Makalah Perencanaan Pembangunan Tata Ruang
Makalah Perencanaan Pembangunan Tata Ruang
MAKALAH
Perencanaa Pembangunan Tata Ruang
Di susun oleh :
AKMALI
NIM. 130510021
Dosen pembimbing :
BAB I PENDAHULUAN
1 Latar Belakang...............................................................................1
2 Rumusan Masalah.........................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
1 ISTILAH DAN DEFINISI...................................................................3
2 ASAS DAN TUJUAN.......................................................................4
1 Asas........................................................................................4
2 Tujuan.................................................................................... 6
3 KLASIFIKASI PENATAAN RUANG....................................................7
4 PERENCANAA PEMBANGUNA TATA RUANG DAERAH....................8
1 Prinsip perencanaan................................................................8
2 Tahapan perencanaan daerah..................................................9
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
1 LATAR BELAKANG
Perencanaan tata ruang dilakukan untuk menghasilkan rencana umum tata ruang dan
rencana rinci tata ruang. Rencana umum tata ruang disusun berdasarkan pendekatan
wilayah administratif dengan muatan substansi mencakup rencana struktur ruang dan
rencana pola ruang. Rencana rinci tata ruang disusun berdasarkan pendekatan nilai
strategis kawasan dan atau kegiatan kawasan dengan muatan substansi yang dapat
mencakup hingga penetapan blok dan subblok peruntukan. Penyusunan rencana rinci
tersebut dimaksudkan sebagai operasionalisasi rencana umum tata ruang dan sebagai
dasar penetapan peraturan zonasi.
Peraturan zonasi merupakan ketentuan yang mengatur tentang persyaratan
pemanfaatan ruang dan ketentuan pengendaliannya dan disusun untuk setiap blok atau
zona peruntukan yang penetapan zonanya dalam rencana rinci tata ruang. Rencana
rinci tata ruang wilayah kabupaten/kota dan peraturan zonasi yang melengkapi
rencana rinci tersebut menjadi salah satu dasar dalam pengendalian pemanfaatan
ruang sehingga pemanfaatan ruang dapat dilakukan sesuai dengan rencana umum tata
ruang dan rencana rinci tata ruang.
Pengendalian pemanfaatan ruang tersebut dilakukan pula melalui perizinan
pemanfaatan ruang. Perizinan pemanfaatan ruang dimaksudkan sebagai upaya
penertiban pemanfaatan ruang sehingga setiap pemanfaatan ruang harus dilakukan
sesuai dengan rencana tata ruang. Izin pemanfaatan ruang diatur dan diterbitkan oleh
Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya masing-masing.
Pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang, baik yang dilengkapi
dengan izin maupun yang tidak memiliki izin, dikenai sanksi adminstratif, sanksi
pidana penjara, dan/atau sanksi pidana denda.
2 RUMUSAN MASALAH
1 Perencanaan pembangunan tata ruang nasional dan daerah.
BAB II
PEMBAHASAN
1 ISTILAH DAN DEFINISI
• Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara,
termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia
dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan
hidupnya.
• Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.
• Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan
prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial
ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional.
• Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi
peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi
budi daya.
• Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan
ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.
• Penyelenggaraan penataan ruang adalah kegiatan yang meliputi pengaturan,
pembinaan, pelaksanaan, dan pengawasan penataan ruang.
• Pengaturan penataan ruang adalah upaya pembentukan landasan hukum bagi
Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam penataan ruang.
• Pembinaan penataan ruang adalah upaya untuk meningkatkan kinerja penataan
ruang yang diselenggarakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan
masyarakat.
• Pelaksanaan penataan ruang adalah upaya pencapaian tujuan penataan ruang
melalui pelaksanaan perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan
pengendalian pemanfaatan ruang.
• Pengawasan penataan ruang adalah upaya agar penyelenggaraan penataan ruang
dapat diwujudkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
• Perencanaan tata ruang adalah suatu proses untuk menentukan struktur ruang dan
pola ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan rencana tata ruang.
• Pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang
sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan
program beserta pembiayaannya.
• Pengendalian pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan tertib tata ruang.
• Rencana tata ruang adalah hasil perencanaan tata ruang.
• Izin pemanfaatan ruang adalah izin yang dipersyaratkan dalam kegiatan
pemanfaatan ruang sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
2 Tujuan
Penyelenggaraan penataan ruang bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah
nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan berlandaskan Wawasan
Nusantara dan Ketahanan Nasional, yaitu :
1 Mewujudkan wilayah nasional yang aman, maksudnya situasi masyarakat dapat
menjalankan aktivitas kehidupannya dengan terlindungi dari berbagai
ancaman.
2 Penataan ruang wilayah nasional, penataan ruang wilayah provinsi, dan penataan
ruang wilayah kabupaten/kota dilakukan secara berjenjang dan komplementer.
3 Penataan ruang wilayah nasional meliputi ruang wilayah yurisdiksi dan wilayah
kedaulatan nasional yang mencakup ruang darat, ruang laut, dan ruang udara,
termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan.
4 Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota meliputi ruang darat, ruang
laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
2 Pelaksanaan Musrenbang :
• Musrenbang dilaksanakan untuk membahas rancangan awal RPJPD.
• Musrenbang dilaksanakan oleh Bappeda dengan mengikutsertakan pemangku
kepentingan.
• Musrenbang dilaksanakan dengan rangkaian kegiatan penyampaian, pembahasan
dan penyepakatan rancangan awal RPJPD.
• Pelaksanaan Musrenbang ditetapkan oleh kepala daerah.
3 Perumusan Rancangan Akhir :
• Rancangan akhir RPJPD dirumuskan berdasarkan hasil Musrenbang.
• Rancangan akhir RPJPD dirumuskan paling lama 1 (satu) tahun sebelum
berakhirnya RPJPD yang sedang berjalan.
• Rancangan akhir RPJPD disampaikan ke DPRD dalam bentuk Rancangan
Peraturan Daerah tentang RPJPD paling lama 6 (enam) bulan sebelum
berakhirnya RPJPD yang sedang berjalan.
4 Penetapan :
• DPRD bersama kepala daerah membahas Rancangan Peraturan Daerah tentang
RPJPD.
• RPJPD ditetapkan dengan Peraturan Daerah setelah berkonsultasi dengan Menteri.
• Gubernur menyampaikan Peraturan Daerah tentang RPJPD Provinsi paling lama 1
(satu) bulan kepada Menteri.
• Bupati/walikota menyampaikan Peraturan Daerah tentang RPJPD Kabupaten/Kota
paling lama 1 (satu) bulan kepada gubernur dengan tembusan kepada Menteri.
• Gubernur menyebarluaskan Peraturan Daerah tentang RPJPD Provinsi kepada
masyarakat.
• Bupati/walikota menyebarluaskan Peraturan Daerah tentang RPJPD
Kabupaten/Kota kepada masyarakat.
4 Penetapan :
• RPJMD ditetapkan dengan Peraturan Daerah setelah berkonsultasi dengan Menteri.
• Peraturan Daerah tentang RPJMD ditetapkan paling lama 6 (enam) bulan setelah
kepala daerah dilantik.
• Peraturan Daerah tentang RPJMD Provinsi disampaikan kepada Menteri.
• Peraturan Daerah tentang RPJMD Kabupaten/Kota disampaikan kepada gubernur
dengan tembusan kepada Menteri.
• Gubernur menyebarluaskan Peraturan Daerah tentang RPJMD Provinsi kepada
masyarakat.
• Bupati/walikota menyebarluaskan Peraturan Daerah tentang RPJMD
Kabupaten/Kota kepada masyarakat.
2 Pelaksanaan Musrenbang :
• Musrenbang RKPD merupakan wahana partisipasi masyarakat di daerah.
• Musrenbang RKPD dilaksanakan oleh Bappeda setiap tahun dalam rangka
membahas Rancangan RKPD tahun berikutnya.
• Musrenbang RKPD provinsi dilaksanakan untuk keterpaduan antar-Rancangan
Renja SKPD dan antar-RKPD kabupaten/kota dalam dan antarprovinsi.
• Musrenbang RKPD kabupaten/kota dilaksanakan untuk keterpaduan Rancangan
Renja antar-SKPD dan antar-Rencana Pembangunan Kecamatan.
• Pelaksanaan Musrenbang RKPD provinsi difasilitasi oleh Departemen Dalam
Negeri.
• Pelaksanaan Musrenbang RKPD kabupaten/kota difasilitasi oleh pemerintah
provinsi.
• Musrenbang RKPD kabupaten/kota dimulai dari Musrenbang desa atau sebutan
lain/kelurahan, dan kecamatan atau sebutan lain.
• Musrenbang RKPD provinsi dilaksanakan setelah Musrenbang kabupaten/kota.
• Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaan Musrenbang diatur dengan
Peraturan Menteri.
• Departemen Dalam Negeri menyelenggarakan pertemuan koordinasi pasca
Musrenbang RKPD provinsi.
• Pemerintah Provinsi menyelenggarakan pertemuan koordinasi pasca Musrenbang
RKPD kabupaten/kota.
4 Penetapan :
• RKPD Provinsi ditetapkan dengan Peraturan Gubernur, dan RKPD kabupaten/kota
ditetapkan dengan Peraturan Bupati/Walikota.
• Gubernur menyampaikan Peraturan Gubernur tentang RKPD Provinsi kepada
Menteri.
• Bupati/walikota menyampaikan Peraturan Bupati/Walikota tentang RKPD
Kabupaten/Kota kepada gubernur dengan tembusan kepada Menteri.
• RKPD dijadikan dasar penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah.
• Gubernur menyebarluaskan Peraturan Gubernur tentang RKPD Provinsi kepada
masyarakat.
• Bupati/walikota menyebarluaskan Peraturan Bupati/Walikota tentang RKPD
• Kabupaten/Kota kepada masyarakat.
3 Dalam rangka pengelolaan dan pemanfaatan data dan informasi secara optimal,
daerah perlu membangun sistem informasi perencanaan pembangunan daerah.
6 Rencana tata ruang merupakan syarat dan acuan utama penyusunan dokumen
rencana pembangunan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
2 Proses pengolahan data dan informasi serta rencana tata ruang dilakukan melalui
koordinasi dengan pemangku kepentingan.
2 Program, kegiatan dan pendanaan disusun untuk tahun yang direncanakan disertai
prakiraan maju sebagai implikasi kebutuhan dana.
BAB III
PENUTUP
3 KESIMPULAN
Ruang wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, baik sebagai kesatuan wadah
yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam
bumi, maupun sebagai sumber daya, merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa
kepada bangsa Indonesia yang perlu disyukuri, dilindungi, dan dikelola secara
berkelanjutan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat sesuai dengan makna yang
terkandung dalam falsafah dan dasar negara Pancasila. Dalam Undang-Undang
tentang Penataan Ruang menyatakan bahwa negara menyelenggarakan penataan
ruang, yang pelaksanaan wewenangnya dilakukan oleh Pemerintah dan pemerintah
daerah dengan tetap menghormati hak yang dimiliki oleh setiap orang.
DAFTAR PUSTAKA
WAHID, YUNUS., 2014. PENGANTAR HUKUM TATA RUANG. Jakarta : Kencana
SILALAHI, DAUD., 2001. HUKUM LINGKUNGAN (dalam sistem penegakan
hukum lingkungan indonesia). Bandung : Penerbit Alumni.
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2008
TENTANG TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN
EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH.
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG
PENATAAN RUANG.