Anda di halaman 1dari 12

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

LATIHAN ASERTIF
(MARAH)

By : Kelompok 3 PSIK 2.1


A. PENGERTIAN LATIHAN ASERTIF

 Asertivitas merupakan suatu kemampuan untuk


mengkomunikasikan apa yang diinginkan, dirasakan dan
dipikirkan pada orang lain namun tetap menjaga dan
menghargai hak-hak serta perasaan orang lain.

 Latihan asertif merupakan latihan keterampilan-sosial


yang diberikan pada individu yang diganggu kecemasan,
tidak mampu mempertahankan hak-haknya, terlalu
lemah, membiarkan orang lain merongrong dirinya,
tidak mampu mengekspresikan amarahnya dengan benar
dan cepat tersinggung (lutfifauzan).
B. JENIS PERILAKU ASERTIF
1.  Asertif penolakan
Ditandai oleh ucapan memperhalus seperti : maaf.

2.      Asertif pujian
Ditandai oleh kemampuan untuk mengekspresikan
perasaan positif seperti menghargai, menyukai,
mencintai, mengagumi, memuji dan bersyukur.

3.      Asertif permintaan
Terjadi jika seseorang meminta oranglain melakukan
sesuatu yang memungkinkan kebutuhan atau tujuan
seseorang tercapai, tanpa tekanan atau paksaan.
PENGERTIAN MARAH
 Kemarahan adalah perasaan jengkel yang timbul
sebagai respons terhadap kecemasan yang
dirasakan sebagai ancaman (Keliat, 1996).
 Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya
kemarahan yaitu frustasi, hilangnya harga diri,
kebutuhan akan status dan prestise yang tidak
terpenuhi.
 Rentang Respons Marah
TANDA DAN GEJALA MARAH

1. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan


tindakan terhadap penyakit
2. Rasa bersalah terhadap diri sendiri (mengkritik
/menyalahkan diri sendiri).
3. Gangguan hubungan sosial (menarik diri).
4. Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan).
5. Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah
disertai harapan yang suram, mungkin klien akan
mengakiri kehidupannya. (Budiana Keliat, 1999).
MEKANISME KOPING

Beberapa mekanisme koping yang dipakai pada klien


marah untuk melindungi diri antara lain:
1. Sublimasi
2. Proyeksi
3. Represi
4. Reaksi formasi
5. Displacement
KARAKTERISTIK KLIEN YANG
DAPAT MENGIKUTI TAK
Klien sebagai anggota yang mengikuti terapi aktivitas
kelompok ini adalah :
1. Klien yang tidak terlalu gelisah.
2. Klien yang bisa kooperatif dan tidak mengganggu
berlangsungnya Terapi Aktifitas Kelompok.
3. Klien tindak kekerasan yang sudah sampai tahap
mampu berinteraksi dalam kelompok kecil.
4. Klien tenang dan kooperatif.
5. Kondisi fisik dalam keadaan baik.
6. Mau mengikuti kegiatan terapi aktifitas
PENGORGANISASIAN

Leader

Co Leader

Observer

Fasilitator
TAHAP-TAHAP TAK
LATIHAN ASERTIF

Sesi 1 : mengenal perilaku kekerasan yang


bisa di lakukan.
1. Klien dapat menyebutkan stimulasi
penyebab kemarahanya.
2. Klien dapat menyebutkan respons yang
dirasakan saat marah (tanda dan gejala
marah)
3. Klien dapat menyebutkan reaksi yang
dilakukan saat marah (perilaku kekerasan)
4. Klien dapat menyebutkan akibat perilaku
kekerasan.
Sesi 2 : Mencegah perilaku kekerasan fisik.
1. Klien dapat menyebutkan kegiatan fisik yang
biasa dilakukan klien.
2. Klien dapat menyebutkan kegiatan fisik yang
dapat mencegah perilaku kekerasan.
3. Klien dapat mendemonstrasikan dua kegiatan
fisik yang dapat mencegah perilaku kekerasan.

Sesi 3 : Mencegah Perilaku Kekerasan Sosial.


4. Klien dapat mengungkapkan keinginan dan
permintaan tanpa memaksa.
5. Klien dapat mengungkapkan penolakan dan
rasa sakit hati tanpa kemarahan .
Sesi 4 : Mencegah Perilaku Kekerasan
Spiritual.
1. Klien dapat melekukan kegiatan ibadah secara
teratur.

E.Sesi 5 : Mencegah perilaku kekerasan dengan


patuh mengonsumsi obat.
2. Klien dapat menyebutkan keuntungan patuh
minum obat.
3. Klien dapat menyebutkan akibat/kerugian tidak
patuh minum obat.
4. Klien dapat menyebutkan lima benar cara
minum obat.

Anda mungkin juga menyukai