Anda di halaman 1dari 129

lkTAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN

BERSEJARAH

DOSEN PEMBIMBING : MIRZAL YACUB, ST., M.Sc

DISUSUN OLEH

ABDUL RAHMAN

170160035

LAPORAN TUGAS FINAL


TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN BERSEJARAH

JUNI 2020

18
LAPORAN (REPORT)

LAPORAN TUGAS FINAL


SURVEI RUMAH PRIBADI

TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN BERSEJARAH

RUMAH PRIBADI

JL. SANGNAWALUH, PEMATANG KERASAAN KAB. SIMALUNGUN

SUMATERA UTARA, INDONESIA


TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN i
BERSEJARAH

LATAR BELAKANG PENULIS

Nama : Abdul Rahman

Nim : 170160035

Tempat/Tgl. Lahir : Bandar Pulau, 28 September 1998

Agama : Islam

Alamat Kos : Kampung Jawa Lama, Kota Lhokseumawe

Alamat Asal : Pematang Kerasaan, Kab Simalungun, Sumatera Utara

E-Mail : Abdul.170160035@mhs.unimal.ac.id

Instagram : @abd_rhmaann

Akun Sosial Media : Facebook : Abdul Rahman


WhatsApp : 081260289026
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN ii
BERSEJARAH

DAFTAR GAMBAR Gambar 1.7 : View Pekan Selasa & Sabtu

Dokumentasi Pribadi
1. LOKASI SITE BANGUNAN
Gambar 1.8 : View Bangunan Disekitarnya

Dokumentasi Pribadi
Gambar 1.1 : Pematang Kerasaan

Dokumentasi Pribadi

Gambar 1.2 : Pekerjaan Masyarakat Pada Umumnya

Dokumentasi Pribadi

Gambar 1.3 : Suku Simalungun

www.google.com

Gambar 1.4 : Balai Desa Pematang Kerasaan

Dokumentasi Pribadi

Gambar 1.5 : Peta Lokasi Bangunan

www.maps.com

Gambar 1.6 : Jl. Sangnawaluh

www.maps.com
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN iii
BERSEJARAH

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.7 : Foto Keluarga Tempo Dulu

Dokumentasi Pribadi
2. PROFIL BANGUNAN
Gambar 2.8 : Benda Peninggalan Tempo Dulu

Dokumentasi Pribadi
Gambar 2.1 : Tampak Depan Bangunan Pribadi
Gambar 2.9 : (a) dan (b) Bangunan Dilihat Dari View
Dokumentasi Pribadi Berbeda

Gambar 2.2 : Bukaan Yang Memiliki 2 Bagian Dokumentasi Pribadi

Dokumentasi Pribadi

Gambar 2.3 : (a) dan (b) Akses Masuk dan Teras 2

Dokumentasi Pribadi

Gambar 2.4 : Orang Yang Bersangkutan Dalam Berdirinya


Bangunan

Dokumentasi Pribadi

Gambar 2.5 : Orang Pertama Pemilik Rumah

Dokumentasi Pribadi

Gambar 2.6 : Tampak Depan Bangunan

Dokumentasi Pribadi
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN iv
BERSEJARAH

DAFTAR GAMBAR Gambar 3.7 : Elemen Bangunan

Dokumentasi Pribadi
3. GAYA DAN ELEMEN BANGUNAN
Gambar 3.8 : Tampak Atas

Dokumentasi Pribadi
Gambar 3.1 : Bukaan dan Material Bangunan
Gambar 3.9 : Tampak Depan
Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Gambar 3.2 : Bentuk Atap
Gambar 3.10 : Tampak Bangunan
Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Gambar 3.3 : Kondisi Bukaan dan Interior
Gambar 3.11 : Denah Kusen
Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Gambar 3.4 : Peta Kabupaten Simalungun
Gambar 3.12 : (a), (b), dan (c) Kondisi Bukaan Pada
www.google.com Bangunan
Gambar 3.5 : Bangunan Tampak Dpan Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi Gambar 3.13 : Lokasi Teras Beratap
Gambar 3.6 : Rumah Bolon, Simalungun Dokumentasi Pribadi
www.google.com Gambar 3.14 : (a), dan (b) Kondisi Teras Bangunan

Dokumentasi Pribadi
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN v
BERSEJARAH

Gambar 3.15 : Rencana Plafon

Dokumentasi Pribadi

Gambar 3.16 : Kondisi Material Kayu

Dokumentasi Pribadi

Gambar 3.17 : Lokasi Kolom Kayu

Dokumentasi Pribadi

Gambar 3.18 : Konisi Kolom Kayu

Dokumentasi Pribadi

Gambar 3.19 : Lokasi Tempat Pengembangan Ruang

Dokumentasi Pribadi

Gambar 3.20 : Kondisi Pada Ruang Belakang

Dokumentasi Pribadi
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN vi
BERSEJARAH

DAFTAR GAMBAR Gambar 4.7 : Lokasi Ruang Tamu

Dokumentasi Pribadi
4. ORGANISASI SPASIAL
Gambar 4.8 : kondisi Ruang Tamu

Dokumentasi Pribadi
Gambar 4.1 : Layout Denah Ruang
Gambar 4.9 : Lokasi Ruang Tv
Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Gambar 4.2 : Bentuk Ruang Geometri
Gambar 4.10 : Kondisi Ruang Tv
Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Gambar 4.3 : Denah Ruang Bangunan
Gambar 4.11 : Lokasi Ruang Keluarga
Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Gambar 4.4 : Akses Masuk Bangunan
Gambar 4.12 : Kondisi Ruang Keluarga
Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Gambar 4.5 : Lokasi Teras
Gambar 4.13 : Lokasi Ruang kamar Tidur 1
Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Gambar 4.6 : Kondisi Teras
Gambar 4.14 : Kondisi Ruang Kamar Tidur 1
Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN vii
BERSEJARAH

Gambar 4.15 : Lokasi Ruang Dapur Gambar 4.23 : Jalan raya Samping Bangunan

Dokumentasi Pribadi www.google.com

Gambar 4.16 : Kondisi Dapur Gambar 4.24 : Tampak Jalan Berada di Samping

Dokumentasi Pribadi Dokumentasi Pribadi

Gambar 4.17 : Akses Masuk Ke Kamar 1 Gambar 4.25 : Kondisi di Dalam Ruangan

Dokumentasi Pribadi Dokumentasi Pribadi

Gambar 4.18 : Lokasi Kamar Tidur 1 Gambar 4.26 : Kondisi di Dalam Ruangan

Dokumentasi Pribadi Dokumentasi Pribadi

Gambar 4.19 : Tampak Depan Bangunan

Dokumentasi Pribadi

Gambar 4.20 : Tampak Samping Bangunan

Dokumentasi Pribadi

Gambar 4.21 : (a) dan (b) Kondisi Teras 1

Dokumentasi Pribadi

Gambar 4.22 : (a) dan (b) Kondisi Teras 2

Dokumentasi Pribadi
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN viii
BERSEJARAH

DAFTAR GAMBAR Gambar 5.7 : Detail Balok Kayu

Dokumentasi Pribadi
5. KOMPONEN STRUKTUR BANGUNAN
Gambar 5.8 : Bentuk Atap Objek Bangunan

Dokumentasi Pribadi
Gambar 5.1 : Pondasi Pada Objek Bangunan
Gambar 5.9 : Tampak Atap Perisai
Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Gambar 5.2 : Detail Pondasi Batu Kali
Gambar 5.10 : Detail Atap
Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Gambar 5.3 : Kolom Pada Objek Bangunan
Gambar 5.11 : Bentuk Atap Bangunan
Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Gambar 5.4 : Detail Kolom Praktis
Gambar 5.12 : Detail Struktur Objek Bangunan
Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Gambar 5.5 : Detail Kolom
Gambar 5.13 : Detail Struktur Bangunan
Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Gambar 5.6 : Ring Balok Pada Objek Bangunan
Gambar 5.14 : Akses Masuk ke Bangunan
Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN ix
BERSEJARAH

Gambar 5.15 : Akses Masuk ke Dalam Bangunan

Dokumentasi Pribadi

Gambar 5.16 : Ventilasi Pada Bangunan

Dokumentasi Pribadi

Gambar 5.17 : Ventilasi Bagian Depan Bangunan

Dokumentasi Pribadi

Gambar 5.18 : Orientasi Bangunan

Dokumentasi Pribadi
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN x
BERSEJARAH

DAFTAR GAMBAR Gambar 6.7 : Kayu Pada Bangunan

Dokumentasi Pribadi
6. MATERIAL DAN KONSTRUKSI
Gambar 6.8 : Dinding Batu Bata Pada Objek

Dokumentasi Pribadi
Gambar 6.1 : Material Dinding Beton Pada Objek
Gambar 6.9 : (a) dan (b) Dinding Kayu Pada Objek
Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Gambar 6.2 : Batu Bata
Gambar 6.10 : Lantai Kayu Pada Bangunan
www.google.com
Dokumentasi Pribadi
Gambar 6.3 : Mortar
Gambar 6.11 : Lantai Keramik Pada Bangunan
www.google.com
Dokumentasi Pribadi
Gambar 6.4 : Material Dinding Kayu Pada Objek
Gambar 6.12 : Detail Rangka Atap
Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Gambar 6.5 : Semen
Gambar 6.13 : Material Atap Bangunan
www.google.com
Dokumentasi Pribadi
Gambar 6.6 : Pasir
Gambar 6.14 : Penutup Atap Bangunan
www.google.com
Dokumentasi Pribadi
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN xi
BERSEJARAH

Gambar 6.15 : Material Seng Gambar 6.23 : Pengecatan Pada Bangunan

Dokumentasi Pribadi Dokumentasi Pribadi

Gambar 6.16 : Perlengkapan Interior Gambar 6.24 : (a) dan (b) Kondisi Bangunan Saat Ini

Dokumentasi Pribadi Dokumentasi Pribadi

Gambar 6.17 : Penggunaan Kayu Jati Pada Objek

Dokumentasi Pribadi

Gambar 6.18 : Lanscaping Objek Bangunan

Dokumentasi Pribadi

Gambar 6.19 : Material Aspal di Sekitar Bangunan

Dokumentasi Pribadi

Gambar 6.20 : Instalasi Listrik Pada Bangunan

Dokumentasi Pribadi

Gambar 6.21 : Instalasi Tangga

Dokumentasi Pribadi

Gambar 6.22 : Instalasi Plumbing Bangunan

Dokumentasi Pribadi
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN xii
BERSEJARAH

DAFTAR GAMBAR Gambar 7.7 : Contoh Akibat Korosi Pada Pondasi

www.google.com
7. KERUSAKAN BANGUNAN
Gambar 7.8 : Kerusakan Akibat Rayap Pada Teras

Dokumentasi Pribadi
Gambar 7.1 : Rembesan Pada Dinding Bangunan
Gambar 7.9 : (a) dan (b) Kerusakan Akibat Rayap
Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Gambar 7.2 : Celah Pada Sambungan Dinding
Gambar 7.10 : Lumut Pada Konstruksi Pondasi dan Kolom
Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Gambar 7.3 : Penetrasi Air Pada Bangunan
Gambar 7.11 : Noda dan Lumut Pada Tangga
Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Gambar 7.4 : Cat Dinding Mengalami Penggelembungan
Gambar 7.12 : Kesalahan Desain Pada Interior Kamar
Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Gambar 7.5 : Retak/Terkelupas Pada Cat Dinding
Gambar 7.13 : Kemerosotan Dinding Pada Bangunan
Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Gambar 7.6 : Contohh Korosi Pada Bangunan
Gambar 7.14 : Genangan Air Saat Hujan di Halaman
www.google.com
Dokumentasi Pribadi
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN xiii
BERSEJARAH

DAFTAR GAMBAR
8. KESIMPULAN

Gambar 8.1 : Tampak Bangunan Rumah Tinggal

Dokumentasi Pribadi

Gambar 8.2 : Elemen Pada Bangunan

Dokumentasi Pribadi

Gambar 8.3 : Pengguna Pada Bangunan

Dokumentasi Pribadi
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN xiv
BERSEJARAH

DAFTAR GAMBAR Gambar 1.7 : Potongan B-B

Autocad 2007
GAMBAR TERUKUR
Gambar 1.8 : Rencana Lantai

Autocad 2007
Gambar 1.1 : Denah
Gambar 1.9 : Denah Atap
Autocad 2007
Autocad 2007
Gambar 1.2 : Tampak Depan
Gambar 1.10 : Rencana Atap
Autocad 2007
Autocad 2007
Gambar 1.3 : Tampak Belakang
Gambar 1.11 : Rencana Kusen dan Ventilasi
Autocad 2007
Autocad 2007
Gambar 1.4 : Tampak Samping Kanan
Gambar 1.12 : Rencana Plafon
Autocad 2007
Autocad 2007
Gambar 1.5 : Tampak Samping Kiri
Gambar 1.13 : Rencana Pondasi
Autocad 2007
Autocad 2007
Gambar 1.6 : Potongan A-A
Gambar 1.14 : Rencana Kolom
Autocad 2007
Autocad 2007
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN xv
BERSEJARAH

