Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

B DENGAN
POST SECTIO CAESAREA
UPT PUSKESMAS LEMO

Oleh :
OSKARLIYANDI PURBA
NIM : 113063J120052

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUAKA INSAN
BANJARMASIN
2020
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. B DENGAN
POST SECTIO CAESAREA

A. BIODATA
Istri Suami

Nama Klien : Ny. B Tn. M

Umur Klien : 28 Th 30 Th

Alamat : Desa Lemo 2 Desa Lemo 2

Status Perkawinan : Menikah Menikah

Agama : Islam Islam

Suku : Dayak Dayak

Pendidikan : SMA SMA

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Petani

Diagnose Medic : Post Sectio Caesarea atas Indikasi Presentasi

bokong ekstensi (Frank)

Tgl, MRS : 12 Mei 2020 ( 09.00 WIB )

No,RM : 851.PKM-LM

Tanggal Pengkajian : 12 Mei 2020 ( 09.00 WIB )


Keluhan Utama saat ini : Nyeri pada daerah perut, luka bekas
operasi,

PQRST:

P: Luka post operasi,

Q: Seperti ditusuk-tusuk,

R: Abdomen kuadran bawah,

S: Skala nyeri 4 (0-10),

T: Nyeri saat berpindah posisi atau berjalan

Riwayat Kehamilan dahulu : Selama kehamilan klien cek kehamilan ke


Dokter dan Bidan di Puskesmas, tidak ada
keluhan abnormal seperti perdarahan yang
mengganggu kehamilan.

Riwayat persalinan dan kelahiran saat ini: G1 P1 A0

HPHT :23-07-2019 HPL:30-4-2020

Post Natal Care: vulva hygiene, breast care, perawatan luka post op SC

Lamanya Persalinan :

- Kala 1
- Kala 2 (-)
- Kala 3
- Kala 4

Posisi Fetus : Presentasi Bokong

Tipe kelahiran : Operasi SC

Penggunaan anastesi dan analgesic : Spinal anestesi

Masalah selama persalinan : Tidak ada


Data bayi saat ini

PENILAIAN APGAR SKOR

Nilai Menit ke -
Tanda
0 1 2 1 5 10
Tubuh merah
muda, Seluruhnya
Warna(appearence) Biru pucat - - -
ekstremitas merah muda
biru
Denyut
Tidak ada Lambat < 100 >100 - - -
jantung(pulse)
Kepekaan
Tidak ada Merintih Menangis kuat - - -
reflek(gremace)
Fleksi pada
Tonus otot(activity) Lemah Gerakan aktif - - -
ekstremitas
Usaha Lambat, tidak Menangis
Tidak ada - - -
nafas(respiration) teratur dengan keras

Total
Sumber : Saifuddin, 2002

Klasifikasi :

a.  Asfiksia ringan (apgar skor 7-10) b.  Asfiksia sedang (apgar skor 4-6)

c.  Asfiksia berat (apgar skor 0-3)

Keadaan psikologis ibu


Klien senang dengan kelahiran anak pertamanya, namun ada sedikit merasa cemas
karena anaknya lahir dengan tindakan SC dan posisi anak yang tidak normal
dalam kandungan

Riwayat penyakit keluarga


Klien mengatakan keluarga tidak mempunyai riwayat penyakit Hipertensi, DM,
TBC atau penyakit menular lainnya
Genogram keluarga Ny. B

Keterangan

: Klien Ny. B : Tinggal serumah

: Perempuan : Meninggal (laki-laki)

: Laki-laki

Riwayat Ginekologi : Tidak ada

Riwayat Obstetric : P0 A0

Pemeriksaan Fisik (head to toe) post partum

Penampilan umum : Kesadaran compos mentis, GCS E4 V5 M6


BB : 65 kg
TB : 160 cm
TTV : TD 120/80 mmHg, ND 80 x/mt, RR 20 x/mt, T 37,2 °C

Komponen Review of system Pemeriksaan fisik


Kulit, rambut, Integumen I : kulit bersih, kering, rambut hitam lurus
kepala P : tidak ada massa, tidak ada nyeri tekan
Kepala dan leher Integumen I : kulit bersih, kering
P : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak
ada nyeri, tidak ada masa
Telinga Persepsi sensori I : telinga simetris, kulit bersih, tidak ada
serumen
P : tidak ada nyeri, tidak ada masa
Mulut, tenggorokan, Gastrointestinal I : mulut bersih, gigi geligi lengkap, tidak ada
hidung caries
Thoraks dan paru- Respiratory I : kulit bersih, tidak ada lesi
paru P : tidak ada nyeri
P : dullnes
A : tidak ada suara nafas tambahan
Payudara Reproduksi I: -
P:-
Klien mengatakan tidak ada nyeri, tidak ada
massa
Jantung Kardiovaskuler P : dullness
A : tidak ada suara jantung tambahan
Abdomen Gastrointestinal I : kulit bersih, ada luka insisi post SC di
kuadran bawah P ± 16 cm
A : peristaltik usus 12x/mnt
P : tymfani
P : nyeri tekan kuadran bawah, tidak ada masa,
Genetalia Reproduksi I:-
Anus dan rectum Gastrointestinal I:-
Musculoskeletal Musculoskeletal I : tidak ada lesi, tidak ada massa, tidak ada
edema, tidak ada deformitas
P : tidak ada nyeri

Riwayat kesehatan

Komponen Hasil
Pola nutrisi kesehatan- SMRS : selama kehamilan klien kontrol ke bidan
pemeliharaan kesehatan MRS : pasien mengikuti terapi dari dokter dan bidan
Pola nutrisi-metabolisme SMRS : makan 3x sehari dengan menu nasi, lauk, sayur,
buah
MRS : makan 3x sehari Post SC
Pola eliminasi SMRS : BAK 7-8 x/hari, BAB 1-2 x/hari
MRS : BAK dengan cateter, BAB 1x sehari
Pola aktivitas-latihan SMRS : sewaktu hamil biasa bekerja diladang dan
mengurus rumah
MRS : sesekali duduk di tempat tidur dan pergi ke
kamar mandi
Pola istirahat-tidur SMRS : tidur siang pkl 13.00 – 14.00, tidur malam pkl
21.00 – 05.00
MRS : tidur siang pkl 12.00 – 13.00, tidur malam pkl
21.00 – 05.00
Pola persepsi-kognitif SMRS : Tidak ada kelainan dalam semua panca indera
dan cara berkomunikasi
MRS : Panca indera tidak ada kelainan, tetapi rasa
nyaman terganggu dengan adanya nyeri pada luka
operasi
Masalah : Nyeri akut

Pola persepsi terhadap diri SMRS : Mampu melakukan tugas sesuai kemampuan.
MRS : Perasaan sedikit tidak nyaman karena harus
dilakukan operasi SC dengan keadaan pandemi Covid-
19
Pola hubungan peran SMRS : Pasien tinggal dengan suami
MRS : Selama sakit pasien ditunggui suami dan orang
tua
Pola seksualitas-reproduksi SMRS : tidak ada masalah seksualitas - reproduksi
MRS : pasien dirawat post partum dengan SC
Pola stress-koping SMRS : Bila ada masalah selalu berkomunikasi dengan
suami
MRS : Selama sakit tetap berkomunikasi dengan orang
suami, orang tua dan saudara
Pola kepercayaan-nilai-nilai SMRS : Pasien beragama Islam, berusaha untuk selalu
menyempatkan sholat 5 waktu.
MRS : Saat sakit agak sulit untuk melakukan sholat 5
waktu karena masih belum banyak bergerak.
Profil Keluarga

Pendukung keluarga : Suami

Jumlah anak :0

Tipe rumah dan komunitas : Kayu

Pekerjaan : Petani

Tingkat pendidikan : SMA

Tingkat social ekonomi : Menengah

Riwayat dan rencana keluarga berencana : masih belum direncanakan bersama


suami.

Pemeriksaan Laboratorium atau Hasil Pemeriksaan Diagnostik Lainnya

Tanggal dan jenis Hasil


Nilai normal Interpretasi
pemeriksaan pemeriksaan

- - - -

Terapi Medis yang Diberikan

Tanggal Jenis Terapi Rute terapi Dosis Indikasi terapi


12 Mei 2020 Amoxiciline Tablet Oral X tab 2 dd 1 Infeksi saluran napas,
saluran genito-urinaria,
kulit & jaringan lunak
yang disebabkan
organisme Gram
positif & Gram
Negatif yang peka
terhadap Amoxicillin
12 Mei 2020 Natrium diclofenac Oral X tab 3 dd 1 Obat yang di gunakan

Tablet sebagai pereda nyeri,


mengurangi gangguan
inflamasi, dismenore,
nyeri ringan sampai
sedang pasca operasi
khususnya ketika pasien
mengalami peradangan
12 Mei 2020 PCT Tablet Oral X tab 3 dd 1 Jika Meredakan sakit kepala,

demam sakit gigi, nyeri otot,


menurunkan demam
yang menyertai flu &
paska vaksinasi.
12 Mei 2020 VIP Albumin Oral X Tab 2 dd 1 Kegunaannya yaitu

Tablet untuk meningkatkan


daya tahan tubuh,
meningkatkan kadar
albumin dan
hemoglobin (Hb),
sebagai nutrisi
tambahan untuk lansia,
ibu hamil, dan ana

Analisa Data

Data Kemungkinan penyebab Masalah


DS : Klien mengatakan luka Luka operasi Nyeri akut
operasi kadang masih sakit
DO : Klien kadang tampak Jaringan terputus
meringis kesakitan, dan sedikit
kesulitan dalam bergerak. Merangsang area sensorik
TTV;
TD : 120/80 mmHg, Gangguan rasa nyaman
ND : 80 x/mt,
RR : 20 x/mt, Agen cedera fisik
T: 37,2 °C
P: luka post operasi,

Q: seperti ditusuk-tusuk ,

R: abdomen kuadran bawah,

S: skala nyeri 4 (0-10),

T: Nyeri saat berpindah posisi


atau berjalan

Data Kemungkinan penyebab Masalah


DS : Klien mengatakan ada Luka operasi Risiko infeksi
luka bekas operasi di bagian
perut Jaringan terputus
DO : Tampak luka Post OP
SC kuadran bawah ±16 cm Resiko infeksi
tertutup kasa, luka tampak
bersih, tidak ada pus, atau
cairan abnormal lain
T : 37,2 °C

Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut b.d agen cedera fisik ditandai Klien mengatakan luka operasi
kadang masih sakit, TD : 120/80 mmHg, ND : 80 x/mt, RR : 20 x/mt, T : 37,2
°C P: luka post operasi, Q: seperti ditusuk-tusuk , R: abdomen kuadran bawah,
S: skala nyeri 4 (0-10), T: Nyeri saat berpindah posisi atau berjalan
2. Risiko infeksi b.d faktor risiko : luka Operasi SC abdomen kuadran bawah, T :
37.2 0C

Rencana, Implementasi, Evaluasi

Tanggal/ Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional Implementas Evaluasi


jam Kep. i
12 - Mei Nyeri Setelah 1.Lakukan 1.Mengetahui 1. Melakuka 14 - Mei -
- 2020 akut b.d dilakukan pengkajian secara jauh n 2020
Pkl 09.00 agen tindakan nyeri secara nyeri yang pengkajian Pkl 09.00
WIB cedera Keperawatan komprehensi dikeluhkan. nyeri WIB
fisik f termasuk secara
selama 15
lokasi, komprehe S : “klien
menit karakteristik, nsif mengatakan
diharapkan: durasi,
nyeri luka
a. Kondisi frekuensi,
klien kualitas dan operasi
rileks faktor kadang
b. Klien presipitasi masih
mengatak terasa.”
an nyeri 2.Observasi 2.Menilai
berkurang reaksi respon 2. Mengobse O : Klien
c. Skala nonverbal tubuh rvasi
nyeri 1(0- tampak
dari terhadap reaksi
10) ketidaknyam nyeri. nonverbal meringis
d. Klien anan dari kesakitan
dapat ketidaknya setiap
memprakt 3.Kontrol 3.Mengurangi manan berpindah
ikkan lingkungan stimulus posisi dan
teknik yang dapat pemicu 3. Mengontro berjalan
napas mempengaru timbulnya l
dalam, hi nyeri nyeri. lingkunga
relaksasi seperti suhu n yang A: Masalah
dan ruangan, dapat belum
distraksi. pencahayaan mempenga teratasi
e. TTV dan ruhi nyeri
dalam kebisingan seperti P : anjutkan
batas suhu intervensi
normal ruangan,
pencahaya
4.Kaji tipe dan 4.Mengetahui an dan
sumber nyeri karakteristik kebisingan
untuk nyeri dan
menentukan menentukan 4. Mengkaji
intervensi intervensi tipe dan
sumber
nyeri
untuk
menentuka
5.Ajarkan 5.Pasien bisa n
tentang mengatasi intervensi
teknik non nyeri secara
farmakologi: mandiri 5. Mengajark
napas dalam, an tentang
relaksasi, teknik
distraksi, napas
kompres dalam,
hangat/ relaksasi,
dingin distraksi,
kompres
6.Pasien bisa hangat/
6.Berikan lebih tenang dingin
informasi dan tidak
tentang nyeri panik kalau 6. Memberik
seperti nyeri an
penyebab muncul lagi informasi
nyeri, berapa tentang
lama nyeri nyeri
akan seperti
berkurang penyebab
dan nyeri,
antisipasi berapa
ketidaknyam lama nyeri
anan dari akan
prosedur berkurang
dan
antisipasi
ketidaknya
7.Menilai manan dari
7.Monitor respon vital prosedur
vital sign tubuh
sebelum dan terhadap 7. Memonito
sesudah penatalaksa r vital sign
tindakan. naan nyeri sebelum
dan
sesudah
tindakan.

12 - Mei Risiko Setelah 1. Cuci 1. Mencegah 1. Mencuci 14 - Mei -


- 2020 infeksi dilakukan tangan transmisi tangan 2020
Pkl 09.15 b.d tindakan setiap kuman dari setiap Pkl 10.00
WIB faktor sebelum petugas ke sebelum WIB
Keperawatan
dan pasien dan dan
risiko: selama 45 sesudah sebaliknya. sesudah S : Klien
luka menit tindakan tindakan
operasi mengatakan
diharapkan: keperawata keperawat
SC luka masih
a. Klien n an
nyeri, tidak
bebas
dari tanda 2. Monitor 2. Mengetahu 2. Memonito ada nanah
dan tanda dan i kejadian r tanda yang keluar
gejala gejala infeksi dan gejala dari luka
infeksi infeksi secara dini. infeksi O : luka
b. TTV sistemik sistemik Post SC
dalam dan lokal dan lokal
tampak
batas
normal bersih, tidak
ada Pus atau
cairan
abnormal
3. Inspeksi 3. Mengetahu 3. Menginsp lain yang
kondisi i kondisi eksi keluar dari
luka / insisi luka, kondisi
bedah mencegah luka / luka Post
terjadinya insisi SC
infeksi. bedah
A: Masalah
4. Lakukan 4. Mencegah 4. Melakuka belum
perawatan terjadinya n
lupa post infeksi perawatan
OP SC P:
lupa post
op SC Lanjutkan
intervensi
5. Kolaborasi 5. Mengobat 5. Memberik
untuk i infeksi an
pemberian antibiotik
antibiotik

Rencana Pendidikan Kesehatan

No Area Rencana Tindakan


1. Kerja Untuk pasien post SC disarankan untuk tidak mengangkat
barang berat karena dapat memicu pendarahan atau
membuka jahitan di perut sehingga luka lebih sulit kering.
Hindari juga melakukan olahraga terlalu berat selama dokter
belum mengijinkan. Ibu cukup berjalan kaki beberapa
langkah jika ingin cepat pulih pasca operasi caesar.

2. Istirahat Ibu post SC sebaiknya beristirahat juga setiap kali bayi


beristirahat , termasuk di siang hari. Sementara itu pada
malam hari, upayakan untuk tidur selama 7-8 jam bila
memungkinkan. Tidur bermanfaat penting bagi tubuh untuk
mendukung pertumbuhan jaringan dalam membantu proses
penyembuhan luka. 

3. Latihan Berikut latihan yang dapat dilakukan di mana saja dan tidak
memerlukan alat khusus:

1. Peregangan

Untuk meredakan ketegangan dan mengembalikan


kelenturan, ibu dapat mencoba melakukan gerakan
peregangan di bawah sepuluh kali sehari.

Setiap setengah jam, tarik 2-3 napas dalam dan dalam.


Untuk membantu melatih pernapasan, yang dibutuhkan nanti
selama gerakan.

Duduk tegak dan putar bahu 20 kali ke depan dan ke


belakang. Ini bisa dilakukan setiap jam untuk meregangkan
sendi sehingga tubuh terasa lebih rileks.

Ibu juga bisa meregangkan cahaya dengan berdiri sambil


bersandar di dinding. Memperpanjang lengan dan perlahan
angkat tangan sampai otot perut tertarik. Tahan selama 5
detik, rileks dan ulangi hingga 5-10 kali untuk meningkatkan
kelenturan di sekitar area jahitan sebelumnya.

2. Pernapasan perut

Latihan ini bisa dilakukan di tempat tidur atau di depan TV.


Jauh, berbaring telentang di sofa atau tempat tidur. Bawa
tubuh, taruh tangan di perut. Tarik napas melalui hidung dan
rasakan perut mengembang dengan tangan ibu. Biarkan
nafas melalui mulut, perut kempiskan. Tahan selama 3 detik.

Ulangi gerakan di atas 5-10 kali, tiga kali sehari. Latihan ini
ringan dan baik untuk relaksasi, juga dapat membantu
melatih otot perut.

3. Kegel sambil duduk

Latihan kegel adalah latihan untuk mengaktifkan dan


mengencangkan lantai panggul, juga membantu mengontrol
BAK pasca bersalin.

Ibu bisa duduk di tepi kursi, menginjak lantai dengan


kakinya dan kemudian mengencangkan otot-otot dasar
panggul karena ingin terus buang air kecil. Pegang selama
mungkin, mulai dari 5 detik, dan kemudian digunakan
sekali, durasi dapat diperpanjang hingga 10 detik, tergantung
pada kemampuan. Iringi dengan menarik napas dalam-dalam
dan dalam.

Ibu dapat mencoba melakukan gerakan ini sambil berdiri


miring atau berbaring. Ulangi 8-12 kali, dengan 2 menit
istirahat setiap kontraksi.

4. Peregangan kaki

Ibu bisa berbaring telentang, menekuk lututnya dan masuk


ke telapak kaki. Tempatkan handuk atau kenakan kaus kaki
sehingga kaki bisa bergerak lebih mudah di lantai atau
tempat tidur. Tarik napas, lalu buang. Saat menghembuskan
napas, tarik otot perut ke dalam dan kencangkan, tetapi
jagalah agar punggung tetap lurus. Perlebar kaki perlahan-
lahan dari tubuh sampai benar-benar meregang. Lalu
kembali ke posisi semula. Ulangi secara bergantian 10 kali
pada setiap tahap. Ibu dapat melakukan latihan ini 1 set per
hari. Latihan ini membantu melatih otot perut dan hanya
disarankan jika rasa sakit dari operasi sebelumnya telah
menurun drastis.

5. Squat dinding

Berdiri cukup dekat dengan dinding. Perlahan bersandar di


dinding dengan lutut ditekuk sehingga tubuh dalam posisi
duduk sambil bersandar di dinding. Pastikan lutut dan paha
membentuk sudut 90 derajat. Tarik napas dalam-dalam dan
tarik perut ke dinding saat mengeluarkan napas. Dalam
posisi ini, Ibu juga bisa melatih gerakan Kegel. Tahan
selama 1 menit. Ulangi 5 kali. Jenis latihan ini baik untuk
melatih berbagai otot tubuh, seperti otot dasar panggul, paha,
betis, ke punggung bawah.

4. Hygiene Agar luka operasi tidak terkena kotoran yang mengakibatkan


cepat berkembangnya kuman, maka kebersihan diri dan
lingkungan sekitar semaksimal mungkin harus dijaga.
Jauhkan luka dari kotoran, untuk itu seprei dan bantal harus
selalu bersih dari debu.

Idealnya kasa yang dipakai diganti kasa baru setiap satu


minggu sekali. Tidak terlalu sering agar luka cepat kering,
jika sering dibuka luka bisa menempel pada kasa sehingga
sulit untuk kering. Maka minta bantuan kepada keluarga
untuk membukanya selama satu minggu sekali.

5. Coitus Untuk memulai kembali berhubungan seks, ibu post SC


dapat menanyakan pada dokter waktu yang tepat atau dapat
memperkirakan apakah sudah siap untuk melakukannya
kembali. Namun tunggulah hingga beberapa minggu, hingga
luka pada jahitan sudah mulai mengering, dan sudah mulai
nyaman untuk melakukannya kembali. Komunikasikan hal
ini pada pasangan, tentu pasangan akan mengerti dengan
kondisi ini.

Hindari berhubungan seksual selama 4-6 minggu atau sesuai


petunjuk dokter.

6. Kontrasepsi Memilih alat atau metode KB sebaiknya dilakukan sejak


masa kehamilan mengingat ada beberapa metode KB yang
harus dilakukan langsung setelah persalinan.

- IUD. Alat kontrasepsi IUD disarankan untuk dipasang


segera setelah plasenta keluar hingga 48 jam setelah
persalinan. Jika tidak, baru bisa dilakukan 4 minggu
setelahnya.

- Kontrasepsi mantap atau tubektomi pada wanita. Jika


memilih metode KB ini, idealnya dilakukan dalam 48 jam
paska persalinan dan jika tidak dapat dikerjakan dalam 1
minggu setelah persalinan ditunda 4-6 minggu setelahnya.

 - Metode lain yang juga efektif adalah metode amenore


laktasi (MAL). Namun metode ini memiliki beberapa
kondisi yang harus dipenuhi. MAL merupakan metode
kontrasepsi dengan cara menyusui. Pada saat ibu menyusui,
hormon prolaktin akan meningkat. Peningkatan hormon ini
akan mencegah terjadinya ovulasi dan memperlama masa
tidak datangnya haid/ menstruasi pasca melahirkan
(amenorea postpartum). Agar MAL  berhasil, Ibu harus
memberikan ASI secara eksklusif kepada bayi selama 6
bulan penuh, saat bayi lapar siang dan malam. MAL tidak
akan efektif lagi ketika bayi berusia 6 bulan dan mendapat
asupan makanan lain serta jika Ibu telah mendapat haid
kembali. Terkait dengan kondisi ini, pasangan disarankan
untuk menggunakan alat kontrasepsi lainnya untuk
melakukan KB.

7. Follow-up Ganti perban minimal 2x sehari, pagi dan sore atau jika
perban terasa kotor dan perlu di ganti. Hal ini dilakukan
untuk mencegah terjadinya infeksi.

8. Lain-lain Untuk nutrisi ibu post SC sebaiknya mengkonsumsi sayur


hijau seperti bayam, sawi, kol dan sayur hijau lainnya
menjadi sumber makanan bergizi. Untuk lauk pauk bisa
memilih daging, ayam, ikan, telur dan sejenisnya yang kaya
akan protein.

Anda mungkin juga menyukai