Anda di halaman 1dari 7

Nama : Royan Abdi Pamungkas

Kelas : Farmasi TkII 2B

NIM : C11800186

Spektrofotometer

Spektrofotometer adalah ilmu mempelajari yang interaksi antara gelombang


elektromagnetik dengan materi

Spektrofotometer Konvensional

Tipe Spektrofotometer

Spektrofotometer Ultraviolet (UV) ---- Keadaan energi elktronik Digunakan untuk ---- molekul
konjugasi, gugus karbonil, gugus nitro
Spektrofotometer Massa ---- Penembakan elektron berenergi tinggi Digunakan untuk ---- berat
molekul, keberadaan nitrogen, halogen
Spektrofotometer Infrared (IR) ---- keadaan energi vibrasi Digunakan untuk ---- gugus
fungsional, struktur ikatan
Spektrofotometer NMR ---- keadaan spin inti Digunakan untuk ---- bilangan, tipe dan posisi
relatif dari proton (inti hidrogen dan inti karbon 13)
1. Spektrofotometer UV-Vis
Spektrofotometri UV-Vis adalah anggota teknik analisis spektroskopik yang memakai sumber REM (radiasi
elektromagnetik) ultraviolet dekat (190-380 nm) dan sinar tampak (380-780 nm) dengan memakai instrumen
spektrofotometer. Spektrofotometri UV-Vis melibatkan energi elektronik yang cukup besar pada molekul yang
dianalisis, sehingga spektrofotometri UV-Vis lebih banyak dipakai untuk analisis kuantitatif dibandingkan
kualitatif.
Spektrofotometer UV-Vis adalah alat yang digunakan untuk mengukur transmitansi, reflektansi dan absorbsi
dari cuplikan sebagai fungsi dari panjang gelombang. Spektrofotometer UV-Vis menggunakan cahaya
sebagai tenaga yang mempengaruhi substansi senyawa kimia. Cahaya yang digunakan
merupakan foton yang bergetar dan menjalar secara lurus dan merupakan tenaga listrik dan
magnet yang keduanya saling tagak lurus. Tenaga foton bila mmepengaruhi senyawa kimia,
maka akan menimbulkan tanggapan (respon), sedangkan respon yang timbul untuk senyawa
organik ini hanya respon fisika atau Physical event. Tetapi bila sampai menguraikan senyawa
kimia maka dapat terjadi peruraian senyawa tersebut menjadi molekul yang lebih kecil atau
hanya menjadi radikal yang dinamakan peristiwa kimia atau Chemical event.
Prinsip kerja spektrofotometer UV-Vis adalah interaksi yang terjadi antara energi yang berupa sinar
monokromatis dari sumber sinar dengan materi yang berupa molekul. Besar energi yang diserap tertentu dan
menyebabkan elektron tereksitasi dari keadaan dasar ke keadaan tereksitasi yang memiliki energi lebih tinggi.
Serapan tidak terjadi seketika pada daerah ultraviolet-visible untuk semua struktur elektronik, tetapi hanya pada
sistem-sistem terkonjugasi, struktur elektronik dengan adanya ikatan π dan non bonding elektron .Prinsip kerja
spektrofotometer berdasarkan hukum Lambert Beer, yaitu bila cahaya monokromatik (Io) melalui suatu media
(larutan), maka sebagian cahaya tersebut diserap (Ia), sebagian dipantulkan (Ir), dan sebagian lagi dipancarkan (It).
Cara kerja alat spektrofotometer UV-Vis yaitu sinar dari sumber radiasi diteruskan menuju
monokromator. Cahaya dari monokromator diarahkan terpisah melalui sampel dengan sebuah
cermin berotasi. Detektor menerima cahaya dari sampel secara bergantian secara berulang-ulang,
Sinyal listrik dari detektor diproses, diubah ke digital dan dilihat hasilnya,
selanjutnya perhitungan dilakukan dengan komputer yang sudah terprogram.
2.      Spektrofotometer Infra Merah

Spektrofotometri Infra Red atau Infra Merah merupakan suatu metode yang mengamati interaksi molekul
dengan radiasi elektromagnetik yang berada pada daerah panjang gelombang 0,75–1.000 μm atau pada bilangan
gelombang 13.000–10 cm-1 dengan menggunakan suatu alat yaitu Spektrofotometer Infra Merah. Metode ini
banyak digunakan pada laboratorium analisis industri dan laboratorium riset karena dapat memberikan informasi
yang berguna untuk analisis kualitatif dan kuantitatif, serta membantu penerapan rumus bangun suatu senyawa.
Metode spektrofotometri Infra Merah merupakan suatu metode yang meliputi teknik serapan
(absorption), teknik emisi (emission), teknik fluoresensi(fluorescence). Ketika suatu radiasi
gelombang elektromagnetik mengenai suatu materi,akan terjadi suatu interaksi yang berupa
penyerapan energi (absorbsi) oleh atom-atom atau molekul-molekul dari materi
tersebut. Komponen medan listrik yang banyak berperan dalam spektroskopi umumnya hanya komponen
medan listrik seperti dalam fenomena transmisi, pemantulan, pembiasan, dan penyerapan.
Penyerapan gelombang elektromagnetik dapat menyebabkan terjadinya eksitasi tingkat-tingkat
energi dalam molekul yang dapat berupa eksitasi elektronik, vibrasi, atau rotasi.
Pada prinsipnya, bila radiasi infra merah dilewatkan melalui suatu cuplikan, maka molekul-
molekulnya dapat menyerap (mengabsorpsi) energi sehingga terjadi transisi antara tingkat vibrasi dasar (ground
state) dan tingkat vibrasi tereksitasi (exited state). Pengabsorpsian energi pada berbagai frekuensi dapat
dideteksi oleh Spektrofotometer Infra Merah, yang memplot jumlah radiasi infra merah yang
diteruskan melalui suatu cuplikan sebagai fungsi frekuensi atau panjang gelombang radiasi. Plot
tersebut disebut spektrum infra merah, yang akan memberikan informasi penting tentang gugus
fungsional suatu molekul.Vibrasi molekul hanya akan terjadi bila suatu molekul terdiri dari dua atom atau
lebih. Untuk dapat menyerap radiasi infra merah (aktif inframerah),vibrasi molekul harus menghasilkan
perubahan momen dwikutub.
3.              Spektrometer Massa

Spektrometri massa merupakan suatu metode analisis instrumental yang dipakai untuk
identifikasi dan penentuan struktur dari komponen sampel dengan cara menunjukkan massa
relatif dari molekul komponen dan massa relatif hasil pecahannya. Dasar dari spektrometri massa
yaitu adanya penembakkan molekul dengan elektron berenergi tertentu yang cukup untuk
mengalahkan potensial ionisasi pertama senyawa tersebut sehingga molekul akan terpecah.
Prinsip kerja Spektrometer Massa adalah pengionisasian senyawa kimia menghasilkan
molekul atau fragmen molekul dan mengukur rasio massa atau muatan. Spectrometer massa
menghasilkan berkas ion, memilah ion tersebut menjadi spektum yang sesuai dengan
perbandingan massa terhadap muatan dan merekam kelimpahan relatif tiap jenis ion yang ada.
Umumnya, hanya ion positif yang dipelajari karena ion negatif yang dihasilkan dari sumber
tumbukan umumnya sedikit. Atom dapat dibelokkan dalam sebuah medan magnet (dengan anggapan
atom tersebut diubah menjadi ion terlebih dahulu) karena partikel-partikel bermuatan listrik
dibelokkan dalam medan magnet dan partikel-partikel yang tidak bermuatan (netral) tidak
dibelokkan. Urutannya adalah sebagai berikut :

a.       Tahap pertama : Ionisasi


Atom diionisasi dengan ‘mengambil’ satu atau lebih elektron dari atom tersebut supaya terbentuk
ion positif. Ini juga berlaku untuk unsur-unsur yang biasanya membentuk ion-ion negatif
(sebagai contoh, klor) atau unsur-unsur yang tidak pernah membentuk ion (sebagai contoh,
argon). Spektrometer massa ini selalu bekerja hanya dengan ion positif.
b.      Tahap kedua : Percepatan
Ion-ion tersebut dipercepat supaya semuanya mempunyai energi kinetik yang sama.
c.       Tahap ketiga : Pembelokan
Ion-ion tersebut dibelokkan dengan menggunakan medan magnet. Pembelokkan yang terjadi
tergantung pada massa ion tersebut. Semakin ringan massanya, akan semakin dibelokkan.
Besarnya pembelokannya juga tergantung pada besar muatan positif ion tersebut. Dengan kata
lain, semakin banyak elektron yang ‘diambil’ pada tahap 1, semakin besar muatan ion tersebut,
pembelokan yang terjadi akan semakin besar.
d.      Tahap keempat : Pendeteksian
Sinar-sinar ion yang melintas dalam spectrometer massa akan dideteksi secara elektrik
.
4.      NMR

Spektrometri NMR (Nuclear Magnetic Resonance =  Resonansi Magnetik Inti) berhubungan


dengan sifat magnet dari inti atom. Spektroskopi NMR didasarkan pada penyerapan panjang
gelombang radio oleh inti-inti tertentu dalam molekul organik, apabila molekul ini berada dalam
medan magnet yang kuat.  Inti atom unsur-unsur dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni atom
unsur yang mempunyai spin atau tidak mempunyai spin. Spin inti akan menimbulkan medan
magnet. Dari resonansi magnet proton (RMP), akan diperoleh informasi jenis hidrogen, jumlah
hidrogen dan lingkungan hidrogen dalam suatu senyawa begitu juga dari resonansi magnet
karbon (RMC).
Skema spektometer NMR
Spektrometri NMR ini memberikan banyak informasi mengenai kedudukan gugus fungsi.
Ada empat parameter yang dapat membantu menginterpretasi spektra NMR. (1) pergeseran
kimia, (2) penjodohan spin, (3) tetapan penjodohan dan pola penjodohan, dan (4)
integrasi. Untuk memastikan kebenaran struktur yang dianalisis, metode ini sering dibantu
dengan spektroskopi 2-D yaitu HMQC (Heteronuclear Multiple Quantum Coherence), HMBC
(Heteronuclear Multi Bond Coherence), COSY (Correlation Spectroscopy) dan NOESY
(Nuclear Overhauser Effect Spectroscopy).
Prinsip dalam spektrometri NMR yaitu bila sampel yang mengandung 1H atau 13C (bahkan
semua senyawa organik) ditempatkan dalam medan magnet, akan timbul interaksi antara medan
magnet luar tadi dengan magnet kecil (inti). Karena adanya interaksi ini, magnet kecil akan
terbagi atas dua tingkat energi (tingkat yang sedikit agak lebih stabil (+) dan keadaan yang
kurang stabil (-)) yang energinya berbeda. Karena inti merupakan materi mikroskopik, maka
energi yang berkaitan dengan inti ini terkuantisasi, artinya tidak kontinyu. Perbedaan energi
antara dua keadaan diberikan oleh persamaan.
E = γhH/2π
H yaitu kuat medan magnet luar (yakni magnet spektrometer), h yaitu tetapan Planck, γ yaitu
tetapan khas bagi jenis inti tertentu, disebut dengan rasio giromagnetik dan untuk proton nilainya
2,6752 x 108 kg-1 s A (A= amper).
Bila sampel disinari dengan gelombang elektromagnetik (ν) yang berkaitan dengan
perbedaan energi ( E),
E = hν
Inti dalam keadaan (+) mengabsorbsi energi ini dan tereksitasi ke tingkat energi (-). Proses
mengeksitasi inti dalam medan magnetik akan mengabsorbsi energi (resonansi) disebut nuclear
magnetic resonance (NMR).
Frekuensi gelombang elektromagnetik yang diabsorbsi diungkapkan sebagai fungsi H.
ν = γH/2π
Bila kekuatan medan magnet luar, yakni magnet spektrometer, adalah 2,3490 T(tesla;      1 T
= 23490 Gauss), ν yang diamati sekitar 1 x 108 Hz = 100 MHz. Nilai frekuensi ini di daerah
gelombang mikro.
Secara prinsip, frekuensi gelombang elektromagnetik yang diserap ditentukan oleh kekuatan
magnet dan jenis inti yang diamati. Namun, perubahan kecil dalam frekuensi diinduksi oleh
perbedaan lingkungan kimia tempat inti tersebut berada. Perubahan ini disebut pergeseran kimia.
Dalam spektrometri 1H NMR, pergeseran kimia diungkapkan sebagai nilai relatif terhadap
frekuensi absorpsi (0 Hz) tetrametilsilan standar (TMS) (CH3)4Si.
Frekuensi resonansi (frekuensi absorpsi) proton (atau inti lain) sebanding dengan kekuatan
magnet spektrometer. Perbandingan data spektrum akan sukar bila spektrum yang didapat
dengan magnet berbeda kekuatannya. Untuk mencegah kesukaran ini, skala δ, yang tidak
bergantung pada kekuatan medan magnet, dikenalkan. Nilai δ didefinisikan sebagai berikut.
δ = ( ν/ν) x 106 (ppm)
ν merupakan perbedaan frekuensi resonansi (dalam Hz) inti yang diselidiki dari frekuensi
standar TMS (dalam banyak kasus) dan ν frek uensi (dalam Hz) proton ditentukan oleh
spektrometer yang sama. Karena nilai  ν/ν sedemikian kecil, nilainya dikalikan dengan 106.
Jadi nilai δ diungkapkan dalam satuan ppm.

Anda mungkin juga menyukai