Aspek Legal Praktik Dalam Keperawatan
Aspek Legal Praktik Dalam Keperawatan
Keperawatan
A. Legal Praktik Keperawatan
Legal adalah sesuatu yang dianggap sah oleh hukum dan Undang-undang. Legal praktik
keperawatan berarti praktik keperawatan yang sudah disah kan oleh hukum, artinya sudah memiliki
izin prakti perawat.
Perawat perlu tau tentang hukum yang mengatur prakteknya untuk memberikan kepastian bahwa
keputusan dan tindakan perawat yang dilakukan konsisten dengan prinsip-prinsip hukum serta
melindungi perawat dari liabilitas.
UU No.23/1992 Tentang Kesehatan terdiri dari 3 pasal dan 3 ayat, yaitu :
1. Pasal 32 ayat 4
“Pelaksanaan pengobatan dan atau perawatan berdasarkan ilmu kedokteran dan atau ilmu
keperawatan, hanya dapat dilaksanakan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan
kewenangan untuk itu.”
2. Pasal 53 ayat 1
“Tenaga kesehatan berhak memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai
dengan profesinya.”
3. Pasal 53 ayat 2
“Tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk mematuhi standar profesi dan
menghormati hak pasien.”
Pasal krusial dalam kepmenkes 1239/2001 tentang praktik keperawatan, antara lain :
1. Melakukan asuhan keperawatan meliputi Pengkajian, penetapan diagnosa keperawatan,
perencanaan, melaksanakan tindakan dan evaluasi.
2. Pelayanan tindakan medik hanya dapat dilakukan atas permintaan tertulis dokter
3. Dalam melaksanakan kewenangan perawat berkewajiban :
a. Menghormati hak pasien
b. Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani
c. Menyimpan rahasia sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
d. Memberikan informasi
e. Meminta persetujuan tindakan yang dilakukan
f. Melakukan catatan perawatan dengan baik
4. Dalam keadaan darurat yang mengancam jiwa seseorang , perawat berwenang melakukan
pelayanan kesehatan di luar kewenangan yang ditujukan untuk penyelamatan jiwa.
5. Perawat yang menjalankan praktik perorangan harus mencantumkan SIPP di ruang praktiknya
6. Perawat yang menjalankan praktik perorangan tidak diperbolehkan memasang papan praktik
(sedang dlam proses amandemen)
7. Perawat yang memiliki SIPP dapat melakukan asuhan dalam bentuk kunjungan rumah
8. Persyaratan praktik perorangan sekurang-kurangnya memenuhi :
a. Tempat praktik memenuhi syarat
b. Memiliki perlengkapan peralatan dan administrasi termasuk formulir /buku kunjungan, catatan
tindakan dan formulir rujukan.
Perawat sebagai profesi dan bagian integral dari pelayanan kesehatan tidak saja membutuhkan
kesabaran. Kemampuannya untuk ikut mengatasi masalah-masalah kesehatan tentu harus juga bisa
diandalkan.
Untuk mewujudkan keperawatan sebagai profesi yang utuh, ada beberapa syarat yang harus
dipenuhi. Setiap perawat harus mempunyai ”body of knowledge” yang spesifik, memberikan
pelayanan kepada masyarakat melalui praktik keprofesian yang didasari motivasi altruistik,
mempunyai standar kompetensi dan kode etik profesi. Para praktisi dipersiapkan melalui pendidikan
khusus pada jenjang pendidikan tinggi.
International Council of Nurses (ICN) mengeluarkan kerangka kerja kompetensi bagi perawat yang
mencakup tiga bidang, yaitu bidang Professional, Ethical and Legal Practice, bidang Care Provision
and Management dan bidang Professional Development
Budi Sampurna, Pakar Hukum Kesehatan dari Universitas di Indonesia, mengemukakan bahwa
setiap profesi pada dasarnya memiliki tiga syarat utama, yaitu kompetensi yang diperoleh melalui
pelatihan yang ekstensif, komponen intelektual yang bermakna dalam melakukan tugasnya, dan
memberikan pelayanan yang penting kepada masyarakat.
Sikap yang terlihat pada profesionalisme adalah profesional yang bertanggung jawab dalam arti sikap
dan pelaku yang akuntabel kepada masyarakat, baik masyarakat profesi maupun masyarakat luas.
Beberapa ciri profesionalisme tersebut merupakan ciri profesi itu sendiri, seperti kompetensi dan
kewenangan yang selalu sesuai dengan tempat dan waktu, sikap yang etis sesuai dengan standar
yang ditetapkan oleh profesinya dan khusus untuk profesi kesehatan ditambah dengan sikap altruis
(rela berkorban). Kemampuan atau kompetensi, diperoleh seorang profesional dari pendidikan atau
pelatihannya, sedangkan kewenangan diperoleh dari penguasa atau pemegang otoritas di bidang
tersebut melalui pemberian izin.
Kewenangan itu, hanya diberikan kepada mereka yang memiliki kemampuan. Namun, memiliki
kemampuan tidak berarti memiliki kewenangan. Seperti juga kemampuan yang didapat secara
berjenjang, kewenangan yang diberikan juga berjenjang.
Kompetensi dalam keperawatan berarti kemampuan khusus perawat dalam bidang tertentu yang
memiliki tingkat minimal yang harus dilampaui.
Dalam profesi kesehatan hanya kewenangan yang bersifat umum saja yang diatur oleh Departemen
Kesehatan sebagai penguasa segala keprofesian di bidang kesehatan dan kedokteran. Sementara
itu, kewenangan yang bersifat khusus dalam arti tindakan kedokteran atau kesehatan tertentu
diserahkan kepada profesi masing-masing.
Aspek Legal Keperawatan pada kewenangan formalnya adalah izin yang memberikan kewenangan
kepada penerimanya untuk melakukan praktik profesi perawat yaitu Surat Ijin Kerja (SIK) bila bekerja
di dalam suatu institusi dan Surat Ijin Praktik Perawat (SIPP) bila bekerja secara perorangan atau
berkelompok.
Aspek legal keperawatan meliputi :
Memberikan kerangka untuk menentukan tindakan keperawatan mana yang sesuai dengan
hukum
Membedakan tanggung jawab perawat dengan profesi lain
Membantu menentukan batas-batas kewenangan tindakan keperawatan mandiri
Membantu mempertahankan standard praktik keperawatan dengan meletakkan posisi
perawat memiliki akuntabilitas dibawah hukum.
Dalam keadaan darurat yang mengancam jiwa seseorang , perawat berwenang melakukan
pelayanan kesehatan di luar kewenangan yang ditujukan untuk penyelamatan jiwa.
Perawat yang menjalankan praktik perorangan harus mencantumkan SIPP di ruang
praktiknya
Perawat yang memiliki SIPP dapat melakukan asuhan dalam bentuk kunjungan rumah
Persyaratan praktik perorangan sekurang-kurangnya memenuhi :
Tempat praktik memenuhi syarat
Memiliki perlengkapan peralatan dan administrasi termasuk formulir /buku kunjungan, catatan
tindakan dan formulir rujukan
Larangan
Perawat dilarang menjalankan praktik selain yang tercantum dalam izin dan melakukan
perbuatan yang bertentangan dengan standar profesi
Bagi perawat yang memberikan pertolongan dalam keadaan darurat atau menjalankan tugas
didaerah terpencil yang tidak ada tenaga kesehatan lain, dikecualikan dari larangan ini
Kepala dinas atau organisasi profesi dapat memberikan peringatan lisan atau tertulis kepada
perawat yang melakukan pelanggaran
Peringatan tertulis diberikan paling banyak 3 kali, apabila tidak diindahkan SIK dan SIPP
dapat dicabut.
Sebelum SIK atau SIPP di cabut kepala dinas kesehatan terlebih dahulu mendengar
pertimbangan dari MDTK atau MP2EM