UNIT IV
A. PENGANTAR
Pada unit ini akan diawali dengan penjabaran perubahan yang terjadi pada masing –
masing sistem, dan masalah kesehatan/ penyakit yang sering terjadi pada tiap
sistem, dan asuhan keperawatan diawali dari tahap pengumpulan data, dilanjutkan
dengan tahap-tahap yang berhubungan dengan pengkajian keperawatan, yaitu:
validasi data dan identifikasi pola/masalah, dan dilanjuti dengan menganalisa data
yang didapat, merumuskan diagnosa keperawatan dan membuat perencanaan
tindakan keperawatan sesuai dengan masalah keperawatan yang muncul. Dan
diakhiri dengan melakukan evaluasi.
Perlu saudara perhatikan pada bab ini kami tidak mengulas materi tiap
sistem secara mendetail karena materi pada bab ini sudah dibahas pada
semester sebelumnya yaitu pada mata kuliah KMB I dan II. Dan saudara
perlu membaca kembali tentang pembahasan ini agar dapat memahaminya
materi yang akan disampaikan dengan baik.
B. TUJUAN
Diharapkan materi yang telah disajikan akan membekali saudara untuk lebih mudah
melakukan asuhan keperawatan pada masing – masing sistem.
Mari kita lihat dan baca secara seksama materi yang akan dibahas .......
C. BAHAN BACAAN
SISTEM KARDIOVASKULER
Pada orang lanjut usia, umumnya besar jantung akan sedikit mengecil. Yang
paling banyak mengalami penurunan adalah rongga bilik kiri, akibat semakin
berkurangnya aktivitas. Yang juga mengalami penurunan adalah besarnya sel
–sel otot jantung hingga menyebabkan menurunnya kekuatan otot jantung.
Setelah berumur 20 tahun, kekuatan otot jantung berkurang sesuai dengan
bertambahnya usia. Dengan bertambahnya umur, denyut jantung maksimum
dan fungsi lain dari jantung juga beransur- ansur menurun.
Pada lanjut usia, tekanan darah akan naik secara bertahap. Elastisitas
jantung pada orang berusia 70 tahun menurun sekitar 50% disbanding orang
berusia 20 tahun. Oleh karena itu, tekanan darah pada wanita tua mencapai
170/90 mmHg dan pada pria tua yang mencapai 160/100 mmHg masih
dianggap normal.
Derajat kerja jantung dapat dinilai dari besarnya curah jantung (cardiac
output), yaitu jumlah darah yang dikeluarkan oleh bilik jantung/ ventrikel
permenit. Pada usia 90 tahun, curah jantung ternyata menurun dan sudah
tentu menimbulkan efek pada fungsi alat- alat lain, seperti : otot, paru dan
ginjal karena berkurangnya arus darah ke organ tubuh itu.
Sebaliknya, tekanan darah saat istirahat akan meningkat sesuai dengan
bertambahnya usia walaupun tidak begitu besar. Dengan adanya aktivitas
fisik, tekanan darah seseorang akan meningkat, terutama tekanan sistoliknya.
Pada lanjut usia peningkatan tekanan darah saat melakukan pekerjaan fisik
ini meningkat lebih cepat disbanding orang muda.
Denyut jantung nadi juga meningkat pada waktu seseorang melakukan
pekerjaan fisik dan pada saat bekerja maksimal, namun denyut nadi
maksimal pada lanjut usia ternyata menurun karena jantung tidak dapat
mencapai frekuensi seperti saat masih muda. Rumus untuk meramalkan
denyut nadi maksimal seseorang adalah (200- usia).
b. Pemeriksaan fisik.
1). Frekuensi jantung meningkat
2). Perubahan irama jantung
3). Takipnea
4). Kenaikan tekanan darah
5). Nadi cepat (takikardia)
6). Bunyi jantung ; terdengar S2 pada dasar, S3 (CHF dini), S4
(pengerasan ventrikel kiri/ hipertrofi ventrikel kiri)
7). Perubahan warna kulit, suhu dingin. Pengisian kapiler lambat.
2. Diagnosa keperawatan
a. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan
dengan peningkatan afterload, vasokontriksi, iskemia miokard,
hipertrofi.
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan tirah baring, kelemahan
umum, ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
c. Nyeri (akut) berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular
serebral.
d. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
masukan berlebihan sehubungan dengan kebutuhan metabolik,
pola hidup monoton, keyakinan budaya.
e. Inefektif koping individu berhubungan dengan mudah terserang
penyakit, krisis situasional/ maturasional, perubahan dalam hidup,
relaksasi tidak adekuat, sistem penduduk tidak adekuat, nutrisi
buruk, kerja berlebihan, metode koping tidak efektif.
f. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, rencana pengobatan
berhubungan dengan kurang pengetahuan/ daya ingat,
keterbatasan kognitif, penyangkal diagnosis.
Tindakan keperawatan
Mandiri :
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan :
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan :
Infeksi
Trauma
Kerusakan perspektual / kognitif
Bronkospasme
Peningkatan produksi secret, sekresi tertahan, tebal, sekresi kental
Penurunan energy / kelemahan
Ditandai dengan :
Tindakan/Intervensi Rasional
Mandiri
1. Auskultasi bunyi nafas. Catat adanya bunyi Beberapa derajat spasme bronkus
nafas, misal mengi, ronkhi dan krekels terjadi dengan obstruksi jalan nafas
dan dapat / tidak dimanifestasikan
adanya bunyi nafas adventius,
missal : penyebaran, krekels basah
(bronchitis), bunyi nafas redup
dengan ekspirasi mengi (asma
berat), atau tidak ada bunyi nafas
(emfisema).
2. Kaji frekwensi pernafasan. Catat rasio Takipnea biasanya ditemukan
Akademi Keperawatan Harum Jakarta 26
Modul Pembelajaran ............
Dispnea
Somnolen, mudah terangsang, bingung, gelisah
Ketidakmampuan mengeluarkan secret
Nilai GDA abnormal (hipoksia dan hiperkapnia)
Perubahan tanda vital
Penurunan toleransi terhadap aktivitas
1. Berikan oksigen tambahan yang sesuai Mencegah memburuknya hipoksia.
dengan indikasi hasil GDA dan toleransi Catatan : emfisema kronis, mengatur
klien pernafasan ditentukan oleh kadar
Co2, dikeluarkan dengan
peningkatan Pa02 berlebihan
2. Berikan penekanan susunan saraf pusat Mengontrol ansietas/gelisah
(antiansietas, sedative, narkotik) dengan meningkatkan konsumsi oksigen,
hati-hati eksasserbasi dispnea. Pantau ketat
karena dapat terjadi gagal nafas
3. Bantu intubasi, berikan/ pertahankan Kegagalan nafas perlu upaya
ventilasi mekanik tindakan penyelamatn hidup
Akademi Keperawatan Harum Jakarta 27
Modul Pembelajaran ............
SISTEM PERKEMIHAN
PERUBAHAN SISTEM
GINJAL PADA LANJUT USIA
Pada lansia ginjal berukuran lebih kecil dibanding dengan ginjal pada usia muda.
Pada usia 90 tahun beratnya berkurang 20-30% atau 110-150 gram bersamaan
dengan pengurangan ukuran ginjal.
A. Perubahan aliran darah ginjal pada lanjut usia.
Ginjal menerima sekitar 20% dari aliran darah jantung atau sekitar 1 liter per
menit darah dari 40% hematokrit, plasma ginjal mengalir sekitar 600 ml/menit.
Normalnya 20% dari plasma disaring di glomerulus dengan GFR 120 ml/menit
atau sekitar 170 liter per hari. Penyaringan terjadi di tubular ginjal dengan lebih
dari 99% yang terserap kembali meninggalkan pengeluaran urin terakhir 1-1,5
liter per hari.
Pengurangan aliran darah ginjal mungkin sebagai hasil dari kombinasi
pengurangan curah jantung dan perubahan dari hilus besar, arcus aorta dan
arteri interlobaris yang berhubungan dengan usia.
4. Renal Plasma Flow (RPF) dan Glomerular Filtration Rate (GFR) menurun
sejak usia 30 tahun.
Salah satu indeks fungsi ginjal yang paling penting adalah laju filtrasi glomerulus
(GFR). Pada usia lanjut terjadi penurunan GFR. Hal ini dapat disebabkan karena
total aliran darah ginjal dan pengurangan dari ukuran dan jumlah glomerulus. Pada
beberapa penelitian yang menggunakan bermacam-macam metode, menunjukkan
bahwa GFR tetap stabil setelah usia remaja hingga usia 30-35 tahun, kemudian
menurun hingga 8-10 ml/menit/1,73 m2/dekade.
Penemuan ini mendukung hipotesis untuk menentukan jumlah nefron yang masih
berfungsi, misalnya hipotesis yang menjelaskan bahwa tidak ada hubungan
antara usia dengan gangguan pada transpor tubulus, tetapi berhubungan dengan
atrofi nefron sehingga kapasitas total untuk transpor menurun.
ASUHAN KEPERAWATAN
a. Pengkajian
Intervensi Rasional
Intervensi Rasional
SISTEM PENGINDRAAN
Perubahan Sistem
Pengindraan pada Lansia
A. SISTEM PENGLIHATAN
1. Perubahan struktur kelopak mata
Dengan bertambahnya usia akan menyebabkan kekendoran seluruh
jaringan kelopak mata. Perubahan ini juga disebut dengan
perubahan infolusional, terjadi pada :
a. M.Orbikularis
Perubahan pada M. orbicularis bisa menyebabkan perubahan
kedudukan Palbebra, misalnya kelopak mata jatuh.
b. Retraktor Palpebra inferior
Kekendoran retractor palpebra inferior mengakibatkan tepi bawah
tarsus rotasi / berputar kearah luar.
c. Tarsus
Apabila tarsus kurang kaku oleh karena proses atropi akan
menyebabkan tepi atas lebih melengkung kedalam.
d. Tendo Kantus medial / lateral
Perubahan involusional pada usia lanjut juga mengenai tendon
kantus medial / lateral sehingga secara horizontal kekencangan
palpebra berkurang.
5. Perubahan replaksi
Dengan bertambahnya usia penurunan daya akomdasi akan menurun.
Karena proses kekeruhan dilensa dan lensa cenderung lebih cembung.
7. Perubahan fungsional
Proses degenerasi dialami oleh berbagai jaringan di dalam bola mata,
media refrakta menjadi kurang cemerlang dan sel-sel reseptor
berkurang, visus kurang tajam dibandingkan pada usia muda. Keluhan
silau ( foto fobi ) timbul akibat proses penuaan pada lensa dan kornea.
Masalah-masalah lainnya yang sering muncul pada lansia dengan
gangguan penglihatan adalah sfinter pupil timbul sclerosis dan
hilangnya respon terhadap sinar, kornea lebih berbentuk sferis (bola),
lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa) menjadi katarrak, susah
melihat dalam keadaan gelap, hilangya daya akomodasi.
B. SISTEM PENDENGARAN
C. SISTEM PENGECAPAN
1. Jumlah kuncup – kuncup perasa pada lidah mengalami penurunan.
2. Dan kuncup perasa pada lidah mengalami kerusakan, yang menurunkan
sensitivitas terhadap rasa.
3. Defisiensi vitamin D, dan penurunan produksi saliva.
4. Gigi palsu dan pengobatan tertentu dapat mengumpulkan sensasi
terhadap rasa.
D. SISTEM PENCIUMAN
Asuhan Keperawatan
Sistem Pengindraan
Intervensi :
- Pastikan derajat/tipe kehilangan penglihatan
- Dorong mengekspresikan perasaan tentang kehilangan / kemungkinan
kehilangan penglihatan
- Tunjukkan pemberian tetes mata, contoh menghitung tetesan, mengikuti
jadwal, tidak salah dosis.
- Lakukan tindakan untuk membantu pasien menangani keterbatasan
penglihatan, contoh, kurangi kekacauan,atur perabot, perbaiki sinar suram
dan masalah penglihatan malam.
Tenggorokan :
- Nyeri pada tenggorokan (keluhan hilang timbul/ menetap), nyeri
sampai ketelinga atau tidak.
- Nyeri tenggorok disertai demam, batuk, serak dankering.
- Banyaknya dahak/ lendir, pus/ bercampur darah.
- Kemampuan menelan (disfagia).
Faring dan rongga mulut :
Kriteria hasil :
a. Melakukan tindakan untuk menurunkan nyeri.
b. Mengungkapkan tindakan penurunan nyeri.
c. Mengungkapkan adanya kemajuan dan peningkatan aktifitas sehari –
hari.
Intervensi :
a. Kaji nyeri
b. Aktivitas sehari – hari
c. Kaji tentang intensitas nyeri, kakrakter nyeri
d. Ajarkan pada klien tentang managemen nyeri
e. Kaji pengalaman nyeri klien
f. Kaji perjalanan nyeri
g. Observasi tanda – tanda vital
h. Kolaborasi untuk pemberian analgetik
SISTEM ENDOKRIN
Efek dan usia pada sistem endokrin sedikit lebihsulit untuk mendeteksi
dengan organ tubuh lain. Walaupun demikian gangguan endokrin lebih banyak
pada usia 40 tahun. Pada wanita, produksi hormon meningkat dibanding
denganmenopause. Dari pria dan wanita, output anterior pituitary mengalami
penurunan.Umur yang relatif terjadi perubahan pada struktur dan fungsi dan
kelenjar endokrin adalah sebagai berikut :
1. Kelenjar thiroid mengalami derajat yang sama dengan atropfi, fibrosis dan
nodularity.
2. Hormon thiroid mengalami level penurunan dan hypoparatiroidisme biasanya
sering padaorang dewasa.
3. Kelenjar adrenal kehilangan beberapa berat badan dan menjadi makin buruk,
fibrotik.
4. Pada bagian anterior, kelenjar pituitary mengalami penurunan ukuran dan
menjadimati/fibrotik.
Asuhan keperawatan
pada sistem endokrin
A. Pengkajian
Aktivitas / istirahat :
Gejala : Lemah, letih, sulit bergerak/berjalan
Kram otot, tonus otot menurun, gangguan tidur/ istirahat.
Tanda : Takikardia dan takipnea pada keadaan istirahat atau dengan
aktivitas.
Letargi/ disorientasi, koma.
Penurunan kekuaran otot.
Sirkulasi :
Gejala : Adanya riwayat hipertensi.
Kebas, dan kesemuatan pada ekstremitas.
Ulkus pada kaki, penyembuhan yang lama.
Tanda : Takikardia, perubahan tekanan darah postural.
Nadi yang menurun/ tak ada.
Distrimia, kulit panas, kering, dan kemerahan.
Integritas ego :
Eliminasi :
Gejala : Perubahan pola berkemih (poliuria), nokturia.
Rasa nyeri/ terbakar, kesulitan berkemih (infeksi), ISK
baru/berulang.
Nyeri tekan abdomen, diare.
Tanda : Urine encer, pucat, kuning, poliuri.
Urin berkabut, bau busuk (infeksi).
Abdomen keras, adanya asites.
Bising usus lemah dan menurun.
Makanan/ cairan :
Gejala : Hilang napsu makan, mual/ muntah, tidak mengikuti diet.
Penurunan berat badan berlebih dari periode beberapa hari/
minggu.
Haus, penggunaan diuretik.
Tanda : Kulit kering/ bersisik, turgor jelek.
Kekakuan/ distensi abdomen, muntah.
Pembesaran tiroid, bau halitosis/ manis, bau buah (napas
aseton).
Neurosensori :
Gejala : Pusing/Pening.
Sakit kepala.
Kesemutan, kebas, kelemahan pada otot, parastesia.
Gangguan penglihatan.
Tanda : Disorientasi; mengamuk; letargi; stupor/koma (tahap lanjut).
Gangguan memori (baru, masa lalu); kacau mental.
Refleks tendon dalam (RTD) menurun (koma).
Aktivitas kejang (tahap lanjut dari DKA).
Nyeri/ kenyamanan :
Gejala : Abdomen yang tegang/ nyeri (sedang/berat)
Tanda : Wajah meringis dengan palpitasi, tampak sangat berhati –
hati.
Pernapasan :
Gejala : Merasa kekuarangan oksigen, batuk dengan/ tanpa sputum
purulen (tergantung adanya infeksi/ tidak).
Tanda : Lapar udara, batuk, dengan /tanpa sputum purulen (infeksi).
Frekuensi pernapasan.
Keamanan :
Gejala : Kulit kering, gatal: ulkus kulit.
Tanda : Demam, diaforesis
Kulit rusak, lesi/ulserasi.
Menurunnya kekuatan umum/ rentang gerak.
Akademi Keperawatan Harum Jakarta 39
Modul Pembelajaran ............
Seksualitas :
Gejala : rabas vagina (cederung infeksi).
Masalah impoten pada pria, kesulitan orgasme pada wanita.
Kriteria hasil :
Mendokumentasikan hidrasi adekuat yang dibuktikan oleh tanda vital
stabil, nadi perifer teraba, turgor kulit dan pengisian kapiler baik,
pengeluaran urin tepat secara individu, dan kadar elektrolit dalam
batas normal.
Intervensi :
Rencana tindakan Rasional
Kaji riwayat klien sehubungan Membantu memperkirakan
dengan lamanya atau intensitas kekurangan volume total. Adanya
dari gejala seperti muntah dan proses infeksi mengakibatkan
pengeluaran urine yang demam dan keadaan
berlebihan. hipermetabolik yang meningkatkan
kehilangan air.
cairan pengganti.
Pertahankan pemberian cairan Mempertahankan hasil pengkajian
minimal 2500 ml/hari terbaik dari status cairan yang
sedang berlangsung dan
selanjutnya dalam memberikan
cairan pengganti.
SISTEM MUSKULOSKELETAL
b. Sistem muskular
Kerusakan otot terjadi karena penurunan jumlah serabut otot dan atrofi
secara umum pada organ dan jaringan tubuh. Regenerasi jaringan otot
melambat dengan penambahan usia, dan jaringan atrofi digantikan oleh
jaringan fibrosa.
Perlambatan,pergerakkan yang kurang aktif dihubungkan dengan
perpanjangan waktu kontraksi otot, periode laten, dan periode relaksasi dari
unit motor dalam jaringan otot.
Sendi – sendi seperti pinggul, lutut, siku, pergelangan tangan, leher, dan
vetebra menjadi sedikit fleksi pada usia lanjut. Peningkatan fleksi disebabkan
oleh perubahan dalam kolumna vertebra, ankilosis (kekakuan) ligamen dan
sendi, penyusutan dan sklerosis tendon dan otot, dan perubahan generatif
sistem ekstrapiramidal.
c. Sendi
Terdapat kemunduran kartilago sendi,sebagian besar terjadi pada sendi- seni
yang menahan berat, dan pembentukan tulang di permukaan sendi.
Komponen – komponen kapsul sendi pecah dan kolagen yang terdapat pada
jaringan penyambung meningkat secara progresif yang jika tidak dipakai lagi,
mungkin menyebabkan inflamasi, nyeri, penurunan mobilitas sendi dan
deformitas.
Intervensi :
Rencana tindakan Rasional
Berikan matras/ kasur lembut dan Matras lembut dan bantal kecil
bantal kecil. Tinggikan linen mencegah pemeliharaan
tempat tidur sesuai kebutuhan. kesejajaran tubuh yang tepat,
mengistirahatkan sendi yang sakit.
Peninggian linen tempat tidur
menurunkan tekanan sendi yang
terinflamasi/ nyeri.
LATIHAN
Latihan ini bukan Tes, atau mengukur penguasaan Anda terhadap kegiatan belajar 1
dari modul ini. Latihan ini sebagai pengayaan agar Anda lebih mendalami esensi
dari masalah yang terjadi pada lansia dan dikaitkan dengan peranan anda sebagai
seorang perawat dalam hal ini pemberian asuhan keperawatan dan agar tercapainya
tujuan pembelajaran. Perhatikan tugas Anda!
Buat rangkuman tentang masalah kesehatan pada lansia terkait perubahan sistem
tubuh berikut intervensi keperawatan yaitu :
a. Sistem kardiovaskuler : mengenai penyakit hipertensi dan stroke
b. Sistem pernafasan : mengenai penyakit PPOK, asma, bronkhitis, pneumonia,
emboli paru dan tuberkulosis
c. Sistem perkemihan : mengenai penyakit ISK, inkontinensia dan hipertropi
prostat
d. Sistem pengindraan : mengenai penyakit glukoma, dan katarak
e. Sistem endokrin : mengenai penyakit DM, dan hipertiroidism
f. Sistem muskuloskeletal : mengenai penyakit osteoporosis, osteoarthritis, dan
arthritis reumatoid
D. RANGKUMAN
Pada orang lanjut usia, umumnya besar jantung akan sedikit mengecil. Yang
paling banyak mengalami penurunan adalah rongga bilik kiri, akibat semakin
berkurangnya aktivitas. Yang juga mengalami penurunan adalah besarnya sel
E. T ES FO RMAT IF
10. Berikut ini perubahan normal sistem skeletal pada lansia yaitu :
a. Pelebaran diskus intervetebral
b. Bahu dan pelvis melebar
c. Jumlah massa otot tubuh menurun
d. Kecepatan formasi tulang baru mengalami percepatan pertumbuhan
A. F. KUNCI JAWABAN
B.
TES 1.CB. 6. A
2. B 7. D
3. B 8. C
4. D 9. B
5. C 10. C
G. UMPAN BALIK
Bagi mahasiswa dapat menjawab 8 dari 10 pertanyaan diatas dengan tepat akan
mendapatkan nilai 100
E. DAFTAR PUSTAKA
Hudak, Gallo, (1997). Keperawatan Kritis: Pendekatan Holistik, Edisi IV, Jakarta,
EGC.
Price, Sylvia, (1999). Patofisiologi: Konsep Klinis Proses – Proses Penyakit, Edisi 4,
Jakarta: EGC.
Smeltzer, Bare, (2001). Buku Ajar keperawatan Medical Bedah, Bruner & Suddart,
Edisi 8, Jakarta, EGC.
Annete, GL. (1996). Gerontological nursing, Mosby year Book, St, Louis Miss.
Maryam. RS, dkk. ( 2008). Mengenal usia lanjut dan perawatannya. Jakarta :
Salemba Medika.
Nugroho. W. (2008). Keperawatan gerontik & geriatrik. Edisi 3. Jakarta : EGC