Anda di halaman 1dari 4

Etiologi

Etiologi disebabkan oleh :

1. Cedera olahraga

Olah raga yang biasanya menyebabkan dislokasi adalah sepak bola dan hoki ,serta olah raga
yang beresiko jatuh misalnya : terperosok akibat bermain ski, senam, volley ,pemain basket
dan pemain sepak bola paling sering mengalami dislokasi pada tangan dan jari-jari karena
secara tidak sengaja menanggkap bola dari pemain lain.

2. Trauma yang tidak berhubungan dengan olah raga benturan keras pada sendi saat
kecelakaan motor biasanya menyebabkan dislokasi.
3. Terjatuh
Terjatuh dari tangga atau terjatuh saat dansa
4. Tidak diketahui
5. Faktor predisposisi(pengaturan posisi)
6. Akibat kelainan pertumbuhan sejak lahir
7. Trauma akibat pembedahan ortopedi(ilmu yang mempelajari tentang tulang)
8. Terjadi infeksi di sekitar sendi

Manifestasi klinis

1. Nyeri
2. Perubahan kontur sendi
3. Perubahan panjang ekstrermitas
4. Kehilangan mobilitas normal
5. Perubahan sumbu tulang yang mengalami dislokasi
6. Deformitas
7. Kekakuan

Penatalaksanaan

1. Medis

a. Farmakologi (ISO Indonesia 2011-2012)

1) Pemberian obat-obatan : analgesik non narkotik


a. Analsik yang berfungsi untuk mengatasi nyeri otot, sendi, sakit kepala, nyeri
pinggang. Efek samping dari obat ini adalah agranulositosis. Dosis: sesudah
makan, dewasa: sehari 3×1 kapsul, anak: sehari 3×1/2 kapsul.

b. Bimastan yang berfungsi untuk menghilangkan nyeri ringan atau sedang, kondisi
akut atau kronik termasuk nyeri persendian, nyeri otot, nyeri setelah melahirkan.
Efek samping dari obat ini adalah mual, muntah, agranulositosis, aeukopenia.
Dosis: dewasa; dosis awal 500mg lalu 250mg tiap 6 jam.

1. Pembedahan

a. Operasi ortopedi

Operasi ortopedi merupakan spesialisasi medis yang mengkhususkan pada


pengendalian medis dan bedah para pasien yang memiliki kondisi-kondisi arthritis
yang mempengaruhi persendian utama, pinggul, lutut dan bahu melalui bedah invasif
minimal dan bedah penggantian sendi. Prosedur pembedahan yang sering dilakukan
meliputi Reduksi Terbuka dengan Fiksasi Interna atau disingkat ORIF (Open
Reduction and Fixation).Berikut dibawah ini jenis-jenis pembedahan ortopedi dan
indikasinya yang lazim dilakukan :

1) Reduksi terbuka : melakukan reduksi dan membuat kesejajaran tulang yang patah
setelah terlebih dahulu dilakukan diseksi dan pemajanan tulang yang patah.

2) Fiksasi interna : stabilisasi tulang patah yang telah direduksi dengan skrup, plat, paku
dan pin logam.

3) Graft tulang : penggantian jaringan tulang (graft autolog maupun heterolog)


untuk memperbaiki penyembuhan, untuk menstabilisasi atau mengganti tulang
yang berpenyakit.

4) Amputasi : penghilangan bagian tubuh.

5) Artroplasti: memperbaiki masalah sendi dengan artroskop(suatu alat


yangmemungkinkan ahli bedah mengoperasi dalamnya sendi tanpa irisan yang besar)
atau melalui pembedahan sendi terbuka.
6) Menisektomi : eksisi fibrokartilago sendi yang telah rusak.

7) Penggantian sendi: penggantian permukaan sendi dengan bahan logam atau sintetis.

8) Penggantian sendi total: penggantian kedua permukaan artikuler dalam sendi dengan
logam atau sintetis.

2. Non medis

a. Dislokasi reduksi : dikembalikan ketempat semula dengan menggunakan anastesi jika


dislokasi berat.
b. Kaput tulang yang mengalami dislokasi dimanipulasi dan dikembalikan ke rongga
sendi
c. Sendi kemudian dimobilisasi dengan pembalut,bidai,gips, atau traksi dan dijaga agar
tetap dalam posisi stabil
d. Beberapa hari dalam sampai minggu setelah reduksi dilakukan mobilsasi halus 3-4 x
sehari yang berguna untuk mengembalikan kisaran sendi
e. Memberikan kenyamanan dan melindunggi sendi selama masa pemulihan

Komplikasi

1. Komplikasi dini
 Cedera saraf : saraf aksila dapat cedera: pasien tidak dapat mengkerutkan otot
deltoid dan mungkin terdapat daerah kecil yang mati rasa pada otot tersebut
 Cedera pembuluh darah : arteri aksilla dapat rusak
 Fraktur dislokasi
2. Komplikasi lanjut
 Kekakuan sendi bahu : imobilisasi yang lama dapat mengakibatkan kekakukan
sendi bahu,terutama pada pasien yang berumur 40 tahun.terjadinya kehilangan
rotasi lateral, yang secara otomatis membatasi abduksi.
 Dislokasi yang berulang : terjadi kalau labrum glenoid robek atau kapsul terlepas
dari bagian depan leher glenoid
 Kelemahan otot

Anda mungkin juga menyukai