,
intensitas kebisingan di ruangan
struktur dan konstruksi sudah
melebihi nilai ambang batas
(NAB) yakni > 55 dB.

B. Saran
1. Untuk menambah intensitas
cahaya pada ruangan sebaik nya
ditambahkan beberapa
penerangan buatan seperti lampu
sehingga cahaya yang dibutuhkan
tercukupi.
2. Untuk mengurangi pengaruh
kebisingan terhadap tingkat
kenyamanan diperlukan alat
kedap suara di sekitar areal
ruangan struktur dan konstruksi
yang berfungsi sebagai peredam
kebisingan.
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai