Anda di halaman 1dari 17

SUPERVISI

MAKALAH

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Keperawatan

DosenPengajar:
Ns. Mahmud Adi S.Kep

Kelompok 7/ 16B

1. Anis Muqadas 16010052


2. Sherly Dwi Putri Ayu 16010090
3. TomyApriliyadi S 16010093
4. Vina Nur S.S 16010095
5. Yuka CrismonYanti 16010096

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN dr.SOEBANDI JEMBER

2019

1
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada tuhan YME, karena atas berkat dan
limpahan rahmatnya kami bias menyelesaikan tugas Manajemen Keperawatan ini
dengan tepat waktu.

Berikut ini penulis mempersembahkan makalah tentang “ supervise dalam


manajemen keperawatan”. Dalam penulisan makalah ini sebelumnya penulis
memohon maaf yang sebesar-besarnya dan mohon pemakluman bila mana isi
dalam makalah ini ada kekurangan dan ada kesalahan penulisan yang
menyinggung pembaca.

Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini denganpenuh rasa terima kasih
kepada Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga memberikan manfaat.

Jember ,15 november 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

Cover.........................................................................................1

Kata pengantar..........................................................................2

Daftar isi....................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang.....................................................................4

1.2 Tujuan ................................................................................5

1.3 Rumusan masalah ...............................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian ...........................................................................6

2.2 Tujuan Supervisi.................................................................6

2.3 Manfaat Supervisi ..............................................................6

2.4 Prinsip Supervisi ................................................................7

2.5 Cara Supervisi ....................................................................7

2.6 Sasaran Supervisi ...............................................................10

2.7 Model Supervisi .................................................................11

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ........................................................................12

3.2 Saran ...................................................................................12

Daftar Pustaka

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Supervisi dan evaluasi merupakan bagian yang penting dalam manajemen


serta keseluruhan tanggung jawab pemimpin. Pemahaman ini juga ada dalam
manajemen keperawatan. Untuk mengelola asuhan keperawatan dibutuhkan
kemampuan manajemen dari perawat profesional diharapkan mempunyai
kemampuan dalam supervisi dan evaluasi. Pendelegasian merupakan elemen yang
esensial pada fase pengarahan dalam proses manajemen karena sebagian besar
tugas yang diselesaikan oleh manajer ( tingkat bawah, menengah dan atas ) bukan
hanya hasil usaha mereka sendiri, tetapi juga hasil usaha pegawai. Ada banyak
tugas yang sering kali harus diselesaikan oleh satu orang. Dalam situasi ini,
pendelegasian sering terkait erat dengan produktivitas. Ada banyak alasan yang
tepat untuk melakukan pendelegasian. Kadang kala manajer harus
mendelegasikan tugas rutin sehingga mereka dapat menangani masalah yang lebih
kompleks atau yang membutuhkan keahlian dengan tingkat yang lebih tinggi.

Supervisi merupakan bagian dari fungsi directing pengarahan ( dalam fungsi


manajemen yang berperan untuk mempertahankan agar segala kegiatan yang telah
diprogram dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar. Supervisi secara langsung
memungkinkan manajer keperawatan menemukan berbagai hambatan atau
permasalahan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan di ruangan dengan
mencoba memandang secara menyeluruh faktor-faktor yang mempengaruhi dan
bersama dengan staf keperawatan untuk mencari jalan pemecahannya. Sukar
seorang manajer keperawatan untuk mempertahankan mutu asuhan keperawatan
tanpa melakukan supervisi, karena masalah – masalah yang terjadi dapat diketahui
oleh manajer keperawatan melalui informasi yang diberikan oleh staff
keperawatan yang mungkin sangat terbatas tanpa melakukan supervisi
keperawatan.

