Anda di halaman 1dari 5

1.

Mandala Barat (West & North Sulawesi Volcano-Plutonic Arc)


Batuan bagian utara bersifat riodasitik sampai andesitik, terbentuk pada Miosen
- Resen dengan batuan dasar basaltik yang terbentuk pada Eosen - Oligosen.
Busur magmatik bagian barat mempunyai batuan penyusun lebih bersifat kontinen
yang terdiri atas batuan gunung api - sedimen berumur Mesozoikum - Kuarter
dan batuan malihan berumur Kapur. Batuan tersebut diterobos granitoid
bersusunan terutama granodioritik sampai granitik yang berupa batolit, stok,
dan retas.

2. Mandala Tengah (Central Sulawesi Metamorphic Belt)


Urut-urutan stratigrafi dari muda hingga tua sebagai berikut :
• Endapan alluvium ,
• Endapan teras (Kuarter),
• Batuan tufa (Pliosen – Kuarter),
• Batuan sedimen termetamorfose rendah dan batuan malihan yang keduanya
termasuk Formasi Tinombo (Kapur Atas – Eosen Bawah),
• Batuan gunungapi (Kapur Atas – Oligosen Bawah) yang menjemari dengan
Formasi Tinombo,
• Batuan intrusi granit (Miosen Tengah – Miosen Atas) ditemukan menerobos
batuan malihan Formasi Tinombo.
3. Mandala Timur (East Sulawesi Ophiolite Belt)
Batuan kompleks ofiolit dan sedimen pelagis di Lengan Timur dan Tenggara
Sulawesi dinamakan Sabuk Ofiolit Sulawesi Timur. Sabuk ini terdiri atas batuan-
batuan mafik dan ultramafik disertai batuan sedimen pelagis dan melange di
beberapa tempat. Batuan ultramafic dominan di Lengan Tenggara, tetapi batuan
mafiknya dominan lebih jauh ke utara, terutama di sepanjang pantai utara Lengan
Tenggara Sulawesi. Sekuens ofiolit yang lengkap terdapat di Lengan Timur,
meliputi batuan mafik dan ultramafik, pillow lava dan batuan sedimen pelagis
yang didominasi limestone laut dalam serta interkalasi rijang berlapis.
Berdasarkan data geokimia sabuk Ofiolit Sulawesi Timur ini diperkirakan berasal
dari mid-oceanic ridge (Surono, 1995).

4. Fragmen Benua Banggai-Sula dan Tukang Besi


Batuan metamorfik didistribusikan secara luas di bagian timur Sulawesi Tengah,
lengan tenggara Sulawesi dan Pulau Kabaena. Batuan metamorf tersebut dapat
dibagi menjadi fasies amfibolit dan epidot-amfibolit dan kelompok
dynamometamorphic tingkat rendah glaukofan atau fasies blueschist. Fasies
amfibolit dan epidot-amfibolit lebih tua dari batuan radiolarite, ofiolit dan spilitic
igneous rocks yang ditemukan di sabuk metamorf Propinsi Sulawesi Tengah,
sedangkan sekis glaukofan lebih muda. Sekis glaukofan ini konsisten dengan
petrogenesis tekanan tinggi dan suhu rendah, tetapi batuan ini hanya menjalani
pemeriksaan petrologi eksaminasi, dimana Glaukofan semakin banyak di wilayah
barat. Kecuali di Buton, batuan metamorf diterobos batuan granit di masa Permo-
Triassic. Di Sulawesi Tenggara, Banggai-Sula dan Buton, Microcontinents batuan
metamorf membentuk basement cekungan Mesozoikum. Batuan ini ditindih
secara tidak selaras oleh satuan batuan sedimen berumur Mesozoikum yang
didominasi oleh batuan limestone di pulau Buton dan batuan silisiklastik di
wilayah Sulawesi Tenggara dan Microcontinents Banggai-Sula. Batuan limestone
berumur Paleogen
ditemukan pada semua microcontinents. Pada akhir Oligosen sampai dengan
pertengahan Miosen, satu atau lebih microcontinent Indo Australia bergerak
kearah barat bertabrakan dengan kompleks ofiolit Sulawesi timur dan tenggara.
Tabrakan ini menghasilkan mélange denimbrikasi zona busur kepulauan
Mesozoikum dan strata sedimen Paleogen dari microcontinents, dengan irisan
patahan ofiolit. Selama
tumbukan, cekungan sedimen lokal terbentuk di Sulawesi, dimana setelah
tumbukan, cekungan menjadi lebih lebar di sepanjang Sulawesi. Sedimentasi di
lengan Tenggara Sulawesi dimulai lebih awal pada awal Miosen dibandingkan
dengan lengan Timur yang nanti diakhir Miosen. Kedua deretan ini biasanya
disebut sebagai Sulawesi Molasse yang terdiri deretan major sediment klastik dan
deretan minor batu karang limestone. Sebagian besar area Sulawesi Molasse
diendapkan di laut dangkal tetapi di beberapa tempat diendapkan di dalam sungai
ke lingkungan transisi (Sukamto dan Simandjuntak,1981).
DAFTAR PUSTAKA
 STRUKTUR GEOLOGI SULAWESI. Armstrong F. Sompotan
Perpustakaan Sains Kebumian Institut Teknologi Bandung, 2012
 BAB II TINJAUAN GEOLOGI REGIONAL (PDF) .Yusuf Al Fauzi.
www.academia.edu.

Anda mungkin juga menyukai