D
I
S
U
S
U
N
Oleh:
Sri Dama Yanti Rangkuti
Npm: 18.11.158
Dosen pembimbing
Rostio Dertina Girsang
Prodi: PSIK2.1
PROGRAM KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan nikmatnya kami dapat
Menyelesaikan makalah yang berjudul“URETRITIS”ini dengan baik dan tepat
waktu. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik
dan saran Yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah
ini. Dengan Segala kerendahan hati kami berharap makalah ini berguna dan
bermanfaat bagi yang memerlukannya. saya mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini,
Medan,04Maret 2020
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi............................................................................................................3
2.2 Etiologi............................................................................................................3
2.3 Manifestasi Klinis...........................................................................................4
2.4 Patofisiologi....................................................................................................5
2.5 Komplikasi......................................................................................................6
2.6 Pemeriksaan Penunjang................................................................................6
2.7 Penata laksanaan Medis................................................................................6
2.8 Asuhan Keperawatan.....................................................................................7
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan.................................................................................................................13
4.2 Saran...........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Pada waktu dahulu penyakit gender dikenal sebagai Penyakit Venereal (VD) yang
Kehadiran dari kata Venus (dewicinta),dan yang termasuk dalam kelamin penyakit ini, Yaitu
sifilis, gonore, ulkusmol, limfogranuloma venerum, dan granulo mainguinale.Oleh Karena itu
istilah VD makin lama makin meninggal dan diperkenalkan istilah Menular Seksual Penyakit
(STD) yang berarti penyakit-penyakit yang bisa ditular kan melalui Hubungan gender,dan yang
termasuk penyakit ini adalah sejauh penyakit VD tersebut Ditambah berbagai penyakit lain
yang tidak termasuk VD Ketentuan STD ini telah Diindonesia kan menjadi PMS (Penyakit
Menular Seksual),ada pula yang melewati PHS (Penyakit Hubungan Seksual). Sehubungan PMS
.ini sebagian gede disebab kan oleh infeksi, maka kemudian istilah STD. telah diganti menjadi
IMS (secara seksual ditransmisikan infeksi). ( Djaili,Sjaiful ,1999) Salah satu fakta yang bisa
ditemui oleh PMS adalah uretritis.
Uretritis adalah peradangan uretra oleh alasan apa pun dan jauh lebih sering ditemukan
pada laki-laki dari perempuan.Uretritis pagar Sering disebabkan oleh infeksi. Meski juga bisa
ditimbulkan oleh reaksi alergi terhadap berbagai zat misalnya lateks dan kehilangan Uretritis
dan disuria sering merupakan fakta sekunder pada pasien dengan infeksi HSV dan HPV.
Uretritis infeksiosa mengingat sebagai uretritis gonokokus dan uretrtitis nongonokokus (UNG),
bergantung pada biota Penyebaran. Urehitis gonokokus karena oleh. Gonore dan ditandai oleh
disuria dan sekret Mukopurulen. Berbagai habitat, terutama C.Trachomatis,Urea plasma
urealyticum, Mycoplasma genitalium, dan T.vaginalis bisa menyebab kan UNG.
Infeksi UNG kurang invasif dan gejalanya lebih ringandar iuretritis gonokokus. Individu
Mungkin asim tomatik atau meningkat disuria ringan dan sekret. Semua pasien yang berisi
kouretritis harus melewati untuk infeksi gonokokus dan Klami dia dan mereka diberi terapi
presumtif. Bila gejala tidak hilang dengan pengobatan, Maka harus dilakukan penelitian
terhadap penyebab berbaring yang lebih jarang. (Sylvia SEBUAH.Harga,2006)
Merujuk hasil pertemuan diatas maka penulis tertarik untuk membahas tentang
Analisis jurnal penelitian terkait sistem reproduksi dengan pertemuan profil uretrithis
gonokokus dan nongonokokus pada priadi RSUP Dr. RD Kandou Manado.
1
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Melakukan analisis jurnal penelitian terkait sistem pembayaran dengan pertemuan
Tentang profil uretritis gono kokus dan bukan gono kokus gono kokus pada priadi RSUP Dr.
RD Kandou Manado.
1.4.1 Teoritis
Bisa menambah wawasan dan pengetahuan bagimana siswa tentang uretritis
Gono kokus dan nongono kokus gono kokus pada priadi RSUP Dr. RD Kandou Manado.
1.4.2 Praktis
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
2.2 Etiologi
Uretritis karena oleh kumangono real atau terjadi tanpa keberadaan bakteri. Sesuai Dengan
sebutan infeksiitu sendiri yaitu uretritis gono real dan nongonoreal.
1. Uretritisgono real, karena oleh neisseri agonorea. Dan ditular kan melalui kontak seksi.
Pada pria inflamasi orifisium meatal terjadi istirahat rasa terbakar ketika urinasi,
meskipun demikian penyakit ini bisa asim tomatik. Pada wanita, rabasuretra tidak selalu
muncul dan penyakit juga asimtomatik, oleh karena itu gonore pada wanita tidak di
diagnosis /dilaporkan.
2. Uretritis nongonoreal, uretritis yang tidak berhubungan dengan neisseria gonorea
Biasanya karena oleh klami dia trako matik atau ureaplasma urely tikum. Jika pasien
pria adalah simtomatik akan mengeluh adanya disuria tingkat sedang atau parah dan
rabas Uretral dengan jumlah sedikit atau sedang.
3. Penyebab nya bisa terdiri bakteri ,jamur atau virus.
4. Pada wanita jasad renik tersebut biasanya Kehadiran dari vagina. Pada umumnya
kasus, bakteri Kehadiran dari usus besar dan sampai kevagina melalui dubur. Lelaki
lebih jarang menderita uretritis.Jasad renik yang ditularkan melalui hubungan seksi
(misalnya Neisseria gonorrhoeae penyebab gonore),masuk kevagina atau penis pada
saat melakukan hubungan seksi dengan mitraseksi yang warisan dan bisa menjalar
keuretra.
5. Uretritis pada pria pagar sering karena oleh gonokokus. Klami dia dan virus herpes
Simpleks juga bisa ditular kan melalui hubungan seksual dan bisa menyebabkan
uretritis. Bakteri (Eschericia coli), Jamur dan virus, Infeksi ginjal, Prostat hipertropi
juga Bisa menyebabkan kamu etritis.
3
Gejala Uretritis
Gejala uatama uretritis atau infeksi uretra adalah rasa nyeri ketika buang air kecil.
Selebihnya, gejala pada pria dan wanita dapat berbeda. Pada pria gejalan uretris
meliputi:
1. Rasa panas dan terbakar ketika buang air kecil
2. Hematuria, penis terasa gatal, membengkak, dan mengeluarkan cairan atau
nanah.
3. Kelenjar getah bening, membengkak pada area selangkangan.
4. Nyeri ketika melakukan hubungan seksual atau ejakulasi.
Perbedaan yang lazim ditemukan adalah disuria, polaki suri adan terdesak kencing.
Rasa nyeri dibisa pada daerah supra pubik/panggul, seperti rasa terbakar diurera luar
Saat miksi/bisa juga diluar waktu miksi. Perbedaan berbaring adalah strunguria pada
sistitisakut, teresmus dan nokturia. Keluar cairan seperti susu atau seperti nanah dari
penis, menyengat atau terbakar saat buang udara kecil, gatal, kesemutan,
terbakar atau iritasi didalam penis.
Uretritis biasanya kedatangan fakta:
Mukosa memerah dan edema
Ada cairan eksudat yang bernanah
Adaul serasi pada uretra
Adanya rasa jahat yang menggelitik
Baik pagi tanda
Adanya nanah awal miksi
Nyeri pada saat miksi
Kesulitan untuk memulai miksi
Nyeri pada seorang bdomen bagian bawah. Pada pria, uretritis biasanya dimulai
dengan keluarnya cairan dari uretra.
Jika penyebabnya adalah gonokokus maka cairan ini akan mengandung nanah. Jika
Penyebabnyaa dalah jasad renik yang lainnya, maka cairan ini mengandung lendir.
Perbedaan lainnya adalah nyeri pada saat berkemih dan penderita Sering mengalami
desakan untuk berkemih.
Jika uretritis karena gonokokus tidak sisa secara adekuat, maka pada akhirnya akan
Terbentuk penyempitan uretra (striktur).
Striktur ini akan meningkat kan risiko lanjut uretritis pada uretra yang lebih tinggi dan
Kadang menyebabkan terbentuknya abses disekitar uretra.
4
Abses bisa membentuk kantong pada dinding uretra (divertikulum uretra),yang juga Bisa
meningkat infeksi.
Jika abses menyebabkan lanjut perforasi kulit, maka udara kemih bisa mengalir saya
Lalui saluran baru (hiliranka muretra).
2.4 Patofisiologi
Pada kebanyakan kasus habitat penyebab bisa mencapai kandung kemih melalui uretra.
Infeksi ini sebagai sistitis, bisa terbatas dikandung kemih saja/bisa merambat keatas melalui
uretra ke ginjal. Organisme juga bisa sampai keginjal atau melalui darah /getah bening, tetapi
ini jarang terjadi. Tekanan dari kandung kemih Menyebab kan saluran kemih normal bisa
dikeluarkan bakteri yang ada sebelum bakteri tersebut sampai menghancurkan mukosa. Masuk
nya mikro organisme kedalam Saluran kemih bisa melalui:
1.Penyebaran endogen yaitu kontak langsung dari tempat terdekat.
2.Hematogen.
3.Limfogen.
4.Eksogen sebagasaya oleh penggunaan alat terdiri kateter atau sistos kopi.
Gangguan metabolik.
1.Hiperkal semia.
2.Hipokal emia
3.Agamaglobu linemia.
Instrumentasi
1. Dil atas iuretrasi stoskopi.
2. Faktor statistik dan bendungan.
3. PH air seni yang tinggi jadi mudah pertumbuhan kuman. Infeksitraktusurinarius
Terutama Kehadiran dari mikro organisme pada kotoran Yang naik dari perineum ke
uretra dan kandung kemih juga menempel pada permukaan mukosa. Agarinfeksi bisa
terjadi, bakteri harus mencapai kandung kemih, melekat pada dan mengkolonisasi
epitelium traktusurinarius untuk berhenti pembilasan melalui berkemih, mekanisme
pertahan penjamu dan cetusan inflamasi. Inflamasi,abrasi mukosauretral, pengosongan
kandung kemih yang tidak lengkap, gangguan status metabolisme
5
(diabetes,kehamilan,gout)dan imunosupresi meningkatkan risiko infeksi Saluran kemih
dengan cara jarak transisi normal. Infeksi saluran kemih bisa dibagi Menjadi sistisis dan
pielonefritis. Pielonefritis akut biasanya terjadi oleh infeksi kandung kemih asendens.
Pielonefritisakut juga bisa terjadi melalui infeksi hematogen. Infeksi bisa terjadi disatu
atau dikedua ginjal. Pielonefritis Kronik bisa terjadi oleh infeksi berulang, dan biasanya
dijumpai pada individu yang mengidap batu,obstruksi berbaring, atau refluks vesikoureter.
Sistitis (inflamasi kandung kemih) yang pagar sering
karena oleh menyebar nyainfeksi dari uretra. Hal ini bisa karena oleh aliran balik air seni dari
uretra ke dalam kandung kemih (refluks urtrovesikal), kontaminasifekal, penggunaan kateter
atau sistoskop. Uretritis suatu inflamasi biasanya adalah suatu infeksi yang menyebar naik
yang digolongkan sebagai umum atau mongonoreal. Uretritis gnoreal karena oleh niesseria
gonorhoeae dan ditularkan melalui kontak seksi. Uretritis nongonoreal; uretritis yang tidak
berhubungan dengan niesseria gonorhoeae biasanya karena oleh klami dia frako matik atau
urea plasma urelytikum. Pielonefritis (infeksitraktus urinarius atas) merupakan infeksi bakteri
piala ginjal, tobulus dan jaringan intertisial dari shalat satu atau kedua ginjal. Bakteri
mencapai kandung kemih melalui uretra dan naik keginjal meski pun ginjal20% sampai25%
Curah jantung; bakteri jarang mencapai ginjal melalui aliran darah; kasus penyebaran secara
hematogen kurang dari3%.
