Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

HERNIA INGUINALIS LATERAL

A. Pengertian
Hernia inguinalis lateral adalah hernia yang melalui annulus inguinalis internus
yang terletak disebelah lateral vasa epigastrika interior, menyusuri kanalis
inguinalis dan keluar kerongga perut melalui annulus inguinalis ekstrnus.

B. Penyebab
Keadaan yang dapat meningkatkan tekanan intra abdominal;
 Kehamilan
 Batuk kronis
 Pekerjaan mengangkat benda berat
 Mengejan pada saat defekasi/miksi, dll.

C. Patogenesis
Kanalis inguinalis

Normal pada fetus

Penurunan testis

Penonjolan perinium (prosesus vaginalis peritonei)

Pada bayi terjadi obliterasi

Kanalis inguinalis tertutup
(biasanya pada usia 2 bulan)
Faktor predisposisi
(kehamilan,mengejan,dll)

Tekanan intaabdominal meningkat

Kanalis inguinalis terbuka

Hernia inguinalis
Lateralis akuisita

D. Manifestasi Klinis
1. Subyektif;
Biasanya pasien mengatakan turun beruk-purut atau kelingsir atau
mengatakan adanya benjolan diselangkangan / kemaluan.
2. Obyektif;
 Terdapat benjolan diselangkangan/kemaluan dan benjolan tersebut
bisa mengecil/menghilang pada waktu tidur.Bila menangis,
mengejan, mengangkat benda berat atau bila pasien berdiri dapat
timbul kembali, bila telah terjadi komplikasi dapat ditemukan nyeri.
 Keadaan umum pasien biasanya baik.
 Bila benjolan sudah tampak, diperiksa apakah benjolan tersebut
dapat dimasukkan kembali.Pasien diminta berbaribg, bernafas
dengan mulut untuk mengurangi tekanan intraabdominal.Kemudian
skrotum diangkat perlahan-lahan.Diagnosis pasti hernia pada
umumnya sudah dapat ditegakkan dengan pemeriksaan klinis yang
teliti.
E. Penatalaksanaan
Pada hernia inguinalis dan inponibilis dilakukan tindakan bedah
efektif.Kerena ditakutkan terjanya komplikasi,sebaiknya bila terjadi proses
shangulasi tindakan bedah harus dilakukan secepat mungkin.
Prinsip terapi operatif pada hernia inguinalis;
1) Untuk memperoleh keberhasilan maka faktor-faktor yang
menimbulkan terjadinya hernia dicari dan diperbaiki dan defek
yang ada direkontruksi dan dioproksimasi tanpa tegangan.
2) Sakus hernia indirek harus diisilasi, dipisahkan dari peritonium dan
diligasi.
3) Hernia returen yang terjadi dalam beberapa bulan atau etahun
biasanya menunjukkan adanya repair yang tidak adekuat.
Tindakan bedah pada hernia adalah herniatomi dan herniatrofi.Pada bedah
elektif, kanalis dibuka, isi hernia dimasukkan, kantog diikat dan dilakukan
Bassiniy Plasty atau teknik lain untuk memperkuat dinding belakang
kanalis inguinalis.

F. Komplikasi
1. Terjadi perlengketan antara isi hernia dengan dinding kantong hernia hingga
isi hernia tidak dapat dimasukkan kembali.
2. Terjadi penekanan terhadap cincin hernia akibat makin banyaknya usus
yang masuk.

NIP HERNIOTOMY
1. Ansietas berhubungan dengan ;
Krisis situasi,status sosial ekonomi, ketidakadekuatan metode koping.
Hasil yang diharapkan;
Tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang pada tingkat dapat diatasi,
mengidentifikasi ketidakefektifan perilaku koping dan konsentrasinya
Tindakan ;
a. Kaji tingkat ansietas pasien
Membantu dalam mengidentifikasi kekuatan dan ketrampilan
b. Berikan informasi yang akurat dan jawab dengan jujur
Memungkinkan pasien untuk membuat keputusan
c. Kaji adanya masalah sekunder yang mungkin merintangi keinginan untuk
sembuh dan mungkin menghalangi proses penyembuhan.
Perlu dikerjakan secara positif untuk meningkatkanpenyembuhan.
2. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan ;
Nyeri, spasme otot, tirah baring, kerusakan neurotransmiter
Hasil yang diharapkan :
Mengungkapkan pemahaman tentang situasi / faktor resiko dan aturan pengobatan
individual
Tindakan :
a. Berikan tindakan pengamanan sesuai indikasi dengan situasi yang
spesifik
Memberikan teknik pengamanan
b. Bantu pasien dalam melakukan aktivitas ambulasi progresif
Keterbatasan aktivitas bergantung pada kondisi yang khusus
c. Demonstrasikan penggunaan alat penolong
Memberikan stabilitas dan sokongan untuk mengkompensasi gangguan
d. Berikan perawatan kulit dengan baik
Menurunkan resiko kerusakan pada kulit
e. Kolaborasi pemberian analgesik
Antipasi terhadap nyeri dapat meningkatkan keregangan otot
3. Nyeri akut berhubungan dengan ;
Spasme otot, komprisi saraf, agen pencedera fisik.
Hasil yang diharapkan ;
Melaporkan nyeri terkontrol/hilang,mengungkapkan metode yang memberikan
penghilangan.
Tindakan ;
a. Kaji keluhan nyeri, catat lokasi
Membantu menentukan pilihan intervensi
b. Pertahankan tirah baring (semi fowler)
Posisi yang nyaman memungkinkan pasien untuk menurukan spasme otot
c. Batasi aktivitas selama fase akut sesuai kebutuhan
Menurunkan gaya gravitasi dan gerak
d. Intruksikan pasien untuk melakukan teknik relaksasi
Mengurangi nyeri
e. Kolaborasi pemberian analgesik
Mengurangi nyeri
HERNIA

A. Definisi
1. Hernia adalah menonjolnya suatu organ/ struktur organ dari tempatnya yang
normal melalui sebuah defek kongenital (Long, 1996).
2. Hernia adalah prostusi dan organ melalui lubang defektif yang didapat atau
kongenital pada dinding rongga yang secara normal berisi organ (Engram, 1998).
3. Hernia adalah penonjolan isi perut dan rongga yang normal melalui suatu defek
pada fasia dan muskulo oponeurotik dinding perut, baik secara kongenital atau
didapat yang memberi jalan keluar pada setiap alur tubuh selkin yang bisa melalui
dinding tersebut. Lubang itu dapat timbul karena lubang embrional yang tidak
menutup atau melebur, akibat terkanum rongga perut yang meninggi (Mansjoer,
2000).

B. Etiologi dan Faktor Risiko


Penyebab utama terjadinya hernia adalah:
1. Kelemahan dinding otot dalam abdomen untuk menahan organ abdomen
2. Adanya peningkatan tekanan intra abdomen
Kelemahan otot yang dibina, sejak lahir (kongenital) merupakan salah satu faktor
utama yang menyebabkan terjadinya hernia selain adanya peningkatan tekanan intra
abdomen. Kelemahan otot memang tidak dapat dicegah, tetapi luntion yang rutin
dapat meningkatkan kekuatan otot yang lemah.
Faktor risiko yang dapat menyebabkan hernia adalah:
1. Kegemukan
2. Angkat berat, karena dapat meningkatkan tekanan intra abdomen.
C. Klasifikasi
1. Berdasarkan klinis
a. Hernia responsibilis : dapat direposisi tanpa operasi
b. Hernia irreponsibilis : organ yang mengalami hernia tidak dapat kembali ke
cavum
c. Hernia strangulasi : hernia irreponbilis dimana sudah terjadi gangguan
vaskularisasi visera yang terperangkap dalam kantung hernia (isi hernia).
d. Hernia incarcerata : hernia irresponsibilis yang sudah disertai tanda-tanda
illeus mekanis (usia largenit sehingga aliran makanan tidak bisa lewat).
2. Berdasarkan arah Hernia
a. Hernia eksterna: penonjolannya dapat dilihat dan luar karena menonjolnya ke
arah luar.
b. Hernia interna: jika isi hernia masuk ke dalam rongga lain, misalnya ke cavum
theorax, bursa omentalis atau masuk ke dalam recessus dalam cavum
abdomen.

D. PATHWAY

E. KOMPLIKASI
1. Terjadi perlengketan antara isi hernia dengan dinding kentang hernia, sehingga isi
hernia tidak dapat dimasukkan kembali.
2. Terjadi penekanan terhadap cincin hernia, akibat makin banyak usus yang
masuk.
3. Bila inkaserta dibiarkan maka luma, kelamaan akan timbul edema, sehingga
terjadi penekanan pembuluh darah dan nekrosis.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Foto Ro
2. Laboratorium
G. NURSING CARE PLAN
1. Pengkajian
a. Identitas klien
b. Keluhan saat ini sebelum dirawat di RS
c. Data penunjang yang berhubungan dengan klien.
2. Khusus
a. Inspeksi dilakukan secara berurutan dan kepala sampai kaki dan khususnya
sekitar hernia yang meliputi: ketegangan perut, besar hernia, dan ekspresi
wajah klien (apakah menahan rasa nyeri, kesakitan, atau takut).
b. Auskultasi keadaan paru, keadaan jantung dan keadaan organ abdomen.
c. Perkusi
d. Palpasi, pada hernianya sendiri, apakah dapat dimanipulasi atau tidak.
3. Penunjang
a. Laboratorium
b. Foto rio
4. Diagnosa keperawatan
a. Keemasan pada klien/ keluarga berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
klien tentang kondisi sakitnya dan prosedur operasi (pre operasi)
Tujuan : kecemasan berkurang atau tidak ada setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama (1 x 24 jam).
Intervensi :
1) Kaji tingkat kecemasan klien/ keluarganya.
2) Kaji tingkat pengetahuan klien/ keluarga tentang hernia dan tindakan yang
perlu dilakukan.
3) Jelaskan pada klien/ keluarga tentang penyakit, hernia (pengertian,
penyebab dan akibat) dan tindakan operatif yang diperlukan bagi klien.
4) Beri kesempatan klien/ keluarga untuk bertanya setelah penjelasan
perawat.
5) Jelaskan tentang akibat kecemasan yang dialami klien.
6) Catat tanda kecemasan yang muncul pada klien/ keluarga
7) Kaji tanda vital
8) Jelaskan alur operasi dan siapkan surat ijin operasi.
9) Berikan support mental dan spiritual bagi klien dan keluarga.
10) Kolaborasi
 Tokoh agama sesuai agama yang dianut
 Dokter untuk pemberian obat penenang.
b. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera brologis hernia
Tujuan : tingkat nyeri dapat diturunkan/ dihilangkan setelah mendapat
perawatan selama (3 x 24 jam).
Intervensi :
1) Kaji lokasi nyeri, karakteristik nyeri dan kualitas.
2) Observasi tanda non verbal terhadap ketidaknyamanan
3) Berikan informasi tentang nyeri, penyebab, dan rencana antisipasi.
4) Ajarkan penggunaan teknik non formakologis.
5) Berikan pertolongan/ pembebasan nyeri dengan analgesik yang
diresepkan.
6) Tingkatkan kedekatan istirahat/ tidur.
7) Monitor kepuasan pasien terhadap manajemen nyeri.
8) Lakukan persiapan pra operasi jika penyebat nyeri memerlukan tindakan
pembedahan.
c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dan kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake makanan dan minuman tidak cukup
Tujuan : status nutrisi intake makanan dan minimum dapat dicapai setelah
mendapatkan perawatan selama 3 x 24 jam.
Intervensi:
1) Tanyakan apakah pasien alergi terhadap makanan tertentu.
2) Dorong untuk meningkatkan asupan makanan
3) Monitor asupan nutrisi.
4) Bantu pemberian makan.
5) Dorong untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut.
6) Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi terhadap penyembuhan
penyakit.
d. Risiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif (herniorafi)
Tujuan : status infeksi dapat setelah mendapat perawatan selama 3 x 24 jam.
Intervensi :
1) Periksa kondisi insisi pembedahan/ luka
2) Lakukan pengobatan luka/ ganti balutan pada hari ke-3 atau sewaktu-
waktu jika balutan basah/ kota.
3) Lakukan perawatan cateter.
4) Monitor tanda dan gejala infeksi
5) Tingkatan kecukupan asupan nutrisi
6) Berikan antibiotik yang diresepkan.
7) Ajarkan klien tanda dan gejala infeksi dan anjarkan untuk melaporkan jika
terdapat.
8) Ajarkan pasien dan keluarga untuk menghindari infeksi.
e. Kerusakan mobilisasi fisik berhubungan dengan nyeri
Tujuan: tingkat mobilisasi fisik meningkat setelah mendapat tindakan
keperawatan 3 x 24.
Intervensi :
1) Jelaskan pada klien/ keluarga tahap-tahap mobilisasi pasien operasi.
2) Jelaskan manfaat mobilisasi dan akibat kurang gerak pada post operasi.
3) Bantu klien untuk beraktivitas secara bertahap (miring kanan kiri, duduk,
berdiri dan jalan).
4) Kaji respon klien.
H. DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, Mailynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. EGC. Jakarta.

Engram, Barbara. 1999. Asuhan keperawatan medikal bedah. Vol. 1. EGC. Jakarta.

Mansjoer. 2000. Kapita Selekta Edisi 3. Jilid 2. media Aesculapius. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai