Anda di halaman 1dari 8

RANCANGAN RENCANA KEGIATAN (PRA PLANNING)

Stase Keperawatan Keluarga

Oleh:

Herdika Listya Kurniati


I4B019055

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM PROFESI NERS
PURWOKERTO
2020
A. Latar Belakang

Corona virus merupakan sekumpulan virus berasal dari subfamili


Orthocronavirinae dalam keluarga Coronaviridae dan ordo Nidovirales.Virus
ini merupakan kelompok yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit pada
burung dan mamalia, termasuk manusia. Coronavirus yang terjadi pada
manusia akan menyebabkan infeksi pada saluran pernapasan yang umumnya
ringan, seperti pilek, meskipun beberapa bentuk penyakit seperti; SARS,
MERS, dan COVID-19 sifatnya lebih mematikan ( Yunus& Rezki 2020 ).
Kebijakan-kebijakan yang kemudian muncul akibat adanya wabah virus corona
yaitu terlihat dengan adanya penutupan di beberapa akses jalan, pembatasan
berskala jumlah transportasi yang dapat beroperasi, pembatasan jam
operasional transportasi, tentunya kebijakan tersebut dimaksudkan untuk dapat
menahan laju aktifitas masyarakat keluar rumah. Oleh karena itu hampir
seluruh kegiatan dirumahkan, dan kebijakan ini disebut dengan lockdown.
Melihat adanya kondisi pandemi covid 19 yang terjadi saat ini tentu
saja memiliki pengaruh besar dalam kehidupan banyak keluarga termasuk pada
keluarga yang memiliki riwayat penyakit seperti hipertensi maupun masalah
dalam hubungan antara anggota keluarga. Banyak aktivitas mereka yang
terganggu misalnya seperti aktivitas berolahraga di luar, cek kesehatan rutin
dan mengikuti kegiatan prolanis di lingkungannya. Hal ini tentu saja dapat
memberikan dampak terhadap kesehatannya jika tidak melakukan aktivitas
tersebut. Belum lagi ditambah dengan kegiatan anak sekolah yang akhir nya
mengharuskan untuk belajar dirumah. Hal ini pastinya membutuhkan peran dan
perhatian setiap anggota keluarga ( Yunus& Rezki 2020 ).
Keperawatan Keluarga merupakan bagian dari keperawatan komunitas
dimana pemilihan masyarakat yang mempunyai penyakit/faktor risiko terhadap
penyakit yang mengacam kehidupan didalam keluarga oleh sebab itu
keperawatan keluarga merupakan sasaran keperawatan komunitas selain
individu, kelompok, dan masyarakat. Menurut Friedman, Bowden, & Jones
(2010) mendefinisikan keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup
dalam satu rumah tangga karena pertalian darah, ikatan perkawinan atau
adopsi. Fungsi keluarga secara umum diartikan sebagai hasil akhir atau akibat
dari struktur keluarga, menurut Friedman (2010) menjelaskan terdapat lima
fungsi keluarga meliputi fungsi afektif, fungsi sosialisasi dan tempat
bersosialisasi, fungsi reproduksi, fungsi ekonomi dan fungsi perawatan
kesehatan. Kesanggupan keluarga melaksanakan perawatan kesehatan didalam
keluarga dan pemeliharaan kesehatan keluarga dapat dilihat dari tugas yang
dilakukan didalam keluarga.
WHO (2014) menyatakan bahwa hipertensi merupakan tekanan darah
tinggi yang abnormal dan diukur paling tidak pada tiga kali yang berbeda. Pada
umumnya tekanan yang darah normal adalah kurang dari 120 mmhg untuk
sistolik dan 80 mmhg untuk diastolik, serta tekanan darah tinggi adalah lebih
dari 140/90 mmhg dan penyebab yang sering terjadi karena cepatnya jantung
untuk berdenyut dan disertai konsumsi garam yang berlebih. Akibat bila
tekanan darah terus meningkat adalah seperti sakit kepala yang menjalar ke
tengkuk/leher belakang terkadang disertai mual muntah, penglihatan menjadi
kabur yang akan berdampak pada cara berjalan yang tidak tegap/sempoyongan
serta edema/bengkak pada bagian tubuh tertentu seperti tangan, kaki bahkan
seluruh tubuh. Komplikasi umum yang sering terjadi terutama sroke karena
pembuluh darah di otak pecah. Tugas kesehatan pada keluarga meliputi lima
hal yaitu: mengenal masalah atau gangguan kesehatan keluarga, mengambil
keputusan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga, merawat anggota
keluarga yang sakit, memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin
kesehatan keluarga, menggunakan fasilitas kesehatan.
Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan hasil bahwa dalam keluarga
Tn. R yang memiliki riwayat hipertensi yaitu Tn. R sendiri sedangkan anggota
keluarga yang lain tidak memiliki riwayat penyakit adapun lainnya. Tn.R
mengikuti prolanis tiap bulan sejak bulan mei 2019. Hasil dari data cek rutin
tersebut Tekanan darah yang paling rendah yaitu 130/90mmHg dan yang
paling tinggi yaitu 170/100 mmHg. Sedangkan saat pengkajian didapatkan
bahwa tekanan darah Tn. R cukup tinggi yaitu 175/116 mmHg. Namun Tn. R
tidak merasakan gejala seperti pusing maupun sakit leher/tengkuk. Maka dari
itu diperlukan pemberian intervensi keperawatan keluarga untuk mengatasi
masalah tersebut. Masalah lain juga terjadi pada keluarga Tn. R, seperti yang
sudah dibahas sebelumnya, akibat dari adanya wabah pandemik covid19
sekolah-sekolah di Indonesia pun ditutup dan mewajibkan siswanya untuk
belajar dari rumah. Hal ini membuat salah satu anak Tn. R yang masih remaja
yaitu An. R yang berstatus sebagai pelajar SMA pun harus belajar dirumah dan
tidak dapat bertemu dengan teman-temannya.
Remaja adalah individu yang berusia antara 10-24 tahun merupakan
merupakan salah satu kelompok populasi terbesar, apabila di hitung jumlahnya
berkisar 30% dari jumlah penduduk total di indonesia. Masalah penting yang
dihadapi anak-anak yang menginjak usia remaja cukup banyak. Problem
tersebut ada yang mudah dan dapat dipecahkan sendiri, akan tetapi adakalanya
masalah yang timbul sulit dipecahkan sendiri, sehingga memerlukan bantuan
para pendidik dan orang tua. Menurut Jalaluddin (dalam Munawaroh, 2012),
begitu besar fungsi komunikasi bagi perkembangan remaja dan akibat yang
ditimbulkan, maka komunikasi dalam keluarga harus dilakukan dengan baik
dan dengan intensitas yang cukup tinggi. Hal ini dapat dicapai bila diantara
remaja dan orang tuanya berusaha aktif untuk melakukan komunikasi.
Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan bahwa Ny. R mengatakan An.
D lebih pendiam dibanding kakak-kakaknya dan lebih sering berdiam diri
dikamar. Pada masa pandemik covid19 saat ini An.D tampak hanya bermain
disalam kamar dan tidak mau bercerita pada orangtua lebih sering bercerita
dengan teman-temanya lewat sosial media. Ny. R khawatir jika An. D sedang
ada kesulitan namun tak tahu cara komunikasi yang baik dengan An. D. Sebab
setiap ditanya apa ada kesulitan untuk tugas-tugas sekolah, An. D selalu
menggampangkan dan menunda-nunda tugasnya. Maka dari itu, keluarga Tn. R
perlu diberikan intervensi keperawatan agar bisa menjaga hubungan yang
efektif dalam keluarga.
B. Perumusan Masalah
a. Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan dengan memberikan
pendidikan kesehatan hipertensi dan melakukan senam hipertensi .
b. Risiko ketidakefektifan hubungan pada keluarga Tn. R dengan
memberikan pendidikan kesehatan mengenai komunikasi efektif pada
remaja.
C. Tujuan Instruksional
a. Tujuan umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan diharapkan manajemen
kesehatan dan hubungan keluarga Tn. R dapat meningkat.
b. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan intervensi, diharapkan:
a. Keluarga Tn. R mampu melakukan manajemen kesehatan kekuarga
dengan lebih baik
b. Keluarga Tn. R mampu meningkatkan hubungan keluarga dengan
komunikasi yang efektif.

D. Rencana kegiatan
No Nama Kegiatan Sasaran Tujuan Jangka Waktu PJ
. Pendek
1 Pendidikan Keluarga Tn. Meningkatkan Selasa, 9/06/ Herdika
kesehatan mengenai R manajemen kesehatan 2020
hipertensi dan pada keluarga Tn. R 19.00 WIB
senam hipertensi
2 Pendidikan Keluarga Tn. Memberikan Rabu, Herdika
kesehatan mengenai R pengetahuan dalam 10/06/2020
komunikasi efektif berkomunikasi dengan 19.00 WIB
pada remaja anak remaja

E. Evaluasi
a. Pendidikan kesehatan hipertensi dan senam hipertensi
a. Evaluasi struktur:
1) Komitmen terhadap kontrak waktu, tempat dan peserta.
2) Ketersediaan dan kesesuaian fungsi alat dan media sesuai dengan
yang dibutuhkan.
b. Evaluasi proses:
a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan.
b. Keluarga tidak meninggalkan tempat saat kegiatan berlangsung.
c. Keluarga mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
d. Keluarga berperan aktif selama jalannya kegiatan.
c. Evaluasi hasil:
a. Keluarga mampu menjawab pertanyaan evaluasi dari mahasiswa.
b. Keluarga mengikuti proses pendidikan kesehatan hipertensi dan
senam hipertensi dari awal hingga akhir
c. Keluarga mampu meningkatkan manajemen kesehatan
b. Pendidikan kesehatan komunikasi efektif pada remaja
1) Evaluasi struktur:
a) Komitmen terhadap kontrak waktu, tempat dan peserta.
b) Ketersediaan dan kesesuaian fungsi alat dan media sesuai dengan
yang dibutuhkan.
2) Evaluasi proses:
a) Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan.
b) Keluarga tidak meninggalkan tempat saat kegiatan berlangsung.
c) Keluarga mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
3) Evaluasi hasil:
a) Keluarga mampu mengikuti proses pendidikan kesehatan
komunikasi efektif dari awal hingga akhir
b) Keluarga mampu menggunakan komunikasi efektif dengan
remaja
DAFTAR PUSTAKA
Friedman, E.T.S., Bowden, VR., & Jones, E.G. (2010). Buku Ajar
Keperawatan Keluarga : Riset, Teori, dan Prkatik. Achir Yani S.Hamid
et.al, penerjemah. Edisi 5. Jakarta : EGC.
Munawaroh, Siti. (2010). Efektifitas Metode Ceramah dan Leaflet dalam
Peningkatan Pengetahuan Remaja tentang Seks Bebas di SMA Negeri
Ngrayun. Jurnal Kesehatan. Universitas Muhammadiyah Ponorogo.
Yunus, N.R. & Rezki, A., (2020). Kebijakan pemberlakuan lockdown sebagai
antisipasi penyebaran corona virus Covid-19. Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Vol. 7 No. 3 (2020), pp.227-
238, DOI: 10.15408/sjsbs.v7i3.15083.
WHO. (2014). High Blood Pressure Country Experiences and Effective
Interventions Utilized Across The European Region. World Health
Organozation European.

Anda mungkin juga menyukai