Anda di halaman 1dari 5

Nama : Dwi Alfi Royana

Kelas : BKPI A
NIM : 18381092027

 Contoh Kasus
Nurul adalah anak dari ibu Maimunah, Nurul merupakan siswi kelas 2 di SDN
04 Pondok Kopi. Ia bermasalah di rumah maupun di kelasnya yaitu karena malas dan
kurang motivasi untuk belajar. Selain itu Nurul merupakan anak yang pendiam di
kelasnya tetapi berbeda jika sudah sampai di rumah, ia menjadi banyak bicara bahkan
sempat menggunakan bahasa-bahasa kotor dalam berkomunikasi bersama teman
sebayanya. Berdasarkan hasil pengamatan diperkirakan jenis masalah yang dihadapi
Nurul yaitu kurangnya motivasi belajar dan perhatian dari orang tua.
Dari informasi yang didapat, Nurul merupakan anak dari keluarga yang
kondisi ekonominya rendah sehingga menyebabkan ayahnya harus bekerja menjual es
krim keliling dan malamnya menjadi buruh kerja di sebuah pabrik. Selain itu ibunya
harus mengurus kedua adiknya yang masih berumur 2 tahun sehingga kurang
memperhatikan anaknya Nurul, kemudian menyebabkan Nurul malas juga karena
faktor kemampuan Nurul yang minim (belum bisa membaca) dan minat dalam belajar
tidak ada. Ini semua yang menyebabkan Nurul malas dan kurang motivasi dalam
belajar.
 Hasil Analisis
Siswi kelas 2 SD yang bernama Nurul anak dari ibu Maimunah, merupakan
siswi kelas 2 di SDN 04 Pondok Kopi. Nurul merupakan anak dari keluarga yang
kondisi ekonominya rendah sehingga menyebabkan ayahnya harus bekerja menjual es
krim keliling dan malamnya menjadi buruh kerja di sebuah pabrik. Selain itu ibunya
harus mengurus adiknya yang masih berumur 2 tahun. Dia juga kurang diperhatikan
oleh kedua orang tuanya sehingga ia mempunyai permasalahan di rumah maupun di
kelasnya yaitu kurangnya motivasi untuk belajar akhirnya dia menjadi anak yang
malas. Di dalam kelas Nurul merupakan anak yang pendiam tetapi berbeda jika sudah
sampai di rumah, dia menjadi banyak bicara bahkan sampai menggunakan bahasa-
bahasa kotor dalam berkomunikasi bersama teman sebayanya. Faktor penyebab Nurul
malas adalah salah satunya yaitu kurangnya perhatian dari orang tua serta kurangnya
motivasi belajar, faktor yang lain yaitu kemampuan Nurul yang minim (belum bisa
membaca) dan minat dalam belajar tidak ada.
A. Solusi dari permasalahan
Pada kasus Nurul dengan kurangnya motivasi belajar dapat diberikan solusi
yaitu, pada tahap pertama diadakan pendekatan secara pribadi terhadap Nurul yaitu
dengan menanyakan terlebih dahulu seperti apa keadaan orang tuanya di rumah,
bagaimana hubungan dengan orang tuanya, merangkul dan mengajak serta memberi
perhatian bahkan kasih sayang yang lebih kepada Nurul sehingga ia terbuka dan mau
menceritakan semua masalah yang sedang di hadapinya. Kemudian pemberian terapi
ini tidak hanya dilakukan sekali bahkan harus beberapa kali dan terus berkelanjutan
sampai anak keluar dari masalah tersebut. Tindak lanjut untuk mengatasi masalah
yang dihadapi adalah :
a. Guru harus berkomunikasi engan orang tua dan bekerja sama untuk
melihat perkembangan Nurul selanjutnya.
b. Orang tua harus lebih memperhatikan Nurul agar tidak lagi malas dan
adanya motivasi belajar.
c. Diberi motivasi dan dorongan agar Nurul bias terbuka terhadap
permasalahannya dan mudah berinteraksi dengan orang lain.
B. Kontribusi yang Bisa Diberikan Kepada Siswa/Siswi yang Malas Dalam Belajar
a. Tidak pelit akan pujian
Sudah sepantasnya kita sebagai guru/calon pendidik memberikan pujian
kepada siswa-siswi yang berprestasi di kelas. Pujian ini bisa guru tunjukkan
dengan memberikan komentar positif dibuku tugasnya dengan kalimat pujian,
b. Membentuk kebiasaan belajar yang baik
Tugas sebagai guru tentu memberikan pengetahuan baru kepada siswa. Berikanlah
cara belajar baru yang baik dan benar baik ketika siswa tersebut sedang belajar
sendiri maupun berkelompok. Dengan cara demikian nantinya siswa akan lebih
termotivasi dalam mengulang-ngulang pelajaran ataupun menambah pemahaman
baru dengan buku-buku yang mendukung.
c. Gunakan media yang belajar yang baik dan sesuai
Media pembelajaran biasanya digunakan sebagai alat bantu dalam proses
belajar mengajar. Segala sesuatu yang ada di sekitar Anda sesungguhnya
dapat Anda manfaatkan untuk merangsang pikiran, kemampuan, keterampilan
belajar, serta perhatian sehingg dapat mendorong terjadinya proses belajar.
Media belajar ini umumnya sangat banyak, mulai dari yang harganya murah
hingga mahal, dan dari yang sederhana hingga rumit. Media belajar ini juga
dapat Anda buat sendiri jika Anda memilih untuk tidak membelinya.
d. Menumbuhkan kedasarn siswa
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas
dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras adalah sebagai
salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Bentuk kerja keras siswa
dapat terlibat secara kognitif yaitu dengan mencari cara untuk dapat
meningkatkan motivasi.
e. Memberikan dorongan kepada siswa untuk belajar
Guru bisa memberikan dorongan ini dengan cara memberikan perhatian
yang maksimal kepada siswa, khusunya bagi mereka yang prestasinya cukup
rendah. Anda sebagai guru dituntut untuk lebih jeli terhadap kondisi anak
didik Anda .
C. Langkah Konkrit untuk Meminimalisir Terulangnya Kejadian

1. Bangun komunikasi dengan anak

Sebelum menyuruh anak untuk belajar, orang tua harus membuka ruang
komunikasi dengan anak terlebih dahulu. Tujuan komunikasi ini adalah agar
orang tua paham betul apa yang menyebabkan anak malas belajar.
Beri anak kesempatan untuk bercerita tentang apa yang ia rasakan terhadap
proses belajar, apa kendala yang ia hadapi, serta apa yang ia inginkan untuk
membantunya dalam proses belajar.

2. Ajak anak untuk menentukan tujuan belajarnya

Sering kali anak menganggap belajar merupakan kewajiban semata, karena ia


tidak mengerti makna dan manfaat dari materi yang ia pelajari. Oleh karena itu,
orang tua perlu membantu anak untuk mengenali dulu tujuan belajarnya. Kalau
bisa, kaitkan dengan cita-cita atau minat anak.
Sebagai contoh, jika anak ingin menjadi arsitek, ceritakanlah tentang
keterkaitan antara tugas-tugas arsitek dengan pelajaran matematika, atau mungkin
pelajaran sosial dan sejarah.

3. Kenali gaya belajar anak

Setiap anak memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Sebagian anak suka
belajar dengan cara membaca, sebagian lainnya dengan mendengarkan, sementara
lainnya lebih suka melalui praktek. Dengan mengenali gaya belajar anak, orang
tua akan lebih mudah memodifikasi materi dan sistem belajar agar sesuai dengan
kebutuhan anak.

4. Bimbing anak untuk menyusun sistem belajarnya sendiri

Ajak anak untuk memilih perlengkapan belajar, mengatur ruang belajar, serta
menetapkan jadwal belajar. Keterlibatan anak dalam penyusunan sistem belajar
akan membuat ia lebih semangat dan bertanggung jawab.

5. Buat suasana belajar menyenangkan

Proses belajar anak dapat berlangsung di mana pun, tidak hanya di ruang
belajar saja. Orang tua dapat mengajak anak ke museum untuk belajar sejarah, ke
kebun binatang untuk belajar tentang flora dan fauna, atau ke pusat-pusat edukasi
ramah anak lainnya.

6. Hargai proses belajar, hindari terlalu fokus pada prestasi


Banyak orang tua yang tidak sadar bahwa ekspresi kekecewaan mereka ketika
anak menunjukkan nilai ujian merupakan hal yang menyakitkan bagi anak. Anak
akan menganggap dirinya tidak mampu dan tidak menghargai usahanya sendiri.
Orang tua perlu memberi penghargaan saat anak menunjukkan ketertarikan
dan kemajuan dalam proses belajar, sekecil apa pun. Penghargaan terhadap proses
belajar, bukan pada hasil, dapat membangun iklim belajar menyenangkan bagi
anak.

7. Jadi role model

Dalam proses belajar, anak membutuhkan teladan dari orang tuanya. Saat
memasuki waktu belajar, orang tua perlu membangun iklim belajar di dalam
rumah. Orang tua dapat mendampingi anak belajar atau berada di dekatnya sambil
membaca buku dan mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang bisa membangun
semangat belajar anak.

Anda mungkin juga menyukai