Anda di halaman 1dari 7

NAMA : WAHIB HIBATULLAH

NO : 29 ( Dua Puluh Sembilan)

KELAS : VII F (7F)

Tugas IPS : PERIODESISASI MASA PRAAKSARA

A. Secara Geologis

Periodesasi prasejarah secara geologis. Periodesasi zaman prasejarah berdasarkan


ilmu geologi ini dilakukan untuk mengetahui terbentuknya bumi dari masa awal sampai
seperti saat kini, melalui lapisan-lapisan bumi.

Cabang ilmu yang mempelajari hal-ikhwal usia fosil dan benda-benda purbakala
adalah paleontologi; ilmuwannya disebut paleontologis. Melalui lapisan-lapisan bumi
kita akan mengetahui usia fosil dan benda-benda purbakala yang ada. Melalui
pemeriksaan laboratorium, akan diketahui berapa kira-kira usia bumi beserta makhluk
yang pernah menghuninya. Berikut adalah uraian mengenai tahapan-tahapan terciptanya
bumi.

1.  Zaman Arkaikum (2.500 juta tahun yang lalu)

Masa Arkaikum merupakan masa awal; artinya masa awal pembentukan bumi
dari inti sampai kulit bumi. Kondisi bumi pada saat itu belum stabil dan memiliki
udara yang sangat panas sehingga tidak memungkinkan adanya kehidupan. Batuan
tertua tercatat berumur kira-kira 3,8 milyar tahun.

2. Zaman Palaeozoikum (340 juta tahun yang lalu)

Palaeozoikum artinya adalah zaman bumi purba; maksudnya masa ketika pada
permukaan bumi mulai terbentuk hidrosfer dan atmosfer. Saat itu sudah mulai ada
tanda-tanda kehidupan dengan munculnya organisme bersel tunggal yang kemudian
berkembang menjadi organisme bersel banyak (multiseluler). Kemudian muncullah
organisme-organisme yang memiliki organ tubuh lebih kompleks, dari jenis
invertebrata bertubuh lunak (ubur-ubur, cacing, koral), ikan tanpa rahang (landak laut,
bintang lili laut), dan beberapa hewan laut lainnya. 

Zaman ini ditandai dengan munculnya kehidupan darat yang berasal dari air. Pada
masa itu telah muncul tumbuhan dan hewan dan berkembang pertama kalinya,
termasuk tumbuhan paku, paku ekor kuda, amfibi, serangga, dan reptilia.

3.  Zaman Mezoloikum (140 juta tahun yang lalu)

Pada zaman Mezoloikum ini bumi mengalami perkembangan yang sangat


cepat dengan ditandai munculnya hewan-hewan bertubuh besar, seperti reptilia
pemakan daging. Pada masa ini jenis reptilia meningkat jumlahnya, dinosaurus
menguasai daratan, ichtiyosaurus berburu di dalam lautan, dan pterosaurus merajai
angkasa. Telah muncul pula jenis hewan mamalia (hewan menyusui). Walaupun
demikian, zaman ini tetap disebut zaman reptil karena banyaknya populasi reptil yang
hidup.

4.  Zaman Neozoikum (60 juta tahun yang lalu)

Neozoikum atau kainozoikum artinya zaman baru. Zaman ini dibagi lagi menjadi
dua era, yakni:

a. Zaman Tersier
Setelah zaman reptil raksasa punah, terjadi perkembangan jenis kehidupan
lain seperti munculnya primata dan burung tak bergigi berukuran besar yang
menyerupai burung unta. Sementara itu, muncul pula fauna laut seperti ikan dan
mollusca, sangat mirip dengan fauna laut yang hidup sekarang. Sedangkan
tumbuhan berbunga terus berevolusi menghasilkan banyak variasi seperti semak
belukar, tumbuhan merambat, dan rumput.
b. Zaman Kuarter

Pemunculan dan kepunahan hewan dan tumbuhan terjadi silih berganti,


seiring dengan perubahan cuaca secara global. Zaman Kuarter terdiri dari dua
kurun waktu, yakni zaman Plestosen dan zaman Holosen.

1) Kala Plestosen: dimulai sekitar 600.000 tahun yang lalu.

Pada masa Plestosen paling sedikit telah terjadi 5 kali zaman es


(zaman glasial). Pada zaman glasial sebagian besar Eropa bagian utara,
Amerika bagian utara, dan Asia bagian utara ditutupi es, begitu pula
Pegunungan Alpen dan Pegunungan Himalaya. Keadaan flora dan fauna yang
hidup pada Kala Plestosen sangat mirip dengan flora dan fauna yang hidup
sekarang. Dalam kehidupan manusia purba, pada kala inilah muncul manusia
purba Pithecanthropus erectus.

2) Kala Holosen: mulai muncul sekitar 200.000 tahun yang lalu. 

Manusia modern seperti manusia sekarang, diperkirakan muncul pada


zaman Holosen ini.

B. Secara Arkeologis

Periodisasi secara arkeologis didasarkan atas hasil-hasil temuan benda-benda


peninggalan yang dihasilkan oleh manusia yang hidup pada masa praaksara. Berdasarkan
penelitian terhadap benda-benda tersebut, masa praaksara dibedakan menjadi dua, yaitu
zaman batu dan zaman logam. 

1. Zaman Batu.
Zaman batu adalah zaman dimana sebagian besar perkakas penunjang kehidupan
manusia terbuat dari batu. Berdasarkan hasil temuan alat-alat yang dugunakan dan dari
cara pengerjaannya, zaman batu dibagi menjadi tiga yaitu, Palaeolithikum, Mesolithikum,
dan Neolithikum.
a. Palaeolithikum
Berasal dari kata palaeo yang artinya tua, dan lithos yang artinya batu, sehingga
zaman ini disebut zaman batu tua. Hasil kebudayaannya banyak ditemukan di daerah
Pacitan dan Ngandong Jawa Timur. Untuk membedakan temuan dikedua tempat
tersebut, para arkeolog sepakat menyebutnya sebagai kebudayaan Pacitan dan
kebudayaan Ngandong.
Zaman batu tua diperkirakan berlangsung kurang lebih 600.000 tahun silam.
Kehidupan manusia masih sangat sederhana, hidup berpindah-pindah ( nomaden ).
Mereka memperoleh makanan dengan cara berburu, mengumpulkan buah-buahan,
umbi-umbian, serta menangkap ikan. Alat-alat yang digunakan pada zaman ini
terbuat dari batu yang masih kasar dan belum diasah, seperti kapak perimbas atau alat
serpih yang digunakan untuk menguliti hewan buruan, mengiris daging atau
memotong umbi-umbian.
b. Mesolithikum
Berasal dari kata meso yang artinya Tengah dan lithos yang artinya batu sehingga
zaman ini dapat disebut dengan zaman batu tengah. Hasil kebuadayaan batu tengah
sudah lebih maju bila dibandingkan dengan kebuadayaan zaman palaeolithikum. Pada
zaman ini , manusia sudah ada yang hidup menetap sehingga kebudayaan yang
menjadi cirri dari zaman ini adalah kebudayaan “ kjokkenmoddinger dan kebudayaan
abris sous roche “
1) Kjokkenmoddinger
Adalah istilah yang berasal dari bahasa Denmark, yaitu kjokken artinya
dapur dan modding artinya sampah. Jadi arti sebenarnya adalah sampah dapur
yang merupakan timbunan kulit kerang dan siput yang menggunung dan sudah
menjadi fosil. Kjokkenmoddinger ditemukan disepanjang pantai timur sumatera
yaitu antara langsa dan medan. Dari timbunan ini ditemukan kapak genggam yang
ternyata berbeda dengan kapak genggam Palaeolithikum. Kapak genggam yang
ditemukan tersebut dinamakan dengan “pebble” atau kapak Sumatra sesuai
dengan lokasi penemuannya. Kapak Sumatra ini bentuknya sudah lebih baik dan
mulai halus. Selain itu ditemukan pula sejenis kapak pendek dan sejenis batu
pipisan ( Batu-batu alat penggiling )
2) Abris sous rochea
Abris  = tinggal, sous  = dalam, roche = gua. Maksudnya adalah gua-gua
yang dijadikan tempat tinggal manusia purba yang berfungsi sebgai tempat
perlindungan  dari cuaca dan binatang buas. Alat-alat yang ditemukan pada gua
tersebut antara lain alat-alat dari batu seperti ujung panah, flakes, batu pipisan
serta alat-alat dari tulang dan tanduk rusa. Kebudayaan abris sous roche ini
banyak ditemukan misalnya di besuki, bojonegoro juga didaerah Sulawesi selatan.
c. Neolithikum
Berasal dari kata Neo yang artinya baru dan lithos yang artinya batu. Berarti bisa
disebut dengan zaman batu baru. Pada zaman ini telah terjadi perubahan mendasar
pada kehidupan masyarakat Praaksara. Mereka mulai menetap dan mampu
menghasilkan bahan makanan sendiri melalui kegiatan bercocok tanam. Hasil
kebudayaan yang terkenal pada zaman ini adalah kapak persegi dan kapak lonjong.
Kapak persegi bentuknya persegi panjang dan ada juga yang berbentuk trapezium.
Kapak persegi ada yang berukuran besar dan ada pula yang kecil. Yang berukuran
besar disebut dengan beliung dan fungsinya sebgai cangkul. Adapun yang ukurannya
kecil disebut dengan tarah dan fungsinya sebgai alat pahat.
Kapak lonjong bentuknya lonjong. Pada ujungnya yang lancip ditempatkan
tangkai dan pada bagian ujungnya yang lain di asah sehingga tajam. ukurannya ada
yang besar dan ada yang kecil. Yang berukuran besar disebut dengan walzenbeil dan
yang kecil disebut kleinbeil. Fungsinya keduanya sama dengan kapak persegi. Selain
dari kapak lonjong dan kapak persegi, pada zaman neolithikum juga terdapat barang-
barang yang lain seperti perhiasan, gerabah, dan pakaian. Perhiasan yang banyak
ditemukan umunya terbuat dari batu dan kulit kerang.
d. Tradisi Megalithik 
Berasal dari kata Mega yang artinya besar dan lithos yang artinya batu maka
disebut dengan zaman batu besar. Yang dimaksud dengan tradisi megalithic adalah
pendirian bangunan dari batu yang berukuran besar. Tradisi ini muncul pada zaman
batu dan erat kaitannya dengan kepercayaan yang berkembang pada zaman itu, yaitu
pemujaan terhadap roh nenek moyang. 
Adapun jenis-jenis dari bangunan megalithic adalah sebagai berikut :
1) Menhir adalah bangunan berupa batu tegak atau tugu yang berfungsi sebagai
tempat pemujaan roh nenek moyang  atau tanda peringatan untuk orang yang
telah meninggal.
2) Dolmen adalah bangunan berupa meja batu, terdiri dari batu lebar yang ditopang
oleh beberapa batu yang lain. Dolmen berfungsi sebagai tempat persembahan
untuk memuja arwah para leluhur. Disamping sebagai tempat pemujaan, dolmen
juga berfungsi sebagai pelinggih, tempat duduk untuk kepala suku dan raja.
3) Kubur Peti Batu adalah tempat penyimpanan mayat. Kubur peti batu ini dibentuk
dari enam buah papan batu dan sebuah penutup peti. Papan-papan batu ini disusun
secara langsung dalam lubang yang telah disiapkan terlebih dahulu, dan biasanya
diletakkan membujur kearah sungai atau gunung.
4) Waruga adalah merupakan peti kubur batu dalam ukuran yang kecil. Bentuknya
kubus dan bulat, waruga banyak ditemukan di Sulawesi  Tengah.
5) Sarkofagus adalah bangunan berupa kubur batu yang berbentuk seperti lesung dan
diberi tutup. Sarkofagus banyak ditemukan didaerah Bali.
6) Punden Berundak adalah bangunan bertingkat yang dihubungkan dengan tanjakan
kecil. Berfungsi sebagai tempat pemujaan terhadap roh nenek moyang.
7) Patung. Bentuk patung masih sangat sederhana dan umumnya berbentuk binatang
atau manusia

2. Zaman Logam
Sebagai perkembangan dari zaman batu , manusia masuk kezaman logam. Pada
zaman ini manusia tidak hanya menggunakan bahan-bahan dari batu untuk membuat alat-
alat kehidupannya, tetapi juga juga memperhunakan bahan-bahan dari logam yaitu
perunggu dan besi. Menurut perkembangannya zaman logam dibagi menjadi tiga yaitu
zaman perunggu, zaman tembaga dan zaman besi. Indonesia hanya mengalami dua
zaman logam yaitu zaman perunggu dan zaman besi. Benda-benda yang dihasilkan pada
zaman ini antara lain adalah kapak corong ( kapak yang menyerupai corong ), nekara,
moko, bejana perunggu, manic-manik, cendrasa ( kapak sepatu ). 

Anda mungkin juga menyukai