Anda di halaman 1dari 32

HASIL JAJAK PENDAPAT

MENUJU NEW NORMAL


PENDIDIKAN SMK
(Analisis Tingkat Nasional)
PENDAHULUAN 01 02 TUJUAN

METODE 03 04 ANALISIS

KESIMPULAN 05 06 REKOMENDASI
01 PENDAHULUAN
Dalam rangka pencegahan penyebaran corona virus disease (COVID-19),
Menteri Pendidikan Kebudayaan (Mendikbud) mengimbau penyelenggaran
kegiatan belajar mengajar (KBM) dilakukan secara daring. Pegawai, guru, dan
dosen juga diimbau untuk melakukan aktivitas bekerja, mengajar atau
memberi kuliah dari rumah (Bekerja Dari Rumah/BDR).

Kini, setelah dua bulan lebih sejak imbauan tersebut disampaikan,


Pemerintah akan memberlakukan gagasan “New Normal” sebagai babak baru
dalam menyikapi wabah COVID-19. Rencana itu pun menimbulkan pro-kontra
di tengah masyarakat terkait bagaimana kelanjutan kegiatan belajar
mengajar pada kondisi new normal, meskipun Mendikbud telah
menginformasikan bahwa metode belajar apakah dari rumah atau di sekolah
akan tetap berdasarkan pertimbangan dari gugus tugas.

Oleh karena itu dibutuhkan sebuah jajak pendapat untuk


mengetahui pendapat dari stakeholder sebagai masukan
bagi Kemdikbud dalam mengambil keputusan
02 TUJUAN
Mengetahui pandangan orang tua, guru, dan
siswa SMK mengenai rencana pelaksanaan
“Menuju New Normal Pendidikan SMK”
03 METODE PENGUMPULAN DATA
Kuisioner online melalui link
https://s.id/newnormalsmk

RESPONDEN
•1. Guru
•2. Siswa
•3. Orang Tua
Keterangan:

PELAKSANAAN JAJAK PENDAPAT


01-04 Juni 2020

MEDIA PUBLIKASI
•1. Website
•2. Grup Whatsapp
04 HASIL
Profil Responden
15%
Guru

208.863
responden

Siswa 15%
70% Orang Tua
Profil Responden

Guru Siswa Orang Tua

30.536 146.027 32.300


13.40017.136 58.355 87.672 12.252 20.048
TANGGAPAN TERKAIT
NEW NORMAL
PENDIDIKAN SMK
Tanggapan terhadap New Normal SMK

Guru, orang tua dan siswa memiliki


tanggapan yang sama terkait dengan
20.63% rencana pelaksanaan kembali
29.01% 29.58% kegiatan belajar mengajar di sekolah.
10.16%
Mayoritas siswa, guru dan orang tua
setuju atas rencana pelaksanaan
23.46% 21.96% New Normal pendidikan SMK.

Persentase siswa yang setuju


terhadap pelaksanaan New normal
Pendidikan SMK jauh lebih tinggi
69.21%
dibandingkan dengan persentase guru
47.52% 48.46%
dan orang tua yang setuju.

Guru Orang Tua Siswa Keterangan


Setuju Tidak Setuju Ragu- Ragu
Alasan Setuju

Guru Siswa Orang Tua


Sekolah dijamin dapat Sekolah dijamin dapat
menerapkan protokoler 55% Belajar dari rumah tidak menerapkan protokoler 61%
54%
kesehatan yang ketat efektif kesehatan yang ketat

Pandemi diprediksi Saya bosan belajar di Terlalu banyak kuota


36% 51% 39%
akan lama berakhir rumah internet yang dihabiskan

Terlalu banyak kuota


internet yang 26% Terlalu banyak kuota Pandemi diprediksi akan
44% 24%
dihabiskan internet yang dihabiskan lama berakhir

Daerah saya tidak Daerah saya tidak


mendukung Daerah saya tidak
20% mendukung
pembelajaran jarak 11% mendukung pembelajaran 09%
pembelajaran jarak jauh
jauh (PJJ) jarak jauh (PJJ)
melalui daring

Lainnya 13% Lainnya 09% Lainnya 09%

Daerah saya termasuk Daerah saya termasuk Daerah saya termasuk


11% 05% 01%
daerah zona hijau daerah zona hijau daerah zona hijau
Alasan Tidak Setuju

Guru Siswa Orang Tua


Saya meragukan Saya khawatir risiko Saya khawatir risiko
penerapan protokol saat perjalanan saat perjalanan
51% 41% 39%
kesehatan ketat di pulang-pergi ke pulang-pergi ke
sekolah sekolah. sekolah.

Saya khawatir risiko


saat perjalanan Saya tidak mau Saya tidak mau
45% 37% 35%
pulang-pergi ke mengambil risiko mengambil risiko
sekolah.

Saya meragukan Saya meragukan


Saya tidak mau penerapan protokol penerapan protokol
36% 24% 24%
mengambil risiko kesehatan ketat di kesehatan ketat di
sekolah sekolah

Lainnya 15% Lainnya 21% Lainnya 06%


Kesiapan Sekolah menuju New Normal Pendidikan SMK

dari sekolah

72.01% 57.58% 54.44%

Persentase kesiapan sekolah Persentase kesiapan sekolah Persentase kesiapan sekolah


menurut siswa menurut guru menurut orang tua

Mayoritas siswa, guru dan orang tua menilai bahwa sekolah telah siap untuk kembali
melaksanakan KBM di sekolah dalam menuju New Normal Pendidikan.

Siswa menunjukkan keyakinan yang lebih tinggi terhadap kesiapan sekolah menuju New
Normal Pendidikan SMK dibandingkan dengan keyakinan dari guru maupun orang tua.
Ketersediaan sarpras sekolah yang mendukung penerapan
protokoler kesehatan COVID-19
Persentase
ketersediaan sarpras
menurut guru

66.72% 55.48%

Persentase
52.73%
Persentase
ketersediaan sarpras
ketersediaan sarpras
menurut siswa
menurut orang tua

Mayoritas siswa, guru dan orang tua menilai bahwa sekolah mereka telah memiliki
sarana dan prasarana yang mendukung untuk penerapan pelaksanaan protokoler
kesehatan COVID 19.

Persentase siswa yang menyatakan bahwa sarana dan prasarana di sekolah


mendukung untuk penerapan pelaksanaan protokoler kesehatan COVID 19 lebih besar
dibandingkan dengan persentase pernyataan guru dan orang tua
Pelaksanaan Sosialisasi protokoler kesehatan oleh sekolah

74.17%
81.44%

63.67%
Persentase pelaksanaan
sosialisasi menurut siswa Persentase pelaksanaan
sosialisasi menurut guru

Persentase pelaksanaan
sosialisasi menurut orang tua

Mayoritas siswa, guru dan orang tua menyatakan bahwa sekolah telah
melakukan sosialisasi protokoler kesehatan COVID-19.
Sasaran sosialisasi protokoler kesehatan

Keterangan
Sasaran sosialisasi 93%

Secara umum, fokus sosialisasi protokoler


kesehatan ditujukan pada siswa dan
orang tua siswa sebagai bagian dari 66%
warga sekolah.
Selain itu, sekolah juga berkoordinasi
kepada RT/RW, kepala desa dan Camat /
Lurah setempat.

14% 16%
11%

Camat / Lurah Kepala Desa RT/ RW Orang Tua siswa Siswa


Media sosialisasi protokoler kesehatan yang digunakan

Guru Siswa Orang Tua


Melalui jejaring media Melalui jejaring media Melalui jejaring media
86% 82% 79%
sosial sosial sosial

Melalui spanduk yang Melalui spanduk yang Melalui spanduk yang


dipasang di depan 55% dipasang di depan 26% dipasang di depan 32%
sekolah sekolah sekolah

Melalui pendekatan Melalui video


30% 14% Melalui video conference 13%
personal conference

Melalui video Melalui pendekatan Melalui pendekatan


16% 08% 12%
conference personal personal

Lainnya 05% Lainnya 07% Lainnya 07%

Tanggapan guru Tanggapan siswa Tanggapan orang tua


KEINGINAN
MASUK SEKOLAH
KEMBALI
Keinginan untuk kembali masuk sekolah

Sejalan dengan persetujuan terkait


rencana New normal pendidikan,
17.88% keinginan para siswa, guru maupun
27.13%
33.76%
orang tua agar dapat melaksanakan
10.00% kembali kegiatan belajar dan mengajar
di sekolah pun memiliki pola yang sama.
17.38%
Mayoritas guru, orang tua, dan siswa
20.10%
SMK berkeinginan kuat untuk menuju
New Normal Pendidikan SMK.

Persentase keinginan terbesar


72.12%
55.48% ditunjukkan oleh siswa, kemudian
46.14% diikuti oleh guru dan orang tua.

Guru Orang Tua Siswa Keterangan


Setuju Tidak Setuju Ragu- Ragu
Tanggapan terkait waktu yang paling tepat
melaksanakan kembali KBM di sekolah
Terdapat perbedaan pendapat antara guru,
siswa dan orang tua terkait waktu yang
Siswa Orang Tua dianggap paling tepat untuk melaksanakan
kembali kegiatan belajar mengajar di SMK
5% 14% 13%
5%
Menurut guru, semester depan adalah saat
22% 22% terbaik untuk memulai kembali kegiatan KBM,
59%
60% namun bagi orang tua dan siswa, pelaksanaan
kembali KBM di sekolah hendaknya
dilaksanakan setelah COVID-19 berakhir.
10% 13%

37%
40% Keterangan:
Semester depan
Tahun depan

Guru
Setelah COVID-19 berakhir
lainnya
Kesiapan Sekolah dalam melaksanakan pembelajaran jarak
jauh

94.72 % 67.35% 39.65%

Persentase pelaksanaan PJJ Persentase pemanfaatan LMS Persentase keikutsertaan


pelatihan daring

Hampir seluruh guru telah melaksanakan pembelajaran jarak jauh melalui daring. Namun PJJ
tersebut belum sepenuhnya diikuti dengan pemanfaatan LMS secara maksimal. Bahkan
persentase keikutsertaan guru pada pelatihan daring hanya sekitar sepertiga dari persentase
guru yang melaksanakan PJJ.
Materi, media, dan metode yang digunakan pada PJJ Format teks 69%

Audio/video
45%
simulasi
Literasi dan numerasi 61%
Multimedia 44%
Perilaku hidup bersih sehat dan
55%

Metode
gerakan masyarakat sehat
lainnya 14%
Pencegahan dan penanganan
51%
pandemi Covid-19 Alat peraga 03%

Spritual keagamaan 32%

Diskusi dalam grup di


82%
Penguatan karakter budaya 21% media sosial/ aplikasi…

Video conference 27%


Kegiatan rekreasional dan
13%
aktivitas fisik

lainnya 10%
lainnya 13%
Media
Teleconference 05%

Materi
Efektivitas dan Kendala pembelajaran daring
Keterangan

Efektivitas Kendala Ya Tidak

17%

57% 43%
83%

Lebih dari separuh guru menganggap bahwa pembelajaran jarak jauh efektif dilakukan di tengah
pandemi COVID-19 sebagai salah satu upaya untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19.

Namun dalam pelaksanaannya, sebagian besar guru mengalami kendala yang mengganggu.
Secara umum kendala yang muncul disebabkan karena tidak semua siswa memilki perangkat
pendukung yang memadai, adanya keterbatasan jaringan serta ada beberapa pelajaran
keterampilan yang tidak bisa diajarkan secara daring dan hanya bisa melalui tatap muka.
Apakah pembelajaran di sekolah lebih efektif dibandingkan
pembelajaran di rumah?
Keterangan
Ya Tidak
5% 6% 6% 7%

89% 87%

Siswa Orang Tua


Persentase tanggapan orang tua dan siswa mengenai efektifitas pembelajaran
disekolah menunjukkan nilai yang hampir sama. Mayoritas siswa dan orang tua
menilai bahwa pembelajaran disekolah jauh lebih efektif dibandingkan dengan
pembelajaran dari rumah
Perasaan sedih tidak melaksanakan kegiatan belajar di
sekolah dalam waaktu dekat
Keterangan
Setuju Tidak Setuju Ragu- Ragu

14%
21%
65%

Sebagian besar siswa merasa sedih karena tidak bisa melakukan kegiatan belajar
di sekolah. Hal ini karena para siswa tidak dapat belajar diskusi secara langsung,
baik dengan sesama teman maupun dengan guru. Selain itu, para siswa juga
menghadapi beberapa kendala dalam pelaksanaan PJJ.
Kendala Pembelajaran Jarak Jauh

Signal internet tidak Signal internet tidak


65% 61%
mendukung mendukung
Kendala utama yang dialami
para siswa dalam pelaksanaan
Suasana di rumah tidak
kondusif
38% Suasana di rumah tidak
36% PJJ yakni signal internet yang
kondusif
tidak mendukung dan suasana
rumah yang tidak efektif untuk
melakukan kegiatan
Lainnya 22% Lainnya 25% pembelajaran.

Tidak memiliki Tidak memiliki


handponde/laptop yang 10% handponde/laptop yang 11%
mendukung mendukung

Siswa Orang Tua


Harapan apabila New Normal Pendidikan diterapkan

Adanya jaminan penerapan


protokoler kesehatan yang 60% Adanya jaminan
ketat penerapan protokoler 71%
kesehatan yang ketat

Adanya pengurangan jam Adanya jaminan


51%
belajar di sekolah penerapan protokoler 63%
kesehatan yang ketat

Adanya jaminan penerapan


Adanya pengurangan
protokoler kesehatan yang 51% 43%
jam belajar di sekolah
ketat Untuk kedepannya, apabila
Adanya jadwal tatap New Normal Pendidikan
Adanya jadwal tatap muka
21% muka bergantian tiap 23% dilaksanakan, orang tua
bergantian tiap minggu minggu
dan siswa sangat berharap
jika adanya jaminan
lainnya 03%
lainnya 06% penerapan protokoler
kesehatan yang ketat oleh
sekolah.
Siswa Orang Tua
LMS
ANALISIS BIPLOT

❑ Provinsi Bali, Banten, dan Gorontalo


merupakan provinsi yang dominan
melaksanakan PJJ
❑ Provinsi DKI Jakarta merupakan provinsi
yang paling dominan dalam mengikuti
Pelatihan Daring dan memanfaatkan LMS
pada PJJ
❑ Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Barat
cenderung sering melaksanakan sosialisasi
terkait penerapan protokoler kesehatan.
❑ Sekolah pada provinsi Sumatera Selatan
dinilai memiliki sarana dan prasarana
pendukung yang baik guna pelaksanaan New
Normal pendidikan SMK.
05 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil jejak pendapat yang telah dilakukan,
diperoleh kesimpulan bahwa secara Nasional:
1. Siswa, guru dan orang tua setuju atas rencana
pelaksanaan New Normal pendidikan SMK.
2. Siswa, guru dan orang tua menunjukkan keinginan yang
kuat untuk menuju New Normal Pendidikan SMK.
3. Sebagian besar sekolah juga telah siap untuk kembali
melaksanakan kembali KBM di sekolah dengan
menerapkan protokoler kesehatan COVID-19
4. Sebagian besar sarana dan prasarana SMK dapat
mendukung penerapan protokoler kesehatan COVID-19
5. Guru pun telah memberikan sosialisasi kepada orang tua
dan siswa terkait protokoler kesehatan COVID-19.
6. Hampir seluruh guru telah melaksanakan pembelajaran
jarak jauh melalui Daring. Namun PJJ tersebut belum
sepenuhnya diikuti dengan pemanfaatan LMS (Learning
Management System) dan pelatihan daring secara
maksimal.
05 KESIMPULAN
7. Sebagian besar guru menganggap bahwa pembelajaran
jarak jauh efektif dilakukan di tengah pandemi COVID-19
sebagai salah satu upaya untuk memutus mata rantai
penyebaran COVID-19. Namun dalam pelaksanaannya,
sebagian besar guru mengalami kendala yang
mengganggu.
8. Orang tua dan siswa menilai bahwa pembelajaran
disekolah jauh lebih efektif dibandingkan dengan
pembelajaran dari rumah, karena pelaksanaan PJJ
terkendala dengan signal internet yang terbatas dan
tidak mendukung.
9. Besar harapan siswa dan orang tua agar pelaksanaan
New Normal Pendidikan SMK diiringi dengan jaminan
penerapan protokoler kesehatan yang ketat.
05 KESIMPULAN
Apabila dilihat berdasarkan frekuensi per wilayah, diperoleh
bahwa:
1. Provinsi Bali, Banten, dan Gorontalo merupakan provinsi
yang dominan melaksanakan PJJ
2. Provinsi DKI Jakarta merupakan provinsi yang paling
dominan dalam mengikuti Pelatihan Daring dan
memanfaatkan LMS pada PJJ
3. Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Barat cenderung sering
melaksanakan sosialisasi terkait penerapan protokoler
kesehatan.
4. Sekolah pada provinsi Sumatera Selatan dinilai memiliki
sarana dan prasarana pendukung yang baik guna
pelaksanaan New Normal pendidikan SMK.
06 REKOMENDASI
1. Segala bentuk kebijakan penerapan pelaksanaan New Normal Pendidikan SMK harus berdasarkan hasil pembahasan dan
pertimbangan Gugus Tugas Penanganan COVID-19, karena Keselamatan dan Kesehatan Siswa SMK adalah prioritas utama.
2. Pelaksanaan New Normal Pendidikan SMK memerlukan SOP pelaksanaan KBM, Aturan dan Penetapan Program Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) yang terukur”.
3. Tingginya persentase siswa yang setuju terhadap pelaksanaan New normal Pendidikan SMK menunjukkan bahwa pelaksanaan
Belajar di Rumah relatif bersifat membosankan dan monoton. Oleh karena itu perlu disiapkan bahan ajar yang lebih menarik.
4. Perlu adanya penyesuaian kurikulum dan pola penilaian yang sesuai Blended Learning (Baik secara Daring, Luring dan atau Tatap
Muka).
5. Pembelajaran Teori dapat dilakukan secara Blended Learning (Baik secara Daring, Luring dan atau Tatap Muka). Dalam hal
pembelajaran praktik kejuruan yang harus menggunakan peralatan praktik maka harus dilaksanakan sesuai dengan protokoler
kesehtan pencegahan COVID-19, salah satunya dengan penerapan masuk sekolah secara bergantian, maksimal per rombongan
belajar 18 siswa.
6. Perlu adanya penyediaan sarana dan prasarana protokoler kesehatan serta adanya jaminan penerapan protokoler kesehtan
pencegahan COVID-19 yang ketat di Sekolah untuk pemberlakukan New Normal Pendidikan SMK.
7. Pemerintah Daerah secara bersama dengan instansi terkait menjamin penerapan protokeler kesehatan yang ketat dan berjalan
dengan baik di sekolah. Melakukan verifikasi kesiapan sekolah sesuai dengan protokol kesehatan, dan pelaksanaan monitoring
dan evaluasi secara periodik.
8. Orang tua siswa harus turut serta menjamin penerapan protokoler kesehtan pencegahan COVID-19 yang ketat di Rumah.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai