Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah salah satu sarana
pelayanan kesehatan masyarakat yang amat penting di Indonesia. Puskesmas
adalah unit pelaksana teknis dinas kabupaten/kota yang bertanggungjawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatau wilayah kerja (Depkes,
2011).
Dalam upaya meningkatkan pembangunan kesehatan masyarakat, maka
perlu mengembangkan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat, agar
pelayanan pada masyarakat dapat dilaksanakan secara berdaya guna, berhasil
guna, merata, menyeluruh dan terpadu bagi masyarakat. Pemberlakuan
Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan
ditindaklanjuti oleh Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang
Kewenangan Pemerintah dan Propinsi sebagai daerah otonom, memberikan
kewenangan kepada daerah untuk menangani manajemen pemerintahan di
daerahnya secara utuh sehingga dapat leluasa melaksanakan pelayanan kepada
masyarakat atas prakarsa sendiri sesuai dengan kepentingan masyarakat dan
kondisi daerahnya masing-masing.
Analisa SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats) telah
menjadi salah satu alat yang berguna dalam dunia industri. Namun demikian
tidak menutup kemungkinan untuk digunakan sebagai aplikasi alat Bantu
pembuatan keputusan dalam pengenalan program-program baru di lembaga
pendidikan kejuruan.
Proses penggunaan manajemen analisa SWOT menghendaki adanya suatu
survei internal tentang strengths (kekuatan) dan weaknesses (kelemahan)
program, serta survei eksternal atas opportunities (ancaman) dan threats
(peluang/kesempatan). Pengujian eksternal dan internal yang terstruktur
adalah sesuatu yang unik dalam dunia perencanaan dan pengembangan
kurikulum lembaga pendidikan.

1
Lingkungan eksternal mempunyai dampak yang sangat berarti pada
sebuah lembaga pendidikan. Selama dekade terakhir abad ke duapuluh,
lembaga-lembaga ekonomi, masyarakat, struktur politik, dan bahkan gaya
hidup perorangan dihadapkan pada perubahan-perubahan baru. Perubahan dari
masyarakat industri ke masyarakat informasi dan dari ekonomi yang
berorientasi manufaktur ke arah orientasi jasa, telah menimbulkan dampak
yang signifikan terhadap permintaan atas program baru.

B. Rumusan Masalah
Untuk mencapai suatu kesuksesan tidak begitu mudah tetapi tentunya
melalui proses yang optimal, seperti halnya dalam pelayanan di puskesmas,
faktor yang mempengaruhi analisis SWOT, di antaranya faktor internal dan
faktor eksternal. Dari beberapa faktor tersebut, penulis tertarik untuk
mengetahui tentang Analisis SWOT dalam Pelayanan di Poli Gigi Puskesmas
Maos. Masalah tersebut cukup menarik untuk di teliti, dengan ilmu
pengetahuan yang dimiliki penulis. Sesuai dengan tugas yang diberikan, maka
penulis akan membatasi pada pokok masalah, yaitu “Analisis SWOT dalam
Pelayanan di Poli Gigi Puskesmas Maos ”.
C. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui tentang :
1. Pengertian Analisa SWOT
2. Tujuan Pelayanan di Poli Gigi Puskesmas Maos
3. Faktor Lingkungan dalam Analisis SWOT
4. Metode Survey
5. Analisis SWOT Pelayanan di Poli Gigi Puskesmas Maos
D. TujuanPelayanandi Poli Gigi Puskesmas Maos
1. Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan perorangan dan masyarakat di
Indonesia, khususnya daerah Maos.
2. Tujuan khusus
a. Berkurangnya penderitaan karena sakit gigi.

2
b. Masyarakat mendapatkan pengobatan gigi dari dokter.
c. Mendapat kepercayaan dari masyarakat dengan kualitas pelayanan
di poli gigi.
d. Menjaga lingkungan yang bersih dan rapi.
e. Memberikan pembelajaran kepada petugas di poli gigi dan tim
kesehatan lain untuk meningkatkan kualitas dari masing-masing
bagian di puskesmas Maos.

