DISUSUN OLEH :
RAFIKI RAMADHAN
Nim: 11820112930
1. Tipe Data
2. Sumber Keragaman Pengukuran
3. Karakteristik Pengukuran
4. Perancangan Kuesioner
BAB II
PEMBAHASAN
2. Data Kuantitatif
1
Kusaeri Suprananto, Pengukuran Dan Penilaian Pendidikan, (Yogyakarta :Graha Ilmu, 2012),
hal. 4.
Data ini lebih mudah dimengerti bila dibandingkan dengan data kualitatif.
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan. Sesuai dengan
bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau dianalisis menggunakan teknik
perhitungan matematika atau statistika. Contoh data kuantitatif antara lain: tinggi
badan, berat badan, kecepatan lari, sepakbola dan sebagainya. Selanjutnya data
kuantitatif bisa dibedakan sebagai berikut:2
a. Data Nominal
Data nominal atau sering disebut juga data kategori, data yang diperoleh
melalui pengelompokkan obyek berdasarkan kategori tertentu. Perbedaan kategori
obyek hanya menunjukan perbedaan kualitatif.
b. Data Diskrit
Data Diskrit adalah data dalam bentuk angka (bilangan) yang diperoleh
dengan cara membilang.
c. Data kontinum
Data Kontinum adalah data dalam bentuk angka/bilangan yang diperoleh
berdasarkan hasil pengukuran. Arikunto (2002:96)
d. Data Primer
Data primer adalah data yang langsung dan segera diperoleh dari sumber
data oleh penyidik untuk tujuan yang khusus. Maksudnya data yang diperoleh
atau dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber datanya. Data primer
disebut juga sebagai data asli atau data baru yang memiliki sifat up to date.
e. Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data
kepada pengumpul data. Data sekunder kemudian dikategorikan menjadi dua
yaitu :
1) Internal data, yaitu tersedia tertulis pada sumber data sekunder. Umpama
kalau pada perusahaan, dapat berupa faktur, laporan penjualan, pengiriman,
hasil riset yang lalu dan sebagainya.
2) Eksternal data, yaitu data yang diperoleh dari sumber luar. Umpamanya data
sensus dan data registrasi, serta data yang diperoleh dari badan atau lembaga
2
Sugiyono, Metode Penelitan Pendidikan, (Bandung: CV. Alfabeta, 2009), hal. 134.
yang aktivitasnya menggumpulkan data atau keterangan yang relevan
dengan/dalam berbagai masalah.
3
Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), hal. 130.
Seorang peneliti menggunakan beberapa bentuk skala dalam melakukan
proses pengukuran. Setiap skala tersebut didasarkan sekumpulan asumsi (aturan-
aturan) mengenai hubungan antara skala tersebut dengan observasi nyatanya.
Konseptualisasi skala tersebut didasarkan pada tiga karakteristik sebagai
berikut:1. Urutan bilangan, 2. Urutan perbedaan antara bilangan, yaitu perbedaan
antara sepasang bilangan bisa lebih besar, lebih kecil atau sama besar dengan
perbedaan sepasang bilangan lainnya; dan 3. Titik awal yang unik yang
menunjukkan bilangan 0. Kombinasi ketiga karakteristik tersebut yang mencakup
urutan, perbedaan, dan titik awal, membentuk 4 klasifikasi skala pengukuran
sebagai berikut. Tipe skala pengukuran terdiri atas4 :
1. Skala Nominal
Merupakan skala pengukuran yang menyatakan kategori, kelompok atau
klasifikasi dari construct yang diukur dalam bentuk variabel. Skala nominal
banyak digunakan dalam penelitian di bidang sosial dan bisnis. Jika kita
menggunakan skala nominal, kita memisahkan sekelompok objek ke dalam sub
kelompok atau kategori yang bersifat mutually exclusive dan collectively
exhaustive. Mutually exclusive berarti tidak ada objek yang bisa masuk ke lebih
dari sub kelompok atau kategori sedangkan collectively exhaustive berarti tidak
ada objek yang tidak termasuk kategori. Skala nominal merupakan tipe skala
pengukuran yang paling sederhana.
2. Skala Ordinal
Merupakan skala pengukuran yang tidak hanya menyatakan kategori, tetapi
juga menyatakan peringkat construct yang diukur. Skala ordinal mempunyai
kelebihan dibandingkan dengan skala nominal, karena menyatakan ketegori dan
peringkat, misal: A lebih berat dari B atau C lebih baik dari D, namun tidak
menunjukkan jarak atau interval berapa selisih berat antara A dengan B atau
seberapa baik antara C dibandingkan dengan D.
3. Skala Interval
4
Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (kualitatif dan kuantitatif), (Jakarta:
Gaung Persada Press, 2009), hal. 78.
Merupakan skala pengukuran yang menyatakan kaategori, peringkat, dan jarak
construct yang diukur. Skala interval tidak hanya mengukur perbedaan subyek
atau obyek secara kualitatif melalui kategorisasi dalam menyatakan urutan
preferensi, tetapi juga mengukur jarak antara pilihan yang satu dengan yang
lainnya. Skala Interval dapat memberikan informasi yang lebih dibandingkan
dengan skala nominal dan skala ordinal karena mempunyai karakteristik seperti
yang dimiliki oleh skala nominal dan ordinal dengan ditambah karakteristik lain,
yaitu berupa adanya interval yang tetap. Dengan demikian peneliti dapat melihat
besarnya perbedaan karaktersitik antara satu individu atau obyek dengan lainnya.
4. Skala rasio
Merupakan skala pengukuran yang menunjukkan kategori peringkat, jarak dan
perbandingan construct yang diukur. Skala rasio mengunakan nilai absolut,
sehingga memperbaiki kelemahan skala interval yang menggunakan nilai relatif.
Skala ini banyak digunakan dalam penelitian-penelitian akuntansi dan manajemen
keuangan. Skala Rasio pada dasarnya, memiliki sifat seperti skala interval, tetapi
skala ini memiliki nol mutlak yang dapat menunjukkan ketiadaan karakteristik
yang diukur.
5
Suhar Suharsaputra, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan, (Bandung:
Refika Aditama, 2012), hal. 94.
Revisilah pertanyaan tentang isu-isu yang ada, dan susunlah pertanyaan
baru mengenai isu yang akan anda bahas dalam riset.
i) Lakukan Uji Awal atas Kuesioner dan Lakukan Perubahan Jika Perlu
Lakukan uji awal atas kuesioner pertama melalui wawancara pribadi
diantara para responden seperti yang digunakan dalam studi aktual.
Mintalah komentar dari para pewawancara dan responden untuk
menemukan setiap masalah dalam kuesioner, dan revisi kuesioner tersebut
jika perlu. Apabila revisinya adalah substansi, ulangi langkah 1 dan 2 dari 9
langkah.
Lakukan uji awal atas kuesioner melalui pos atau telepon untuk
mengungkapkan masalah-masalah unik pada mode administrasinya.
Berilah kode dan buatlah tabulasi atas respons uji awal dalam tabel contoh
atau dummy untuk menentukan apakah pertanyaan-pertanyaan menyediakan
informasi yang memadai.
Eliminasi pertanyaan-pertanyaan yang tidak menyediakan informasi yang
memadai , dan revisilah pertanyaan yang menimbulkan masalah.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Prof. Dr. Suharsimi. 2013. Prosedur penelitian. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.