DISUSUN OLEH :
M DIMAS PUTRA PRATHAMA
1802011062
Carilah penerapan pasal 351, 359, 360, 344, 346, 347 dan 348 KUHP pada malpraktik
kedokteran.
a. Pasal 351 : (1) Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun
delapan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah, (2) Jika
b. Pasal 359 : Barang siapa karena kesalahannya (kealpaannya) menyebabkan orang lain
mati, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana kurungan
c. Pasal 360 : Barnag siapa karena kesalahanya (kelalaiannya) menyebabkan orang lain
mendapatkan luka-luka berat, diancam dengan pidana paling lama 5 tahun atau pidana
kurungan paling lama 1 tahun. Ayat (2) Barang siapa karena kealpaannya
atau alangan menjalankan pekerjaan, jabatan atau pencaharian selama waktu tertentu,
diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau denda paling tinggi
d. Pasal 344 : Barang siapa menghilangkan jiwa orang lain atas permintaan orang itu
kandungannya atau menyuruh oarnag lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara
f. Pasal 347 : (1) Barang siapa dengan sengaja mengugurkan atau mematikan
g. Pasal 348 : (1) Barang siapa dengan sengaja mengugurkan atau mematikan
paling lama 15 tahun 6 bulan. (2) jika perbuatan tersebut mengakibatkan matinya
Tugas 4
Berdasarkan Undang-Undang tentang rumah sakit no.44 tahun 2009, rumah sakit adalah
secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan.
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,
bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Upaya
berkesinambungan.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit,
rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna.
1. kepemilikan
2. jenis pelayanan
3. lama tinggal
5. afiliasi pendidikan
6. status akreditasi
1. klasifikasi berdasarkan kepemilikan
a. rumah sakit pemerintah terdiri atas: rumah sakit vertikal yang langsung dikelola oleh
Departemen Kesehatan, rumah sakit pemerintah daerah, rumah sakit militer, rumah sakit
BUMN.
b. rumah sakit swasta adalah rumah sakit yang dikelola oleh masyarakat.
a. rumah sakit umum memberi pelayanan kepada berbagai penderita dengan berbagai
jenis kesakitan, memberi pelayanan diagnosis dan terapi untuk berbagai kondisi
medik, seperti penyakit dalam, bedah, pediatrik, psikiatri, ibu hamil, dan sebagainya.
b. rumah sakit khusus adalah rumah sakit yang memberi pelayanan diagnosis dan
pengobatan untuk penderita dengan kondisi medik tertentu baik bedah maupun non
bedah, seperti rumah sakit kanker, bersalin, psikiatri, pediatrik, ketergantungan obat,
a. rumah sakit perawatan jangka pendek adalah rumah sakit yang merawat penderita
b. rumah sakit perawatan jangka panjang adalah rumah sakit yang merawat penderita
Rumah sakit pada umumnya diklasifikasikan berdasarkan kapasitas tempat tidur sesuai pola
berikut:
b. 50 – 99 tempat tidur
Pendidikan Rumah sakit berdasarkan afiliasi pendidikan terdiri atas dua jenis yaitu:
a. rumah sakit pendidikan adalah rumah sakit yang melaksanakan program pelatihan
b. rumah sakit non pendidikan adalah rumah sakit yang tidak memiliki afiliasi dengan
Rumah sakit berdasarkan status akreditasi terdiri atas rumah sakit yang telah diakreditasi dan
rumah sakit yang belum diakreditasi. Rumah sakit telah diakreditasi adalah rumah sakit yang
telah diakui secara formal oleh suatu badan sertifikasi yang diakui, yang menyatakan bahwa
suatu rumah sakit telah memenuhi persyaratan untuk melakukan kegiatan tertentu.
d. Klasifikasi Rumah Sakit Umum Pemerintah
Rumah Sakit Umum Pemerintah Pusat dan Daerah diklasifikasikan menjadi Rumah Sakit
rumah sakit umum kelas A adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas
Rumah sakit umum kelas B adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas
subspesialistik terbatas.
Rumah sakit umum kelas C adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas
Rumah sakit umum kelas D adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas
Badan Layanan Umum adalah instansi di lingkungan pemerintah yang dibentuk untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang atau jasa yang
BLU dapat memungut biaya kepada masyarakat sebagai imbalan dan barang/
ayat (1) ditetapkan dalam bentuk tarif disusun atas dasar perhitungan biaya per
Tarif layanan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diusulkan oleh blu
kewenangannya.
Tarif layanan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) dan (4) harus
mempertimbangkan:
Rumah Sakit Umum Swasta adalah rumah sakit umum yang diselenggarakan oleh pihak
bersifat umum.
rumah sakit umum swasta madya, yang memberikan pelayanan medik bersifat
Misi rumah sakit merupakan pernyataan mengenai mengapa sebuah rumah sakit
didirikan, apa tugasnya dan untuk siapa rumah sakit tersebut melakukan kegiatan. Visi rumah
sakit adalah gambaran keadaan rumah sakit di masa mendatang dalam menjalankan misinya.
Isi pernyataan visi tidak hanya berupa gagasan-gagasan kosong, visi merupakan gambaran
mengenai keadaan lembaga di masa depan yang berpijak dari masa sekarang. Adapun
pernyataan misi dan visi merupakan hasil pemikiran bersama dan disepakati oleh seluruh
anggota rumah sakit. Misi dan visi bersama ini memberikan fokus dan energi untuk
pengembangan organisasi.
Rumah sakit umum mempunyai misi memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan
Program akreditasi rumah sakit yang dilaksanakan sejak tahun 1995 diawali dengan 5
jenis pelayanan yaitu pelayanan medis, pelayanan keperawatan, rekam medis, administrasi
dan manajemen dan pelayanan gawat darurat. Pada tahun 1997, program diperluas menjadi
12 pelayanan yaitu kamar operasi, pelayanan perinata resiko tinggi, pelayanan radiologi,
bidang pelayanan di rumah sakit. Pelatihan akreditasi rumah sakit oleh Balai Pelatihan
Bed Occupancy Rate digunakan untuk mengetahui tingkat pemanfaatan tempat tidur
rumah sakit. Angka Bed Occupancy Rate yang rendah menunjukkan kurangnya pemanfaatan
fasilitas perawatan rumah sakit oleh masyarakat. Angka Bed Occupancy Rate yang tinggi
(lebih dari 85 %) menunjukkan tingkat pemanfaatan tempat tidur yang tinggi sehingga perlu
BOR = (Jumlah hari perawatan rumah sakit) / (Jumlah tempat tidur X Jumlah hari dalam
Length Of Stay digunakan untuk mengukur efisiensi pelayanan rumah sakit yang tidak
dapat dilakukan sendiri tetapi harus bersama dengan interpretasi Bed Turn Over dan Turn
Over Interval. Secara umum nilai Length Of Stay yang ideal antara 6-9 hari.
Bersama-sama indikator TOI dan LOS dapat digunakan untuk mengetahui tingkat
efisiensi penggunaan tempat tidur rumah sakit, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu
satuan waktu tertentu. Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50
kali.
tempat tidur. Semakin besar Turn Over Interval maka efisiensi penggunaan tempat tidur
semakin jelek. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari.
TOI = (Jumlah tempat tidur X Periode) – Hari perawatan) / Jumlah pasien keluar (hidup +
mati).
Net Death Rate adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiaptiap 1000
penderita keluar. Indikator ini memberikan gambaran mutu pelayanan di rumah sakit.
NDR = (Jumlah pasien mati > 48 jam / Jumlah pasien keluar (hidup + mati) ) X 1000 ‰
Gross Death Rate adalah angka kematian umum untuk setiap 1000 penderita keluar.
GDR = ( Jumlah pasien mati seluruhnya / Jumlah pasien keluar (hidup + mati)) X 1000
‰.
i. Rekam Medik
Rekam medik adalah sejarah ringkas, jelas dan akurat dari kehidupan dan kesakitan
penderita dan ditulis dari sudut pandang medik. Setiap rumah sakit dipersyaratkan
mengadakan dan memelihara rekam medik yang memadai dari setiap pasien, baik pasien
rawat inap maupun pasien rawat jalan. Suatu rekam medik yang lengkap mencakup data
identifikasi dan sosiologis, sejarah famili pribadi, sejarah kesakitan yang sekarang,
pemeriksaan Universitas Sumatera Utara fisik, pemeriksaan khusus seperti: konsultasi, data
Merupakan suatu sarana komunikasi antara dokter dan setiap profesional yang
Digunakan sebagai dasar untuk kaji ulang studi dan evaluasi perawatan yang
Membantu perlindungan kepentingan hukum penderita, rumah sakit dan praktisi yang
bertanggung jawab.
Dasar perhitungan biaya karena dengan menggunakan data dalam rekam medik
seorang penderita.
Komite medik adalah wadah non struktural yang keanggotaannya dipilih dari Ketua Staf
Medis Fungsional (SMF) atau yang mewakili SMF yang ada di Rumah Sakit. Komite Medis
Panitia Farmasi dan Terapi adalah sekelompok penasehat dari staf medik dan bertindak
sebagai garis komunikasi organisasi antara staf medik dan Instalasi Farmasi Rumah Sakit
(IFRS). Pembentukan suatu PFT yang efektif akan memberikan kemudahan dalam pengadaan
sistem formularium yang membawa perhatian staf medik pada obat yang terbaik dan
membantu mereka dalam menyeleksi obat terapi yang tepat bagi pengobatan penderita
tertentu. Panitia ini difungsikan rumah sakit untuk mencapai terapi obat yang rasional.
Panitia Farmasi dan Terapi memberi rekomendasi atau membantu memformulasi program
yang didesain untuk memenuhi kebutuhan staf profesional (dokter, perawat, apoteker, dan
praktisi pelayanan kesehatan lainnya) untuk melengkapi pengetahuan tentang obat dan
pengembangan kebijakan dan prosedur yang relevan untuk seleksi obat, pengadaan,
penggunaan, dan melalui edukasi tentang obat bagi penderita dan staf profesional.
Susunan anggota PFT dapat beragam di berbagai rumah sakit dan biasanya bergantung
pada kebijakan, lingkup fungsi PFT, dan besarnya tugas dan fungsi suatu rumah sakit. Ketua
PFT dipilih dari dokter yang diusulkan oleh komite medik dan disetujui pimpinan rumah
sakit. Ketua PFT adalah dokter praktisi senior yang dihormati dan disegani karena
pengabdian, prestasi ilmiah, bersikap objektif, dan berperilaku yang menjadi panutan. Ketua
adalah seorang anggota staf medik yang memahami benar dan pendukung kemajuan
pelayanan IFRS, dan ia adalah dokter yang mempunyai pengetahuan mendalam tentang terapi
obat. Sekretaris panitia adalah kepala IFRS atau apoteker senior lain yang ditunjuk oleh
kepala IFRS. Susunan anggota PFT harus mencakup dari tiap SMF yang besar, misalnya
penyakit dalam, bedah, kesehatan anak, kebidanan dan penyakit kandungan, dan SMF
lainnya.
Menyusun formularium rumah sakit sebagai pedoman utama bagi para dokter dalam
formularium harus didasarkan pada evaluasi terhadap efek terapi, keamanan serta
harga obat dan juga harus meminimalkan duplikasi produk obat yang sama. PFT
berdasarkan kesepakatan dapat menyetujui atau menolak produk obat atau dosis obat
Menetapkan pengelolaan obat yang digunakan di rumah sakit dan yang termasuk
kategori khusus.
Melakukan tinjauan terhadap penggunaan obat di rumah sakit dengan meneliti rekam
Mengembangkan ilmu pengetahuan yang menyangkut obat kepada staf medis dan
perawat.
prosedur yang relevan untuk Universitas Sumatera Utara seleksi obat, pengadaan,
penggunaan dan melalui edukasi tentang obat bagi penderita dan staf profesional.
Farmasi di Rumah Sakit, formularium adalah himpunan obat yang diterima/disetujui oleh
Panitia Farmasi dan Terapi untuk digunakan di rumah sakit dan dapat direvisi pada setiap
medik rumah sakit, terdiri dari obat-obatan yang tercantum Daftar Obat Essensial
Nasional (DOEN) dan beberapa jenis obat yang sangat diperlukan oleh rumah sakit serta
dapat ditinjau kembali sesuai dengan perkembangan bidang kefarmasian dan terapi serta
keperluan rumah sakit yang bersangkutan indikator peresepan yaitu tingkat penggunaan
obat generik untuk kebutuhan pasien rawat jalan dan rawat inap sesuai dengan Permenkes
diharapkan dapat menjadi pegangan para dokter staf medis fungsional dalam memberi
pelayanan kepada pasien sehingga tercapai penggunaan obat yang efektif dan efisien serta
Sebagai bahan edukasi bagi staf medik tentang terapi obat yang benar Universitas
Sumatera Utara.
1. bagian pertama: Informasi tentang kebijakan dan prosedur rumah sakit tentang obat.
3. bagian ketiga: Informasi khusus, yang berisi materi yang dimasukkan untuk
kepentingan staf profesional, antara lain daftar singkatan yang telah disetujui rumah
sakit, aturan untuk menghitung dosis pediatrik, tabel interaksi obat, dan lain-lain.
Formularium yang telah dicetak didistribusikan ke tiap lokasi perawatan penderita rawat
inap, rawat jalan, unit gawat darurat, ruang perawatan intensif, IFRS dan lain-lain yang
dianggap berkaitan.
Instalasi Farmasi rumah sakit adalah suatu departemen atau unit atau bagian di suatu
rumah sakit di bawah pimpinan seorang apoteker dan dibantu oleh beberapa orang apoteker
secara profesional, tempat atau fasilitas penyelenggaraan yang bertanggung jawab atas
seluruh pekerjaan serta pelayanan kefarmasian, yang terdiri atas pelayanan menyeluruh,
farmasi, dispensing obat berdasarkan resep bagi penderita rawat tinggal dan rawat jalan,
kesehatan di rumah sakit, serta pelayanan farmasi klinis umum dan Universitas Sumatera
Utara spesialis, mencakup pelayanan langsung pada penderita dan pelayanan klinik yang
Pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem
pelayanan kesehatan rumah sakit yang utuh dan berorientasi kepada pasien, penyediaan obat
yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik yang terjangkau bagi semua lapisan
masyarakat. Farmasi rumah sakit bertanggung jawab terhadap semua barang farmasi yang
Pelayanan Farmasi
Pelayanan farmasi disebut juga pelayanan farmasi minimal yang mengelola
a. Pemilihan
Merupakan proses kegiatan sejak dari meninjau masalah kesehatan yang terjadi di
rumah sakit, identifikasi pemilihan terapi, bentuk dan dosis, menentukan kriteria
b. Perencanaan
Merupakan proses kegiatan dalam pemilihan jenis, jumlah, dan harga perbekalan
farmasi yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran, untuk menghindari kekosongan
(penyebaran).
Penetapan prioritas.
Siklus penyakit.
Sisa stok.
Data pemakaian periode lalu.
Perencanaan pengembangan
c. Pengadaan
disetujui melalui:
sumbangan/hibah.
pengadaan bertujuan untuk mendapatkan jenis dan jumlah sesuai dengan kebutuhan
d. Produksi
Instalasi farmasi rumah sakit merupakan kegiatan membuat, merubah bentuk, dan
Produksi Instalasi Farmasi perlu diadakan karena obatobat yang dikehendaki dalam bentuk
e. Penerimaan
Merupakan kegiatan untuk menerima perbekalan farmasi yang telah diadakan sesuai
dengan aturan kefarmasian, melalui pembelian langsung, tender, konsinyasi atau sumbangan.
f. Penyimpanan
Merupakan kegiatan pengaturan perbekalan farmasi menurut persyaratan yang ditetapkan
menurut bentuk sediaan dan jenisnya, suhu dan kestabilannya, mudah tidaknya
meledak/terbakar, dan tahan/tidaknya terhadap cahaya, disertai dengan sistem informasi yang
Menjamin mutu tetap baik, yaitu kondisi penyimpanan disesuaikan dengan sifat obat,
berdasarkan First In First Out (FIFO) dan First Expired First Out (FEFO)
g. Pendistribusian
individu dalam proses terapi bagi pasien rawat inap dan rawat jalan serta untuk menunjang
pelayanan medis.
sentralisasi dan atau desentralisasi dengan sistem persediaan lengkap di ruangan, sistem resep
sentralisasi dan atau desentralisasi dengan sistem resep perorangan oleh apotek rumah sakit.
