OBAT-OBAT SALURAN PERNAFASAN DIAN IKA PERBINA BR MELIALA,
S.FARM., M.SI., APT.
Sistem pernafasan pada dasarnya dibentuk oleh jalan atau saluran , dimulai dari hidung sampai paru- paru. Hidung merupakan saluran udara yang pertama dan terbuka sehingga merupakan sasaran utama serangan kuman- kuman yang beterbangan di udara, sehingga paling sering mengalami infeksi atau peradangan A. RHINITIS Rhinitis adalah radang membran mukosa hidung yang ditandai dengan bersin, gatal, hidung berlendir, dan kongesti atau hidung tersumbat. Rhinitis dapat terjadi karena menghirup alergen, seperti debu, bulu binatang, serbuk sari bunga tertentu, asap rokok dn polutan. Zat-zat tersebut berinteraksi dengan selmast merangsng pelepasan histamin, leukotrin atau zat lain yang dapat menyebabkan konstriksi bronkus, udem, urtikaria, dan infiltrasi sel. Terapi rhinitis yang utama dalah pemberian antihistamin oral yang dikombinasikan dengan dekongestan. Namun demikian, sering obat anti alergi diberikan secara topikal untuk mengurangi efek sistemiknya. 1. ANTIHISTAMIN Antihistamin terutama dipergunakan untuk terapi simtomatik terhadap reaksi alergi atau keadaan lain yang disertai pelepasan histamin berlebih. a. Penggolongan obat Pada garis besarnya antihistamin dibagi dalam 2 golongan besar, yaitu menghambat reseptor H-1 dan H2 : 1) Menghambat reseptor H1 H1-blockers (antihistaminika klasik) Mengantagonir histamin dengan jalan memblok reseptor-H1 di otot licin dari dinding pembuluh,bronchi dan saluran cerna,kandung kemih dan rahim. Begitu pula melawan efek histamine di kapiler dan ujung saraf (gatal, flare reaction). 2) Menghambat reseptor H2 H2-blockers (Penghambat asma) obat-obat b. Efek Samping dan Jenis obat Antihistamin Efek samping dan reaksi yang merugikan adalah mengantuk, pusing, letih, gangguan koordinasi. Bisa juga timbul ruam kulit dan gejala-gejala antikolinergik seperti mulut kering, pandangan kabur, retensi urin dan palpitasi. Adapun jenis obat antihistamin adalah Difenhidramin (Benadryl), Dosis 25-50 mg setiap 4-6 jam(oral), 10-50mg dosis tunggal(IM,IV). Pemakaian untuk alergi rhinitis, urtikaria dan bisa dipakai antitusif. 2. DEKONGESTAN Obat ini menyebabkan konstriksi arterioral di mukosa hidung sehingga mengurangi infiltrasi cairan dari pembuluh darah ke jaringan sekitar yang dapat menyebabkan udem. Selain itu dekongestan juga dapat menyebabkan relaksasi bronkus menyebabkan berkurangnya gangguan aspirasi udara masuk ke paru-paru. Dekongestan sering diberikan melalui aerosol untuk memperpendek onzet dan mengurangi efek samping sistemiknya. Jika diberikan melalui oral, efeknya akan panjang tetapi dapat menimbulkan efek samping sepertipeningkaan tekanan darah dan denyut jantung. Kombinasi dengan antihistamin hanya boleh diberikan dalam beberapa hari untuk mengurangi fenomena rebound kongesti jika pemberian obat dihentikan. Efek samping dan reaksi yang merugikan adalah meningkat kan tekanan darah dan gula darah, jadi obat ini merupakan kontra indikasi bagi penderita tekanan darah tinggi, Diabetes Mellitus dan hipertiroid. B. BRONKODILATOR Adalah obat yang berkhasiat melebarkan bronkhus. Jenis obat bronkhodilator adalah Epinefrin, yang memiliki efek samping dan reaksi yang merugikan yaitu tremor, hipertensi dan takhikardi, jantung berdebar, disritmia dan angina. Selain itu adalah beta 2 adrenegik 2. DERIVAT METHILXANTIN ( XANTIN). Meliputi teofilin, aminofilin dan kafein. Xantin juga merangsang saraf pusat dan pernafasan, mendilatasi pembuluh pulmonar dan koronaria. Karena efeknya terhadap respirasi dan pembuluh pulmonar, maka xantin dipakai mengobati asma. Efek samping dan reaksi yang merugikan adalah mual, muntah, nyeri lambung karena peningkatan sekresi asam lambung, pedarahan usus, disritmia, palpitasi, hipotensi berat hiperreflek dan kejang. Teofilin dapat menyebabkan hiperglikemia, menurunkan waktu pembekuan darah dan leukositosis. Karena efek diuretik xantin termasuk teofilin, klien harus dinasehati untuk tidak minum kopi, teh, cola, coklat dan harus banyak minum air. C. MUKOLITIK DAN EKSPEKTORAN. Penggunaan obat ini bertujuan untuk mengurangi kekentalan mucus di saluran nafas agar memudahkan pengeluaran lender dalam kasus infeksi tenggorokan dan dada. 1.Kaliumiodida Iodida menstimulasi sekresi mukus di cabang tenggorokan dan mencairkannya, tetapi sebagai obat batuk hampir tidak efektif. Efek samping kuat berupa gangguan tiroid, struma, urtikaria dan hiperkalemia. Dosis pada batuk, oral3 dd 0,5 -1 g, maksimal 6 g sehari. 2. Amonium klorida Berdaya diuresis lemah yang menyebabkan asidosis. Senyawa ini sering digunakan dalam sediaan sirup batuk, misalnya obat batuk hitam. Efek samping hanya terjadi pada dosis tinggi berupa asidosis dan gangguan lambung mual muntah karena kerjanya merangsang mukosa. Dosis oral 3 dd 100-150 mg, maksimal 3 g sehari.. 3.Minyak terbang/atsiri Minyak terbang/atsiri seperti minyak kayu putih, minyak permen dan minyak adas, berkhasiat menstimuli sekresi dahak dan bersifat bakteriostatik lemah. Berdasarkan sifat itu, minyak terbang banyak digunakan dalam sirup obat batuk dan obat inhalasi uap, yaitu 10 tetes dalam 1 liter air hangat. 4. Succus Liquirriti: Obat batuk hitam Obat ini banyak digunakan sebagai salah satu komponen dari sediaan obat batuk hitam guna mempermudah pengeluaran dahak. Efek samping pada dosis lebih tinggi dari 3 g sehari berupa nyeri kepala , udema dan gangguan keseimbangan elektrolit akibat efek minerallokortikoit dan hipernatremia Dosis 1-3 g sehari. D. ANTITUSIF (OBAT PENEKAN BATUK) Batuk merupakan respons fisiologis tubuh untuk mengeluarkan sesuatu yang mengganggu saluran pernafasan atau paru-paru. Faktor pengganggu tersebut bisa dikarenakan adanya infeksi bakteri, iritasi, inflamasi ataupun karena adanya makanan atau minuman yang memasuki saluran pernafasan dan paru-paru. Batuk yang efektif bergantung pada kemampuan untuk mencapai aliran udara dan tekanan intratorakal yang tinggi, serta kemampuan meningkatkan pembuangan mukus yang menempel di dinding saluran napas. Sedangkan batuk yang tidak efektif dapat terjadi saat otot pernapasan menjadi lemah atau bila permukaan saluran pernapasan yang bersangkutan mengalami perubahan Berdasarkan tempat kerja obat, antitusif dibagi atas antitusif yang bekerja di perifer dan antitusif yang bekerja di sentral ( dibagi atas golongan narkotik dan nonnarkotik). 1. Antitusif yang bekerja di perifer Obat golongan ini menekan batuk dengan mengurangi iritasi lokal di saluran napas, yaitu pada reseptor iritan perifer dengan cara anestesi langsung atau secara tidak langsung mempengaruhi lendir saluran napas. a. Obat-obat anestesi Obat anestesi lokal seperti benzokain, benzilalkohol, fenol, dan garam fenol digunakan dalam pembuatan lozenges. Obat ini mengurangi batuk akibat rangsang reseptor iritan di faring, tetapi hanya sedikit manfaatnya untuk mengatasi batuk akibat kelainan saluran napas bawah. b. Lidokain Obat anestesi yang diberikan secara topikal seperti tetrakain, kokain dan lidokain sangat bermanfaat dalam menghambat batuk akibat prosedur pemeriksaan bronkoskopi. c. Demulcent Obat ini bekerja melapisi mukosa faring dan mencegah kekeringan selaput lendir. Obat ini dipakai sebagai pelarut antitusif lain atau sebagai lozenges 2. ANTITUSIF YANG BEKERJA Obat ini bekerja menekan batuk dengan meninggikan ambang rangsang yang dibutuhkan untuk merangsang pusat batuk. Dibagi atas golongan narkotik dan nonnarkotik. TERIMA KASIH