2.5 Komplikasi
Komplikasi yang bisa terjadi pada pria terdiri prostatitis, vesikulitis,epididimitis, dan
striktur pekencingan. Pada hal pada wanita komplikasi bisa terdiri Borthlinitis, praktitis,
salpingitis, dan sistitits. Peritonitis dan perihepatitis juga tidak pernah meneruskan.
Bakteriologis
1. Mikroskopis; satu bakteri lapangan pandangan minyak emersi.
2. 102-103habitat koliform /mLurinpluspiuria.Ê2)Biarkan bakteri
3. Tes kimiawi;tesreduksi griessnitrat terdiri perubahan warna pada ujicarik.
6
2.8 Asuhan keperawatan
2.8.1 Pengkajian
Riwayat kesehatan:
1. Riwayat infeksi saluran kemih
2. Riwayat tidak pernah menderita batu ginjal
3. Riwayat penyakit DM, jantung.
Pengkajian fisik:
1. Palpasi kandung kemih
2. Inspeksi daerah meatus
a) Pengkajian warna, jumlah, bau dan kejernihan urin
b) Pengkajian pada costo vertebralis
Riwayat psikososial
Usia, jenis gender, pekerjaan, pendidikan
2.2.2.1 Aktual
Diagnosa keperawatan yang jelaskan itu masalah kesehatan yang nyata sesuai dengan
data klinis yang ditemukan misalnya:gangguan eliminasi urin berhubungan dengan Kerusakan
kontrol motorik dan postural.
7
2.2.2 Diagnosa
Diagnosa keperawatan yang jelaskan itu masalah kesehatan yang nyata dan akan terjadi
jika tidak dilakukan intervensi keperawatan. Saat ini masalah belum ada tetapi Etiologi belum
ada misalnya: risiko penyelesaian infeksi berhubungan dengan status cairan.
2.2.3 Kemungkinan
Diagnosa keperawatan yang jelaskan itu perlu data tambahan untuk periksa
pertambahan masalah. Pada keadaan ini masalah dan faktor pendukung belum ada tetapi sudah
ada faktor yang bisa menimbulkan makalah, misalnya: menunggu lanjut Infeksi.
Berhubungan dengan dan luka dikulit.
Kriteriahasil:
*Tanda vital dalam batas normal
*Nilai kultur air seni negatif
*Air seni Berwarna bening dan tidak bau
Intervensi:
Kaji suhu tubuh pasien setiap 4 selai dan lapor jika suhu diatas 38,50C.
Rasional:Tanda vital menandakan keberadaan perubahan didalam tubuh.
8
Catat karakteristik Urin
Rasional:Untuk Cari tahu indikasi Maju atau penyimpangan dari hasil yang diharapkan.
Anjurkan pasien untuk minum 2-3liter Jika tidak ada kontra indikasi
Rasional:Untuk Menghindari stasis Monitor urin pemeriksaan ulang air seni Kultur dan
sensivitas untuk tentukan respon terapi.
Rasional:Untuk tetap kebersihan dan berhenti bakteri yang membuat infeksi uretra
2. Perubahan pola eliminasi air seni (disuria,dorongan frekuensi dan atau nokt uria) yang
Berhubungan dengan peradangan pada uretra.
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam klien dapat mempertahankan
pola eliminasi secara adekuat.
Kriteria Hasil:
*Klien bisa berkemih setiap 3 selai
*Klien tidak kesulitan pada saat berkemih
*Klien bisa bak dengan
Intervensi:
Ukur dan catat air seni setiap kali berkemih
Rasional:Untuk tahu keberadaan perubahan warna dan untuk mengetahui input/
output
Anjur kan untuk berkemih setiap 2-3 selai
9
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 selain pasien merasa Nyaman
dan nyeri nyaberku berdering.
Kriteria Hasil:
*Pasien mengatakan/tidak ada keluhan nyeri pada saat berkemih.
*Kandung kemih tidak tegang
*Pasien nampak tenang
*Ekspresi wajah tenang
Intervensi:
Kaji intensitas, lokasi, dan faktor yang memperberat atau meringan kan rasa sakit.
Rasional:Klien bisa istirahat dengan tenang dan dapat merileks kan otot-otot.
Anjur kan minum banyak 2-3 liter jika tidak ada kontra indikasi
Kriteria hasil:
*Klien tidak gelisah
*Klien tenang
Intervensi:
Kajitingkatmembahas
Rasional:Untuk tahu berat ringan nya berbicara klien
Beri kesempatan klien untuk mengungkap kan perasaannya
Rasional:Agar klien memiliki semangat dan mau empati terhadap perawatan dan
Pengobatan Beri dukung pada klien
10
Rasional: Agar klien mengerti sepenuhnya tentang penyakit yang dialaminya.
2.2.5 Implementasi Keperawatan
11
BAB III
PEMBAHASAN JURNAL
Uretritis adalah perdangan pada uretra yang terbagi ata suretritis gonokokus (UG) Dan
non gonokokus(UNG). Uretritis yang tergolong sebagai infeksi menular seks i(IMS) Yang
ditular kan melalui hubungan seksual dengan fakta disyuria (Nyeri saat berkemih). Uretritis
didefinisikan sebagai peradangan oleh infeksi dari uretra. Ketentuan uretritis Untuk Penyakit
Menular Seksual(PMS). Uretritis merupakan Ketentuan peradangan Yang bisa priatular.
Penyebabnya adalah infeksi uretritis yaitu, karena infeksi dengan Neisseriagonorea atau NGU
(yaitu,karena infeksi dengan Chlamy diatrachomatis, Ureaplas mau realyticum,
Mycoplasmahominis, Mycoplasmagenitalium, atau Trichomonas vaginalis).
Uretritis adalah infeksi dari uretra, yaitu saluran yang membawa udara kemih dari
kandung kemih keluar tubuh.Uretritis adalah peradangan uretra oleh berbagai penyebab dan
merupakan sindrom yang sering terjadi pada pria. (SylviaSEBUAH.Harga,2006). Dari hasil
data epideimologi yang didapat menunjuk itu diManado pada tahun 2007- 2011 Insidens UG
mencapai 31% ditempatkan urutan kedua diIndonesia. Padahal UNG diManado duduk Urutan
Pertama bersama dengan Padang dan Surabaya.
Pada penelitian yang dilakukan diRSUP ProfDr.RD Kandou Manalakukan pada tahun
2009- 2011 diperoleh jumlah pasien laki-laki yang meningkat uretritis dengan total 82 orang:
pasien UG 56 orang dan pasien UNG 26 orang Usia yang umum meningkat uretritis Gonokokus
(UG) dan non gonokokus (UNG) pada rentan usia 25-44 tahun, sebanyak 51 orang. Pada
penelitian yang didapat bahwa 38 orang (46,4%) dengan pekerjaan pegawai umumnya
menderita uretritis.
Hasil analisis yang disimpulkan, uretritis gonokokus (UG) dan non gonokokus (UNG)
Umum terjadi pada laki-laki pada usia 25-44 tahun karena pada rentan usia tersebut
merupakan usia seksiaktif ,jadi lebih berisiko warisan berbagai infeksi menular seksi. Selain itu
uretritis juga menyerang pria dengan pekerjaanUmum pegawai, karena pegawai memiliki cukup
waktu luang, dan pergaulan, baik dalam Lingkungan pekerjaan juga diluar pekerjaan. Faktor
yang mendukung bisa lanjut infeksi menular seksi pada uretritis khusus gonokokus (UG) dan
non gonokokus (UNG) adalah faktor jenis kelamin, usia dan pekerjaan.
12
BAB IV
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Uretritis adalah perdangan pada uretra yang terbagi atas uretritis gonokokus(UG)
Dan non gonokokus (UNG). Uretritis yang tergolong sebagai infeksi menular seksi (IMS) yang
ditularkan melalui hubungan seksual dengan fakta disyuria (Nyeri saat berkemih). Dalam
periode tahun 2009-2011 diRSUP Prof.D rRD Kandou Manado pada kasus uretritis dengan
penyebab infeksi menular seksual didapatkan kasus UG lebih sering terjadi ditemukan dari
UNG. Untuk kedua jenis uretritis, terbanyak pada kelompok usia 25-44 tahun, dengan pekerjaan
rata-rata adalah pegawai, dengan pasangan seksi wanita pekerja seksual, dan dengan keluhan
tersering adalah nyeri saat berkemih.
5.2 Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
14