Pendistribusian perbekalan farmasi di luar jam kerja diselenggarakan oleh apotek rumah sakit
yang dibuka 24 jam dan ruang rawat yang menyediakan perbekalan farmasi emergensi.
Distribusi obat rumah sakit dilakukan untuk melayani:
Pasien/Keluarga pasien langsung menerima obat dari Instalasi Farmasi sesuai dengan
resep yang ditulis oleh dokter. Keadaan ini memungkinkan diadakannya konseling pada
pasien/keluarga pasien.
Sistem ini memungkinkan semua resep dokter dapat dianalisis langsung oleh apoteker
dan terjalin kerja sama antara dokter, apoteker, perawat dan pasien.
Floor stock
Pada sistem ini perbekalan farmasi diberikan kepada masing-masing unit perawatan
sebagai persediaan. Sistem ini memungkinkan perbekalan farmasi tersedia bila diperlukan.
One day dose dispensing didefinisikan sebagai obat-obatan yang diminta, disiapkan,
digunakan dan dibayar dalam dosis perhari, yang berisi obat dalam jumlah yang telah
ditetapkan untuk satu hari pemakaian. Sistem ini melibatkan kerjasama antara dokter,
tidak ada kelebihan obat atau alat yang tidak dipakai di ruangan perawat.
Pelayanan Kefarmasian
dengan penerapan pengetahuan dan keahlian farmasi dalam membantu memaksimalkan efek
Tujuan pelayanan farmasi klinis adalah meningkatkan keuntungan terapi obat dan
mengoreksi kekurangan yang terdeteksi dalam proses penggunaan obat karena itu tujuan
1197/Menkes/SK/X/2004 meliputi:
konseling.
visite.
proses pencucian, pengemasan, sterilisasi terhadap semua alat atau bahan yang
dihasilkan.
Fungsi utama CSSD adalah menyiapkan alat-alat bersih dan steril untuk keperluan
perawatan pasien di rumah sakit. Secara lebih rinci fungsinya adalah menerima, memproses,
rumah sakit untuk kepentingan perawatan pasien. Alur aktivitas fungsional CSSD dimulai
Dengan pemilihan lokasi seperti ini maka selain meningkatkan pengendalian infeksi dengan
meminimalkan resiko kontaminasi silang, serta meminimalkan lalu lintas transportasi alat
steril.
Penggunaan gas medis pada sarana pelayanan kesehatan diatur berdasarkan Surat
Definisi
a. Gas medis adalah gas dengan spesifikasi khusus yang dipergunakan untuk pelayanan
b. Instalasi pipa gas medis adalah seperangkat prasarana perpipaan beserta peralatan
yang menyediakan gas medis tertentu yang dibutuhkan untuk menyalurkan gas medis
c. Sentral gas medis adalah seperangkat prasarana beserta peralatan dan atau tabung
gas/liquid yang menyimpan beberapa gas medis tertentu yang dapat disalurkan
d. Instalasi gas medis (igm) adalah seperangkat sentral gas medis, instalasi pipa gas
Beberapa gas medis yang digunakan pada sarana pelayanan kesehatan antara lain adalah
gas Oksigen (tabung 1m3 , 2m3 , 6m3 ), oksigen cair (tangki), gas N2O (tabung 25 kg), gas
a. Tabung-tabung gas medis harus disimpan berdiri, dipasang penutup kran dan
dilengkapi tali pengaman untuk menghindari jatuh pada saat terjadi bencana b.
tempatnya
c. Penyimpanan tabung gas medis yang berisi dan tabung gas medis yang kosong
d. Lokasi penyimpanan diusahakan jauh dari sumber panas, listrik dan oli atau
sejenisnya
e. Gas medis yang sudah cukup lama disimpan, agar dilakukan uji atau tes kepada
produsen untuk mengetahui kondisi gas medis tersebut (SK Menkes No.
1439/Menkes/SK/XI/2002).