Anda di halaman 1dari 12

UNIVERSITAS TADULAKO Nama: Afifah

FAKULTAS TEKNIK
Chairunisyah
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
Lembar Pengamatan Praktikum Geologi NIM : F 121 17 051
Acara

SOAL BAGIAN A
1. Struktur Sedimen Erosional
- Sole mark
Menurut (Boggs, 1992) sole mark ini merupakan struktur yang berada pada
bagian atas atau dasar suatu perlapisan. Struktur ini berbentuk seperti cetakan
positif pada dasar batupasir yang menindih batuan yang lebih halus, contohnya
batu serpih atau batulumpur. Terbentuk karena proses erosi pada bagian atas
batulumpur yang membentuk goresan lalu goresan tersebut berisi batuan yang
lebih kasar.

- Flutecast
Bentuknya menyerupai cekungan yang memanjang pada bagian ujungnya
seperti bekas jilatan api. Flutecast merupakan sama seperti Sole mark namun
dia lebih banyak mengandung atau terbentuk dari pasir turbidit (Tucker,
1991).
- Channel
Permukaan tubuh atau dasar lapisannya tampak ter erosi dan dengan mudah
dapat dikenali karena memotong bidang perlapisan atau laminasi dalam
sedimen yang berada dibawahnya. Channel terbentuk dengan pengaturan
klastik yang lebih baik karena proses sedimentasinya yang berlangsung lama
pada jalurnya sendiri (Tucker, 1991).

- Scours
Scours hamper sama dengan Channel namun Scours pembentukannya terjadi
oleh erosi yang bersifat sementara dan ukurannya kecil.
- Groove Cast
Bentuknya seperti parit memanjang dan terdapat pada lapisan batupasir karena
pengisian gerusan memanjang dan kemudia memotong batulempung.

2. Struktur Sedimen Pengendapan


- Perlapisan dan Laminasi
Struktur ini sering kita jumpai pada batuan sedimen dan menjadi penciri
batuan sedimen daripada batuan lain. Terbentuk karena adanya perubahan pola
sedimentasi meliputi perubahan komposisi, ukuran butir, bentuk dan kemas
dari sedimen. Perbedaan antara laminasi dan perlapisan yaitu laminasi
berukuran kurang dari 1cm sedangkan perlapisan lebih dari 1cm

Laminasi

Perlapisan
- Masif
Batuan yang tidak menampakkan struktur atau kedalamannya lebih dari
120cm

- Perlapisan Silang Siur


Lapisan ini bentuknya terpotong bagian atasnya oleh lapisan selanjutnya
dengan sudut yang berbeda dan berada dalam satu satuan perlapisan.

- Current Ripple
Bentuk permukaan perlapisan bergelombang karena adanya arus sedimentasi
- Gradasi Normal
Perlapisan yang dicirkan dengan perubahan vertical ukuran butir secara
bergradasi, dan butirannya makin menghalus dari bawah ke atas. Gradasi
terbentuk karena adanya pertambahan atau menyusutnya arus selama
pengendapan sedimen dan disebabkan oleh banyak hal.

3. Struktur Sedimen Pasca Pengendapan


- Slide and Slump
Slide terbentuk karena ada luncuran perlapisan batuan berupa bidang lurus.
Slump sama seperti Slide namun batuannya berupa bidang lengkung. Struktur
ini terbentuk pada bagian atas suatu lapisan sementara lapisan yang lainnya
tidak berpengaruh (Tucker, 1991).

- Load Cast
Struktur ini terbentuk akibat adanya pembebanan material suatu lapisan
terhadpa lapisan lainnya sehingga membentuk lapisan ke bawah
- Sandstone Dike
lapisan pasir yang terinjeksikan pada lapisan sedimen di atasnya akibat proses
deformasi.

- Dish
Struktur ini seperti mangkok dilihat secara vertical dan tampak sebagai
laminasi lempung yang tipis, mempunyai warna gelap dan membentuk
cekungan. Dari atas terlihat seperti lingkaran oval.

- Nodule
Struktur sedimen nodule adalah sebuah bintil struktur sekunder, umumnya
bulatatau tidak teratur dalam bentuk bulat. Nodul biasanya terbentuk selama
prosesdeformasi dari batuan sedimen.
SOAL BAGIAN B

1. Soal A
Observed Frequency
(a)
Fine Course
Very angular 10 6
Angular 15 11
Subangular 38 20
Subrounded 53 72
Rounded 27 33
Well rouded 7 15
Jawaban:
Observed Frequency
(a)
Fine Course
Very angular 61 57
Angular 66 62
Subangular 89 71
Subrounded 104 123
Rounded 78 84
Well rouded 58 66
Data yang telah ditambahkan dengan stambuk. Kemudian data yang diolah
yaitu:
Observed Frequency
(a)
Fine Course
Very angular 61 57 51
Angular 66 62 51
Subangular 89 71 51
Subrounded 104 123 51
Rounded 78 84 51
Well rouded 58 66 51

Dengan rumus:
n = fine + coarse
n x ∑ fine
Ex fine =
∑n
n x ∑ coarse
Ex coarse =
∑n
Chi-square = ¿¿
= ¿¿
2. Soal B
Observed Frequency
(a)
Fine Course
Very angular 61 57
Angular 66 62
Subangular 89 71
Subrounded 104 123
Rounded 78 84
Well rouded 58 66
Jawaban:
Observed Frequency
(a)
Fine Course
Very angular 61 57
Angular 66 62
Subangular 89 71
Subrounded 104 123
Rounded 78 84
Well rouded 58 66
Data yang telah ditambahkan dengan stambuk. Kemudian data yang diolah
yaitu:
Observed Frequency
(a)
Fine Course
Very angular 61 57 51
Angular 66 62 51
Subangular 89 71 51
Subrounded 104 123 51
Rounded 78 84 51
Well rouded 58 66 51

Dengan rumus:
n = fine + coarse
n x ∑ fine
Ex fine =
∑n
n x ∑ coarse
Ex coarse =
∑n
Chi-square = ¿¿
= ¿¿

3. Soal C
Observed Frequency
(a)
Fine Course
Very angular 61 57
Angular 66 62
Subangular 89 71
Subrounded 104 123
Rounded 78 84
Well rouded 58 66
Jawaban:
Observed Frequency
(a)
Fine Course
Very angular 61 57
Angular 66 62
Subangular 89 71
Subrounded 104 123
Rounded 78 84
Well rouded 58 66
Data yang telah ditambahkan dengan stambuk. Kemudian data yang diolah
yaitu:
Observed Frequency
(a)
Fine Course
Very angular 61 57 51
Angular 66 62 51
Subangular 89 71 51
Subrounded 104 123 51
Rounded 78 84 51
Well rouded 58 66 51

Dengan rumus:
n = fine + coarse
n x ∑ fine
Ex fine =
∑n
n x ∑ coarse
Ex coarse =
∑n
Chi-square = ¿¿
= ¿¿

SOAL BAGIAN C
1. Mencari Mean dari soal A bagian B
- Fine
Observed Frequency
(a)
Fine Course
Very angular 61 57 51
Angular 66 62 51
Subangular 89 71 51
Subrounded 104 123 51
Rounded 78 84 51
Well rouded 58 66 51

- Coarse
Observed Frequency
(a)
Fine Course
Very angular 61 57 51
Angular 66 62 51
Subangular 89 71 51
Subrounded 104 123 51
Rounded 78 84 51
Well rouded 58 66 51

∑M xF
Rumus mean roundness=
∑f
Kesimpulan:
1. Dari soal A untuk fine memiliki mean roundness 3.095, dan dapat
diklasifikasikan dalam Subrounded.
2. Dari soal A untuk coarse memiliki mean roundness 3.1750, dan dapat
diklasifikasikan dalam Subrounded.

2. Mencari Mean dari soal B bagian B


- Fine
Observed Frequency
(a)
Fine Course
Very angular 61 57 51
Angular 66 62 51
Subangular 89 71 51
Subrounded 104 123 51
Rounded 78 84 51
Well rouded 58 66 51

- Coarse
Observed Frequency
(a)
Fine Course
Very angular 61 57 51
Angular 66 62 51
Subangular 89 71 51
Subrounded 104 123 51
Rounded 78 84 51
Well rouded 58 66 51

∑M xF
Rumus mean roundness=
∑f
Kesimpulan:
1. Dari soal B untuk fine memiliki mean roundness 2.858, dan dapat
diklasifikasikan dalam Subangular.
2. Dari soal B untuk coarse memiliki mean roundness 3.0678, dan dapat
diklasifikasikan dalam Subrounded.

3. Mencari Mean dari soal C bagian B


- Fine
Observed Frequency
(a)
Fine Course
Very angular 61 57 51
Angular 66 62 51
Subangular 89 71 51
Subrounded 104 123 51
Rounded 78 84 51
Well rouded 58 66 51

- Coarse
Observed Frequency
(a)
Fine Course
Very angular 61 57 51
Angular 66 62 51
Subangular 89 71 51
Subrounded 104 123 51
Rounded 78 84 51
Well rouded 58 66 51

∑M xF
Rumus mean roundness=
∑f
Kesimpulan:
1. Dari soal C untuk fine memiliki mean roundness 2.870, dan dapat
diklasifikasikan dalam Subangular.
2. Dari soal C untuk coarse memiliki mean roundness 3.065, dan dapat
diklasifikasikan dalam Subrounded.

Anda mungkin juga menyukai