3
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Analisis SWOT


Proses Manajemen Strategis adalah sebuah proses delapan langkah
yang mencakup perencanaan strategis, pelaksanaan atau penerapan dan
evaluasi.
Analisis adalah suatu kegiatan untuk memahami seluruh informasi
yang terdapat pada suatu kasus, mengetahui isu apa yang sedang terjadi, dan
memutuskan tindakan apa yang harus segera dilakukan untuk memecahkan
masalah.
Analisis SWOT adalah suatu bentuk analisis situasi dengan
mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis terhadap kekuatan-kekuatan
(Strengths) dan kelemahan-kelemahan (Weaknesses) suatu organisasi dan
kesempatan-kesempatan (Opportunities) serta ancaman-ancaman (Threats)
dari lingkungan untuk merumuskan strategi organisasi. (Rangkuti F, 2010)
1. Kekuatan (Strengths) adalah kegiatan-kegiatan organisasi yang
berjalandengan baik atau sumber daya yang dapat dikendalikan.
2. Kelemahan (Weaknesses) adalah kegiatan-kegiatan organisasi yang tidak
berjalan dengan baik atau sumber daya yang dibutuhkan oleh organisasi
tetapi tidak dimiliki oleh organisasi.
3. Kesempatan (Opportunities) adalah faktor-faktor lingkungan luar yang
positif.
4. Ancaman (Threatss) adalah faktor-faktor lingkungan luar yang negatif.
Matrik SWOT adalah alat untuk menyusun faktor-faktor strategis
organisasi yang dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan
ancaman eksternal yang dihadapi organisasi dapat disesuaikan dengan
kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya.
IFAS (Internal Strategic Factors Analysis Summary) adalah ringkasan
atau rumusan faktor-faktor strategis internal dalam kerangka Kekuatan
(Strengths) dan Kelemahan (Weaknesses).

4
EFAS (External Strategic Factors Analysis Summary) adalah
ringkasan atau rumusan faktor-faktor strategis eksternal dalam kerangka
Kesempatan (Opportunities) dan Ancaman (Threats)
Analisis SWOT merupakan bagian dari proses perencanaan. Hal utama
yang ditekankan adalah bahwa dalam proses perencanaan tersebut, suatu
institusi membutuhkan penilaian mengenai kondisi saat ini dan gambaran ke
depan yangmempengaruhi proses pencapaian tujuan institusi. Dengan analisa
SWOT akan didapatkan karakteristik dari kekuatan utama, kekuatan
tambahan, faktor netral, kelemahan utama dan kelemahan tambahan
berdasarkan analisa lingkungan internal dan eksternal yang dilakukan. Dari
analisa tersebut potensi dari suatu institusi untuk bisa maju dan berkembang
dipengaruhi oleh : bagaimana institusi memanfaatkan pengaruh dari luar
sebagai kekuatan tambahan serta pengaruh lokal dari dalam yang terdapat
empat langkah utama yang harus dilakukan, yaitu :
1. Mengidentifikasi existing strategy yang telah ada dalam institusi
sebelumnya. Strategi ini bisa jadi bukan merupakan strategi yang disusun
berdasarkan kebutuhan institusi menghadapi gejala perubahan lingkungan
eskternal yang ada melainkan merupakan strategi turunan yang telah ada
sejak lama dipegang institusi.
2. Mengidentifikasi perubahan-perubahan lingkungan yang dihadapi institusi
dan masih mungkin terjadi di masa mendatang.
3. Membuat cross tabulation antara strategi yang ada saat ini dengan
perubahan lingkungan yang ada.
4. Menentukan katagorisasi kekuatan dan kelemahan berdasarkan penilaian
apakah strategi yang saat ini ada masih sesuai dengan perubahan
lingkungan di masa mendatang : Jika masih sesuai strategi tersebut
menjadi kekuatan/peluang, dan sudah tidak sesuai merupakan kelemahan.
“Kesimpulan Analisa SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara
sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan.Analisa ini didasarkan
pada hubungan atau interaksi antara unsur-unsur internal, yaitu

5
kekuatan dan kelemahan, terhadap unsur-unsur eksternal yaitu peluang
dan ancaman”.

