“RAGAM BAHASA”
DOSEN PENGAMPU:
IMROATUS SHOLIKAH.,M.Pd.
Kelompok 3
1. Imanda Febriani (177040)
2. Zahrotun Nasikhah (177045)
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan pada kita
semua sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dimana makalah
ini membahas tentang ragam bahasa.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran dari banyak pihak sangat kami harapkan untuk
menyempurnakan makalah ini.
Akhirnya, ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yan telah
membantu dalam pembuatan makalah ini, kami harapkan makalah ini dapat bermanfaat
dan mampu menambah wawasan bagi semua semua orang.
Kelompok 3
I
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................................I
Daftar Isi..........................................................................................................................II
BAB II. RUANG LINGKUP........................................................................................3
A. Sasaran.......................................................................................................3
B. Syarat EWS.................................................................................................4
C. Komponen EWS..........................................................................................4
D. Manfaat EWS..............................................................................................4
E. Instrumen EWS...........................................................................................4
F. Kapan EWS dilakukan................................................................................5
BAB III. TATA LAKSANA...........................................................................................6
A. National Early Warning System Dewasa..................................................6
1. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan NEWS Dewasa.6
2. Parameter fisiologis NEWS dan system penilaian...............................7
3. Urutan pencatatan fisiologis pada grafik NEWS.................................8
4. Parameter fisiologis yang perlu dipertimbangkan tetapi tidak
termasuk dalam NEWS.......................................................................13
5. Alasan untuk bagian yang diperbarui dari NEWS.............................15
6. Pembaruan NEWS : Pencatatan yang tepat dari pemberian oksigen
tambahan............................................................................................17
7. Pembaruan NEWS : Pasien dengan kebingungan atau delirium baru
............................................................................................................18
8. Cara kerja NEWS...............................................................................19
9. Sistem penilaian untuk parameter fisiologis NEWS...........................19
10. Batas dan pemicu NEWS....................................................................19
11. Respons klinis terhadap NEWS (lihat tabel4)....................................21
B. Pediatric Early Warning System (PEWS)...............................................26
1. Penggunaan PEWS.............................................................................27
2. Pengukuran dan Observasi Tanda Vital PEWS.................................29
3. Parameter PEWS................................................................................29
4. Variasi Keperawatan untuk Panduan Eskalasi PEWS : Situasi Khusus
............................................................................................................30
5. Varians Medis untuk Parameter PEWS : Amandemen Parameter.....30
6. Variasi Medis untuk Panduan Eskalasi PEWS : Penangguhan
Eskalasi Medis....................................................................................31
7. Paediatric sepsi..................................................................................32
8. 6 Parameter PEWS.............................................................................33
9. Parameter Tambahan.........................................................................37
10. Observasi Selama Tranfusi Darah.....................................................39
11. Four-Limb Blood Pressure Measurements (Pengukuran TD pada 4
anggota gerak.....................................................................................39
12. End of Life Care / Perawatan Terminal.............................................40
13. Eskalasi...............................................................................................40
II
C. Modified Early Obstertic Warning Score (MEOWS).............................48
a. Tabel Parameter Modified Early Obstertic Warning System (MEOWS)
............................................................................................................48
b. Respon Klinis terhadap MEOWS........................................................49
BAB IV. DOKUMENTASI..........................................................................................50
1. Lembar observasi National Early Warning Score (NEWS).....................50
2. Lembar observasi Pediatrik Early Warning System (PEWS)...................50
a. PEWS Umur ≤ 1 Tahun.....................................................................50
b. PEWS Umur 1-5 Tahun......................................................................50
c. PEWS Umur 5-11 Tahun....................................................................50
d. PEWS Umur 12-16 Tahun..................................................................50
3. Lembar observasi Modified Early Obstertic Warning System (MEOWS)50
BAB 1
PENDAHULUAN
Bahasa Indonesia merupakan bahasa ibu dari bangsa Indonesia yang sudah dipakai
oleh masyarakat Indonesia sejak dahulu jauh sebelum Belanda menjajah Indonesia,
namun tidak semua orang menggunakan tata cara atau aturan-aturan yang benar, salah
satunya pada penggunaan bahasa Indonesia itu sendiri yang tidak sesuai dengan Ejaan
maupun Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh karena itu pengetahuan tentang ragam
bahasa cukup penting untuk mempelajari bahasa Indonesia secara menyeluruh yang
akhirnya bisa diterapkan dan dapat digunakan dengan baik dan benar sehingga identitas
kita sebagai bangsa Indonesia tidak akan hilang.
Bahasa Indonesia wajib dipelajari oleh semua lapisan masyrakat. Tidak hanya
pelajar dan mahasiswa saja, tetapi semua warga Indonesia
1
Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat Indonesia. Bahasa juga
menunjukkan perbedaan antara satu penutur dengan penutur lainnya, tetapi masing-
masing tetap mengikat kelompok penuturnya dalam satu kesatuan sehingga mampu
menyesuaikan dengan adat-istiadat dan kebiasaan masyarakat. Selain itu, fungsi bahasa
juga melambangkan pikiran atau gagasan tertentu, dan juga melambangkan perasaan,
kemauan bahkan dapat melambangkan tingkah laku seseorang.
Tanpa adanya bahasa didalam kehidupan bermasyarakat, maka kita akan sulit untuk
menyampaikan maksud dalam melakukan suatu tindakan. Baik itu secara langsung
melalui ucapan yang keluar dari ucapan kita, ataupun tulisan yang kita tulis untuk
disampaikan.
1.3 Tujuan
2
BAB 2
PEMBAHASAN
Ragam bahasa adalah variasi bahasa yang pemakaianya berbeda-beda menurut topik
yang dibicarakan menurut hubungan pembicara, kawan bicara, dan orang yang
dibicarakan, serta menurut medium pembicaraan. Bahasa mengalami perubahan seiring
dengan perubahan masyarakat. Perubahan itu berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai
sesuai keperluannya. Agar banyak variasi tidak mengurangi fungsi bahasa sebagai alat
komunikasi yang efesien, dalam bahasa timbul mekanisme untuk memilih variasi tertentu
yang cocok untuk keperluan tertentu yang disebut ragam bahasa standar.
1. Ragam formal
Digunakan dalam situasi resmi. Ragam formal atau ragam baku yaitu ragam yang
mengikuti kaidah atau aturan kebahasaan. Bahasa baku tidak dapat digunakan untuk
segala keperluan, tetapi hanya untuk :
1. komunikasi resmi.
2. wacana teknis.
Contoh : Setiap lulusan SMK dapat memilih untuk langsung bekerja atau melanjutkan
jenjang perguruank lebih tinggi.
2. Ragam nonformal
Tidak mutlak untuk menggunakan pemakaian kata baku Atau dalam hal ini
ragam nonformal berciri tidak sesuai kaidah atau aturan yang tetap.
3
3. Ragam Bahasa Lisan
Ragam bahasa yang diungkapkan melalui media lisan, terkait oleh ruang dan
waktu sehingga situasi pengungkapan dapat membantu pemahaman. Ragam bahasa baku
lisan didukung oleh situasi pemakaian. Namun, hal itu tidak mengurangi ciri
kebakuannya. Walaupun demikian, ketepatan dalam pilihan kata dan bentuk kata serta
kelengkapan unsur-unsur di dalam kelengkapan unsur-unsur di dalam struktur kalimat
tidak menjadi ciri kebakuan dalam ragam baku lisan karena situasi dan kondisi
pembicaraan menjadi pendukung di dalam memahami makna gagasan yang disampaikan
secara lisan.
4
Penggunaan Struktur Kalimat
Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan media
tulis seperti kertas dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam tulis, kita
berurusan dengan tata cara penulisan dan kosakata. Dengan kata lain dalam ragam bahasa
tulis, kita dituntut adanya kelengkapan unsur tata bahasa seperti bentuk kata atau pun
susunan kalimat, ketepatan pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan penggunaan
tanda baca daam mengungkapkan ide. Ragam tulis yang standar kita temui dalam buku-
buku pelajaran, teks, majalah, surat kabar, poster, iklan. Kita juga dapat menemukan
ragam tulis non standar dalam majalah remaja, iklan, atau poster.
6. Berlangsung lambat.
7. Jelas struktur bahasanya, susunan kalimatnya juga jeas, dan runtut.
10. Tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka, hanya terbantu
dengan tanda baca.
1. Informasi yang disajikan bisa pilih untuk dikemas sebagai media atau materi
yang menarik dan menyenangkan.
2. Umumnya memiliki kedekatan budaya dengan kehidupan masyarakat.
3. Sebagai sarana memperkaya kosakata.
4. Dapat digunakan untuk menyampaikan maksud, membeberkan informasi atau
1. Alat atau sarana yang memperjelas pengertian seperti bahasa lisan tidak ada
akibatnya bahasa tulisan harus disusun lebih sempurna.
2. Tidak mampu menyajikan berita secara lugas, jernih dan jujur, jika harus
mengikuti kaidah-kaidah bahasa yang dianggap cendrung miskin daya pikat dan
nilai jual.
3. Yang tidak ada dalam bahasa tulisan tidak dapat diperjelas/ditolong, oleh karena
itu dalam bahasa tulisan diperlukan keseksamaan yang lebih besar.
Contoh perbedaan ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulis (berdasarkan tata
bahasa dan kosa kata):
6
Tata Bahasa
a. Ragam Tulis
- Ariani mengatakan bahwa kita harus belajar
- Kita harus membuat karya tulis.
- Rasanya masih terlalu muda bagi saya, Pak.
7
Ciri-ciri ragam bahasa ilmiah
Gaya bahasa ilmiah ini biasanya digunakan dalam menulis suatu karya ilmiah seperti
menulis laporan, skripsi, tesis, disertasi yang bersifat formal, serta dalam komunikasi
ilmiah, seperti debat ilmiah.
Ragam bahasa sastra memiliki sifat atau karakter subjektif, lentur, konotatif,
kreatif dan inovatif. Dalam bahasa yang beragam khusus terdapat kata-kata, cara-cara
penuturan, dan ungkapan-ungkapan yang khusus, yang kurang lazim atau tak dikenal
dalam bahasa umum. Bahasa sastra adalah bahasa yang dipakai untuk menyampaikan
emosi (perasaan) dan pikiran, fantasi dan lukisan angan-angan, penghayatan batin dan
lahir, peristiwa dan khayalan, dengan bentuk istimewa. Istimewa karena kekuatan
efeknya pada pendengar/pembaca dan istimewa cara penuturannya. Bahasa dalam
ragam sastra ini digunakan sebagai bahan kesenian di samping alat komunikasi.
Untuk memperbesar efek penuturan dikerahkan segala kemampuan yang ada pada
bahasa. Arti, bunyi, asosiasi, irama, tekanan, suara, panjang pendek suara, persesuaian
bunyi kata, sajak, asonansi, posisi kata, ulangan kata/kalimat dimana perlu dikerahkan
untuk mempertinggi efek. Misalnya, bahasa dalam sajak jelas bedanya dengan bahasa
dalam karangan umum.
Berbeda dengan ragam bahasa ilmiah, ragam bahasa sastra banyak mengunakan
kalimat yang tidak efektif. Penggambaran yang sejelas-jelasnya melalui rangkaian
kata bermakna konotasi sering dipakai dalam ragam bahasa sastra. Hal ini dilakukan
agar tercipta pencitraan di dalam imajinasi pembaca.
8
Jika ditelusuri lebih jauh, ragam berdasarkan cara pandang penutur dapat dirinci
lagi berdasarkan ciri (1) kedaerahan, (2) pendidikan, dan (3) Sikap penutur sehingga
di samping ragam yang tertera diatas, terdapat pula ragam menurut daerah, ragam
menurut pendidikan, dan ragan menurut sikap penutur. Ragam menurut daerah akan
muncul jika para penutur dan mitra komunikasinya berasal sari suku/etnik yang sama.
Pilihan ragam akan beralih jika para pelakunya multietnik atau suasana berubah,
misalnya dari takresmi menjadi resmi.
9
BAB 3
PENUTUP
Pada ragam bahasa baku tulis diharapkan para penulis mampu menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar serta menggunakan Ejaan bahasa yang telah
Disempurnakan (EYD), sedangkan untuk ragam bahasa lisan diharapkan para warga
negara Indonesia mampu mengucapkan dan memakai bahasa Indonesia dengan baik
serta bertutur kata sopan sebagaimana pedoman yang ada.
10
Daftar Pustaka
https://makalah-update.blogspot.com/2012/11/makalah-kedudukan-bahasa-
indonesia.html (24,Maret 2020)
https://www.slideshare.net/AinunPSari/mekanisme-bahasa-baku-ragam-bahasa-dan-
kalimat-efektif (24, Maret 2020)
https://www.slideshare.net/RipanNugrahaHarahap1/ragam-bahasa-berdasarkan-
situasi\Pemakaian (25, Maret 2020)
11