Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

LAPORAN PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Demensia adalah kemunduran daya ingat dan fungsi kognitif lainnya

yang bersifat progresif. Walaupun sangat jarang terjadi pada orang yang berusia

dibawah 60 tahun, demensia semakin lama semakin umum terjadi pada

kelompok lansia. Kemungkinan kejadiannya adalah 10% pada orang yang

berusia 65 tahun dan angka tersebut berlipat dua setiap penambahan usia 10

tahun. Penyebab utama demensia adalah penyakit Alzheimer: penyebab lainnya

antara lain penyakit kardiovaskular, penyakit Lewy-Body, penyakit parkinson,

alkoholisme, HIV, dan gangguan otak degeneratif yang langka seperti penyakit

Pick, progressive supranuclear palsy, penyakit Creutzfeldt-Jakob, dan penyakit

Huntington.

Ingatan dapat dipengaruhi oleh proses penuaan. Semakin tua seseorang,

berbagai macam proses dan reaksi kimia terjadi pada beberapa organ vital, salah

satunya adalah otak. Perubahan ini di sisi lain dapat mempengaruhi bagian pada

otak yang bertanggung jawab dengan sistem saraf panca indera dan ingatan. Ini

dapat menjelaskan bagaimana orang yang usianya lebih tua lebih sulit belajar hal

yang baru atau mengingat informasi yang baru.


Demensia adalah sebuah istilah yang luas yang menyangkut kerusakan

atau cedera pada otak yang dapat membuat otak tidak dapat mengingat ingatan

dan keahlian hidup seperti cara berkomunikasi atau cara makan. Salah satu jenis

dementia adalah penyakit Alzheimer. Meskipun dementia sudah diketahui untuk

beberapa waktu, sampai saat ini belum ditemukan pengobatan yang ampuh.

Ditambah lagi, penyakit ini bersifat progresif, sehingga pilihan yang bisa

dilakukan terbatas dalam cara bagaimana kerusakan yang dialami otak dapat

diminimalisir sampai sekecil mungkin.

Penyebab pasti dementia juga sampai saat ini belum diketahui. Misalnya,

ada beberapa ahli yang berteori bahwa penyebab terjadinya Penyakit Alzheimer

adalah karena timbunan kekusutan jaringan otak atau timbunan lemak. Namun,

sampai saat ini para ahli tersebut belum dapat memahami bagaimana timbunan

tersebut dapat muncul. Jenis penyakit dementia lain yang populer adalah yang

vaskular, yang membuat terjadinya infeksi atau penggumpalan darah, yang

menghambat aliran darah ke dalam otak. Sebagai akibatnya, saraf dan jaringan

otak dapat menjadi rusak. Seseorang juga dapat terjangkit dementia

frontotemporal (dementia yang diakibatkan kerusakan pada bagian depan dan

temporal lobe) dan dementia tubuh Lewy, yang memiliki tanda-tanda dan gejala

yang mirip dengan Penyakit Alzheimer.

Kesulitan mengingat ingatan jangka pendek, Kesulitan dalam meingingat

nama atau mengenali wajah, Tersesat di lokasi yang sudah familiar, Mengalami

kebingungan, Kehilangan keahlian secara berangsur-angsur, Kesulitan berbicara


atau omongan yang terbata-bata, Kebiasaan mengulang suatu informasi yang

sama berulang-ulang, Sering menanyakan pertanyaan yang sama, Kesulitan

mengikuti arahan, Mengalami perubahan kemampuan belajar, Mengalami

perubahan sikap atau suasana hati yang tiba-tiba, Sering salah menyebutkan

nama benda (misalnya menyebut piring sebagai sebuah garpu).

Biasanya, kepikunan, terutama yang disebabkan oleh suatu penyakit,

dapat terjadi secara berangsur-angsur dan membuat ketika penyakit tersebut

ditemukan, biasanya kondisinya sudah sampai ke tahap lanjutan. Dalam penelitan

terkini, ditemukan bahwa penyakit Alzheimer dapan muncul pada usia 60 sampai

75 tahun, tetapi kerusakan yang terjadi pada otak sebenarnya sudah dimulai dari

20 tahun sebelumnya.

Salah satu cara terbaik untuk mengatasi masalah kepikunan yang

diakibatkan oleh penyakit adalah dengan cara melakukan pemeriksaan teratur,

termasuk juga tes darah. Pengujian ini dapat menampilkan masalah kesehatan

yang berpotensi mempengaruhi otak. Salah satunya adalah tekanan darah tinggi.

Seseorang juga perlu lebih memperhatikan tanda-tanda yang mungkin tidak

terlalu tampak, seperti tanda-tanda perubahan sikap seseorang atau semakin

sulitnya seseorang meningat informasi tertentu. Perawatan dari penyakit

kepikunan ini tergantung dari penyebab aktualnya. Jakarta Penelitian global di

bidang kesehatan mempekirakan hampir 47 juta orang di dunia hidup dengan

demensia (kepikunan) alias hilang ingatan. Jumlah penderita ini naik dari angka
yang tadi 35 juta pada 2009. Para ilmuwan ini memberi peringatan, tanpa

terobosan medis, kemungkinan jumlah ini akan berlipat ganda setiap 20 tahun.

Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) sendiri memperkirakan ada 7,7

juta kasus baru demensia setiap tahun. Dan peneliti dari Alzheimer Disease

International mengatakan, sekitar 58 persen dari semua orang dengan demensia

hidup di negara-negara berkembang. Kepikunn atau demensia adalah kondisi

yang lumrah dialami mereka yang sudah berusia lanjut biasanya 65 tahun ke atas.

Kondisi ini biasanya ditandai dengan gejala mulai menurunnya daya ingat atau

kemampuan berpikir yang kerap mengganggu aktivitas kehidupan sehari-hari.

Secara medis, demensia dapat disebabkan oleh proses penuaan atau

degenerasi sel-sel neuron (syaraf) otak, seiring dengan bertambahnya usia. Meski

proses penuaan ini tidak dapat dihindari, namun ada upaya yang dilakukan

supaya kepikunan ini dapat dihindari atau setidaknya ditunda. Menurut

Dr.H.Samino Sp.S (k), dari Asosiasi Alzheimer Indonesia, kepikunan dapat

dihindari dengan membiasakan gaya hidup sehat dan melakukan stimulasi

kognitif agar sel-sel otak terus aktif. Dengan upaya ini, sel-sel saraf akan terus

menghasilkan zat neurotransmitter yang dibutuhkan otak.

B. RUMUSAN MASALAH

Bagaimanakah Asuhan keperawatan dalam usia lansia untuk mencegah

kepikunan dengan cara senam otak untuk melatih daya ingatan pada usia

lansia ?
C. TUJUAN

Menggambarkan Asuhan keperawatan dalam usia lansia untuk mencegah

kepikunan dengan cara senam otak untuk melatih daya ingatan pada usia

lansia.

D. MANFAAT

1. Pasien/keluarga

Pasien atau keluarga dapat melakukan senam otak secara mandiri dirumah

2. Bagi pengembangan ilmu dan teknologi keperawatan

Menambah keluasan ilmu dan teknologi terapan bidang keperawatan

gerontik senam otak dalam meningkatkan daya ingat.

3. Bagi instansi kesehatan

Menambah informasi kepada tenaga kesehatan sehingga dapat

memberikan dedukasi dan kominkasi tentang senam otak dalam

meningkatkan daya ingat.

4. Bagi peneliti lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai data acuan pada

peneliti selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai