Anda di halaman 1dari 13

Disusun Guna untuk Memenuhi Tugas Patofisiologi

Disusun Oleh:

Nama : 1.

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

PRODI DIII KEPERAWATAN BLORA

TAHUN AKADEMIK 2019/2020


KATA PENGANTAR

Segala puji atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas izin-Nya, akhirnya penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Ketidakseimbangan Cairan” dengan tepat waktu
dan tanpa halangan. Karya tulis ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Patofisiologi. Tak
lupa penulis ucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang membantu dalam menyelesaikan
karya tulis ini.

Pembuatan makalah ini tidak hanya pembelajaran belaka, namun juga sebagai penambah
pengetahuan dan wawasan bagi pembaca.

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat pula kepada semua pihak bagi penulis
maupun pembaca. Namun tak ada gading yang retak, begitu pula penyusunan karya tulis
ini.untuk itu, penulis mengharapkan adanya kritikmaupun saran sebagai perbaikan penyusunan
selanjutnya.

Blora, 20 Januari 2020

Penulis
BAB I

A. Latar Belakang
Manusia sebagai organisme multiseluler dikelilingi oleh lingkungan luar (milieu exterior) dan
sel-selnya pun hidup dalam milieu interior yang berupa darah dan cairan tubuh lainnya. Cairan
dalam tubuh, termasuk darah, meliputi lebih kurang 60% dari total berat badan laki-laki dewasa.
Dalam cairan tubuh terlarut zat-zat makanan dan ion-ion yang diperlukan oleh sel untuk hidup,
berkembang dan menjalankan tugasnya.
Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap sehat.
Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan salah satu bagian dari
fisiologi homeostatis. Cairan dan elektrolit merupakan bagian dalam tubuh yang berperan dalam
memelihara fungsi dari organ tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit sangat penting dalam
proses hemostasis baik untuk meningkatkan kesehatan maupun dalam proses penyembuhan
penyakit. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai
cairan tubuh. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan
intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit
berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian
tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya, jika
salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya. Disamping air dan elektrolit
cairan tubuh juga mengandung asam-basa. Dimana aktivitas sel tubuh memerlukan asam basa
yang dalam keadaan seimbang.
Eliminasi adalah proses pembuangan sisa metabolisme tubuh baik berupa urin atau bowel
(feses). Miksi adalah proses pengosongan kandung kemih bila kandung kemih terisi. Sistem
tubuh yang berperan dalam terjadinya proses eliminasi urine adalah ginjal, ureter, kandung
kemih, dan uretra. Proses ini terjadi dari dua langkah utama yaitu : Kandung kemih secara
progresif terisi sampai tegangan di dindingnya meningkat diatas nilai ambang, yang kemudian
mencetuskan langkah kedua yaitu timbul refleks saraf yang disebut refleks miksi (refleks
berkemih) yang berusaha mengosongkan kandung kemih atau jika ini gagal, setidak-tidaknya
menimbulkan kesadaran akan keinginan untuk berkemih.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari ketidakseimbangan cairan?
2. Bagaimana definisi elektrolit?
3. Bagaimana gangguan asam basa Acidosis dan Alkaliosis?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari ketidakseimbangan cairan.
2. Untuk mengetahui definisi elektrolit.
3. Untuk mengetahui gangguan asam basa Acidosis dan Alkaliosis.

D. Manfaat
1. Bagi pembaca : Untuk menambah wawasan serta mendapatkan ilmu baru.

2. Bagi penulis : Sebagai referensi dalam pembuatan karya tulis.

BAB II
PEMBAHASAN

1. Ketidakseimbangan cairan.

Hal ini dapat terjadi apabila mekanisme kompensasi tubuh tidak mampu mempertahankan
homeostatis. Gangguan keseimbangan cairan dapat berupa defisit volume cairan atau sebaliknya.

a. Defisit volume cairan (fluid volume defisit [FVD]).

Defisit volume cairan adalah suatu kondisi ketidakseimbangan yang ditandai dengan defesiensi
cairan dan elektrolit di ruang ekstrasel, namun proponsi antara keduanya (cairan dan elektrolit)
mendekati normal. Kondidi ini juga dikenal demham istilah hipovolemia. Pada keadaan
hipovolemia, tekanan os,otik mengalami perubahan sehingga cairan interstisial masuk ke ruang
interstisial sehingga menggangu kehidupan sel. Secara umum kondisi defisit volume cairan
(dehidrasi) terbagi menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.

1) Dehidrasi isotonik. Ini terjadi apabila jumlah cairan yang hilang. Kadar Na’ dalam plasma
130-145 mEq/1.

2) Dehidrasi hipertonik. Ini terjadi jika jumlah cairan yang hilang lebih besar daripada
jumlah elektrolit yang hilang. Kadar Na’ dalam plasma 130-150 mEq/1.

3) Dehidrasi hipotonik. Ini terjadi apabila jumlah cairan yang hilang lebih sedikit daripada
jumlah elektrolit yang hilang. Kadar Na’ dalam plasma adalah 130 mEq/1.

Kehilangan cairan eksterasel secara berlebihan dapat menimbulkan beberapa perubahan.


Diantaranya adalah penurunan volume ekstrasel (hipovolemia) dan perubahan hematokrit. Pada
dasarnya, kondisi ini bisa disebabkan oleh banyak faktor, seperti kurangnya asupan cairan,
tingginya asupan pelarut (misalnya protein dan klorida atau natrium) yang dapat menyebabkan
ekskresi urine berlebih, berkeringat banyak dalam waktu yang lama, serta kelainan lain yang
menyebabkan pengeluaran urine berlebih.

Lebih lanjut, kondisi dehidrasi dapat digolongkan menurut derajat keparahannya yaitu sebagai
berikut.
1) Dehidrasi ringan. Pada kondisi ini. Kehilangan cairan mencapai 5% dari berat tubuh atau
sekitar 1,5-2 liter. Kehilangan cairan sebesar 5% pada anak yang lebih besar dan individu dewasa
sudah dikategorikan sebagai dehidrasi berat. Kehilangan cairan yang berlebih dapat berlangsung
melalui kulit, saluran pencernaan, perkemihan, paru-paru atau pembuluh darah.

2) Dehidrasi sedang. Kondisi ini terjadi apabila kehilangan cairan mencapai 5-10% dari berat
tubuh atau sekitar 2-4 liter. Kadar natrium serum berkisar 152-158 mEq/1. Salah satu gejalanya
adalah mata cekung.

3) Dehidrasi berat. Kondisi ini terjadi apabila kehilangan cairan mencapai 4-6 liter. Kadar
natrium serum berkisar 159=166 mEq/1. Pada kondisi ini penderita dapat mengalami hipotensi.

b. Volume cairan berlebih (fluid volume exsess [FVE].

Volume cairan berlebih (overhidrasi) adalah kondisi ketidakseimbangan yang ditandai dengan
kelebihan (retensi) cairan dan natrium diruang ekstrasel. Kondisi ini dikenal juga dengan istilah
hipervolemia. Overdehidrasi umumnya disebabkan oleh gangguan fungsi ginjal. Manifestasi
yang kerap muncul di daerah mata, jari, dan pergelangan kaki. Pitting edema adalah edema yang
muncul di daerah ferifer. Jika area tersebut di tekan, akan terbentuk cekungan yang tidak
langsung hilang setelah tekanan dilepaskan. Ini karena dengan perpindahan cairan ke jaringan
melalui titik tekan pitting edema tidak menunjukan kelebihan cairan yang menyeluruh.
Sebaiknya, pada edema nonpitting, cairan didalam jaringan tidak dapat dialihkan ke area lain
dengan penekanan jari. Hal ini karena edema nonpitting tidak menunjukkan kelebihan cairan
ekstrasel, melainkan kondisi infeksi dan trauma yang menyebabkan pengumpulan dan
pembekuan cairan dipermukaan jaringan. Kelebihan cairan vaskular meningkatkan tekanan
hidrostatik dan tekanan cairan pada permukaan interstisial. Edema anasarka adalah edema yang
terdapat di seluruh tubuh. Manifestasi edema paruantara lain penumpukan sputum, dispena,
batuk, dan bunyi nafas rongki basah.

2. Definisi Elektrolit dan kebutuhan elektrolit


Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut
ion jika berada dalam larutan. Elektrolit terdapat pada seluruh cairan tubuh. Cairan tubuh
mengandung oksigen, nutrien, dan sisa metabolisme (seperti karbondioksida), yang semuanya
disebut ion. Beberpa jenis garam akan dipecah menjadi elektrolit. Contohnya NaCl akan dipecah
menjadi Na+ dan Cl–. Pecahan elektrolit tersebut merupakan ion yang dapat mengahantarkan arus
litrik. Elektrolit adalah substansi ion-ion yang bermuatan listrik yang terdapat pada cairan.
Satuan pengukuran elektrolit menggunakan istilah milliequivalent (mEq). Satu milliequivalent
adalah aktivitass secara kimia dari 1 mg dari hidrogen.
– Ion-ion positif disebut kation. Contoh kation antara lain natrium, kalium, kalsium, dan
magnesium
– Ion-ion negatif disebut anion. Contoh anion antara lain klorida, bikarbonat, dan fosfat.

a. Keseimbangan Elektrolit
Keseimbangan elektrolit sangat penting, karena total konsentrasi elektrolit akan mempengaruhi
keseimbangan cairan dan konsentrasi elektrolit berpengaruh pada fungsi sel. Elektrolit berperan
dalam mempertahankan keseimbangan cairan, regulasi asam basa, memfasilitasi reaksi enzim
dan transmisi reaksi neuromuscular. Ada 2 elektrolit yang sangat berpengaruh terhadap
konsentrasi cairan intasel dan ekstrasel yaitu natrium dan kalium.
1) Keseimbangan Natrium/sodium (Na+)
Natrium merupakan kation paling banyak pada cairan ekstrasel serta sangat berperan dalam
keseimbangan air, hantaran impuls saraf dan kontraksi otot. Ion natrium didapat dari saluran
pencernaan, makanan atau minuman kemudian masuk ke dalam cairan ekstrasel melalui proses
difusi. Pengeluaran ion natrium melalui ginjal, pernapasan, saluran pencernaan dan kulit.
Pengaturan konsentrasi ion natrium dilakukan oleh ginjal, jika konsentrasi natrium serum
menurun maka ginjal akan mengeluarkan cairan sehingga konsentrasi natrium akan meningkat.
Sebaliknya jika terjadi peningkatan konsentrasi natrium serum maka akan merangsang pelepasan
ADH sehingga ginjal akan menahan air. Jumlah normal 135-148 mEq/Lt
2) Keseimbangan kalium/potassium (K+)
Kalium adalah kation yang paling banyak pada intraseluler. Ion kalium 98% berada pada cairan
intasel, hanya 2% berada pada cairan ekstrasel. Kalium dapat diperoleh melalaui makanan seperti
daging, buah-buahan dan sayuran. Jumlah normal 3,5-5,5 mEq/Lt.
3) Keseimbangan Kalsium (Ca2+)
Kalsium merupakan ion yang paling banyak dalam tubuh, terutama berikatan dengan fosfor
membentuk mineral untuk pembentukan tulang dan gigi. Diperoleh dari reabsorpsi usus dan
reabsorpsi tulang. Dikeluarkan melalui ginjal, sedikit melalui keringat dan disimpan dalam
tulang. Pengaturan konsentrasi kalsium dilakukan hormon kalsitonin yang dihasilkan oleh
kelnjar tiroid dan hormon paratiroid. Jika kadar kalsium rendah maka hormon paratiroid
dilepaskan sehingga terjadi peningkatan reabsorpsi kalsium pada tulang dan jika terjadi
peningkatan kadar kalsium maka hormon kalsitonin dilepaskan untuk menghambat reabsorpsi
tulang. Jumlah normal 4-5mEq/Lt.

4) Keseimbangan Magnesium (Mg2+)


Magnesium biasanya ditemukan pada cairan intrasel dan tulang, berperan dalam metabolisme
sel, sintesis DNA, regulasi neuromuscular dan fungsi jantung. Sumbernya didapat dari makanan
seperti sayuran hijau, daging dan ikan. Magnesium Diabsorpsi dari usus halus, peningkatan
absorpsi dipengaruhi oleh vitamin D dan hormon paratiroid.
5) Keseimbangan Fosfor (PO4–)
Fosfor merupakan anion utama cairan intasel, ditemukan juga di cairan ekstrasel, tulang, otot
rangka dan jaringan saraf. Fosfor sangat berperan dalam berbagai fungsi kimia, terutama fungsi
otot, sel darah merah, metabolisme protein, lemak dan karbohidrat, pembentukan tulang dan gigi,
regulasi asam basa, regulassi kadar kalsium. Di reabsorpsi dari usus halus dan banyak ditemukan
dari makanan daging, ikan dan susu. Disekresi dan reabsorpsi melalui ginjal. Pengaturan
konsentrasi fosfor oleh hormon paratiroid dan berhubungan dengan kadar kalsium. Jika kadar
kalsium meningkat akan menurunkan kadar fosfat demikian sebaliknya. Jumlah normal sekitar
2,5-4,5 mEq/Lt.
6) Keseimbangan Klorida (Cl–)
Klorida merupakan anion utama pada cairan ekstrasel. Klorida berperan dalam pengaturan
osmolaritas serum dan volume darah bersama natrium, regulasi asam basa, berperan dalam
buffer pertukaran oksigen dan karbondioksida dalam sel darah merah. Disekresi dan direabsorpsi
bersama natrium diginjal. Pengaturan klorida oleh hormon aldosteron. Kadar klorida yang
normal dalam darah orang dewasa adalah 95-108mEq/Lt.
7) Keseimbangan Bikarbonat
Bikarbonat berada di dalam cairan intrasel maupun di dalam ekstrasel dengan fungsi utama yaitu
regulasi keseimbangan asam basa. Disekresi dan direabsorpsi oleh ginjal. Bereaksi dengan asam
kuat untuk membentuk asam karbonat dan suasana garam untuk menurunkan PH. Nilai normal
sekitar 25-29mEq/Lt.

b. Pengaturan dan Fungsi Elektrolit


Elektrolit Pengaturan Fungsi
· Reabsorpsi dan sekresi ginjal · Pengaturan dan distribusi
· Aldosteron,meningkatkan volume cairan ekstrasel
reabsorpsi natrium di duktus kolekting· Mempertahankan volume
Sodium
nefron darah
· Menghantarkan impuls saraf
dan kontraksi otot
· Sekresi dan konservasi oleh· Mempertahankan
ginjal osmolaritas dan cairan intrasel
· Aldosteron meningkatkan · Transmisi saraf dan impuls
pengeluaran elektrik
Potassium · Pemindahan dalam dan luar sel · Pengaturan transmisi impuls
· Insulin membantu memindahkan jantung dan kontraksi otot
ke dalam sel dan luar sel,jaringan yang· Pengaturan asam basa
rusak · Kontraksi tulang dan otot
polos
· Distribusi antara tulang dan· Pembentukan tulang dan
cairan ekstrasel gigi
· Hormon paratiroid · Transmisi impuls saraf
meningkatkan serum ,kalsitonin· Pengaturan kontraksi otot
Kalsium menurunkan kadar serum · Mempertahankan pace
maker jantung
· Pembekuan darah
· Aktivitas enzim
pancreas,seperti lipase
Magnesium · Dipertahankan dan dikeluarkan · Metabolisme intrasel
oleh ginjal · Pmpa sodium-potasium
· Meningkan adsorpsi oleh · Relaksasi kontraksi otot
vitamin D dan hormon paratiroid · Transmisi impuls saraf
Elektrolit Pengaturan Fungsi
· Pengaturan fungsi jantung
· Pengeluran dan reabsorpsi · Produksi HCl
bersama sodium dalam ginjal · Pengaturan keseimbangan
Klorida · Aldosteron meningkatkan cairan ekstrasel dan volume
adsorpsi klorida dengan sodium vaskuler
· Keseimbangan asam-basa
· Eksresi dan reabsorpsi oleh · Pembentukan tulang dan
ginjal gigi
· Paratiroid hormon menurunkan· Metabolism
kadar serum dengan meningkatkankarbohidrat,lemak,dan protein
sekresi ginjal · Metabolisme seluler
Pospat
produksi ATP dan DNA
· Fungsi otot,saraf,dan sel
darah merah
· Pengaturan asam-basa
· Pengaturan kadar kalsium
· Eksresi dan reabsorpsi oleh · Buffer utama dalam
Bikarbonat ginjal keseimbangan asam-basa
· Pembentukan oleh ginjal

3. Gangguan Asam Basa

Gangguan keseimbangan asam basa adalah kondisi ketika kadar asam dan basa dalam darah tidak
seimbang. Kondisi ini dapat mengganggu kerja berbagai organ. Kadar asam basa (pH) dalam darah
diukur dengan skala pH, dari 1-14. Kadar pH darah normal berkisar antara 7,35 sampai 7,45. Darah
seseorang dinilai terlalu asam bila pH kurang dari 7,35. Kondisi tersebut dinamakan asidosis. Sedangkan
darah dengan nilai pH lebih besar dari 7,45, dikategorikan terlalu basa, atau disebut dengan alkalosis.

 Asidosis respiratorik

Asidosis respiratorik dapat terjadi secara tiba-tiba (akut) atau dalam jangka panjang (kronis). Umumnya
asidosis respiratorik kronis tidak menimbulkan gejala apa pun. Namun pada beberapa kasus, penderita
dapat mengalami hilang ingatan, gangguan tidur, dan perubahan kepribadian.

Sedangkan pada asidosis respiratorik akut, gejala awalnya adalah sakit kepala, cemas, gelisah, bingung,
dan penglihatan kabur. Bila tidak segera ditangani, dapat muncul gejala lain seperti lemas, sesak napas,
penurunan kesadaran, hingga koma.

 Asidosis metabolik
Gejala asidosis metabolik cukup beragam. Beberapa penderita kondisi ini umumnya memiliki napas yang
beraroma buah. Gejala tersebut merupakan tanda ketoasidosis diabetik atau asidosis metabolik yang
terjadi pada pasien diabetes. Ketoasidosis diabetik termasuk kondisi berbahaya, yang dapat
mengganggu fungsi hati dan ginjal.

Gejala lain asidosis metabolik meliputi:

Pusing

Sakit kepala

Nafsu makan menurun

Mudah mengantuk

Mudah lelah

Napas cepat dan dalam

Detak jantung meningkat

 Alkalosis respiratorik

Gejala umum alkalosis respiratorik adalah bernapas terlalu cepat atau terlalu dalam. Kondisi tersebut
dikenal dengan hiperventilasi.

Gejala lain yang dapat terjadi akibat rendahnya kadar karbondioksida dalam darah, antara lain:

Pusing

Kembung

Mulut kering

Kram otot di tangan dan kaki

Kesemutan

Nyeri dada
Sesak napas

Gangguan irama jantung

 Alkalosis metabolik

Penderita alkalosis metabolik umumnya mengalami hipoventilasi, yaitu kondisi ketika penderita
bernapas terlalu lambat atau terlalu dangkal. Kondisi ini menyebabkan kadar oksigen dalam darah
terlalu sedikit. Sebaliknya, kadar karbondioksida dalam tubuh meningkat.

Hipokalemia atau rendahnya kadar kalium dalam darah, juga sering menyertai alkalosis metabolik. Oleh
karena itu, penderita dapat mengalami gejala seperti mudah lelah, nyeri otot, sering buang air kecil
(poliuria), dan gangguan irama jantung (aritmia).

Gejala lain pada penderita alkalosis metabolik meliputi kulit atau kuku membiru, sesak napas, kram dan
kejang otot, serta mudah marah.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap sehat.
Prosentase dari total cairan tubuh bervariasi sesuai dengan individu dan tergantung beberapa hal
antara lain : umur, kondisi lemak tubuh, dan jenis kelamin Cairan tubuh dapat berfungsi sebagai
pelarut universal, pengatur suhu tubuh, pelicin, reaksi-reaksi kimia dan sebagai pelindung.
Cairan tubuh terbagi atas 2 kompartemen yaitu: Cairan Intraseluler dan Cairan Ekstraseluler.
Keseimbangan cairan terjadi apabila kebutuhan cairan atau pemasukan cairan(intake cairan)
sama dengan cairan yang dikeluarkan(output cairan). Untuk menjaga keseimbangan cairan
tubuh, ada beberapa mekanisme tubuh diantaranya: rasa haus, pengaruh hormonal (ADH dan
aldosteron), sitem limpatik, ginjal dan persarafan. Pertukaran cairan tubuh terjadi melalui proses
difusi,osmosis,dan filtrasi dan transport aktif.
B. Saran
Berdasarkan beberapa kesimpulan diatas maka,penulis meng.an beberapa saran yang ditujukan
kepada diri saya sendiri dan mengajak kepada teman-teman maupun pembaca lain untuk menjadi
bahan pertimbangan dan masukan demi meningkatkan mutu dan kualitas kita sebagai seorang
perawat.Yaitu:
1. Perlunya mempelajari secara mendalam tentang materi cairan, elektrolit dan eliminasi ini,
untuk dapat memahami dan megerti tentang apa yang dimaksud dengan cairan dan elektrolit
serta pentingnya cairan dan elektrolit terhadap tubuh manusia.
2. Pentingnya mengetahui mekanisme-mekanisme, proses dan semua yang terjadi dalam
tubuh yang berhubungan dengan cairan dan elektrolit serta gangguan-gangguan yang dapat
diakaibatkan oleh cairan dan elektrolit sehingga kita sebagai perawat dapat mengetahui sampai
dimana dan mengapa gangguan yang disebabkan oleh cairan dan elektrolit ini sehingga kita
dapat menentukan dan merencanakan tindakan keperawatan apa yang akan kita lakukan.

DAFTAR PUSTAKA

Aris, Setiawan dkk. 2009. Fisiologi Tubuh Manusia untuk Mhasiswa Kebidanan. Jakarta: TIM
Sacharin,Rosa M. 1994. Prinsip Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC
Uliyah, Musrifatul dkk. 2009. Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan. Jakarta:
Salemba Medika
Kuntarti. 2005. Keseimbangan Cairan, Elektrolit Asam dan Basa. Diunduh dari
http://sites.google.com/site/asidosis/Home/keseimbangan-cairan-elektroli (Diakses 14 November
2011)
Elis. 2009. Kebutuhan Cairan pada Ibu Hamil. Diunduh
darihttp://elisdcabi.blogspot.com/2009/11/kebutuhan-cairan-pada-ibu-hamil.html(Diakses 15
November 2011)
Yasir. 2009. Keseimbangan Cairan Tubuh dan Asam-Basa. Diunduh
darihttp://httpyasirblogspotcom.blogspot.com/2009/02/keseimbangan-cairan-tubuh-dan-asam-
basa.html (Diakses 14 November 2011)
Siswanto. 2006. Kebutuhan cairan dan elektrolit. Diunduh
darihttp://www.sisroom.blogspot.com/2006/05/kebutuhan-cairan-dan-elektrolit.html (diakses 14
November 2011)
Diposkan oleh abu rasyid di 23.28 Label: elektrolit dan eliminasi, makalah elektrolit, makalah
eliminasi, makalah ketidakseimbangan cairan Lokasi: Lewoleba, Indonesia
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook

Anda mungkin juga menyukai