Anda di halaman 1dari 10

PENERAPAN HAK BIDAN DALAM ASUHAN KEBIDANAN

Di Susun Oleh :

Kelompok 1

1. Nurul Fadilah (1230019002)


2. Sofie Rizkyatul (1230019007)
3. Firda Usari (1230019012)
4. Rindi Anifa L (1230019017)
5. Lisa Yulianti (1230019020)
6. Nadya Gebrina (1230019025)
7. Ade Lyantika (1230019030)
8. Zulfiani Nur A (1230019035)

Dosen Pembimbing:

Adenia Dwi Ristanti, S.Tr.Keb, M.Tr.Keb

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA

TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan paper ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya
kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan paper ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan paper sebagai tugas dari mata kuliah Pengantar Praktik
Kebidanan dengan judul “Penerapan Hak Bidan Dalam Asuhan Kebidanan”

Penulis tentu menyadari bahwa paper ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk paper ini, supaya paper ini nantinya dapat menjadi
paper yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada paper ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian, semoga paper ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Surabaya, 23 Oktober 2019

Tim Penulis
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah reproduksi di Indonesia mempunyai dua dimensi. Pertama yaitu
kematian ibu dan kematian bayi yang masih tinggi akibat berbagai factor termasuk
pelayanan kesehatan yang relative kurang baik. Kedua ialah timbulnya penyakit
degenerative yaitu menopause dan kanker.
Dalam globalisasi ekonomi kita dihadapkan dengan persaingan global yang
semakin ketat yang menuntut kita semua untuk menyiapkan manusia Indonesia
yang berkualitas tinggi sebagai generasi penerus bangsa yang harus disiapkan
sebaik mungkin secara terencana, terpadu dan berkesinambungan.Upaya tersebut
haruslah secara konsisten dilakukan sejak dini yakni sejak janin dalam kandungan,
masa bayi dan balita, masa remaja hingga dewasa bahkan sampai usia lanjut. Bidan
merupakan salah satu tenaga kesehatan yang memiliki posisi penting dan setrategis
terutama dalam penurunan angka kematian Ibu dan angka kematian Bayi. Bidan
memberikan pelayanan kebidanan yang berkesinambungan dan paripurna, berfokus
pada aspek pencegahan, promosi dengan berlandaskan kemitraan dan
pemberdayaan masyarakat bersama-sama dengan tenaga kesehatan lainnya untuk
senantiasa siap melayani siapa saja yang membutuhkannya, kapan dan dimanapun
dia berada. Untuk menjamin kualitas tersebut diperlukan suatu standar profesi
sebagai acuan untuk melakukan segala tindakan dan asuhan yang diberikan dalam
seluruh aspek pengabdian profesinya kepada individu, keluarga dan masyarakat,
baik dari aspek input dan output.
B. Tujuan Penulisan
Mengetahui Penerapan Hak-hak Bidan Dalam Menjalankan Asuhan Kebidanan
Dalam Bentuk Kasus Dan Solusinya
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup nya adalah Bidan, Klien, dan Keluarga Klien
BAB 2
LANDASAN TEORI
A. Bidan

Bidan merupakan profesi yang khusus atau orang yang pertama melakukan
penyelamatan kelahiran sehingga ibu dan bayi nya lahir dengan selamat. Secara
lengkap maka Ikatan Bidan Indonesia (IBI) mendefinisikan bidan adalah seorang
wanita yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan yang telah diakui
pemerintah dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku dan diberi izin
secara sah untuk melaksanakan praktek, Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan
dan kebidanan di masyarakat, bidan diberi wewenang oleh pemerintah sesuai
dengan wilayah pelayanan yang diberikan. Wewenang tersebut berdasarkan
PerMenkes RI Nomor900/Menkes ISK/VII/2002 tentang registrasi dan praktek
bidan. Sedangkan menurut Keputusan Presiden Nomor 23 tahun 1994 Pasal 1 butir
1 menyatakan bahwa bidan adalah seseorang yang telah mengikuti program
pendidikan bidan dan telah lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku.
Bidan sebagai suatu profesi disiapkan melalui pendidikan formal agar lulusnya
dapat melaksanakan/ mengerjakan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya
secara professional. Bidan dalam melaksanakan peran, fungsi, dan tugasnya
didasarkan pada kompetensi dan kewenangan yang diberikan, yang mana diatur
dalam Permenkes Nomor 900/Menkes/SK/VIII/2002 wewenang bidan mencakup :

1. Pelayanan kebidanan yang meliputi pelayanan ibu dan anak.


2. Pelayanan keluarga berencana
3. Pelayanan kesehatan masyarakat

Bidan diakui sebagai tenaga professional yang bertanggung jawab dan


akuntabel, yang bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan dukungan,
asuhan, dan nasehat selama masa hamil, masa persalinan, dan masa nifas,
memimpin persalinan atas tanggung jawab sendiri dan memberikan asuhan kepada
bayi baru lahir dan juga balita. Asuhan ini mencakup upaya pencegahan, promosi
persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anak, dan akses bantuan medis
atau bantuan lain yang sesuai, serta melaksanakan tindakan gawat darurat.

B. Asuhan Kebidanan
Asuhan Kebidanan adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi
tanggungjawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai
kebütuhan masalah dalam bidang kesehatan ibu hamil, masa persalinan, masa nifas,
bayi setelah lahir serta keluarga berencana (Depkes RI, 1999).
Secara Ringkas, Asuhan kebidanan adalah Asuhan yang di berikan oleh
seorang Bidan yang mempunyai Ruang Lingkup sebagai berikut:
1. Remaja Putri
2. Wanita Pranikah
3. Ibu hamil
4. Ibu Bersalin
5. Ibu Nifas
6. bayi Baru lahir
7. bayi dan balita
8. menopause
9. Wanita dengan gangguan reproduksi
C. Hak-Hak Bidan
Secara umum, pengertian hak adalah segala sesuatu yang mutlak menjadi
milik seseorang dimana penggunaannya tergantung kepada orang tersebut dengan
rasa tanggung jawab.Pendapat lain mengatakan bahwa arti hak adalah segala
sesuatu yang seharusnya dimiliki oleh setiap manusia, bahkan sejak manusia
tersebut masih di dalam kandungan. Hak adalah kuasa untuk menerima atau
melakukan sesuatu yang seharusnya diterima atau dilakukan oleh suatu pihak dan
secara prinsip tidak dapat dituntut secara paksa oleh pihak lain. Menurut Kamus
Bahasa Indonesia, pengertian hak adalah sesuatu hal yang benar, milik, kepunyaan,
kewenangan, dan kekuasaan seseorang untuk berbuat sesuatu karena telah diatur
oleh undang-undang atau peraturan. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan
bahwa definisi hak Bidan adalah sesuatu yang mutlak menjadi milik bidan dimana
penggunaan hak tersebut tergantung kepada bidan itu sendiri. Hak-hak bidan antara
lain:
1. Bidan berhak mendapat perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai
dengan profesinya.
2. Bidan berhak untuk bekerja sesuai dengan standar profesi pada setiap tingkat/
jenjang pelayanan kesehatan.
3. Bidan berhak menolak keinginan pasien/ klien dan keluarga yang bertentangan
dengan peraturan perundangan, dan kode etik profesi.
4. Bidan berhak atas privasi dan menuntut apabila nama baiknya dicemarkan baik
oleh keluarga, maupun profesi lain.
5. Bidan berhak atas kesempatan untuk meningkatkan diri baik melalui pendidikan
maupun pelatihan.
6. Bidan berhak atas kesempatan meningkatkan jenjang kair dan jabatan yang
sesuai.
7. Bidan berhak mendapat kompensasi dan kesejahteraan yang sesuai latihan.
BAB 3

PEMBAHASAN

A. Contoh Kasus Hak Bidan Dalam Asuhan Kebidanan Beserta Solusinya


1. Kasus pertama
Seorang bidan di sebuah BPM di daerah X menolong persalinan Ny. K. Di awali
dengan Ny. K yang tak kunjung bisa mengejan, sedangkan air ketuban sudah
pecah. Tak membuang-buang waktu, bidan mendiskusikan dengan keluarga
untuk melakukan rujukan. Namun setelah dilakukan pemeriksaan lanjutan di
rumah sakit, bayi tak tertolong. Kemudian keluarga Ny.K menuntut bidan atas
kematian bayi tersebut.
Solusi :
Sesuai dengan hak bidan yaitu Bidan berhak mendapat perlindungan hukum
dalam melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya.
Bidan berhak membela dirinya didepan hukum bahwa dia telah bekerja sesuai
dengan standar kompetensi yang ada dan menujukkan bukti berupa dokumentasi
kebidanan agar bidan tersebut terlindungi oleh hukum karena mempunyai bukti
yang otentik.
2. Kasus Kedua
Nn. A datang ke BPM dan meminta bidan untuk melakukan abortus. Nn A malu
karena dia hamil diluar nikah dan takut untuk mengatakan kepada orangtuanya
karena dia masih dibawah umur.
Solusi:
Sesuai dengan hak bidan yaitu Bidan berhak menolak keinginan pasien/ klien
dan keluarga yang bertentangan dengan peraturan perundangan, dan kode etik
profesi.
Bidan berhak dan harus dengan tegas menolak untuk melakukan abortus
tersebut. Karena apabila bidan tidak menolak, maka dia telah melakukan
malpraktik karena tidak sesuai dengan wewenang dan standar kompetensi yang
ada. Bidan memberikan konseling berupa saran dan nasehat kepada Nn. A agar
tidak menggugurkan janinnya, dan juga mengedukasi Nn. A mengenai bahaya
dan efek samping dari abortus.
BAB 4

PENUTUP

A. Kesimpulan
Bidan merupakan profesi yang khusus atau orang yang pertama melakukan
penyelamatan kelahiran sehingga ibu dan bayi nya lahir dengan selamat. Bidan
mempunyai tugas yakni asuhan kebidanan yang mempunyai ruang lingkup atau
berkaitan dengan wanita, bayi, batita, balita, remaja, dan wanita pra-nikah. Dalam
menjalankan tugasnya bidan mempunyai hak. Hak bidan adalah sesuatu yang
mutlak menjadi milik bidan dimana penggunaan hak tersebut tergantung kepada
bidan itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

http://qomariahnurul.blogspot.com/p/113-macam-macam-asuhan-kebidanan.html (diakses
pada 23/10/2019 pukul 15.40)

https://www.maxmanroe.com/vid/sosial/pengertian-hak-adalah.html (diakses pada


23/20/2019 pukul 16.00)

https://www.slideshare.net/pjj_kemenkes/uraian-materikb-2-41793192 (diakses pada


23/10/2019 pukul 16.10)

https://ibi.or.id/id/article_view/a20150112004/definisi.html (diakses pada 23/10/2019 pukul


15.27)

https://duniabidan.com/kehamilan-kandungan/pengertian-bidan.html (diakses pada


23/20/2019 pada 15.36)

Anda mungkin juga menyukai