Petunjuk umum yang sering diberikan untuk perumusan adalah :


1. Memanfaatkan kesempatan dan kekuatan (O dan S). Analisis ini
diharapkan membuahkan rencana jangka panjang.
2. Atasi atau kurangi ancaman dan kelemahan (T dan W). Analisa ini
lebih condong menghasilkan rencana jangka pendek, yaitu rencana
perbaikan (short-term improvement plan).
Tahap awal proses penetapan strategi adalah menaksir kekuatan,
kelemahan, kesempatan, dan ancaman yang dimiliki organisasi. Analisa
SWOT memungkinkan organisasi memformulasikan dan
mengimplementasikan strategi utama sebagai tahap lanjut pelaksanaan dan
tujuan organiasasi, dalam analisa SWOT informasi dikumpulkan dan
dianalisa.Hasil analisa dapat menyebabkan dilakukan perubahan pada misi,
tujuan, kebijaksanaan, atau strategi yang sedang berjalan. 
Dalam penyusunan suatu rencana yang baik, perlu diketahui daya dan
dana yang dimiliki pada saat akan memulai usaha, mengetahui segala unsur

6
kekuatan yang dimiliki, maupun segala kelemahan yang ada. Data yang
terkumpul mengenai faktor-faktor internal tersebut merupakan potensi di
dalam melaksanakan usaha yang direncanakan. Dilain pihak perlu
diperhatikan faktor-faktor eksternal yang akan dihadapi yaitu peluang-peluang
atau kesempatan yang ada atau yang diperhatikan akan timbul dan ancaman
atau hambatan yang diperkirakan akan muncul dan mempengaruhi usaha yang
dilakaukan.
Dapat disimpulkan bahwa analisis SWOT adalah perkembangan
hubungan atau interaksi antar unsur-unsur internal, yaitu kekuatan dan
kelemahan terhadap unsur-unsur eksternal yaitu peluang dan ancaman.
Didalam penelitian analisis SWOT kita ingin memproleh hasil berupa
kesimpulan-kesimpulan berdasarkan ke-4 faktor dimuka yang sebelumnya
telah dianalisa :
1. Strategi Kekuatan-Kesempatan (S dan O atau Maxi-maxi)
Strategi yang dihasilkan pada kombinasi ini adalah memanfaatkan
kekuatan atas peluang yang telah diidentifikasi.Misalnya bila kekuatan
perusahaan adalah pada keunggulan teknologinya, maka keunggulan ini
dapat dimanfaatkan untuk mengisi segmen pasar yang membutuhkan
tingkat teknologi dan kualitas yang lebih maju, yang keberadaanya dan
kebutuhannya telah diidentifikasi pada analisis kesempatan.
2. Strategi Kelemahan-Kesempatan (W dan O atau Mini-maxi)
Kesempatan yang dapat diidentifikasi tidak mungkin dimanfaatkan karena
kelemahan perusahaan.Misalnya jaringan distribusi ke pasar tersebut tidak
dipunyai oleh perusahaan.Salah satu strategi yang dapat ditempuh adalah
bekerjasama dengan perusahaan yang mempunyai kemampuan menggarap
pasar tersebut. Pilihan strategi lain adalah mengatasi kelemahan agar dapat
memanfaatkan kesempatan.
3. Strategi Kekuatan-Ancaman (S atau T atau Maxi-min)
Dalam analisa ancaman ditemukan kebutuhan untuk mengatasinya.Strategi
ini mencoba mencari kekuatan yang dimiliki perusahaan yang dapat

7
mengurangi atau menangkal ancaman tersebut.Misalnya ancaman perang
harga.
4. Strategi Kelemahan-Ancaman (W dan T atau Mini-mini)
Dalam situasi menghadapi ancaman dan sekaligus kelemahan intern,
strategi yang umumnya dilakukan adalah “keluar” dari situasi yang terjepit
tersebut. Keputusan yang diambil adalah “mencairkan” sumber daya yang
terikat pada situasi yang mengancam tersebut, dan mengalihkannya pada
usaha lain yang lebih cerah. Siasat lainnya adalah mengadakan kerjasama
dengan satu perusahaan yang lebih kuat, dengan harapan ancaman di suatu
saat akan hilang. Dengan mengetahui situasi yang akan dihadapi, anak
perusahaan dapat mengambil langkah-langkah yang perlu dan bertindak
dengan mengambil kebijakan-kebijakan yang terarah dan mantap, dengan
kata lain perusahaan dapat menerapkan strategi yang tepat.

B. Faktor Lingkungan dalam Analisis SWOT


Walaupun terdapat beberapa metode penentuan faktor SWOT, secara
umum terdapat keseragaman bahwa penentuan tersebut akan tergantung dari
faktor lingkungan yang berada di luar institusi. Faktor lingkungan eksternal
mendapatkan prioritas lebih dalam penentuan strategi karena pada umumnya
faktor-faktor ini berada di luar kendali institusi (exogen) sementara faktor
internal merupakan faktor-faktor yang lebih bisa dikendalikan.
Faktor – faktor yang menjadi kekuatan – kelemahan peluangdan ancaman.
1. Kekuatan dan Kelemahan. Kekuatan adalah faktor internal yang ada di
dalam institusi yang bisa digunakan untuk menggerakkan institusi ke
depan. Suatu kekuatan / strenghth (distinctive competence) hanya akan
menjadi competitive advantage bagi suatu institusi apabila kekuatan
tersebut terkait dengan lingkungan sekitarnya, misalnya apakah kekuatan
itu dibutuhkan atau bisa mempengaruhi lingkungan di sekitarnya. Jika pada
instutusi lain juga terdapat kekuatan yang dan institusi tersebut memiliki
core competence yang sama, maka kekuatan harus diukur dari bagaimana
kekuatan relatif suatu institusi dibandingkan dengan institusi yang lain.

8
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak semua kekuatan yang dimiliki
institusi harus dipaksa untuk dikembangkan karena adakalanya kekuatan itu
tidak terlalu penting jika dilihat dari lingkungan yang lebih luas. Hal-hal
yang menjadi opposite dari kekuatan adalah kelemahan. Sehingga sama
dengan kekuatan, tidak semua kelemahan dari institusi harus dipaksa untuk
diperbaiki terutama untuk hal-hal yang tidak berpengaruh pada lingkungan
sekitar.
2. Peluang dan Ancaman. Peluang adalah faktor yang di dapatkan dengan
membandingkan analisa internal yang dilakukan di suatu institusi
(strenghth dan weakness) dengan analisa internal dari kompetitor lain.
Sebagaimana kekuatan peluang juga harus diranking berdasarkan success
probbility, sehingga tidak semua peluang harus dicapai dalam target dan
strategi institusi. Peluang dapat dikatagorikan dalam tiga tingkatan :
3. Low, jika memiliki daya tarik dan manfaat yang kecil dan peluang
pencapaiannya juga kecil.
4. Moderate : jika memiliki daya tarik dan manfaat yang besar namun peluang
pencapaian kecil atau sebaliknya.
5. Best, jika memiliki daya tarik dan manfaat yang tinggi serta peluang
tercapaianya besar.
Ancaman adalah segala sesuatu yang terjadi akibat trend
perkembangan (persaingan) dan tidak bisa dihindari. Ancaman juga bisa
dilihat dari tingkat keparahan pengaruhnya (serousness) dan kemungkinan
terjadinya (probability of occurance). Sehingga dapat dikatagorikan :
a. Ancaman utama (major threats), adalah ancaman yang kemungkinan
terjadinya tinggi dan dampaknya besar. Untuk ancaman utama ini,
diperlukan beberapa contingency planning yang harus dilakukan
institusi untuk mengantisipasi.
b. Ancaman tidak utama (minor threats), adalah ancaman yang
dampaknya kecil dan kemungkinan terjadinya kecil
c. Ancaman moderate, berupa kombinasi tingkat keparahan yang tinggi
namun kemungkinan terjadinya rendah dan sebaliknya.

9
Sehingga dari kacamata analisa lingkungan eksternal dapat dijelaskan
bahwa :
1. Suatu institusi dikatakan memiliki keunggulan jika memiliki major
opportunity yang besar dan major threats yang kecil
2. Suatu institusi dikatakan spekulatif jika memiliki high opportunity dan
threats pada saat yang sama
3. Suatu institusi dikatakan mature jika memiliki low opportunity dan threat
4. Suatu institusi dikatakan in trouble jika memiliki low opportinity dan
highthreats.

C. Metode Survey
Untuk mendapatkan informasi dari berbagai narasumber melalui analisis
SWOT di atas digunakan metode survey dengan frame sample pihak-pihak
(stakeholders) yang bisa memberikan penilaian aspek internal dan eksternal
yang mempengaruhi kinerja suatu institusi atau lembaga. Untuk itu,
dibutuhkan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Melakukan Focus Group Discussion (FGD) untuk mendapatkan gambaran
awal dari peta permasalahan yang ada di institusi. FGD harus dilakukan
dengan komprehensif artinya melibatkan seluruh stakeholders sehingga
peta yang terbentuk telah mewakili seluruh kepentingan stakeholders.
Karena sifatnya yang bersumber dari informasi kualitatif pemilihan
responden yang credible sangat mempengaruhi hasil akhir dari analisa
SWOT sehingga hendaknya harus dilakukan dengan beberapa kualifikasi.
2. Pembuatan kuesioner SWOT berdasarkan informasi yang telah
dikumpulkan dalam FGD. Secara umum kuesioner ini memiliki
katagorisasi penilaian sebagai berikut:
a. Penilaian faktor internal dan eksternal. Di sini responden membrikan
preferensi opini terhadap faktor-faktor internal dan eksternal dari
institusi pada saat ini dan perkiraan di masa mendatang.
b. Penilaian urgensi. Di sini responden diminta untuk menilai tingkat
urgensi faktor tersebut untuk ditangani. Penilaian ini berhubungan

10
dengan skala prioritas dalam menyelesaikan persoalan-persoalan
pembangunan yang tercermin melalui faktor-faktor yang dinilai. Faktor
inilah yang kemudian terkatagori sebagai kekuatan atau
kelemahan(dari analisa internal) dan peluang atau ancaman (dari
analisa eksternal). Setelah kuesioner terisi dan terkumpul semua,
penilaian faktor dilakukan dengan meranking bobot penilaian pada
”penilaian responden” yang memiliki nilai maksimal 6 dan minimal 1.
Faktor-faktor yang memiliki nilai di atas median (atau rata-rata dilihat
dari persebaran distribusi probabilitasnya) disebut dengan ”kekuatan”
pada analisa internal dan ”peluang” pada analisa eskternal. Sebaliknya
faktor-faktor yang memiliki nilai penilaian di bawah median disebut
dengan ”kelemahan” pada analisa internal dan ”ancaman” pada analisa
eksternal.
c. Membentuk suatu kuadran faktor pembangunan, yaitu suatu blok yang
menjelaskan posisi dari kombinasi faktor internal dan eksternal
pembangunan, dengan kombinasi : kekuatan-peluang (S-O), kekuatan-
ancaman (S-T), kelemahan-peluang (W-O) dan kelemahan-ancaman
(W-T). Sebelum menentukan kuadran pembangunan, harus dilihat
terlebih dahulu uji konsistensi dari pengolahan kuesioner SWOT.
d. Membuat pola strategi pembangunan berdasarkan Indeks Penilaian
Kuadran. Prioritas strategi pembangunan berdasarkan skenario ini
ditetapkan dengan menjalankan kombinasi kebijakan dengan indeks
nilai paling kecil berurutan ke yang paling besar. Dengan kata lain,
daerah akan berusaha untuk mengatasi seluruh faktor yang paling
lemah yang dimiliki untuk kemudian beralih pada kombinasi strategi
yang telah memiliki indeks baik/tinggi. Dari contoh di atas strategi
pembangunan yang dilakukan institusi akan bergerak dari WT_ ST_
WO_ SO.

11
BAB III

TINJAUAN PROGRAM

A. Program Poli Gigi di Puskesmas Maos


1. Gambaran Umum Kecamatan Maos
Kecamatan Maos merupakan saah satu kecamatan dari 24 kecamatan
yang berada di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Kecamatan Maos terletak
di bagian timur Kabupaten Cilacap dengan batas-batas :
a. Sebelah utara : Kecamatan Sampang
b. Sebelah selatan : Kecamatan Adipala
c. Sebelah barat : Kecamatan Kesugihan
d. Sebelah timur : Kecamatan Kroya
No Nama desa Luas Laki2 Perempuan2 Jmlh Jumlh
daerah penduduk KK
1. Karang 2036,05 2.168 2.131 4.299 1131
Kemiri
2. Karang Reja 991,59 790 829 1.619 429
3. Klapagada 2207,59 1.486 1.491 2.977 737
4. Karang Rena 2290,25 2.880 2.732 5.612 1289
5. Maos Kidul 3455,06 2.823 2.833 5.656 1434
6. Maoslor 4506,06 3.500 3.547 7047 1779
7. Kalijaran 2220,01 1.496 1.540 3.036 805
8. Mernek 3690,05 2.432 2.525 4.957 1.289
9. Panisihan 2390,16 2.153 2.080 4.233 949
10. Glempang 4090,16 2.995 2.969 5.964 1.615
Dari data diatas dimaksud, penduduk yang paling banyak di desa
Maoslor, yaitu sejumlah 7.047 jiwa, dan penduduk paling rendah adalah
di desa Karang Reja sebanyak 1.619 jiwa.
2. Gambaran Umum Puskesmas Maos
UPT Puskesmas Maos merupakan salah satu puskesmas dari 36
puskesmas yan ada di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. UPT Puskesmas
Maos dibangun pada tahun 1969 dan terletak di jalan Raya Maos Km 01,
dengan kondisi geografis berupa dataran rendah.
Wilayah kerja UPT Puskesmas Maos mencakup 10 desa, antara lain
Desa Karang Kemiri, Desa Karang Reja, Desa Klapagada, Desa Karang

12
Rena, Desa Maos Kidul, Desa Maos Lor, Desa Kalijaran, Desa Mernek,
Desa Panisihan dan Desa Glempang. UPT Puskesmas Maos terletak di Desa
Karang Reja.
a. Visi Puskesmas Maos
Menjadi Puskesmas yang “ Melayani dengan Amanah, Optimal
dan Sepenuh hati” Menuju Masyarakat Maos Sehat.
Melayani dengan Amanah adalah dalam memberikan pelayanan
yang dapat dipercaya sesuai dengan SOP ( Standar Operasional
Prosedur ). Optimal memberikan pelayanan sesuai dengan seluruh
kemampuan dan sarana prasaranayang ada. Sepenuh hati memberikan
pelayanan dengan didasari rasa Ikhlas.
Maos Sehat adalah masyarakat di wilayah kerja UPT Puskesmas
Maos Kabupaten Cilacap, yang memiliki kondisi sehat baik secara fisik,
mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk
hidup secara sosial dan ekonomis.
b. Misi Puskesmas Maos
1) Mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu, profesional, merata
dan terjangkau oleh masyarakat secara efisien dan efektif.
2) Mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal
3) Mendorong kemandirian masyarakat untuk berperilaku sehat dan
hidup dalam lingkungan yang sehat dalam upaya kesehatan secara
komprehensif.
c. Motto Puskesmas Maos
Melayani dengan Hati, Kesehatan Anda Kepuasan Kami

B. Analisa SWOT dalam Pelayanan Di Poli Gigi Puskesmas Maos


1. Pendekatan Kualitatif
a. Kekuatan

13
1) Proses penggunaan bahan dan obat yang tepat sesuai
petunjuk dokter
2) Tersedianya alat yang lengkap di poli gigi yang dibutuhkan
oleh masyarakat untuk proses penyembuhan, seperti
pemeriksaan gigi, pencabutan gigi, penambalan gigi.
3) Saat pemberian obat, dokter memberikan pengetahuan
kepada masyarakat tentang cara penggunaan obat: waktu,
cara pemberian, dan dosis yang harus diminum.
4) Pelayanan di poli gigi baik dan cekatan
5) Dokter juga memberikan pengetahuan kepada masyarakat
tentang makanan atau minuman yang harus dihindari dan
yang harus dimakan.
6) Petugas di poli gigi ramah dalam pelayanan kepada
masyarakat.
b. Kelemahan
1) Bahan yang diperlukan untuk pelayanan di poli gigi belum
tersedia seperti untuk melakukan penambalan pada gigi
depan dan yang menggunakan sinar.
2) Ruang poli gigi yang sempit dan suhu ruangan yang panas
dirasa tidak nyaman untuk pasien dan petugas kesehatan.
3) Untuk membeli bahan yang diperlukan di poli gigi cukup
jauh dan mahal.
4) Alat yang di gunakan di ruang pelayanan di poli gigi kurang
baik. Misalnya gelas yang digunakan untuk pasien tersedia
terbatas.
5) Lantai di ruangan poli gigi yang kotor sisa sisa tindakan
keperawatan dan di bersihkan alakadarnya saja.
6) Tidak adanya tempat sampah yang membedakan sampah
infeksius dan non infeksius
c. Peluang

14
1) Harga obat dan pelayanan gigi yang terjangkau dan
pelayanan yang ramah dari petugas akan memberi efek
positif bagi masyarakat, yaitu masyarakat lebih senang
berobat ke pusksesmas Maos.
2) Masyarakat bersedia diberikan pelayanan pengobatan di
Puskesmas Maos.
3) Lokasi puskesmas terletak di jalan raya dan akses mudah.
d. Ancaman
1) Tersedianya buka praktek klinik gigi yang ada di sekitar
Puskesmas Maos.
2) Letak Puskesmas Kesugihan dan Puskesmas Adipala yang
tidak jauh dari Puskesmas Maos.

Keterangan Skor Bobot jumlah


Kekuatan
1. Proses penggunaan bahan dan obat yang tepat sesuai 2 0,1 0,2
petunjuk dokter

15
2. Tersedianya alat yang lengkap di poli gigi yang 3 0,2 0,6
dibutuhkan oleh masyarakat untuk proses
penyembuhan, seperti pemeriksaan gigi, pencabutan
gigi, penambalan gigi.
3. Saat pemberian obat, dokter memberikan pengetahuan 4 0,3 1,2
kepada masyarakat tentang cara penggunaan obat:
waktu, cara pemberian, dan dosis yang harus diminum.
4. Dokter juga memberikan pengetahuan kepada 3 0,2 0,6
masyarakat tentang makanan atau minuman yang
harus dihindari dan yang harus dimakan.
5. Petugas di poli gigi ramah dalam pelayanan kepada 4 0,2 0,8
masyarakat.
Jumlah 3,4
Kelemahanan
1) Bahan yang diperlukan untuk pelayanan di poli gigi 2 0,3 0,6
belum tersedia seperti untuk melakukan penambalan
pada gigi depan dan yang menggunakan sinar. 3 0,1 0,3
2) Ruang poli gigi yang sempit dan suhu ruangan yang
panas dirasa tidak nyaman untuk pasien dan petugas
kesehatan. 2 0,2 0,4
3) Untuk membeli bahan yang diperlukan di poli gigi
cukup jauh dan mahal. 2 0,1 0,2
4) Alat yang di gunakan di ruang pelayanan di poli gigi
kurang baik. Misalnya gelas yang digunakan untuk 3 0,2 0,6
pasien tersedia terbatas.
5) Lantai di ruangan poli gigi yang kotor sisa sisa
tindakan keperawatan dan di bersihkan alakadarnya 4 0,1 0,4
saja.
6) Tidak adanya tempat sampah yang membedakan
sampah infeksius dan non infeksius

Sumbu y = S – W = 3,4 – 2,5= 0,9 2,5


Jumlah
Keterangan Bobot skor jumlah
Peluang
1. Harga obat dan pelayanan gigi yang terjangkau dan 3 0,3 0,6
pelayanan yang ramah dari petugas akan memberi efek
positif bagi masyarakat, yaitu masyarakat lebih senang