4
1.2 Tujuan
 Tujuan Umum
a. Menjelaskan definisi supervisi dalam manajemen keperawatan
b. Menjelaskan tujuan dan manfaat supervisi dalam manajemen
keperawatan
c. Menjelaskan prinsip – prinsip supervisi dalam manajemen
keperawatan
d. Menjelaskan cara supervisi dalam manajemen keperawatan

Tujuan Khusus

a. Pembaca dapat memahami Pengertian, Tujuan, Manfaat supervisi dalam


manajemen keperawatan.
b. Pembaca khususnya mahasiswa ilmu keperawtan dapat memahami prinsip
supervisi dalam manajemen keperawatan
c. Perawat dapat menerapkan prinsip dalam manajemen keperawatan

1.3 Rumusan masalah


1. Apa definisi supervisi dalam manajemen keperawatan ?
2. Apa tujuan supervisi dalam manajemen keperawatan ?
3. Apa manfaat supervisi dalam manajemen keperawatan ?
4. Bagaimana prinsip – prinsip supervisi dalam manajemen keperawatan ?
5. Bagaimana cara supervisi dalam manajemen keperawatan ?
6. Siapa sasaran supervisi?
7. Bagaimana model supervisi?

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian

Supervisi adalah suatu teknik pelayanan yang tujuan utamanya adalah


mempelajari dan memperbaiki secara bersama-sama (H.Burton,dalam Pier
AS,1997:20).
Supervisi keperawatan adalah kegiatan pengawasan dan pembinaan yang
dilakukan secara berkesinambungan oleh supervisor mencangkup pelayanan
keperawatan,masalah ketenagaan,dan perawatan agar pasien mendapat
pelayaan yang bermutu setiap saat (Depkes,2000).
Supervise keperawatan adalah suatu proses pemberian sumber-sumber
yang di butuhkan perawat untuk meneyelesaikan tugas dalam rangka
mencapai tujuan.

2.2 Tujuan supervisi

Tujuan supervise adalah pemenuhan dan peningkatan kebutuhan klien dan


keluarga yang berfokus pada kebutuhan,ketrampilan dan kemampuan perawat
dalam melaksanakan tugas.

2.3 Manfaat supervise

Apabila supervisi dapat dilakukan dengan baik, akan diperoleh


banyak  manfaat. Manfaat tersebut diantaranya adalah sebagai berikut (Suarli &
Bachtiar, 2009) :

1. Supervisi dapat meningkatkan efektifitas kerja. Peningkatan


efektifitas  kerja ini erat hubungannya dengan peningkatan pengetahuan
dan  keterampilan bawahan, serta makin terbinanya hubungan dan
suasana  kerja yang lebih harmonis antara atasan dan bawahan.
2. Supervisi dapat lebih meningkatkan efesiensi kerja. Peningkatan efesiensi
kerja ini erat kaitannya dengan makin berkurangnya kesalahan yang
dilakukan bawahan, sehingga pemakaian sumber daya (tenaga, harta
dan  sarana) yang sia-sia akan dapat dicegah. Apabila kedua peningkatan

6
ini dapat diwujudkan, sama artinya dengan  telah tercapainya tujuan suatu
organisasi. Tujuan pokok dari supervisi ialah menjamin pelaksanaan
berbagai kegiatan yang telah direncanakan secara benar dan tepat, dalam
arti lebih efektif dan efesien, sehingga tujuan yang telah ditetapkan
organisasi dapat dicapai dengan memuaskan (Suarli & Bachtiar, 2008).

2.4 Prinsip Supervisi


Ada beberapa prinsip yang dilakukan di bidang keperawatan
( Nursalam,2007 ) antara lain :
1. Supervisi menggunakan pengetahuan dasar
manajemen,keterampilan hubungan antar manusia dan kemampuan
menerapkan prinsip manajemen dan kepimpinan
2. Fungsi supervsi diuraikan dengan jelas,terorganisasi dan
dinyatakan melalui petunjuk,peraturan,tugas dan standart.
3. Supervisi merupakan proses kerjasama yang demokratis antara
supervisor dan perawat pelaksana.
4. Supervisi merupakan visi,misi,falsafah,tujuan dan rencana yang
spesifik.
5. Supervisi menciptakan lingkungan yang kondusif,komunikasi
efektif,kreatifitas,dan motivasi.
6. Supervisi mempunyai tujuan yang berhasil dan berdayaguna dalam
pelayanan keperawatan yang memberikan kepuasan klien,perawat
dan manajer.
7. Supervisi dilakukan sesuai dengan struktur organisasi

2.5 Cara supervise


Cara Supervisi menurut , (suyanto, 2009). Supervisi dapat dilakukan
secara langsung dan tidak langsung, penerapannya disesuaikan dengan
situasi dan kondisi serta tujuan supervisi.
a. Supervisi Langsung :
Supervisi dilakukan langsung pada kegiatan yang sedang
berlangsung. Cara supervisi ini ditujukan untuk bimbingan dan

7
arahan serta mencegah dan memperbaiki kesalahan yang
terjadi.  Cara supervisi terdiri dari :
1) Merencanakan
Seorang supervisor, sebelum melakukan supervisi harus
membuat perencanaan tentang apa yang akan disupervisi,
siapa yang akan disupervisi, bagaimana tekniknya, kapan
waktunya dan alasan dilakukan supervisi (Kron, 1987).
Dalam membuat perencanaan diperlukan unsur-unsur :
Objektif / tujuan dari perencanaan, Uraian Kegiatan,
Prosedur, Target waktu pelaksanaan, penanggung jawab
dan anggaran (Suarli, 2009).
2) Mengarahkan
Pengarahan yang dilakukan supervisor kepada staf meliputi
pengarahan tentang bagaimana kegiatan dapat dilaksanakan
sehingga tujuan organisasi dapat tercapai. Dalam
memberikan pengarahan diperlukan kemampuan
komunikasi dari supervisor dan hubungan kerjasama yang
demokratis antara supervisor dan staf. Cara pengarahan
yang efektif adalah : Pengarahan harus lengkap,
Menggunakan kata-kata yang tepat, Bebicara dengan jelas
dan lambat, Berikan arahan yang logis. Hindari
memberikan banyak arahan pada satu waktu, Pastikan
bahwa arahan dipahami. Yakinkan bahwa arahan
supervisor dilaksanakan sehingga perlu kegiatan tindak
lanjut.
3) Membimbing
Agar staf dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik,
maka dalam melakukan suatu pekerjaan, staf perlu
bimbingan dari seorang supervisor. Supervisor harus
memberikan bimbingan pada staf yang mengalami
kesulitan dalam menjalankan tugasnya, bimbingan harus
diberikan dengan terencana dan berkala. Staf dibimbing

8
bagaimana cara untuk melakukan dan menyelesaikan suatu
pekerjaan. Bimbingan yang diberikan diantaranya dapat
berupa : pemberian penjelasan, pengarahan dan pengajaran,
bantuan, serta pemberian contoh langsung.
4) Memotivasi
Supervisor mempunyai peranan penting dalam memotivasi
staf untuk mencapai tujuan organisasi. Kegiatan yang perlu
dilaksanakan supervisor dalam memotivasi antara lain
adalah (Nursalam, 2007) : Mempunyai harapan yang jelas
terhadap staf dan mengkomunikasikan harapan tersebut
kepada para staf, Memberikan dukungan positif pada staf
untuk menyelesaikan pekerjaan, Memberikan kesempatan
pada staf untuk menyelesaikan tugasnya dan memberikan
tantangan-tantangan yang akan memberikan pengalaman
yang bermakna, Memberikan kesempatan pada staf untuk
mengambil keputusan sesuai tugas limpah yang diberikan,
Menciptakan situasi saling percaya dan kekeluargaan
dengan staf, Menjadi role model bagi staf.
5) Mengobservasi (Nursalam, 2007)
Untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi staf dalam
melaksanakan tugasnya sehingga dapat menyelesaikan
pekerjaan sesuai dengan yang diharapkan, maka supervisor
harus melakukan observasi terhadap kemampuan dan
perilaku staf dalam menyelesaikan pekerjaan dan hasil
pekerjaan yang dilakukan oleh staf.
6) Mengevaluasi
Evaluasi merupakan proses penilaian pencapaian tujuan,
apabila suatu pekerjaan sudah selesai dikerjakan oleh staf,
maka diperlukan suatu evaluasi upaya pelaksanaan dan
membandingkan dengan rencana yang telah disusun
sebelumnya. Evaluasi juga digunakan untuk menilai apakah
pekerjaan tersebut sudah dikerjakan sesuai dengan

9
ketentuan untuk mencapai tujuan organisasi. Evaluasi dapat
dilakukan dengan cara menilai langsung kegiatan,
memantau kegiatan melalui objek kegiatan. Apabila suatu
kegiatan sudah di evaluasi, maka diperlukan umpan balik
terhadap kegiatan tersebut.
b. Supervisi Tidak Langsung
c. Supervisi dilakukan melalui laporan tertulis, seperti laporan pasien
dan catatan asuhan keperawatan dan dapat juga dilakukan dengan
menggunakan laporan lisan seperti saat timbang terima dan ronde
keperawatan. Pada supervisi tidak langsung dapat terjadi
kesenjangan fakta, karena supervisor tidak melihat langsung
kejadian dilapangan. Oleh karena itu agar masalah dapat
diselesaikan , perlu klarifikasi dan umpan balik dari supevisor dan
staf
2.6 Sasaran supervisi
Sasaran yang harus dicapai dalam supervisi adalah sebagai berikut :
1. Pelaksanan tugas sesuai dengan pola

2. Struktur dan hirarki sesuai dengan rencana

3. Staf yang berkualitas dapat dikembangkan secara kontinue/sistematis

4. Penggunaan alat yang efektif dan ekonomis.

5. Sistem dan prosedur yang tidak menyimpang

6. Pembagian tugas, wewenang ada pertimbangan objek/rational

7. Tidak terjadi penyimpangan/penyelewengan kekuasaan, kedudukan


dan keuangan.

10
2.7 Model-model supervise
Selain cara supervisi yang telah diuraikan, beberapa model supervisi dapat
diterapkan dalam kegiatan supervisi antara lain (Suyanto, 2008).
1. Model konvensional
Model supervisi dilakukan melalui inspeksi langsung untuk menemukan
masalah dan kesalahan dalam pemberian asuahan keperawatan. Supervisi
dilakukan untuk mengoreksi kesalahan dan memata-matai staf dalam
mengerjakan tugas. Model ini sering tidak adil karena hanya melihat sisi
negatif dari pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan para perawat pelaksana
sehingga sulit terungkap sisi positif, hal-hal yang baik ataupun
keberhasilan yang telah dilakukan
2. Model ilmiah
Supervisi dilakukan dengan pendekatan yang sudah direncanakan
sehingga tidak hanya mencari kealahan atau masalah saja. Oleh karena itu
supervisi yang dilakukan dengan model ini memilki karasteristik sebagai
berikut yaitu, dilakukan secaraberkesinambungan, dilakukan dengan
prosedur, insrument dan standar supervisi yang baku, menggunakan data
yang objektif sehingga dapat diberikan umpan balik dan bimbingan.
3. Model Klinis
Supervisi model klinis bertujuan untuk membantu perawat pelaksana
dalam mengembangkan profesionalisme sehingga penampilan dan
kinerjanya dalam pemberian asuahn keperawatan meningkat. Supervisi
dilakukan secara sistematis melalui pengamatan pelayanan keperawatan
yang diberikan oleh seorang perawat selanjutnya dibandingkan dengan
standar keperawatan.
4. Model artistic
Supervisi model artistic dilakukan dengan pendekatan personal untuk
menciptakan rasa aman sehingga supervisor dapat diterima oleh perawat
pelaksana yang disupervisi. Dengan demikian akan tercipta hubungan
saling percaya sehingga hubungna antara perawat dan supervisor akan
terbuka dam mempermudah proses supervisi.

11
Roleplay Supervisi

Skenario:

Cast:

1. Karu : yuka
2. PP1 :sherly
3. PA1 :tomi
4. PA2 :vina
5. Pasien 1 : anis

Diruang anak RS Harapan Bunda terdapat seorang pasien diare yang kondisinya
lemah dan memerlukan terapi cairan. Pada hari yang sama Kepala Ruangan akan
melakukan supervisi terhadap tindakan yang akan dilakukan oleh perawat.
Diruang keperawatan karu menyampaikan maksud dan tujuan supervisi kepada
perawat primer dan perawat asosiasi.
Karu : selamat pagi, apa semuanya sudah lengkap?
PP : sudah pak,
Karu : ya, pagi ini saya akan menyampaikan tentang supervisi yg akan
dilakukan pada hari ini. Jadi, tujuan untuk dilakukannya supervisi
adalah untuk mempelajari dan memperbaiki tindakan yang akan
dilakukan kepada pasien kita.
PP : ow gitu bu, untuk sepervisi sendiri tindakan apa pak yang akan
dilakukan supervisi?
Karu : pada hari ini, saya akan melakukan supervisi terhadap tindakan
pemasangan infus yang akan dilakukan. Untuk pasien kita pada
hari ini adakah order dari dokter untuk dilakukannya pemasangan
infus?
PP : untuk hari ini, kita mendapatkan order dari dokter untuk
melakukan pemasangan infus terhadap pasien bernama An.(neo), 6
tahun dengan diagnosa medis diare. Sedangkan kondisi anak
tersebut sedang mengalami dehidrasi berat pak, dan dari order

12
dokter agar dilakukan pemasangan infus RL. Jadi untuk ners()
minta tolong untuk menyiapkan alat untuk pemasangan infus,.
PA1 : baik ners (), akan segera saya persiapkan.
PP :ners ema tolong dibantu juga ya ??
PA2 : iya ner() akan segera saya siapkan.
Karu : Baik, pada hari ini kita menpunya 2 pasien yang akan dilakukan
pemasangan infus. Jadi, untuk format penilaian yang akan
dilakukan pada supervisi pada hari ini adalah. Nanti saya akan
melakukan beberapa penilaian terhadap tindakan yang akan
dilakukan dan nanti saya akan memberikan penilaian terhadap
beberapa insrumet tindakan seperti teknik pemasangan infus yang
benar. Muungkin ini ada beberapa format/instrumen penilaian
silahkan di baca dulu(menyerahkan map kepada PP).
PP : iya pak (menerima map).
Karu : ada yang ingin ditanyakan dari format penilaian tersebut??
PP : tidak ada bu,,
Karu : baik kalo begitu langsun aja kepada ners() untuk melakukan
tindakan tersebut. Dan untuk semuanya Selamat bekerja.,

Di nurse stasion,
PP : ners(), ners() tolong bantu saya mempersiapkan peralatan infus
untuk pasien bernama An.()
PA1 & PA2 : iya ners().
PA1 : mabk devi set sterilnya mana ya??
Panjaga ners station : ini mbak, sudah saya siapkan (sambil memberikan set
steril)
Karu : gimana perlengkapan untuk pemasangan infus?? Sudah lengkap??
PP : sudah pak,.
Karu : oke, kita pasien sekarang ya,.

Setelah itu karu, PP, PA1 dan PA2, ke ruangan anak,..


PP : selamat pagi bu, pak?

13
Ibu & Bapak Pasien 1 : ya pagi,.
PP : gimana de kabarnya???
Pasien1 : iyaaaa, sakit bu,
PP : sakitnya kenapa de,??
Pasien1 : lemas bu, sakit perut,..
PP : pak, kami akan memasang infus pada anak bapak, tujuannya agar
asupan cairan pada anak bapak. Gimana pak apa diperbolehkan??
Bapak Pasien1: ya, silahkan bu??
PP : ada yg ditanyakan sebelumnya pak???
Bapak Pasien1: tidak ada bu??
PP : adek, kita pasang infusnya dulu ya??
Pasien1 : iya bu,..
PP : ners mega dan ema bisa dibantu untuk melakukan pemasangan
infus???
PA1 : Iya ners (), saya akan lakukan pemasangan infusnya (sambil
membawa troli ke dekat pasien)
PA2 : adek kita pasng infusnya dulu ya,,
Pasien : sakit ga??
PA1 : enggak kok cuman kayak digigt semut,,
Pasien : tapi saya takut,,..
PA2 : gak pa2 adek kan anak pinter,, pasti nanti kalo udah dipasang
infusnya nanti adek bisa sehat lagi,...
PA1 : adek kalo udah gede pengen jdi apa??/
Pasien : pengen jadi astronot,,.
PA2 : brarti adek udh pinter dong kalo dipasang infus,, gak usah taku
lagi ya de??
Pasien : iya dehh
Kemudian PA1&2 melakukan pemasangan infus kepada An neo...
Setelah melakukan pemasangan infus,.
PP : bapak kami sudah memasangkan infus ke anak bapak, kami minta
izin untuk ke pasien selanjtnya pak,.
Ibu & Bapak Pasien : iya bu,,.

14
Karu : gimana pak sebelumnya ada yg ditanyakan???
Kakak pasien : adik saya kapan ya sembuhnya??
Karu : kita tunggu perkembangan anak bapak selanjutnya ya.,
Kakak pasien: : oww iya pak??
Paman pasien : de,, jangan nagis lagi ya udh slesai kok masang infusnya
Pasien : iya omm, huhuhuh
Karu : baik pak, bu,, kalo gitu kami kembali keruangan dulu ya,.. slamat
pagi
Keluarga : pagii

Diruangan karu,..

Karu : ya tadi saya sudah melakukan penilaian terhadap hasil kerja


pemasangan infus pada hari ini,,. Untuk secra prosedur
pemasangan infus secara kesluruhan sudah baik, tapi tadi ada hal 2
yg perlu kita perhatikan bersama,.
PP : apa itu bu??
Karu : dalam pemasangan tadi kurangnya interksi kepada pasien jadi,
pasiennya tadi ada merasa sedikit agak takut,,. Sepertinya hal itu yg
perlu kita perhatikan, ,,. Oke ada yg ingin di klarifikasi??
PP : iya bu, saya menyadari akan hal itu,, dan nanti akan kami
perbaiki..,
Karu : ya bagus sekali, interksi dan komunikasi dalam hal ini komusikasi
terputik sangat penting dilakukan apalagi pasien kita anak-anak,..
dan untuk semuanya sangat bagus sekali apa yg kalian lakukan
pada hari ini pertahankan terus,.. dan sepertinya hanya itu yang bisa
saya sampaikan., untuk kurang dan lebihnya mohon maaf,, saya
tutup pertamuan ini, wasalammualaikum wr,wb
PP dan PA kembail keruangnya dan karu melakukan dokumentasi keperawatan
untuk hasil supervisi tersebut.

15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Supervisi keperawatan diperlukan untuk mencapai tujuan pelayanan
keperawatan di rumah sakit, supervisi bukan berarti menghukum tetapi
memberikan pengarahan dan petunjuk agar perawat dapat menyelesaikan
tugasnya secara efektif dan efisien.
Supervisor diharapkan mempunyai hubungan interpersonal yang memuaskan
dengan staf agar tujuan supervisi dapat tercapai untuk meningkatkan motivasi,
kreativitas dan kemampuan perawat yang pada akhirnya akan berdampak pada
peningkatan kualitas pelayanan keperawatan.

3,2 Saran
1. Untuk Institusi
Agar dijadikan referensi, sehingga mahasiswa dapat menekankan supervisi
dalam manajemen keperawatan.
2. Untuk Mahasiswa.
Agar mahasiswa mampu menerapkan supervisi dalam manajemen
keperawatan. Dan memahami manfaat, tujuan, prinsip supervisi dalam
manajemen keperawatan

16
Daftar pustaka

Nursalam. 2007. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Profesional (Edisi2). Jakarta: Salemba Medika

Nursalam. 2014. Manajemen keperawatan: aplikasi dalam praktik keperawatan


professional (edisi 4). Jakarta: salemba medika

http://yulitautari.blogspot.com/2017/04/manajemen-keperawatan-makalah-
supervisi.html

https://www.academia.edu/32814469/PROPOSAL_SUPERVISI_Manajemen_Ke
perawatan

https://evilprincekyu.wordpress.com/2013/12/11/supervisi-klinik-keperawatan-
dalam-manajemen-keperawatan/

17

Anda mungkin juga menyukai