Gambar 1.15 : Rencana Balok Gambar 1.22 : Rencana Plumbing

Autocad 2007 Autocad 2007

Gambar 1.16 : Rencana Plumbing Gambar 1.23 : Rencana Plumbing

Autocad 2007 Autocad 2007

Gambar 1.17 : Rencana Plumbing Gambar 1.24 : Rencana Plumbing

Autocad 2007 Autocad 2007

Gambar 1.18 : Rencana Plumbing Gambar 1.25 : Rencana Plumbing

Autocad 2007 Autocad 2007

Gambar 1.19 : Rencana Plumbing Gambar 1.26 : Rencana Plumbing

Autocad 2007 Autocad 2007

Gambar 1.20 : Rencana Plumbing Gambar 1.27 : Rencana Plumbing

Autocad 2007 Autocad 2007

Gambar 1.21 : Rencana Plumbing Gambar 1.28 : Rencana Plumbing

Autocad 2007 Autocad 2007


TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN xvi
BERSEJARAH

DAFTAR ISI

halaman
Latar Belakang Penulis i
Daftar Gambar ii
Daftar Isi xvi
Abstrak xviiI
1.1 Lokasi Site Bangunan 1-5
1.2 Profil Bangunan 6-18
1.3 Gaya dan Elemen Arsitektur 12-24
1.4 Organisasi Spasial 25-39
1.5 Komponen Struktur Bangunan 40-52
1.6 Material dan Konstruksi 53-69
1.7 Kerusakan Bangunan 70-82
Kesimpulan 83-85
Referensi 86
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN xvii
BERSEJARAH

ABSTRAK

Rumah atau tempat tinggal merupakan salah satu kebutuhan atau kehidupan manusia dalam membangun peradabannya.
dasar (primer) manusia disamping kebutuhan sandang dan Bangunan memiliki beragam bentuk, ukuan, dan fungsi, serta
pangan. Dikatakan sebagai kebutuhan dasar (basic human telah mengalami penyesuaian sepanjang sejarah yang
needs) karena merupakan unsur yang harus dipenuhi guna disebabkan oleh beberapa faktor, seperti bahan bangunan
menjamin kelangsungan hidup manusia. Cara pemenuhan kondisi cuaca, harga, kondisi tanah, dan alasan estetika.
kebutuhan dasar ini pun yang kemudian akan menentukan
taraf kesejateraan sekaligus kualitas hidup manusia itu sendiri.
Karena itu, suatu hunian pada hakikatnya juga akan
mempengaruhi kualitas kehidupan orang-orang yang tinggal
didalamnya.

Adapun pengertian lain rumah yaitu suatu bangunan yang


merupakan struktur buatan manusia yang terdiri dari dinding
dan atap yang didirikan secara permanen di suatu tempat.
Bangunan juga biasa disebut dengan rumah dan gedung, yaitu
segala sarana, prasarana atau infrastruktur dalam kebudayaan
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 1
BERSEJARAH

1. LOKASI SITE BANGUNAN


TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 2
BERSEJARAH

LOKASI SITE BANGUNAN

1.1 SEJARAH DARI LOKASI BANGUNAN


Desa Pematang Kerasaan merupakan salah satu desa kecil Seiring perkembangan yang mulai merata, disekitar pinggiran
yang berada di Sumatera Utara, Indonesia, tepatnya di bangunan ruko-ruko banyak ditemukan sarang burung walet
Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun. Letaknya lebih yang menjulang tinggi yang juga sebagai lahan bisnis yang
kurang 170 km dari Kota Medan, ibu kota Sumatera Utara dan cukup membangkitkan perekonomian di desa ini.
40 km dari Kota Pematang Siantar.

Gambar 1.2 Pekerjaan Masyarakat Pada Umumnya


Sumber : Dokumentasi Pribadi
Gambar 1.1 Pematang Kerasaan
Sumber : dokumentasi pribadi
Pemerintah Sumut ikut serta dalam membangkitkan
perekonomian disini, kehadiran Bank dan Anjungan Tunai
Desa Kerasaan dikelilingi oleh perkebunan yang dikelola oleh
Mandiri yang memadai 24 jam menjamin segala kebutuhan
negara maupun yang dikelola oleh swasta asing. Masyarakat
transaksi perbankan, selain perkebunan dan pertanian.
umumnya bertani dan berdagang namun adapula yang bekerja
Mayoritas para penduduk desa ini umumnya beragama Kristen,
diindustri rumahan dan pabrik pengolahan minyak sawit.
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 3
BERSEJARAH

LOKASI SITE BANGUNAN

1.1 SEJARAH DARI LOKASI BANGUNAN (lanjutan)


Islam, dan sekitas 15% beragama buddha dan hindu, swasta yang terdekat dari daerah tersebut terdapat beberapa
sedangkan sektor ekonomi penduduk berasal dari sektor sekolah antara lain SMP-SMA Cipto, SD Muhammadiyah,
perdagangan, pertanian dan perkebunan. Suku bangsa yang SMP Muhammadiyah. Di sekitar daerah tersebut juga terdapat
dapat ditemukan disini adalah Batak (Toba, Simalungun, Balai Desa, pabrik swasta, dan beberapa bangunan perkantoran
Karo), Jawa, Tionghoa, Melayu, suku Aceh serta keturunan perangkat desa.
india, belanda dan portugis.

Gambar 1.3 Suku Simalungun Gambar 1.4 Balai Desa Pematang Kerasaan

Sumber : www.google.com Sumber : Dokumentasi Pribadi

Di daerah ini,telah banyak berdiri bangunan sekolah dari


taman kanak-kanak hingga sekolah tinggi, tingkat TK-SD-
SMP-SMA swasta dan negeri. Adapun beberapa sekolah
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 4
BERSEJARAH

LOKASI SITE BANGUNAN

1.2 LOKASI DETAIL BANGUNAN

Gambar 1.5 Peta Lokasi Bangunan Gambar 1.6 Jl. Sangnawaluh


Sumber : www.maps.com Sumber : www.maps.com

Lokasi bangunan di daerah yang signifikan untuk dicapai, Lokasi berada di pinggir jalan raya, berada di jalan lintas yang
berada di Jalan Lintas Perdagangan-Siantar yang merupakan memiliki luas 6 meter untuk dua jalur bersebrangan, untuk
akses utama menuju dari dan ke Danau Toba. akses masuk ke bangunan terdapat dua akses masuk yang
Berada di Jalan Sangnawaluh Kerasaan, Pematang Kerasaan, terbuat dari beton guna kenyamanan pengguna. Terdapat aliran
Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, irigasi di samping jalan raya, jarak antara rumah dan bangunan
21162. Daerah tersebut berdekatan dengan Kota Perdagangan sekitar 10 meter.
sekitar 7 km, untuk jarak ke Kota Medan sekitar 170 km dan
jika ke Kota Siantar berjarak 40 km.
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 5
BERSEJARAH

LOKASI SITE BANGUNAN

1.2 LOKASI DETAIL BANGUNAN (lanjutan)


Adapun objek lainnya yang berada di sekita bangunan yaitu: Sebelah Utara dan Selatan merupakan rumah tinggal milik
 Sebelah Utara : Rumah Tinggal tetangga, yang letaknya tidak terlalu jauh dari bangunan
 Sebelah Timur : Pekan Selasa dan Sabtu tersebut.
 Sebelah Selatan : Rumah Tinggal Bangunan rumah tinggal di sisi kiri dan kanan merupakan
 Sebelah Barat : Jalan Lintas Perdagangan-Siantar bangunan lama yang sudah berdiri sebelum bangunan rumah
tinggal yang di survey berdiri.
Sekeliling bangunan terdapat beberapa objek lain seperti pekan
yang berada di belakang bangunan, pekan selasa dan sabtu
dapat dijadikan sebagai pertanda bangunan ini ketika ingin
menuju ke bangunan tersebut.

Gambar 1.8 View Bangunan Di Sekitar


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 1.7 Viev Pekan Selasa & Sabtu


Sumber : Dokumentasi Pribadi
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 6
BERSEJARAH

2. PROFIL BANGUNAN
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 7
BERSEJARAH

PROFIL BANGUNAN

2.1 LATAR BELAKANG


buat bangunan tersebut memiliki ciri khas dibandingkan
bangungan di sekitarnya.Bentuk atap yang memiliki bentuk
limasan yang bertujuan agar air hujan bisa cepat mengalir ke
bawah.

Bangunan ini didirikan sekitar tahun 1970-an dengan fungsi


awal sampai sekarang masih menjadi rumah tinggal, hal lain
yang terlihat berbeda pada bangunan rumah tinggal lainnya
yaitu bangunan ini memiliki elevasi berbeda pada ruang
Gambar 2.1 Tampak Depan Bangunan Pribadi depan (rumah panggung) yang material nya masih
Sumber : Dokumentasi Pribadi menggunakan kayu. Penyangga-penyangga rumah panggung
tersebut juga terbuat dari kayu yang disusun sedemikian
Bangunan tersebut merupakan rumah pribadi yang berlokasi di rupa dengan pondasi tapak di bawahnya.
Desa Kerasaan dengan aksebilitas yang baik, rumah tersebut
memiliki luas lahan 17,73 x 13,5 meter atau seluas 229.5 m2 Akses masuk pada bangunan ini memiliki beberapa pintu
dengan beberapa ruang-ruang yang terdapat di dalamnya. masuk yaitu 2 bagian depan dengan berbeda ruangan. Untuk
Bangunan tersebut memiliki bentuk yang unik tidak seperti akses menuju ruang tamu bisa melalui teras 1 yang bisa
rumah tinggal seperti biasanya dengan konsep tropis yang mem- langsung masuk ke dalam ruangan, tetapi untuk masuk ke-
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 8
BERSEJARAH

PROFIL BANGUNAN

2.1 LATAR BELAKANG (lanjutan)


ruang keluarga bisa melewati tangga yang terdapat di bagian
depan bangunan dengan melewati teras 2.

Tangga untuk akses masuk ke ruang tamu menaiki 3 buah anak


tangga dengan ketinggian tiap anak tangga yaitu kurang lebih 20
cm dengan lebar 25 cm. Tangga untuk naik ke teras 2 dengan
material beton tetapi pada bagian teras 2 lantai menggunakan
material papan kayu.
Untuk bagian bukaan bangunan panggung bagian atas rumah ini
memiliki dua lapis bukaan yang bertujuan untuk meminalisir
cahaya yang masuk tidak terlalu berlebihan.

Gambar 2.3 (a) dan (b) Akses Masuk dan Teras 2


Gambar 2.2 Bukaan Yang Memiliki 2 Bagian Sumber : Dokumentasi Pribadi
Sumber : Dokumentasi Pribadi
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 9
BERSEJARAH

PROFIL BANGUNAN

2.2 PEMILIK / PENDIRI


Pendiri ataupun pemilik rumah ini pada awalnya dimiliki oleh
keluarga besar “Siregar”. Siregar merupakan suku yang ada di
Simalungun, pada awalnya keluarga siregar memiliki keluarga
dan mendirikan bangunan ini sebagai tempat tinggal mereka.

Gambar 2.5 Orang Pertama Pemilik Rumah


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Pada tahun-tahun berikutnya seluruh keturunannya meninggal


dan rumah dijual kepada pemilik yang saat ini menempati
bangunan tersebut.
Gambar 2.4 Orang Yang Bersangkutan Dalam Berdiri Bangunan
Sumber : Dokumentasi Pribadi
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 10
BERSEJARAH

PROFIL BANGUNAN

2.3 FUNGSI DI MASA LALU


Bangunan rumah tinggal ini sejak saat pertama didirikan
sudah dijadikan sebagai rumah sebagai naungan untuk
melindungi keluarga mereka dari segala macam kondisi yang
berada di luar bangunan.

Gambar 2.7 Foto Keluarga Tempo Dulu


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 2.6 Tampak Depan Bangunan


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 2.8 Benda Peninggalan Tempo Dulu


Sumber : Dokumentasi Pribadi
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 11
BERSEJARAH

PROFIL BANGUNAN

2.4 FUNGSI DI MASA SEKARANG


Seperti dijelaskan diatas, bahwasanya fungsi bangunan tersebut
sejak didirikan sampai saat ini masih menjadi rumah tinggal,
hanya saja penghuninya yang sudah berbeda.

Gambar 2.10 Sebagai Tempat Mencuci Kendaraan


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 2.9 (a) dan (b) Bangunan Dilihat Dari View Berbeda
Sumber : Dokumentasi Pribadi
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 12
BERSEJARAH

3. GAYA DAN ELEMEN ARSITEKTUR


TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 13
BERSEJARAH

GAYA DAN ELEMEN ARSITEKTUR

3.1 GAYA ARSITEKTUR


Bangunan rumah tinggal ini mengadopsi gaya arsitektur tropis oleh pemilik terjadi penambahan pada bagian belakang yang
dengan penekanan pada atap yang berbentuk mencirikan menggunakan material beton.
arsitektur tropis dan juga pada bagian bukaan-bukaan yang
luas dan lebar di setiap sisi bangunan. Bukaan berbentuk
persegi panjang dengan beberapa ukuran yang berbeda dengan
menggunakan material kayu.

Adapun material yang digunakan untuk penutup bangunan


terdapat dua material berbeda, pada bagian elevasi yang
sejajar dengan tanah menggunakan material beton, tetapi pada
bagian atas (panggung) semua material menggunakan kayu,
mulai dari kolom, dinding bahkan plafon menggunakan kayu
papan.

Bangunan ini tidak sepenuhnya memiliki gaya arsitektur


tropis, bangunan yang telah berdiri sejak tahun 1970-an Gambar 3.1 Bukaan dan Material Bangunan

awalnya tidak seperti yang sekarang terlihat, dahulu bangunan Sumber : Dokumentasi Pribadi

hanya pada bagian panggung saja tetapi setelah direnovasi


TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 14
BERSEJARAH

GAYA DAN ELEMEN ARSITEKTUR

3.1 GAYA ARSITEKTUR (Lanjutan)


Terlihat dari bentuk atap bangunan tersebut yang mencirikan Pada bangunan tersebut terlihat mengadopsi gaya arsitekur
gaya arsitektur tropis yang mana kondisi lingkungan memiliki tropis yang mana bangunan diusahakan agar menjadi pasif,
curah hujan yang tinggi sehingga atap dibuat agar air hujan artinya dapat beradaptasi secara otomatis (secara desain) tanpa
dapat mengalir lebih cepat ke bawah. adanya tambahan energi yang diperlukan termasuk
mengurangi penggunaan lampu di siang hari dengan
menerapkan bukaan-bukaan yang tepat.
Desain bangunan ini diharapkan dari bentuk dan mekanis bisa
membuat ruang yang nyaman, tetap sejuk dan terang di siang
hari serta tidak mudah rusak oleh panas dan hujan.

Gambar 3.2 Bentuk Atap


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Dalam gaya arsitektur tropis yang menjadi fokus utama adalah


menciptakan bangunan yang mampu beradaptasi dengan baik
terhadap lingkungan tropis sehingga nyaman ditinggali bagi
Gambar 3.3 Kondisi Bukaan dan Interior
seluruh penghuninya.
Sumber : Dokumentasi Pribadi
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 15
BERSEJARAH

GAYA DAN ELEMEN ARSITEKTUR

3.2 PERBANDINGAN GAYA ARSITEKTUR


Arsitektur tradisional tropis sebagai salah satu unsur
kebudayaan sebenarnya tumbuh dan berkembang seiring
dengan pertumbuhan suatu suku bangsa. Oleh karena itu,
tidaklah berlebihan jika kita dikatakan bahwa arsitektur
tradisional merupakan suatu hal yang dapat memberikan ciri
serta identitas dari suku bangsa sebagai pendukung suatu
kebudayaan tertentu.

Dalam hal ini bangunan yang di pilih sebagai objek


pembahsanan akan dibandingkan dengan bangunan gaya
arsitektur adat simalungun dan arsitektur tropis, dikarenakan
bentuk bangunan dan juga letak bangunan yang berada di
wilayah Simalungun dan juga berada di wilayah tropis.

Gambar 3.4 Peta Kabupaten Simalungun


Sumber : www.googlemaps.com
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 16
BERSEJARAH

GAYA DAN ELEMEN ARSITEKTUR

3.2 PERBANDINGAN GAYA ARSITEKTUR (Lanjutan)


ARSITEKTUR TROPIS ARSITEKTUR TRADISIONAL SIMALUNGUN
Arsitektur Tropis adalah jenis gaya desain arsitektur yang Arsitektur tradisional Simalungun tidak semata bangunan fisik
merupakan jawaban dan bentuk adaptasi bangunan terhadap semata, tetapi juga memiliki beragam makna simbolis (nilai
kondisi iklim di suatu daerah tropis. Iklim tropis memiliki estetika, nilai etika, nilai religius, kebersamaan) sebagai wujud
karakter khusus yang disebabkan oleh panas matahari yang budaya masyarakat terhadap lingkungan alam dan lingkungan
tinggi, kelembapan dan curah hujan yang cukup tinggi, dan sosial-budaya yang menjadi tempat tinggal mereka.
banyak pengaruh lainnya.
Adapun maksa simbolisasi ini terwujud dalam tata ruang, tata
Bangunan ini dibangun untuk menciptakan kenyamanan bagi warna ornamen/ragam hias, asksesoris bangunan, dan
penggunanya dengan penerapan aspek-aspek arsitektur tropis sebagainya.

Gambar 3.5 Bangunan Tampak Depan Gambar 3.6 Rumah Bolon, Simalngun
Sumber : Dokumentasi Pribadi Sumber : www.google.com
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 17
BERSEJARAH

GAYA DAN ELEMEN ARSITEKTUR

3.2 PERBANDINGAN GAYA ARSITEKTUR (Lanjutan)


ARSITEKTUR TROPIS ARSITEKTUR TRADISIONAL SIMALUNGUN

Adapun adaptasi arsitektur tropis menghadapi iklim yang Arsitektur tradisional Simalungun sudah mulai hampir punah, hal

menjadi ciri-ciri arsitektur tropis adalah sebagai berikut: tersebut tampak dari semakin sulitnya kita temui bangunan-
bangunan yang berarsitektur tradisional Simalungun.
 Adanya overstek pada bangunan untuk mencegah
tampias dan silau,
Ragam hias atau ornament merupakan salah satu unsur penting
 Teras yang beratap mencegah radiasi langsung,
dalam arsitektur tradisional Simalungun. Ragam hias ini tidak hanya
 Jendela yang lebar dan dilingdungi oleh gorden,
berfungsi sebagai bagian untuk memberi keindahan tetapi juga
 Ventilasi udara untuk penghawaan alami, memiliki makna simbolis berupa kepercayaan dan penentu status
 Atap miring >30 derajat (pelana atau limasan) untuk sosial seseorang dalam masyarakat.
mencegah panas radiasi matahari,
 Orientasi bukaan jendela ke arah utara/selatan, Musyawarah dan gotong royong merupakan salah satu nilai yang
 Bangunan umunya berwarna terang untuk mencegah esensial di dalam hidup keluarga masyarakat Simalungun. Hal ini
penyerapan panas, tampak dari rangkaian awal pembangunan hingga memasuki rumah

 Memperkecil luas permukaan yang menghadap ke baru. Sifat bangunan yang besar dan bahan bangunan yang juga
besar tidak akan mungkin dapat dilakukan pembangunannya tanpa
timur dan barat,
musyawarah dan gotong royong.
 Vegetasi pada bangunan digunakan sebagai unsur
peneduh di siang hari.
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 18
BERSEJARAH

GAYA DAN ELEMEN ARSITEKTUR

3.3 ELEMEN ARSITEKTUR


Bangunan rumah tinggal ini merupakan bangunan yang sudah lama berdiri, bangunan yang
memiliki konsep arsitektur tropis ini memiliki beberapa elemen bangunan yang manjadikan
ciri khusus bangunan tersebut.

Beberapa elemen bangunan yang dapat ditemukan dalam bangunan ini antara lain : atap,
bukaan/jendela, teras depan, material kayu, kolom
ATAP

BUKAAN

TERAS DEPAN

MATERIAL KAYU

KOLOM

Gambar 3.7 Elemen Bangunan


Sumber : Dokumentasi Pribadi
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 19
BERSEJARAH

GAYA DAN ELEMEN ARSITEKTUR

3.3 ELEMEN ARSITEKTUR (Lanjutan)


ATAP

Pada elemen ini atap bangunan berbentuk limas atau


meruncing ke atas, berfungsi agas bangunan di bawahnya
terhindar dari sinar matahari langsung dan hujan maupun
angin kencang. Pada bangunan ini atap memiliki miring >30
derajat sesuai dengan ciri arsitektur tropis yang berfungsi agar
air hujan agar cepat turun dan tidak tertahan di atap.

Gambar 3.9 Rencana Atap


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 3.8 Tampak Atas Gambar 3.10 Tampak Depan


Sumber : Dokumentasi Pribadi Sumber : Dokumentasi Pribadi
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 20
BERSEJARAH

GAYA DAN ELEMEN ARSITEKTUR

3.3 ELEMEN ARSITEKTUR (Lanjutan)


BUKAAN

Salah satu ciri arsitektur tropis yaitu mengoptimalkan cahaya


alami agar mengurangi penggunaan energi dengan
menerapkan bukaan yang baik. Dalam bangunan tersebut
bukaan dibuat dengan baik sehingga pencahayaan di dalam
ruangan sangat baik untuk pengguna.

Gambar 3.11 Denah Kusen Gambar 3.12 (a), (b), dan (c) Kondisi Bukaan Pada Bangunan
Sumber : Dokumentasi Pribadi Sumber : Dokumentasi Pribadi
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 21
BERSEJARAH

GAYA DAN ELEMEN ARSITEKTUR

3.3 ELEMEN ARSITEKTUR (Lanjutan)


TERAS DEPAN

Beranjak dari konsep arsiektur tropis yang menciptakan


kenyaman bagi para penggunanya, oleh sebab itu bangunan
ini dibuat teras depan dengan atap yang bertujuan untuk
melindungi pengguna dari paparan matahari langsung.

Gambar 3.14 (a) dan (b) Kondisi Teras Bangunan


Gambar 3.13 Lokasi Teras Beratap
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Sumber : Dokumentasi Pribadi
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 22
BERSEJARAH

GAYA DAN ELEMEN ARSITEKTUR

3.3 ELEMEN ARSITEKTUR (Lanjutan)


MATERIAL KAYU

Konsep arsitektur tropis juga memiliki ciri yaitu Bangunan ini pada bagian panggung menggunakan material
menggunakan material alami material lokal daripada material plafon dengan kayu, tidak hanya plafon, lantai dan juga
impor. Bangunan ini sejalan dengan konsep arsitektur trpis dinding bangunan pada bagian ini semua menggunakan
dimana terapat bangunan yang masih menggunakan kayu di material kayu.
sekeliling bangunan, yang bertujuan untuk menciptakan
kenyamanan bagi pengguna.

Gambar 3.15 Rencana Plafon Gambar 3.16 Kondisi Material Kayu


Sumber : Dokumentasi Pribadi Sumber : Dokumentasi Pribadi
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 23
BERSEJARAH

GAYA DAN ELEMEN ARSITEKTUR

3.3 ELEMEN ARSITEKTUR (Lanjutan)


KOLOM

Pada bangunan tersebut memiliki dua jenis kolom, ada yang


memakai kolom beton bertulang dan juga pada bagian
panggung memakai kolom kayu dengan ukuran 17 x 20 cm
sebagai penyangga bagian lantai panggung.

Gambar 3.17 Lokasi Kolom Kayu Gambar 3.18 Kondisi Kolom Kayu

Sumber : Dokumentasi Pribadi Sumber : Dokumentasi Pribadi


TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 24
BERSEJARAH

GAYA DAN ELEMEN ARSITEKTUR

3.4 PERBAIKAN DAN PENGEMBANGAN


Terdapat ruang di belakang bangunan, dengan menggunakan
penutup atap dari metal (seng) sebagai penghalang matahari
dengan tiang penyangga kolom dari kayu.

Ruang di belakang biasanya merupakan tempat untuk


pemilik bangunan berjualan saat hari selasa dan sabtu ketika
pekan dibuka. Ketika hari selain hari pekan ruangan tersebut
biasanya digunakan sebagai tempat meneduhkan kendaraan.

Gambar 3.20 Kondisi Pada Ruang Belakang


Sumber : Dokumentasi Pribadi
Gambar 3.19 Lokasi Tempat Pengembangan Ruang
Sumber : Dokumentasi Pribadi
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 25
BERSEJARAH

4. ORGANISASI SPASIAL
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 26
BERSEJARAH

ORGANISASI SPASIAL

4.1 LAYOUT
Fungsi utama suatu bangunan adalah untuk menyediakan Bangunan ini memiliki tata letak ruang yang aksial sehingga
ruang dimana pengguna bangunan bisa berkumpul untuk sirkulasi untuk pengguna mudah didapatkan dan mudah
melakukan berbagai aktifitas di dalamnya dengan nyaman. diakses dari sisi yang berbeda. Ruang inti dan pendukung pada
bangunan dihubungkan dengan berbagai ruang, tata letak
Bangunan memiliki bentuk lauut persegi panjang, bentuk diatur sedemikian rupa dengan sirkulasi da akses yang bisa
layout yang persegi panjang memungkinkan pengunjung terhubung langsung ke beberapa ruang.
berjalan melalui ruang fungsi berbeda dan membuat kesan
menarik bagi pengguna atau pengunjung.

Gambar 4.2 Bentuk Ruang Geometri


Gambar 4.1 Layout Denah Ruang
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Sumber : Dokumentasi Pribadi
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 27
BERSEJARAH

ORGANISASI SPASIAL

4.2 ZONASI RUANG


ZONA PUBLIK
Zona yang bersifat umum semua pengunjun dapat mengakses
ruang tersebut tanpa memiliki batasan-batasan antar ruang lain

ZONA SEMI PUBLIK


Zona yang bersifat umum tetapi pada saat kondisi tertentu
pengunjung tidak boleh bebas mengakses masuk ke ruang
tersebut.

ZONA PRIVAT
Zona yang bersifat pribadi dan tertutup dimana tidak
seorangpun dapat mengaksesnya tanpa izin pemilik rumah.
Zona Publik Zona Privat

ZONA SERVIS
Zona umum biasanya berfungsi sebagai penunjang. Zona Semi Publik Zona Service
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 28
BERSEJARAH

ORGANISASI SPASIAL

4.3 PROPERTI RUANG


Terdapat beberapa ruang yang ada pada bangunan rumah
tinggal tersebut.

Gambar 4.4 Akses Masuk Bangunan


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Pada bagian ini merupakan akses masuk menuju ke dalam


ruangan utama, menggunakan pintu berukuran 60 x 60 dengan
2 daun pintu yang terbuat dari kayu, untuk sekeliling bangunan
pada ruang ini juga menggunakan kayu.

Gambar 4.3 Denah Ruang Bangunan


Sumber : Dokumentasi Pribadi
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 29
BERSEJARAH

ORGANISASI SPASIAL

4.3 PROPERTI RUANG (Lanjutan)


TERAS

Gambar 4.6 Kondisi Teras


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Teras pada bangunan ini termasuk ke dalam Zona Publik yang


mana teras bertujuan untuk sebagai tempat berkumpul semua
pengunjung sebelum masuk ke dalam ruangan. Teras pada
bagian ini memiliki ukuran yaitu 2,5 x 4 m dengan penempatan
Gambar 4.5 Lokasi Teras
satu buat kursi panjang.
Sumber : Dkumentasi Pribadi
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 30
BERSEJARAH

ORGANISASI SPASIAL

4.3 PROPERTI RUANG (Lanjutan)


RUANG TAMU

Gambar 4.8 Kondisi Ruang Tamu


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Ruang Tamu termasuk ke bagian zona semi publik yang mana


difungsikan sebagai tempat beraktivitas para penunjung ketika
berada di bangunan tersebut, ruangan ini juga bisa sebagai
Gambar 4.7 Lokasi Ruang Tamu akses ke ruang Tv dengan menaiki 3 buah anak tangga untuk
Sumber : Dkumentasi Pribadi menuju ke bagian rumah panggung.
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 31
BERSEJARAH

ORGANISASI SPASIAL

4.3 PROPERTI RUANG (Lanjutan)


RUANG TV

Gambar 4.10 Kondisi Ruang Tv


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Ruang Tv juga termasuk ke dalam zona semi publik,


dikarenakan ruangan ini bisa bebas siapa saja yang bisa masuk,
ruangan berukuran sekitar 3,5 x 4 m ini seluruhnya
menggunakan material kayu, mulai dari lantai, dinding bahkan
Gambar 4.9 Lokasi Ruang Tv
sampai ke bagian plafon nya menggunakan kayu.
Sumber : Dkumentasi Pribadi
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 32
BERSEJARAH

ORGANISASI SPASIAL

4.3 PROPERTI RUANG (Lanjutan)


RUANG KELUARGA

Gambar 4.12 Kondisi Ruang Keluarga


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Ruang Keluarga juga merupakan salah satu zona semi publik


karna bisa difungsikan sebagai tempat berkumpul bagi siapa
saja yang berkunjung. Berukuran sekitar 4 x 6 m ruangan ini
juga sepenuhnya terbuat dari material kayu dengan 2 bukaan
Gambar 4.11 Lokasi Ruang Keluarga
pada bagian samping dan 1 bukaan bagian depan bangunan.
Sumber : Dkumentasi Pribadi
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 33
BERSEJARAH

ORGANISASI SPASIAL

4.3 PROPERTI RUANG (Lanjutan)


RUANG KAMAR TIDUR

Gambar 4.14 Kondisi Ruang Kamar Tidur 1


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Ruang Kamar Tidur adalah zona privat yang tidak boleh


sembarangan orang dapat masuk ke ruangan tersebut, memiliki
ukuran 4,5 x 3 m kamar ini juga sepenuhnya menggunakan
material kayu, dengan 1 buah bukaan pada bagian depan sisi
Gambar 4.13 Lokasi Ruang Kamar Tidur 1 kamar.
Sumber : Dkumentasi Pribadi
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 34
BERSEJARAH

ORGANISASI SPASIAL

4.3 PROPERTI RUANG (Lanjutan)


RUANG DAPUR

Gambar 4.16 Kondisi Ruang Dapur


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Ruang Dapur merupakan zona service yang mana ruangan ini


merupakan ruang penunjang bagi pengguna maupun
pengunjung. Ruangan ini sudah terbuat dari beton untuk lantai
dan dindingnya, dan juga menggunakan plafon.
Gambar 4.15 Lokasi Ruang Kamar Tidur 1
Sumber : Dkumentasi Pribadi
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 35
BERSEJARAH

ORGANISASI SPASIAL

4.4 PRIVASI BANGUNAN


Bangunan rumah tinggal tersebut merupakan bangunan yang
terbuka untuk siapa saja, dikarenakan bangunan di tempati
oleh orang-orang yang selalu berada di rumah. Pada ruang-
ruang tertentu terdapat ruang privaasi terhadap pengunjung
lain seperti kamar tidur.

Gambar 4.17 Akses masuk ke Kamar 1


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Untuk menuju ke kamar 1 pengguna harus melewati ruang ini


dahulu dengan menaiki 3 anak tangga dan melewati Ruang Tv Gambar 4.18 Lokasi Kamar Tidur 1

yang terdapat di samping kamar tidur 1. Sumber : Dokumentasi Pribadi


TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 36
BERSEJARAH

ORGANISASI SPASIAL

4.5 PENGALAMAN SPASIAL


Dilihat dari tampak depan bangunan, sudah sangat terlihat
bangunan yang bertema klasik dengan banyak vegetasi-
vegetasi hijau di sekeliling bangunan yang dapat membuat
pengunjung merasa nymana dan betah ketika berada di dalam
bangunan.

Tepat di depan bangunan terdapat halaman yang sangat luas


dengan dipenuhi rerumputan hijau yang dapat menyejukkan
mata, tata letak bangunan yang berada di pinggir jalan lintas
Gambar 4.19 Tampak Depan Bangunan membuat bangunan tersebut bisa menjadi daya tarik setiap
Sumber : Dokumentasi Bangunan orang yang meliatnya.

Bangunan tersebut juga dikelilingi oleh pohon-pohon rindang


seperti pohon jati dan mahoni yang menambah keasrian pada
lingkungan bangunan tersebut. Perpaduan warna abu-abu dan
putih juga menambah keharmonisan terhadap bangunan rumah
tinggal yang menempatinya.
Gambar 4.20 Tampak Samping Bangunan
Sumber : Dokumentasi Pribadi
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 37
BERSEJARAH

ORGANISASI SPASIAL

4.5 PENGALAMAN SPASIAL (Lanjutan)


Bangunan ini memiliki dua teras berbeda dengan tujuan ruanh Untuk bagian teras 2 berada di samping teras 1 hanya saja teras
yang berbeda, pada teras 1 menuju ke ruang tamu, dengan dua berada pada bagian rumah panggung, sehingga akses
kondisi material lantai sudah dikeramik dan dinding sudah untuk menuju teras 2 harus menaiki 3 buah anak tangga yang
beton. berada di depan teras.

Gambar 4.21 (a) dan (b) Kondisi Teras 1 Gambar 4.22 (a) dan (b) Kondisi Teras 2
Sumber : Dokumentasi Pribadi Sumber : Dokumentasi Pribadi
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 38
BERSEJARAH

ORGANISASI SPASIAL

4.6 AKUSTIK ARSITEKTUR DAN ELEMEN PUITIS


OUTDOOR

Tiingkat kebisingan pada bagian luar bangunan terdapat pada Kebisingan pada bangunan ini juga terdapat pada bagian
bagian depan bangunan dikarenakan bangunan berada di samping bangunan, karena tepat di sisi kanan bangunan
pinggir jalan raya, pada waktu siang hari ketika banyak merupakan jalan arteri atau jalan menuju ke pekan saat hari-
kendaraan lewat tingkat kebisingan pada bangunan tinggi. hari pekan.

Tetapi tingkat kebisingan di luar bangunan bisa diredam sedikit


karena adanya vegetasi di sekitar bangunan sehingga tingkat
kebisingan tidak terlalu tinggi.

Gambar 4.23 Jalan Raya di Samping Bangunan


Sumber : www.googlemaps.com

Gambar 4.24 Tampak Jalan yang Berada di Samping


Sumber : Dokumentasi Pribadi
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 39
BERSEJARAH

ORGANISASI SPASIAL

4.6 AKUSTIK ARSITEKTUR DAN ELEMEN PUITIS


INDOOR

Tiingkat kebisingan pada bagian dalam ruangan dikatakan


rendah dikarenakan pada keliling bangunan banyak vegetasi
yang meredam kebisingan, juga dengan penerapan materal
kayu dan beton yang baik untuk meredam kebisingan ruangan.

Gambar 4.25 Kondisi di Dalam Ruangan


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 4.26 Kondisi di Dalam Ruangan


Sumber : Dokumentasi Pribadi
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 40
BERSEJARAH

5. KOMPONEN STRUKTUR BANGUNAN


TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 41
BERSEJARAH

KOMPONEN STRUKTUR

5.1 PONDASI
Pondai merupakan bagian struktur bangunan yang termasuk ini memang biasanya digunakan pada bangunan sederhana
dalam sub struktur bangunan. Pondasi berfungsi sebagai atau bangunan yang tidak berlantai serta pada bangunan 2
penerima beban dari bangunan, kemudian beban dialirkan ke lantai.
dalam tanah di bawah bangunan tersebut. Pondasi adalah
bagian terendah dari bangunan yang meneruskan beban
bangunan ke tanah atau batuan yang berada di bawahnya.

Gambar 5.2 Detail Pondasi Batu Kali


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Jenis pondasi yang digunakan pada bangunan ini yaitu pondasi


Gambar 5.1 Pondasi Pada Objek Bangunan batu kali yang biasa disebut sebagai pondasi memanjang.
Sumber : Dokumentasi Pribadi Pondasi batu kali merupakan jenis pondasi yang mendukung
dinding secara memanjang atau digunakan untuk mendukung
Dalam objek bangunan menggunakan pondasi dangkal, yaitu sederetan kolom yang berjarak dekat. Pondasi ini memiliki
pondasi yang mendukung bebannya secara langsung. Pondasi kedalaman 1 - 1,5 meter.
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 42
BERSEJARAH

KOMPONEN STRUKTUR

5.2 KOLOM
Kolom merupakan bagian dari struktur bangunan yang terletak Dalam objek bangunan ini kolom merupaka elemen vertikal
di atas slof. Kolom berfungsi sebagai penyalur gaya dari beban struktur kerangka yang berfungsi meneruskan beban-beban
yang berasal dari atap, ringbalk, dinding. Kolom juga seluruh elemen bangunan ke pondasi.
meruapakan elemen vertikal yang sangat banyak digunakan.
Konsep Pembebanan Kolom

Jenis-jenis gaya yang membebani sebuah kolom:


 Gaya normal atau vertikal
 Gaya lateral atau horizontal
 Momen (akibat eksentris gaya)
Gambar 5.3 Kolom Pada Objek Bangunan  Puntir.
Sumber : Dokumentasi Pribadi
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 43
BERSEJARAH

KOMPONEN STRUKTUR

5.2 KOLOM (Lanjutan)


Adapun beberapa hal yang harus diperhatikan dalam struktur Kolom praktis yang digunakan pada bangunan ini sebagai
kolom tersebut yaitu antara lain: dinding agar dinding stabil, jarak kolom maksimum 3,5
a. Kerja sama dengan pondasi yang paling ideal adalah bila meter atau pada pertemuan pasangan bata (sudut-sudut).
kolom hanya meneruskan beban yang tegak lurus dengan Dimensi kolom praktis 15/15 dengan tulangan 4 d 10 begel d
titik pusat bumi (sesuai dengan gravitasi bumi). 8-20.
b. Bahaya tekuk dapat terjadi akibat ukuran kolom terlalu
langsing atau kecil bila dibandingkan dengan tinggi
kolom.
c. Ada sebutan kolom non-struktur karena dianggap tidak
memikul, tidak hanya berfungsi menjadi pengikat
dinding atau elemen pengisi lannya.

Pada objek bangunan menggunakan jenis kolom praktis yang


biasanya ukurannya kecil (beton bertulang : 12/12 cm)
sedangkan pada kolom struktur, ukurannya cukup besar dan
proporsional terhadap besarnya beban bahan yang umumnya
dipakai : beton bertulang, baja dan kayu. Gambar 5.4 Detail Kolom Praktis
Sumber : Dokumentasi Pribadi
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 44
BERSEJARAH

KOMPONEN STRUKTUR

5.3 BALOK
Balok merupakan bagian dari struktural sebuah bangunan Dalam bangunan tersebut menggunakan pemilihan balok kayu,
yangkaku dan dirancang untuk menanggung dan mentransfer dengan beberapa alasan pertimbangan antara lain: jenis kayu,
beban menuju elemen-elemen kolom penopang. Selain itu ring kualitas struktural, nilai tegangan tekuk, nilai tegangan geser
balok juga berfungsi sebagai pengikat kolom-kolom agar yang diizinkan dan defeksi minimal yangdiizinkan untuk
apabila terjadi pergerakan kolom-kolom tersebut tetap bersatu penggunaan tertentu.
mempertahankan bentuk dan posisi semulanya.

Gambar 5.6 Ring Balok Pada Objek Bangunan Gambar 5.7 Detail Balok Kayu
Sumber : Dokumentasi Pribadi Sumber : Dokumentasi Pribadi
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 45
BERSEJARAH

KOMPONEN STRUKTUR

5.3 BALOK (Lanjutan)


Balok juga merupakan salah satu pekerjaan beton bertulang. Persyaratan balok menurut PBBI 1971.N.I - 2 hal. 91 sebagai
Balok merupakan bagian struktur yang digunakan sebagai berikut :
dudukan lantai dan pengikat kolom lantai atas. Fungsinya a. Lebar badan balok tidak boleh diambil kurang dari 1/50
adalah sebagai rangka penguat horizontal bangunan akan kali bentang lebar. Tinggi balok harus dipilih
beban-beban. sedemikian rupa hingga dengan lebar badan yang
Untuk menjadi penyaluran gaya yang baik di dalam balok, dipilih.
maka di daerah momen lapangan dan momen tumpuan b. Untuk semua jenis baja tulangan, diameter (diameter
maksimum dianjurkan supaya antara batang tulangan utama pengenal) batang tulangan untuk balok tidak boleh
tidak melebihi 150 mm. Bila momen di suatu tempat diambil kurang dari 12 mm. Sedapat mungkin harus
menurun, jarak batas ini dapat digandakan menjadi 300 mm. dihindarkan pemasangan tulangan balok dalam lebih
Oleh karena itu, dalam sebuah penampang balok persegi dari 2 lapis, kecuali pada keadaan keadaan khusus.
setidaknya harus terdapat empat batang tulangan dipasang c. Tulangan tarik harus disebar merata didaerah tarik
pada tiap sudut penampang, batang-batang disudut ini dan maksimum dari penampang.
yang membentang sepanjang balok dilingkari oleh sekang- d. Pada balok-balok yang lebih tinggi dari 90 cm pada
sekang. Agar mendapatkan kekakuan secukupnya bagi bidang-bidang sampingnya harus dipasang tulangan
sengkang tulangan dianjurkan agar menggunakan batang- samping dengan luas minimum 10% dari luas tulangan
batang yang diameternya tidak kurang dari 6 mm. tarik pokok.
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 46
BERSEJARAH

KOMPONEN STRUKTUR

5.4 ATAP
Atap merupakan bagian dari struktur bangunan yang berfungsi Pada bangunan tersebut menggunakan Atap Limasan/Perisai.
sebagai penutup/pelindung bangunan dari panas terik matahari Atap berbentuk limas terdiri dari empat bidang atap, dua
dan hujan sehingga memberikan kenyamanan bagi penggunan bidang bertemu pada satu garis bubungan jurai dan dua bidang
bangunan. Struktur atap pada umumnya terdiri dari tiga bagian bertemu pada garis bubungan atas atau pada nook. Jika dilhat
utama yaitu: struktur penutup atap, gording dan rangka kuda- terdapat dua bidang berbentuk trapesium dan dua dua bidang
kuda. Penutup atap akan didukung oleh struktur rangka atap, berbentuk segitiga.
yang terdiri dari kuda-kuda, gording, usuk, dan reng. Beban-
beban atap akan diteruskan ke dalam fondasi melalui kolom
dan/atau balok.

Gambar 5.9 Tampak Atap Perisai


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Bentuk atap ini penyempurnaan dari bentuk atap pelana, yang


terdiri atas dua bidang atap miring yang berbentuk trapezium.
Gambar 5.8 Bentuk Atap Objek Bangunan Dua bidang atapnya berbentuk segi tiga dengan kemiringan
Sumber : Dokumentasi Pribadi yang biasanya sama.
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 47
BERSEJARAH

KOMPONEN STRUKTUR

5.4 ATAP (Lanjutan)


Atap merupakan bagian dari struktur bangunan yng berfungsi
sebagai penutup/pelindung bangunan dari panas terik matahari
dan hujan sehingga memberikan kenyamanan bagi penggunan
bangunan.

Penutup atap akan didukung oleh struktur rangka atap, yang


terdiri dari kuda-kuda, gording, usuk dan reng. Beban-beban
atap akan diteruskan ke dalam fondasi melalui kolom dan atau
balok. Bagian-bagian atap terdiri dari terdiri atas: gording,
jurai, usuk, reng, penutup atap dan bubungan.

Gambar 5.11 Bentuk Atap Bangunan


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 5.10 Detail Atap


Sumber : Dokumentasi Pribadi
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 48
BERSEJARAH

KOMPONEN STRUKTUR

5.5 DETAIL STRUKTUR


Struktur pada bangunan rumah sederhana biasanya pada dasarnya a. Sloof
memiliki 5 jenis berdasarkan fungsinya antara lain : sloof, kolom, Pada bangunan tersebut menggunakan ukuran
balok, ringbalok dan plat lantai. penampang beton sloof untuk rumah standart 1 lantai
yaitu sekitar 15 x 20 centimeter dengan tulangan primer
4 besi diameter 10 mm dan ring diameter 8 mm dengan
jarak 15 cm antar ring, adukan beton menggunakan
beton mutu k-225, k-250, atau k-275.

b. Kolom
Pada bangunan desain letak kolom perlu
dipertimbangkan supaya jarak antara kolom satu dengan
yg lainnya tidak terlalu lebar, hal ini perlu dilakukan

Gambar 5.12 Detail Struktu Objek Bangunan agar bentang balok tidak terlalu panjang sehingga kita

Sumber : Dokumentasi Pribadi bisa berhemat dimensi balok

c. Balok
Secara umum 5 jenis struktur tersebut memiliki fungsi untuk
Tanpa perhitungan strukur dimensi balok untuk rumah
menyalurkan beban dari berat bangunan bersama isi dan
tinggal atau bangunan sederhana dapat dirancang dengn
penghuninya menuju ke pondasi yang sudah direncanakan.
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 49
BERSEJARAH

KOMPONEN STRUKTUR

5.5 DETAIL STRUKTUR (Lanjutan)


lebar 15 cm, tinggi 25 cm. Pada desain balok bentang
yang dirancang tidak terlalu panjang, karena akan
sangat berpengaruh pada dimensi balok tersebut.

d. Ring Balok
Pada bangunan ukuran penampang ring balok 10 x 20
cm dengan tulangan utama 4 besi diameter 10 mm
serta ring diameter 8 mm menggunakan jarak 15
centimeter antar ring, adukan beton sebaiknya
menggunakan beton mutu k-225, k-250, atau k-275.

e. Plat Lantai
Pelat sendiri ialah komponen struktur yg berbentuk
Gambar 5.13 Detail Struktur Bangunan
lembaran dan luas apabila dibandingkan komponen
Sumber : Dokumentasi Pribadi
struktur lainnya.Pelat memiliki ketebalan yang tipis.
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 50
BERSEJARAH

KOMPONEN STRUKTUR

5.6 SIRKULASI
Bangunan rumah tinggal terletak tepat di samping jalan lintas Adapun pada akses masuk menuju dalam bangunan terdapat 2
Perdangan-Siatar, oleh karena akses masuk utama pada pintu masuk bagian depan, 1 pintu masuk bagian samping, dan
bangunan tersebut juga terletak dipinggir jalan dengan satu 1 pintu masuk di bagian belakang. Untuk menuju ke ruangan
akses masuk menuju bangunan tersebut. Akses masuk tersebut publik pengguna diharapkan untuk masuk melalui pintu depan
masih berkontur tanah dan cenderung tidak rata dikarenakan dengan sebuah teras. Pintu yang terbuat dari kayu dengan
jalan sering dilalui oleh masyarakat menuju ke perkampungan dilapisi cat berwarna putih.
di sekitar bangunan.

Gambar 5.15 Akses Masuk ke Dalam Bangunan


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 5.14 Akses Masuk ke Bangunan


Sumber : Dokumentasi Pribadi
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 51
BERSEJARAH

KOMPONEN STRUKTUR

5.7 VENTILASI
Ventilasi adalah proses penyediaan udara segar ke dalam Dalam objek bangunan tersebut menggunakan ventilasi
dan pengeluaran udara kotor dari suatu ruangan tertutup secara alami yang mana bertujuan agar udara yang berada di
alamiah maupun mekanis. Tersedianya udara segar dalam rumah dalam ruangan menjadi segar dan nyaman akibat adanya
atau ruangan amat dibutuhkan manusia, sehingga apabila suatu pertukaran udara. Ventilasi alami masih dapat
ruangan tidak mempunyai sistem ventilasi yang baik dan over dimungkinkan membersihkan udara selama pada saat
crowded maka akan menimbulkan keadaan yang dapat merugikan ventilasi terbuka terjadi pergantian dengan udara yang
kesehatan. segar dan bercampur dengan udara yang kotor yang ada
dalam ruangan.

Gambar 5.16 Ventilasi Pada Bangunan Gambar 5.17 Ventilasi Bagian Depan Bangunan
Sumber : Dokumentasi Pribadi Sumber : Dokumentasi Pribadi
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 52
BERSEJARAH

KOMPONEN STRUKTUR

5.8 PENCAHAYAAN
Bangunan rumah tinggal ini berorientasi menghadap ke
arah timur, yang mana pada pagi hari ketika matahari terbit
dari sebelah barat pencahayaan pada bagian belakang
bangunan cukup baik sehingga tidak memerlukan energi
lampu pada siang hari.

Pada saat siang sampai sore hari matahari menyinari


bangunan tepat di depan bangunan sehingga terkesan
panas, tetapi ada vegetasi yang berada di depan bangunan
sehingga panas dapat dengan baik direduksi oleh vegetasi
tersebut.

Gambar 5.18 Orientasi Bangunan


Sumber : Dokumentasi Pribadi
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 53
BERSEJARAH

6. MATERIAL DAN KONSTRUKSI


TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 54
BERSEJARAH

MATERIAL DAN KONSTRUKSI

6.1 MATERIAL DINDING


Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang Pada objek bangunan menggunakan dinding beton dengan
membatasi satu ruang dengan ruangan lainnya. Dinding material yaitu:
memiliki fungsi sebagai pembatas ruang luar dengan ruang  Batu Bata
dalam, sebagai penaha cahaya, angin, hujan, debu dan lain-lain Material ini paling banyak digunakan di Indonesia.
yang bersumber dari alam, sebagai pembatas ruang di dalam Hampir di setiap tempat bahkan pelosok desa terdapat
bangunan, pemisah ruang dan sebagai fungsi arsitektur tertentu. pembuat batu bata. Bahan baku tanah liat yang mudah
Terdapat 3 jenis dinding yaitu : dinding strukural, dinding non- didapat dan proses pembuatan yang sederhana membuat
struktural dan dinding partisi atau penyekat. harganya menjadi relatif murah. Ukuran yang biasa ada di
pasaran adalah 25 x 12 x 5 cm atau kurang. Dinding dari
pasangan batu bata umumnya dibuat dengan ketebalan ½
batu dan minimal setiap jarak 3 m diberi kolom praktis
sebagai pengikat dan penyalur beban.

Gambar 6.1 Material Dinding Beton Pada Objek


Sumber : Dokumennntasi Pribadi
Gambar 6.2 Batu Bata
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 55
BERSEJARAH

Sumber : www.google.com
MATERIAL DAN KONSTRUKSI

6.1 MATERIAL DINDING (Lanjutan)


 Mortar
Mortar adalah kombinasi pasir, pengikat seperti kapur atau
beton, dan air. Ini diterapkan sebagai adonan tebal dan
keras. Mortar bisa menciptakan sebuah ikatan yang kuat
antara batu bata untuk mencegah masuknya air dan
kelembaban ke dalam struktur.

Gambar 6.4 Material Dinding Kayu Pada Objek


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Pada bangunan tersebut juga menggunakan material dinding


kayu, karena bangunan tersebut bisa dikatakan bangunan tua.
Dinding papan kayu juga bisa digunakan pada bangunan
konstruksi rangka kayu. Kelebihan dinding ini adalah untuk
menciptakan suasana yang hangat dan natural. Suasana di
Gambar 6.3 Mortar
dalam rumah pun akan lebih sejuk. Namun perawatannya lah
Sumber : www.google.com
yang sulit. Kayu lebih mudah lapuk jika terkena panas dan
hujan.
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 56
BERSEJARAH

MATERIAL DAN KONSTRUKSI

6.1 MATERIAL DINDING (Lanjutan)


Dinding papan biasanya digunakan pada bangunan konstruksi
rangka kayu. Papan Struktur Dan Konstruksi Bangunan 56
digunakan untuk dinding eksterior maupun interior, dengan
sistem pemasangan horizontal dan vertikal. Konstruksi papan
dipaku/ diskrup pada rangka kayu horizontal dan vertikal
dengan jarak sekitar 1 meter (panjang papan di pasaran ± 2 m,
tebal/ lebar beraneka ragam : 2/ 16, 2/20, 3/ 25, dll).

Pemasangan dinding papan harus memperhatikan sambungan/


hubungan antar papan (tanpa celah) agar air hujan tidak masuk.
Selain itu juga harus memperhatikan sifat kayu yang bisa
mengalami muai dan susut. Gambar 6.4 Detail Dinding Papan
Sumber : Dokumentasi Pribadi
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 57
BERSEJARAH

MATERIAL DAN KONSTRUKSI

6.2 MATERIAL STRUKTUR


1. Material Pondasi Bangunan  Pasir
Pondasi bangunan merupakan komponen kaki yang Pasir adalah contoh bahan material butiran. Butiran
bertugas mendukung berdirinya bangunan di atas lokasi pasir umumnya berukuran antara 0,0625 sampai 2
tanah yang dikehendaki. Bahan-bahan yang diperlukan, milimeter. Materi pembentuk pasir adalah silikon
yaitu: dioksida, tetapi di beberapa pantai tropis dan subtropis
 Semen umumnya dibentuk dari batu kapur.
Semen adalah suatu bahan perekat hidrolis berupa
serbuk halus yang dapat mengeras apabila tercampur
dengan air.

Gambar 6.6 Pasir


Sumber : www.google.com
 Air
Air yang digunakan harus bersih, segar dan bebas dari
Gambar 6.5 Semen
bahan-bahan yang merusak seperti, minyak, asam dan
Sumber : www.google.com
unsur organik.
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 58
BERSEJARAH

MATERIAL DAN KONSTRUKSI

6.2 MATERIAL STRUKTUR (Lanjutan)


2. Material Kolom-Balok-Dinding  Besi/Logam lain (plat baja, aluminium, dll)
Merupakan komponen konstruksi yang saling
 Fasternes (Pengikat)
memperteguh struktur/kerangka bangunan diatas pondasi.
 Beton Bertulang
Material yang digunakan pada bangunan tersebut yaitu:
Adalah suatu kombinasi antara beton dan baja dimana
1. Untuk Kolom dan Balok
tulangan baja berfungsi menyediakan kuat tarik yang
 Kayu tidak dimiliki beton. Tulangan baja juga dapat
Salah satu kegunaan kayu adalah untuk bahan menahan gaya tekan sehingga digunakan pada kolom
bangunan yang dibedakan sebagai kayu struktural dan pada berbagai kondisi lain.
(memikul beban) dan non struktural (tidak memikul
beban).
2. Untuk Dinding
 Dinding Batu Bata
Material ini paling banyak digunakan di Indonesia.
Hampir di setiap tempat bahkan pelosok desa
terdapat pembuat batu bata. Bahan baku tanah liat
yang mudah didapat dan proses pembuatan yang

Gambar 6.7 Kayu Pada Bangunan sederhana membuat harganya menjadi relatif
Sumber : Dokumentsi Pribadi murah. Ukuran yang biasa ada di pasaran adalah 25
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 59
BERSEJARAH

MATERIAL DAN KONSTRUKSI

6.2 MATERIAL STRUKTUR (Lanjutan)


x 12 x 5 cm atau kurang.

Gambar 6.8 Dinding Batu Bata Pada Objek


Sumber : Dokumentasi Pribadi

 Dinding Kayu
Dinding papan kayu juga bisa digunakan pada
bangunan konstruksi rangka kayu. Kelebihan
dinding ini adalah untuk menciptakan suasana yang
hangat dan natural. Suasana di dalam rumah pun
Gambar 6.9 (a) dan (b) Dinding Kayu Pada Objek
akan lebih sejuk. Namun perawatannya lah yang
Sumber : Dokumentasi Pribadi
sulit. Kayu lebih mudah lapuk jika terkena panas
dan hujan.
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 60
BERSEJARAH

MATERIAL DAN KONSTRUKSI

6.2 MATERIAL STRUKTUR (Lanjutan)


3. Material Lantai Bangunan
Merupakan komponen tempat kaki berpijak yang
menjadi alas setiap ruangan yang terjadi baik di dalam
maupun di luar bangunan. Lantai merupakan salah satu
unsur pembentuk rumah dan menentukan identitas
suatu rumah. Jenisnya pun sangat beragam dengan
harga yang beragam pula sesuai dengan desain dan
kebutuhan. Gambar 6.10 Lantai Kayu Pada Bangunan
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Adapun bahan-bahan yang digunakan pada bangunan
tersebut adalah:
 Lantai Keramik
 Lantai Kayu
Keramik adalah jenis penutup lantai yang paling popular
Lantai kayu sampai sekarang masih menjadi bahan
digunakan di Indonesia. Ini disebabkan karena harganya
yang popular untuk rumah tinggal karena kesan
yang sangat variatif, dari yang murah sekitar Rp. 25.000
estetika yang alami serta kemampuannya untuk
/ m2 sampai yang harganya diatas Rp. 100.000 / m2.
memberikan kehangatan di dalam ruang. Kayu
Tapi harus diperhatikan karena kekuatan keramik
yang fleksibel dapat memberikan suasana elegan,
dinding pasti lebih kecil dari keramik lantai yang
klasik, modern maupun kontemporer.
menahan beban.
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 61
BERSEJARAH

MATERIAL DAN KONSTRUKSI

6.2 MATERIAL STRUKTUR (Lanjutan)


 Rangka Kayu
Sejak dahulu rangka atap kayu banyak digunakan dalam
bangunan rumah tinggal. Namun banyaknya
permentaan dan kebutuhan kayu dengan kualitas yang
baik menyebabkan persediaan alam akan kayu makin
sulit di pasaran. Harga pun jadi relatif mahal apalagi
untuk mendapatkan kualitas yang tebaik.
Gambar 6.11 Lantai Keramik Pada Bangunan
Sumber : Dokumentasi Pribadi

4. Material Atap
Merupakan komponen bangunan yang melindungi
bangunan dari gangguan atau ancaman iklim seperti panas
matahari, hujan, angin, dsb. Atap berfungsi untuk
melindungi bangunan yang ada dibawahnya dari pengaruh
cuaca maupun benda-benda yang menggangu. Gambar 6.12 Detail Rangka Atap
Sumber : www.google.com
Adapun bahan dan material atap yang digunakan pada
bangunan tersebut yaitu:
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 62
BERSEJARAH

MATERIAL DAN KONSTRUKSI

6.3 MATERIAL ATAP


Atap merupakan bagian dari struktur bangunan yang berfungsi Adapun bahan-bahan atau material yang digunakan pada
sebagai penutup/pelindung bangunan dari panas terik matahari bangunan tersebut adalah:
dan hujan sehingga memberikan kenyamanan bagi penggunan 1. Gording
bangunan. Struktur atap pada umumnya terdiri dari tiga bagian Gording membagi bentangan atap dalam jarak-jarak
utama yaitu: struktur penutup atap, gording dan rangka kuda yang lebih kecil pada proyeksi horizontal. Gording
kuda. Penutup atap akan didukung oleh struktur rangka atap, meneruskan beban dari penutup atap, reng, usuk, orang,
yang terdiri dari kuda-kuda, gording, usuk, dan reng. Beban- beban angin,beban air hujan pada titik-titik buhul kuda-
beban atap akan diteruskan ke dalam fondasi melalui kolom kuda.
dan/atau balok. 2. Usuk
Usuk berfungsi menerima beban dari penutup atap dan
reng dan meneruskannya ke gording. Usuk terbuat dari
kayu dengan ukuran 5/7 cm dan panjang maksimal 4 m.
3. Reng
Reng berupa batang kayu berukuran 2/3 cm atau 3/5 cm
dengan panjang sekitar 3 m. Reng menjadi tumpuan
langsung penutup atap dan meneruskannya ke
usuk/kaso.
Gambar 6.13 Material Atap Bangunan
.
Sumber : Dokumentasi Pribadi
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 63
BERSEJARAH

MATERIAL DAN KONSTRUKSI

6.3 MATERIAL ATAP (Lanjutan)


4. Penutup Atap Pada bangunan tersebut menggunakan material penutup atap
Penutup atap adalah elemen paling luar dari struktur atap. dengan bahan yaitu:
Penutup atap harus mempunyai sifat kedap air, bisa  Penutup Atap Seng
mencegah terjadinya rembesan air selama kejadian hujan. Seng adalah salah satu sekian banyak bangunan yang sering
Sifat tidak rembes ini diuji dengan pengujian serapan air digunakan sebagai penutup atap. Ukuran seng datar yang
dan rembesan. Struktur penutup atap merupakan struktur digalvanisir ( disepuh ) berkisar 915 mm x 1830 mm
yang langsung berhubungan dengan beban-beban kerja dengan beberapa macam tebal yang kurang dari 1mm.
(cuaca) sehingga harus dipilih dari bahan-bahan yang Kelebihannya bobotnya rendah, harganya murah,
kedap air, tahan terhadap perubahan cuaca pemasangannya mudah sekaligus dapat menghemat biaya.

Gambar 6.14 Penutup Atap Bangunan Gambar 6.15 Material Seng


Sumber : Dokumentasi Pribadi Sumber : Dokumentasi Pribadi
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 64
BERSEJARAH

MATERIAL DAN KONSTRUKSI

6.4 MATERIAL ARSITEKTURAL


Material arsitektur pada bangunan ini termasuk ke dalam  Kayu Jati
komponen perlengkapan interior dan eksterior yang antara lain Kayu jati merupakan kayu yang paling banyak diminati
yaitu: karena kualitasnya, ketahanannya terhadap kondisi cuaca,
1. Komponen Perlengkapan Interior tahan rayap, dan seratnya yang menarik. Kayu ini
Merupakan komponen bangunan untuk mengubah ruang merupakan kayu kelas satu yang banyak diolah menjadi
dalam, mengisi dan memperlengkapi bangunan. Antara furniture berkelas.
lain : tempat tidur, lemari makan, lemari pakaian, lemari
buku, meja tulis dan kursi, meja makan dan kursi, meja
tamu dan kursi, lemari buffet, sofa, dapur, tempat
mencuci,dan pigura dinding.

Gambar 6.17 Penggunaan Kayu Jati Pada Objek


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 6.16 Perlengkapan Interior


Sumber : Dokumentasi Pribadi
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 65
BERSEJARAH

MATERIAL DAN KONSTRUKSI

6.4 MATERIAL ARSITEKTURAL (Lanjutan)


2. Komponen Perlengkapan Eksterior
Merupakan salah satu komponen material bangunan
untuk mengubah sisi luar dari bangunan. Adapun
komponen-komponen yang merupakan komponen
perlengkapan eksterior antara lain:
 Pertamanan (landscaping)
 Pengerasan Halaman (Paving Block, Interblock)
 Jenis Pipa (besi, baja, aliminium dsb)
Gambar 6.18 Lanscaping Objek Bangunan
 Pipa Paralon/PVC
Sumber : Dokumentasi Pribadi
 Aspal

Gambar 6.19 Material Aspal di Sekitar Bangunan


Sumber : Dokumentasi Pribadi
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 66
BERSEJARAH

MATERIAL DAN KONSTRUKSI

6.5 MATERIAL M/E


Material M/E pada bangunan tersebut termasuk kedalam 2. Instalasi Mekanis (Eskalator, Tangga, AC, dll)
komponen perlengkapan penunjang, antara lain yaitu: Dalam hal ini material yang digunakan dalam Instalasi
1. Instalasi Listrik dan Komunikasi Mekanis yaitu tangga, tangga merupakan suatu sambungan
Pada instalasi Listrik dan Komunikasi adapun material yang dapat dilalui antara tingkat sebuah bangunan, dan
dari instalasi terebut yaitu kabel listrik yang berasal dari dapat dibuat dari kayu, pasangan batu, baja, beton bertulan
tiang listrik PLN dan juga meteran PLN. dll.

Gambar 6.20 Instalasi Listrik Pada Bangunan Gambar 6.21 Instalasi Tangga
Sumber : Dokumentasi Pribadi Sumber : Dokumentasi Pribadi

Material tangga yang digunakan pada bangunan adalah beton


yang banyak digunakan pada bangunan bertingkat 2atau lebih
yang bersifat permanen.
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 67
BERSEJARAH

MATERIAL DAN KONSTRUKSI

6.5 MATERIAL M/E (Lanjutan)


3. Instalasi Plumbing (Air Bersih, Air Panas,
Sanitari, dll)

Dalam hal ini instalasi plumbing untuk


ketersediaan air bersih pada bangunan berasal
dari PDAM, dengan peletakan meteran air
berada di depan bangunan dengan material
pipa paralon yang kemudian dialirkan ke keran
kamar mandi.

Gambar 6.22 Instalasi Plumbing Bangunan


Sumber : Dokumentasi Pribadi
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 68
BERSEJARAH

MATERIAL DAN KONSTRUKSI

6.6 BAHAN FINISHING MATERIAL


Bahan finishng merupakan bagian dari Komponen Pengakhiran  Tahap Pengecetan
yaitu pekerjaan penyempurnaan terakhir untuk memperhalus atau 1. Cat Kayu/Cat besi
memperindah penyelesaian komponen yang telah dipasang. Pada Cat kayu berfungsi memberikan proteksi terhadap
bangunan ini fisishing bangunan menggunakan proses yaitu: noda yang dihasilkan getah kayu. Sebelum menutup
 Pengecatan mermukaan dengan cat makabenda yang akan dicat
diberi dahulu dengan cat meni , juga bisa
menghemat cat, tanpa pemakaian cat meni cat yang
dipakai bisa sangat boros.
2. Cat Tembok
Cat dasar yang berupa cat tembok warna putih
dengan dasar emulsi acrylic 100% dan mempunyai
daya tahan alkali yang tinggi, daya lekat serta daya
usu yang baik serta kadar bahan anti jamur cukup
tinggi. Cat dasar ini disebut Alkali Resisting Primer
atau Undercoat tembok. Berfungsi sebagai pengisi
pori-pori pada permukan tembok, menutup retak
Gambar 6.23 Pengecatan Pada Bangunan rambut pada dinding dan memperhalus permukaan
Sumber : Dokumentasi Pribadi sambungan partisi dan plafon gypsum.
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 69
BERSEJARAH

MATERIAL DAN KONSTRUKSI

6.7 PERUBAHAN BAHAN DAN PERBAIKAN


Bangunan rumah tinggal tersebut sejak didirikan tahun
1970-an bentuk awal masih dipertahankan sampai saat ini,
terkait dengan perubahan bahan tidak ada bagian mana pun
pada bangunan tersebut yang berubah bahan dan
materialnya.

Untuk perbaikan juga bangunan tidak ada perbaikan yang


signifikan melainkan perbaikan-perbaikan kecil seperti
bagian atap yang bocor lalu diganti dengan atap seng yang
baru dan sebagainya.

Bangunan ini masih menjaga keaslian material dan bahan


yaitu dengan menggunakan gabungan material yakni kayu
dan beton, pada bagian beton sampai saat ini masih kokoh
walaupun pada bagian pondasi dan kolom penyangga Gambar 6.24 (a) dan(b) Kondisi Bangunan Saat Ini
panggung terlihat sudah mulai rapuh. Sumber : Dokumentasi Pribadi
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 70
BERSEJARAH

7. KERUSAKAN BANGUNAN
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 71
BERSEJARAH

KERUSAKAN BANGUNAN

7.1 KEBOCORAN
Pada bagian dalam bangunan umumnya selalu terdiri beberapa 2. Terdapat celah pada sambungan dinding
ruang dengan fungsi yang berbeda -beda. Struktur Pada sambungan dinding sering kali dijumpai terdapat
bangunan memiliki tembok yang membatasi antar ruangan celah baik karena keteledoran tukang saat mengerjakan
dan membatasi bagian dalam dan luar bangunan. Pada maupun karena faktor usia bangunan. Melalui celah ini
dasarnya tembok tidak hanya berguna sebagai pembatas kebocoran air dapat terjadi.
namun juga bermanfaat untuk mengatur kondisi suhu, tekanan
udara, dan kelembapan di dalam bangunan. 3. Pori-pori di permukaan dinding kamar mandi
Kamar mandi adalah ruanngan di dalam rumah yang selalu
Penyebab Terjadinya Rembesan Air (Kebocoran) Pada berhubungan dengan penggunaan air. Oleh sebab itu,
Dinding: permukaan dinding biasa atau yang sebatas dilapisi dengan
1. Terdapat retakan pada permukaan dinding luar cat tak mampu mencegah rembesan air, yang terjadi karena
Penyebab pertama yang beresiko besar terhadap adanya pori-pori kecil pada permukaan tembok.
kebocoran adalah retakan pada permukaan luar dinding.
Kerusakan ini bisa disebut sebagai titik awal terjadinya 4. Terdapat bagian dinding yang belum diplaster
penetrasi air melewati lapisan beton dinding. Jika pada bangunan bagian luar masih ada yang belum
Untuk masalah keretakan dinding sendiri disebabkan oleh diplaster maka dipastikan kebocoran rentan terjadi. Ketika
penggunaan material yang kurang berkualitas atau curah air hujan yang tinggi dan menerpa bangunan
pengerjaan yang kurang maksimal. otomatis bisa merembes ke celah-celah dinding tembok.
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 72
BERSEJARAH

KERUSAKAN BANGUNAN

7.1 KEBOCORAN (Lanjutan)


Dalam hal ini jika membangun rumah ada baiknya tidak Pada bagian dinding papan (kayu) terdapat celah pada
setengah-setengah, dan bisa dipastikan seluruh bagian sambungan antar papan, melalui celah ini juga bisa
bangunan dikerjakan secara sempurna tanpa ada sedikitpun menyebabkan kebocoran terjadi. Supaya tidak menimbulkan
yang terlewatkan. dampak yang lebih parah lagi masalah tersebut harus segera
diatasi. Metode perbaikan yang bisa diterapkan pun sebenarnya
sama dengan ketika memperbaiki retakan pada permukaan
dinding.

Gambar 7.1 Rembesan Pada Dinding Bangunan


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Terlihat pada dinding bangunan tersebut bekas penetrasi air


yang merembes dari dinding bangunan, tetapi pada bagian ini
Gambar 7.2 Celah Pada Sambungan Dinding
hanya terjadi rembesan tidak sampai terjadi kebocoran air di
Sumber : Dokumentasi Pribadi
dinding bangunan tersebut.
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 73
BERSEJARAH

KERUSAKAN BANGUNAN

7.2 PENETRASI AIR


Penetrasi air pada bangunan adalah salah satu bentuk dari yang terintegrasi dengan dinding
perwujudan sifat air yang meresap pada celah kecil 8. Penempatan tandon air yang benar dan terlindungi bawah
(kapilaritas) jadi kita tidak dapat menghindarinya. Penetrasi tandon jika terjadi overload.
air pada bangunan mayoritas terjadi karena kebocoran pada 9. Penggunaan material yang pas untuk pintu kamar mandi.
atap bangunan, merembesnya air pada kamar mandi yang 10. Pemasangan saluran air hujan atau pipanisasi untuk
biasa selalu berhubungan dengan air, penetrasi air karena mengalirkan air dari atap, dll.
kapilaritas air dari tembok tetangga dan penetrasi air karena
merembesnya air tanah pada bangunan.

Cara Mengatasi Penetrasi Air:


1. Penerapan/penggunaan waterproof
2. Kesempurnaan dalam penutupan dinding oleh acian
3. Kerapatan dalam penyusunan atap
Gambar 7.3 Penetrasi Air Pada Bangunan
4. Cara pemilihan jenis atap
Sumber : Dokumentasi Pribadi
5. Penggunaan cat yang dapat mencegah merembesya
air pada dinding
Pada bangunan tersebut penetrasi terjadi pada bagian luar
6. Pemasangan lantai kamar mandi yang benar
dinding bangunan yang bersebelahan dengan kamar mandi.
7. Pemasangan sambungan pipa yang benar terutama
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 74
BERSEJARAH

KERUSAKAN BANGUNAN

7.3 CAT YANG TERKELUPAS


Pengelupasan cat bisa terjadi karena kondisi dinding yang Contoh fisik kerusakan cat dinding yang mengalami
lembab. Dinding lembab terjadi karena kondisi talang air penggelembungan pada bangunan tersebut.
yang rusak atau kondisi tembok yang bersebelahan dengan
tanam. Pengelupasan cat bisa juga disebabkan oleh tembok
yang belum kering saat dicat, sehingga tembok masih
mengandung garam alkali pada saat itu.
Kerusakan cat pada bangunan menurut Permen PU No 24
Tahun 2008 antara lain:
1. Bila menggelembung (blestering), penyebabnya
Gambar 7.4 Cat Dinding Mengalami Penggelembungan
yaitu:
Sumber : Dokumentasi Pribadi
 Pengecatan pada permukaan yang belum kering.
 Pengecatan terkena terik matahari langsung.
Cara memperbaiki cat yang menggelembung :
 Pengecatan atas permukaan kotor dan berminyak.
 Kerok lapisan cat yang menggelembung dan haluskan
 Bahan yang dicat menyusut/memuai, ini terjadi
permukaan dengan kertas amplas.
apabila permukaan yang dicat mengandung air atau
 Beri lapisan cat baru hingga seluruh permukaan tertutup
menyerap air.
rata.
 Pengecatan atas permukaan yang lama sudah terjadi
pengapuran.
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 75
BERSEJARAH

KERUSAKAN BANGUNAN

7.3 CAT YANG TERKELUPAS (Lanjutan)


2. Berbintik (bittiner), penyebabnya adalah : Contoh fisik kerusakan retak/terkelupas pada cat dinding
 Debu atau kotoran dari udara atau kuas/alat bangunan tersebut.
penyemprot tidak kering sempurna.
 Berikan lapisan cat baru hingga seluruh permukaan
tertutup rata.
Cara perbaikannya adalah:
 Tunggu lapisan cat sampai kering sempurna.
 Gosok permukaan yang akan di cat dengan kertas
halus dan bersihkan.
 Beri lapisan car baru (yang sudah disaring) sampai Gambar 7.5 Retak/Terkelupas Pada Cat Dinding
permukaan cukup rata. Sumber : Dokumentasi Pribadi

3. Retak-retak (crazin/cracking), penyebabnya adalah : Cara perbaikannya adalah :

 Umumnya terjadi pada lapisan cat yang sudah tua  Keroklah seluruh lapisan cat, dan permukaannya

karena elastisitas cat sudah berkurang. kemudian haluskan dengan kertas amplas kemudian

 Pengecatan pada lapisan cat pertama yang belum bersihkan.

kering.  Beri lapisan cat baru.


TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 76
BERSEJARAH

KERUSAKAN BANGUNAN

7.4 KOROSI
Korosi adalah kerusakan atau degredasi logam akibat reaksi Korosi pada besi menimbulkan banyak kerugian, karena
redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di barang-barang atau bangunan yang menggunakan besi menjadi
lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak awet. Korosi pada besi dapat dicegah dengan membuat
tidak dikehendaki. Dalam bahasi sehari-hari, korosi disebut besi menjadi baja tahan karat (stainless stell), namun proses ini
perkaratan. Contoh korosi yang paling lazim adalah perkaratan membutuhkan biaya yang mahal, sehingga tidak sesuai dengan
besi. kebanyakan penggunaan besi.

Gambar 7.6 Contoh Korosi Pada Bangunan


Sumber : www.google.com

Pada bangunan tersebut tidak ditemukan kerusakan dengann jenis


korosi seperti yang dijelaskan diatas. Korosi pada bangunan juga
diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam Gambar 7.7 Contoh Akibat Korosi Pada Pondasi
bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungan. Sumber : www.google.com
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 77
BERSEJARAH

KERUSAKAN BANGUNAN

7.4 KOROSI (Lanjutan)


Cara pencegahan korosi pada besi dapat dilakukan antara  Pelapisan dengan seng (Galvanisasi)
lain: Seng dapat melindungi besi meskipun lapisannya ada yang
 Pengecatan rusak. Hal ini karena potensial elektroda besi lebih negatif
Pengecatan berfungsi untuk melindungi besi dari kontak daripada seng, maka besi yang kontak dengan seng akan
dengan air dan udara. Cat yang mengandung timbal dan membentuk sel elektrokimia dengan besi sebagai katode.
seng akan lebih melindungi besi terhadap korosi.  Pengorbanan anode (Sacrificial Anode)
Pengecatan harus sempurna karena jika terdapat bagian Perbaikan pipa bawah tanah yang terkorosi mungkin
yang tidak tertutup oleh cat akan terjadi terkorosi. memerlukan perbaikan yang mahal biayanya. Hal ini dapat
 Dibalut plastik diatasi dengan teknik sacrificial anode, yaitu dengan cara
Plastik mencegah terjadinya kontak besi dengan air dan menanamkan logam magnesium kemudian dihubungkan ke
udara. Peralatan rumah tangga biasanya dibalut plastik pipa besi melalui sebuah kawat.
untuk menghindari korosi.  Pelapisan dengan timah (Tin plating)
 Pelapisan dengan krom (Cromium plating) Timah termasuk logam yang tahan karat. Kemasan kaleng
Krom memberi lapisan pelindung, sehingga besi yang dari besi umumnya dilapisi dengan timah. Proses pelapisan
dikrom akan menjadi mengkilap. Cromium dilakukan secara elektrolisis atau electroplating. Lapisan
plating dilakukan dengan proses elektrolisis. Krom dapat timah akan melindungi besi selama lapisan itu masih utuh..
memberikan perlindungan meskipun lapisan krom tersebut
ada yang rusak.
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 78
BERSEJARAH

KERUSAKAN BANGUNAN

7.5 SERANGAN RAYAP


Rayap adalah hama bangunan pada rumah dan kayu-kayu Adapun pemilihan tindakan untuk menghilangkan dan
bangunan di negara-negara tropis dan subtropis. Banyak melindungi bangunan yang telah terserang rayap yaitu
kerusakan pada bangunan-bangunan yang disebabkan oleh rayap dengan beberapa cara meliputi:
yang menimbulkan banyak kerugian ekonomi. 1. Perlakuan tanah pasca konstruksi
Perlakuan tanah pasca konstruksi dilakukan dengan
menggunakan penyemprot bertekanan tinggi (power
sprayer) yang berfungsi untuk memasukkan termitisida
ke permukaan tanah dibawah lantai bangunan sehingga
termitisida dapat menyebar secara merata. Termitisida
digunakan untuk mengisolasi bangunan dari koloni
rayap yang berada di bawah bangunan.
Gambar 7.8 Kerusakan Akibat Rayap Pada Teras
2. Penekanan populasi (pengumpanan)
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Metode ini adalah memanfaatkan sifat tropalaksis rayap,

Bagian komponen bangunan yang rawan terhadap serangan dimana racun yang dimakan disebar ke dalam koloni

rayap adalah balkon, teras, sambungan talang air hujan, oleh rayap pekerja. Untuk itu racun yang digunakan

kerangka atap, ventilasi, hubungan antara dinding bata dan harus bekerja secara lambat (slow action) sehingga

ampik kayu, serta hubungan antara dinding bata dan atap dan rayap pekerja yang memakan umpan tadi masih sempat

juga di sudut dinding. kembali ke sarangnya dan menyebarkan racun kepada


TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 79
BERSEJARAH

KERUSAKAN BANGUNAN

7.5 SERANGAN RAYAP (Lanjutan)


anggota koloni lainnya. Keberhasilan penggunaan
umpan tergantung pada tingkah laku dari aktivitas
jelajah rayap, jenis umpan yang digunakan (bentuk,
ukuran dan kandungan bahan aktif).
3. Pengendalian hayati
Pengendalian hayati cukup potensial untuk menekan
populasi rayap. Terdapat masalah utama penggunaan
nemathoda untuk pengendalian adalah dalam
mentransfer rayap sehingga berhubungan secara
langsung dengan nemathoda dan daya tahan nemathoda
tersebut memerlukan air bebas. Rayap yang terinfeksi
oleh nemathoda cenderung diisolasi dari koloninya oleh
rayap pekerja lainnya sehingga menghambat infeksi
nemathoda lebih lanjut.

Gambar 7.9 (a) dan (b) Kerusakan Akibat Rayap Pada Bangunan
Sumber : Dokumentasi Pribadi
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 80
BERSEJARAH

KERUSAKAN BANGUNAN

7.6 KERUSAKAN KONSTRUKSI

Gambar 7.10 Lumut Pada Konstruksi Pondasi dan Kolom Gambar 7.11 Noda dan Lumut Pada Tangga
Sumber : Dokumentasi Pribadi Sumber : Dokumentasi Pribadi

Terletak pada pondasi dan kolom pada bagian rumah panggung Bagian yang terlihat ditumbuhi lumut dan noda bintik-bintik
ditumbuhi tumbuhan lumut akibat seringnya terjadi genangan terlihat di hampir seluruh bagian eksterior bangunan terutama
air di bagian tersebut ketika turun hujan yang cukup lebat. di bagian dinding-dinding bangunan yang langsung terkena
Sistem pengaturan air tidak dibangun secara baik dan efektif, genangan air ketika hujan. Tumbuhan lumut dan juga noda
sehingga menyebabkan air selalu tergenang di bagian bawah bintik-bintik ini bisa menjadi permanen apabila bangunan tidak
bangunan, yang hal tersebut menyebabkan bekas bintik-bintik dirawat dengan baik.
hitam dan lumut yang terlihat di pondasi dan kolom.
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 81
BERSEJARAH

KERUSAKAN BANGUNAN

7.7 KERUSAKAN DESAIN

Kerusakan desain ataupun kesalahan desain yang terdapat


pada bangunan ini yaitu di bagian interior kamar, yang mana
bentuk nya yang tidak simetris dengan bentuk ruang lainnya,
bentuk yang runcing atau segitiga membuat ruangan tersebut
menjadi kurang berfungsi dikarenakan luasnya yang sempit
dan bagian tersebut akan menjadi bagian yang jarang untuk
dikunjungi oleh pengguna ataupun orang lain yang masuk ke
dalam bangunan tersebut.

Gambar 7.12 Kesalahan Desain Pada Interior Kamar


Sumber : Dokumentasi Pribadi
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 82
BERSEJARAH

KERUSAKAN BANGUNAN

7.8 KEMEROSOTAN

Gambar 7.13 Kemerosotan Dinding Pada Bangunan Gambar 7.14 Genangan Air Saat Hujan di Halaman
Sumber : Dokumentasi Pribadi Sumber : Dokumentasi Pribadi

Pada bagian jendela banyak terjadi kerusakan berupa Terlihat pada gambar genangan yang hampir menutupi seluruh
terkelupasnya cat pada bagian daun jendela, walaupun sudah halaman depan bangunan, hal ini terjadi karena kurangnya
berulang kali lapisan cat diganti tetapi karena kondisi sistem pengaliran air hujan ke drainase yang berada di pinggir
lingkungan yangsering terjadi hujan bagian permukaan jendela jalan, dikerenakan tinggi permukaan pada halaman lebih rendah
selalu terkena air hujan yang menyebabkan permukaan jendela daripada tinggi permukaan di drainase yang ada.
lembab dan catmudah terkelupas.
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 83
BERSEJARAH

KESIMPULAN

Bangunan tersebut merupakan rumah pribadi yang berlokasi bangungan di sekitarnya.Bentuk atap yang memiliki bentuk
di Desa Kerasaan dengan aksebilitas yang baik, rumah limasan yang bertujuan agar air hujan bisa cepat mengalir ke
tersebut memiliki luas lahan 17,73 x 13,5 meter atau seluas bawah. Bangunan rumah tinggal ini sejak saat pertama
229.5 m2 dengan beberapa ruang-ruang yang terdapat di didirikan sudah dijadikan sebagai rumah sebagai naungan
dalamnya. Bangunan tersebut memiliki bentuk yang unik untuk melindungi keluarga mereka dari segala macam kondisi
tidak seperti rumah tinggal seperti biasanya dengan konsep yang berada di luar bangunan.
tropis yang membuat bangunan tersebut memiliki ciri khas di-

Gambar 8.1 Tampak Bangunan Rumah Tinggal

Sumber : Dokumentasi Pribadi


TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 84
BERSEJARAH

KESIMPULAN (Lanjutan)

Atap

Bukaan

Teras

Kolom

Gambar 8.2 Elemen Pada Bangunan


Sumber : Dokumentasi Pribadi
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 85
BERSEJARAH

KESIMPULAN (Lanjutan)

Melalui laporan (report) yang ditulis ini, hasil akhir yaitu


agar menambah pengetahuan tentang arsitektur pada
bangunan tersebut juga perbandingan antar gaya arsitektur
tropis dan arsitektur nusantara yakni Simalungun.

Dari laporan yang telah dibuat ini penulis melakukan


pengukuran langsung dan survey langsung terhadap pemilik
dan pengguna bangunan tersebut, hal tersebut bertujuan
untuk menggali informasi yang sedetail mungkin baik
tentang sejarah maupun mengenai bangunan tersebut.

Akhirnya, dari hasil laporan ini penulis juga akan


menyajikan data terukur yang didapatkan dari hasil
Gambar 8.3 Pengguna Pada Bangunan
pengukuran langsung dengan gambar beskala. Gambar
Sumber : Dokumentasi Pribadi
terukur tersebut akan sangat membantu untuk informasi
sewaktu-waktu apabila diperlukan untuk bangunan tersebut.
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 86
BERSEJARAH

REFERENSI

Cook G.K., Hinks A.J., 1992. Apraising Building Defect, Longman Scientific & Technical, England

Prandeni, 2004., Analisis Kerusakan Bangunan Perumahan, (Tugas Akhir Tidak Dipublikasikan), Fakultas Teknik Universitas
Palangka Raya

Departeman Pekerjaan Umum, 2008. “Peraturan Mentri Pekerjaan Umum Nomor 24/PRT/M/2008 Tentang Pedoman Pemeliharaan
dan Perawatan Bangunan Gedung”.

Mulyandari Hestin dan Saputra R.A.2010. Pemeliharaan Bangunan : Basic Skill Facility Management. Yogyakarta: Andi

Departement Permukiman dan Prasarana wilayah. “Identifikasi Revitalisasi dan Konservasi Kawasan Bersejarah” Direktorat Jenderal
Tata Perkotaan dan Tata Perdesaan.
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 87
BERSEJARAH

GAMBAR TERUKUR PROGRES 1 (30%)

DENAH

Gambar : 1.1 Denah

Sumber : Autocad 2007


TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 88
BERSEJARAH

TAMPAK

Gambar : 1.2 Tampak Depan

Sumber : Autocad 2007


TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 89
BERSEJARAH

Gambar : 1.3 Tampak Belakang

Sumber : Autocad 2007


TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 90
BERSEJARAH

Gambar : 1.4 Tampak Samping Kanan

Sumber : Autocad 2007


TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 91
BERSEJARAH

Gambar : 1.5 Tampak Samping Kiri

Sumber : Autocad 2007


TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 92
BERSEJARAH

POTONGAN

Gambar : 1.6 Potongan A-A

Sumber : Autocad 2007


TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 93
BERSEJARAH

Gambar : 1.7 Potongan B-B

Sumber : Autocad 2007


TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 94
BERSEJARAH

GAMBAR TERUKUR PROGRES 2 (50%)

RENCANA LANTAI

Gambar : 1.8 Rencana Lantai

Sumber : Autocad 2007


TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 95
BERSEJARAH

DENAH ATAP

Gambar : 1.9 Denah Atap

Sumber : Autocad 2007


TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 96
BERSEJARAH

RENCANA ATAP

Gambar : 1.10 Rencana Atap

Sumber : Autocad 2007


TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 97
BERSEJARAH

RENCANA KUSEN dan VENTILASI

Gambar : 1.11 Rencana Kusen dan Ventilasi

Sumber : Autocad 2007


TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 98
BERSEJARAH

RENCANA PLAFON

Gambar : 1.12 Rencana Plafon

Sumber : Autocad 2007


TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 99
BERSEJARAH

RENCANA TERALIS

*NB : BANGUNAN TIDAK MENGGUNAKAN TERALIS


TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 100
BERSEJARAH

GAMBAR TERUKUR PROGRES 3 (70%)

RENCANA PONDASI

Gambar : 1.13 Rencana Pondasi

Sumber : Autocad 2007


TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 101
BERSEJARAH

RENCANA KOLOM

Gambar : 1.14 Rencana Kolom

Sumber : Autocad 2007


TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 102
BERSEJARAH

RENCANA BALOK

Gambar : 1.15 Rencana Balok

Sumber : Autocad 2007


TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 103
BERSEJARAH

RENCANA PLUMBING (AIR BERSIH, AIR KOTOR dan DRAINASE)

Gambar : 1.16 Rencana Plumbing

Sumber : Autocad 2007


TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 104
BERSEJARAH

GAMBAR TERUKUR PROGRES 4 (100%)

DETAIL ATAP (KUDA-KUDA)


TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 105
BERSEJARAH

DETAIL FASAD
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 106
BERSEJARAH

DETAIL VENTILASI
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 107
BERSEJARAH

DETAIL KUSEN
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 108
BERSEJARAH

DETAIL TERALIS
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 109
BERSEJARAH

DETAIL RAILING
TAR 641 DOKUMENTASI BANGUNAN 110
BERSEJARAH

SEMUA DETAIL

Anda mungkin juga menyukai