16
berobat ke pusksesmas Maos.
2. Masyarakat bersedia diberikan pelayanan pengobatan
di Puskesmas Maos. 2 0,4 0,8
3. Lokasi puskesmas terletak di jalan raya dan akses
mudah. 3 0,3 0,9
Jumlah 2,3
Ancaman
1) Tersedianya buka praktek klinik gigi yang ada di 2 0,4 0,8
sekitar Puskesmas Maos.
2) Letak Puskesmas Kesugihan dan Puskesmas Adipala 3 0,6 1,8
yang tidak jauh dari Puskesmas Maos.
Jumlah 2,6
Sumbu x = S – W = 2,3 – 2,6= -0,3

Grafik : S
1,2

1,0

T
- 0,2 - 0,1 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9

- 0,2

- 0,3

Hasil analisa SWOT :


1. Puskesmas Maos berada pada kuadran II (positif, negatif ) yaitu sel Sel B :
Mobilization
Sel ini merupakan interaksi antara ancaman dan kekuatan disini
harus dilakukan upaya mobilisasi sumber daya merupakan kekuatan

17
organisasi untuk memperlunak ancaman dari luar tersebut, bahkan
kemudian merubah ancaman itu menjadi sebuah peluang.
Saran/Intervensi :
a. Puskesmas sebaiknya menyediakan tempat sampah untuk sampah
infeksius dan noninfeksius khususnya diruangan dan bisa dibedakan
dengan menggunakan plastik warna hitam untuk sampah noninfeksius
dan plastik warna kuning untuk sampah infeksius.
b. Bahan yang diperlukan untuk pelayanan di poli gigi harusnya tersedia
seperti untuk melakukan penambalan pada gigi depan dan yang
menggunakan sinar.
c. Ruang poli gigi yang sempit dan suhu ruangan yang panas sebaiknya di
pasang ac.
d. Alat yang di gunakan di ruang pelayanan di poli gigi haruslah yang
bersih missal gelas untuk kumur pasien gelas 1 kali pakai.
e. Sebaiknya obat yang digunakan untuk pasien gigi dengan harga yang
terjangkau.

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

18
Analisis SWOT adalah sebuah bentuk analisis situasi dan kondisi yang
bersifat deskriptif (memberi gambaran). Analisis ini menempatkan situasi dan
kondisi sebagai faktor masukan, yang kemudian dikelompokkan menurut
kontribusinya masing-masing.
Hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa pelayanan di ruang
obat di Puskesmas Maos sudah cukup baik, namun ada beberapa kekurangan
dan kendala yang harus dilakukan konsolidasi/ perbaikan agar lebih baik
dalam program tersebut.
Strategi terbaik dalam analisis ini adalah:
1. Dengan mengeksploitasi serta memanfaatkan peluang dan kekuatan yang
ada.
2. Menetralisir dan meminimalkan ancaman dengan memperbaiki kualitas
program pengobatan di Puskesmas yang lebih baik.
3. Menghindari kelemahan dengan menghilangkan faktor-faktor yang
menyebabkan kelemahan tersebut.

B. Saran
Beberapa saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut :
1. Pembuatan jadwal petugas dan mekanisme kerja yang menarik, tidak
membosankan dan tidak monoton sehingga tantangan kerja dirasakan,
hiburan kepada karyawan lebih diperlukan juga, hal tersebut akan
meningkatkan motivasi petugas.
2. Perlunya upaya promotif yang menarik seperti penyuluhan kesehatan
gigi secara terus menerus tanpa bosan dengan menggunakan berbagai cara
dan media yang dapat menarik minat masyarakat, terutama daerah binaan
Puskesmas Maos.
3. Perlunya kerjasama dengan sektor terkait terutama lembaga Pemerintah,
LSM dan swasta seperti industri di sekitar Puskesmas dalam membantu
memberikan pelayanan kesehatan.

19
DAFTAR PUSTAKA

Akdon.      2007.   Strategic      Management     For     Educational    


Management(Manajemen Strategik untuk Manajemen
Pendidikan). Bandung :  Alfabeta.

20
Rangkuti F. 2010.Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama.

Robbins S.P. & Coulter M. 1999.Manajemen. Edisi ke-6. Jakarta : PT.


Prenhallindo.

21

Anda mungkin juga menyukai