Anda di halaman 1dari 17

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI
KAMPUS BUMI TADULAKO TONDO, TELEPON 0451-422611 Fax 0451-422844 PALU

LEMBAR KERJA PRAKTIKUM ENDAPAN MINERAL


KLASIFIKASI ENDAPAN HIDROTERMAL

1. Teori Dasar
1.1 Pengertian Hidrotermal
Larutan hidrotermal didefinisikan sebagai larutan panas bersuhu
50-500oC yang berasal dari sisa cairan magma dari dalam bumi yang
bergerak ke atas dan mengandung banyak komponen kation dan anion
pembentuk mineral bijih dan terbentuk pada tekanan yang relatif
tinggi. Larutan sisa magma ini mampu mengubah ineral yang telah
ada sebelumnya dan membentuk mineral mineral tertentu. (Adi
Maulana, 2017)
Sistem hidrotermal dapat didefinisikan sebagai distribusi cairan
panas yang bersirkulasi, secara lateral dan vertikal pada berbagai suhu
dan tekanan, di bawah permukaan bumi. Kehadiran dan pergerakan
cairan ini, terlepas atau tidaknya debit cairan tersebut di permukaan,
merupakan aktivitas hidrotermal. Definisi yang lebih ketat harus
mencakup situasi geologi di mana sirkulasi cairan dihasilkan dan
dipertahankan untuk jangka waktu yang cukup lama untuk membentuk
konsentrasi mineral logam anomali. Apakah konsentrasi anomali ini
merupakan badan bijih atau tidak umumnya dibuat, dan didikte oleh
kerangka sosial, ekonomi, dan politik global dan / atau lokal dari
organisasi masyarakat manusia, pada waktu tertentu. (Franco Pirajno,
1992)

1.2 Proses Pembentukan Dan Keterdapatan Mineral Hindrotermal


Sistem hidrotermal terdiri dari dua komponen penting: sumber
panas (H), dan fase fluida (F). Sel hidrotermal aktif konvektif akan
terdiri dari: sistem pengisian (R), sel sirkulasi (C) dan sistem
pembuangan (D) (lihat Gambar.1.1). Endapan mineral hidrotermal
dibentuk oleh sirkulasi cairan hangat ke panas (sekitar 50 hingga> 500
° C) yang larut, mengangkut dan selanjutnya mengendapkan muatan
mineral mereka sebagai respons terhadap perubahan kondisi fisik-
kimia. Endapan mineral biasanya terbentuk di lokasi pembuangan,
entah itu saluran tunggal, atau serangkaian saluran, atau jaringan
fraktur kecil yang halus. Batuan di mana endapan terbentuk mengalami
berbagai tingkat perubahan hidrotermal, yang intensitasnya semakin
berkurang dari lokasi pembuangan, dan karenanya dari badan mineral.
Perubahan terjadi karena kumpulan mineral di dinding batu tidak stabil
dimana terdapat cairan hidrotermal, dan cenderung menyeimbangkan
kembali dengan membentuk kumpulan mineral baru yang stabil di
bawah kondisi baru. (Franco Pirajno, 1992)

Gambar 1.1 Distribusi isoterm di atas sumber panas. H sumber panas;


C Sel konvektif ; R mengisi ulang; D debit. (Franco Pirajno, 1992)
Larutan hidrotermal erat kaitannya dengan aktifitas gunung api,
baik aktif maupun yang baru saja aktif. Larutan hdrotermal juga sering
dijumpai berasosiasi dengan sebuah sistem panas bumi (Geothermal
system). (Adi Maulana, 2017)
Ilustrasi jenis jenis tipe endapan hidrotermal dapat dilihat seperti
gambar 1.2 berikut.

Gambar 1.2 Skematik diagram dari jenis-jenis endapan hidrotermal

Endapan Hidrotermal dicirikan dengan adanya tipe urat atau vein


type deposit , yang merupakandaerah tempat mineralisasi bijih terjadi
dan membentuk tubuh yang diskordan. Kebanyakan urat urat terbentuk
pada zona patahan atau mengisi rongga rongga batuan pada daerah
rekahan. Banyak endapan yang bernilai ekonomis tinggi seperti emas,
tembaga, perak, logam dasar Pb-Zn-Cu dan arsenik, merkuri dan
mineral mineral ekonomis lainnyayang berasosiasi dengan mineral
mineral pengotor (gangue mineral), seperti kuarsa dan kalsit pada
batuan sampingnya (Country rocks) dalam bentuk struktur urat.
Kehadiran urat urat ini merupakan salah satu penciri utama dari jenis
endapan hidrotermal. (Adi Maulana, 2017)
Ilustrasi dari sebuah sistem endapan bijih model urat dapat dilihat
pada gambar 1.3

Gambar 1.3 Kenampakan endapan Hidrotermal dalam


bentuk vein atau urat

1.3 Klasifikasi Endapan Hidrothermal


Berdasarkan Tipe dan model endapannya, endapan hidrotermal
dapat dibagi menjadi tipe endapan antara lain :
1.3.1 Endapan Epitermal
Endapan epitermal diistilahkan sebagai endapan yang dekat
dengan permukaan (Berkisar antara 50-1500 meter diatas
permukaan bumi). Tipe endapan epitermal terbentuk berkaitan
erat dengan aktifitas vulkanisme dangkal pada suatu daerah.
Biasanya sistem epitermali dengan munculnya manifestasi
aktivitas vulkanisme dangkal di atas permukaan bumi dalam
bentuk hot spring (mata air panas) atau fumarole. (Adi
Maulana, 2017)
Endapan epitermal terbentuk terbentuk dari larutan yang
dilute (mengandung NaCl < 5%) yang mengalami proses
boiling (mendidih) pada suhu antara 200-300oC (Adi Maulana,
2017).
Skema tipe endapan jenis ini dapat dilihat pada gambar 1.4

Gambar 1.4 Skema tipe endapan epitermal

Secara umun endapa epitermal terbagi atas dua tipe


berdasarkan tingkat sulfidasinya atau tingkat oksidasi sulfur di
dalam fluida bijihnya, yaitu Endapan tipe High sulfidation,
yang terbentuk pada sistem volkanik-hidrotermal, dan Endapan
tipe low sulfidation , yang terbentuk pada sistem geotermal.
(Adi Maulana, 2017)
Perbedaan antara kedua tipe endapat tersebut dapat dilihat
pada tabel 1.1 dan tabel 1.2
1.3.2
1.3.3
1.3.4
1.3.5
DAFTAR PUSTAKA

Maulana, Adi. 2017. Endapan Mineral. Yogyakarta : Penerbit Ombak.

Pirajno, Franco. 1992. Mineral Deposits : Principles and Fundamental Concepts


for the Exploration Geologist . Berlin : Springer Publication.
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM ENDAPAN MINERAL
KLASIFIKASI ENDAPAN HIDROTERMAL

No. Sampel : 01

Warna : Kuning Emas.

Pecahan : Hackly

Belahan : Tidak sempurna

Cerat : Kuning Emas

Kilap : Logam

Kekerasan : 2,5-3 Skala Mohs

Tenacity : Brittle

Berat Jenis : 15,2 – 19,3 gr/cm3

Transparansi : Opaque

Komposisi Kimia : Aurum (Au)

Sistem Kristal : Isometrik

Golongan Mineral : Native Element

Tekstur Khusus :

Nama Mineral : Emas


Keterangan : Mineral ini mudah hancur saat dipukul dengan palu, lunak
, mudah ditempa, dan memiliki warna yang menarik.
Terbentuk didaerah hidrotermal sebagai endapan bijih
yang berasosiasi dengan pirit pada suhu 300-600oC
terbentuk dari proses magmatik atau pengendapan
dipermukaan. Berasosiasi dengan pirit, kalkopirit,
arsenopirit dan pyrotite Mineral ini dapat digunakan
sebagai perhiasan seperti cincin, kalung, dan lain
sebagainya. Mineral ini cukup banyak ditemukan di
Indonesia.
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM ENDAPAN MINERAL
KLASIFIKASI ENDAPAN HIDROTERMAL

No. Sampel : 02

Warna : Abu-abu perak

Pecahan : Tidak ada

Belahan : Tidak sempurna

Cerat : Abu-abu perak

Kilap : Logam

Kekerasan : 2,5 - 3 Skala Mohs

Tenacity : Brittle

Berat Jenis : 10,1 – 11,1 gr/cm3

Transparansi : Opaque

Komposisi Kimia : Argentum (Ag)

Sistem Kristal : Isometrik

Golongan Mineral : Native Element

Tekstur Khusus :

Nama Mineral : Perak


Keterangan : Mineral ini lentur, dapat ditempa dan disayat. Terbentuk
bersama-sama logam lain, contohnya emas. Berasal dari
cebakan hidrotermal yang mengisi rongga-rongga.
Bersuhu sekitar 2000C. Berasosiasi dengan tembaga,
acanthite, argentite, kuarsa dan kalsit. Mineral ini dapat
digunakan sebagai Perhiasan,bahan industri, peralatn
listrik,peralatan makan,permukaan reflek untuk cermin,
dll. Mineral ini dapat ditemukan di Indonesia.
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM ENDAPAN MINERAL
KLASIFIKASI ENDAPAN HIDROTERMAL

No. Sampel : 03

Warna : Kuning

Pecahan : Hackly

Belahan : Tidak sempurna

Cerat : Hitam Logam

Kilap : Logam

Kekerasan : 2,5-3 Skala Mohs

Tenacity : Brittle

Berat Jenis : 8,9 gr/cm3

Transparansi : Opaque

Komposisi Kimia : Cuprum (Cu)

Sistem Kristal : Isometrik

Golongan Mineral : Native Element

Tekstur Khusus :

Nama Mineral : Tembaga


Keterangan : Mineral ini Mempunyai sifat lunak yang dapat dijelaskan
konduktor listriknya. Tembaga dari proses magmatik dan
berkonsentrasial dipermukaan pada suhu sekitar 200-
300oC karena proses metamorfisme dan larutan
hidrotermal. Berasosiasi dengan perak, kalsit, malachite,
dan mineral tembaga sekunder lainnya.Mineral ini dapat
untuk industri rumah tangga, dll. Mineral ini dapat
ditemukan di Indonesia.
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM ENDAPAN MINERAL
KLASIFIKASI ENDAPAN HIDROTERMAL

No. Sampel : 04

Warna : Abu-abu gelap.

Pecahan : Hackly

Belahan : Tidak sempurna

Cerat : Abu-abu

Kilap : Logam

Kekerasan : 1,5 Skala Mohs

Tenacity : Brittle

Berat Jenis : 11,37 gr/cm3

Transparansi : Opaque

Komposisi Kimia : Prumbum (Pb)

Sistem Kristal : Isometrik

Golongan Mineral : Native Element

Tekstur Khusus :

Nama Mineral : Timbal


Keterangan : Mineral ini bersifat toksik terhadap manusia. Terbentuk
pada lapisan hidrotermal bersuhu rendah sekitar 2000C dan
tidak ditemukan bebas dialam. Timbal didapatkan dari
galena dengan proses pemanasan. Melalui proses geologi,
timbal terkonsentrasi dalam deposit bijih logam. Pada
umumnya timbal berasosiasi dengan seng, tembaga.
Mineral ini dapat digunakan sebagai bahan pembuatan
pipa air, bahan pembuat cat, dll. Mineral ini jarang
ditemukan di Indonesia.
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM ENDAPAN MINERAL
KLASIFIKASI ENDAPAN HIDROTERMAL

No. Sampel : 05

Warna : Kuning pucat.

Pecahan : Conchoidal

Belahan : Buruk

Cerat : Hitam

Kilap : Logam

Kekerasan : 6 – 6,5 Skala Mohs

Tenacity : Sectille

Berat Jenis : 4,8 - 5 gr/cm3

Transparansi : Opaque

Komposisi Kimia : Besi(II) Sulfida (Fe2S)

Sistem Kristal : Isometrik

Golongan Mineral : Native Element

Tekstur Khusus :

Nama Mineral : Pirit


Keterangan : Mineral ini bersifat magnetik setelah dipanaskan.
Terbentuk di lingkungan batuan beku, terbentuk pada
proses hidrothermal bertemperatur sekitar 1000-1300°C
dan metamorfisme kontak, juga dalam lingkungan
sedimen. Berasosisasi dengan emas dan tembaga. Mineral
ini dapat digunakan sebagai sumber logam besi, sebagai
bubuk pigmen, bubuk pengilap., kalung, dan lain
sebagainya. Mineral ini cukup banyak ditemukan di
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai