Anda di halaman 1dari 25

MATERI PENYULUHAN TIDAK LANGSUNG

MELALUI PENGERAS SUARA PUSKESMAS BARUH JAYA

1. Demam Berdarah Dengue


Demam berdarah dengue atau biasa disingkat DBD adalah penyakit menular akibat virus
yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti.

Seberapa umum demam berdarah dengue?


Jutaan kasus infeksi DBD terjadi setiap tahunnya di seluruh dunia. Kondisi ini dapat terjadi
pada siapa pun tanpa mengenal status, jenis kelamin, dan usia.
Penyakit akibat gigitan nyamuk ini paling sering menyerang, selama musim hujan dan setelah
musim hujan.

Tanda-tanda & gejala


Apa saja tanda-tanda dan gejala DBD?
Terdapat 3 jenis demam dengue, demam berdarah dengue, dan dengue shock syndrome.
Berikut adalah penjelasannya:

Demam dengue
Gejala demam dengue klasik biasanya diawali dengan demam tinggi (>40 ºCelsius) selama 4-7
hari setelah digigit nyamuk, serta:
 Sakit kepala parah
 Nyeri pada bagian belakang mata
 Nyeri otot dan sendi parah
 Mual dan muntah
 Ruam
Ruam mungkin muncul di seluruh tubuh 3 sampai 4 hari setelah demam, kemudian berkurang
setelah 1 hingga 2 hari. Anda mungkin mengalami ruam kedua beberapa hari kemudian.

Demam berdarah dengue (Dengue hemorrhagic fever)


Gejala dari dengue hemorrhagic fever meliputi semua gejala dari demam dengue, ditambah:
 Muntah terus menerus
 Sakit perut parah
 Sulit bernapas setelah demam awal mereda
 Kerusakan pada pembuluh darah dan getah bening
 Perdarahan dari hidung, gusi, atau di bawah kulit, menyebabkan memar berwarna
keunguan
Selama 24 hingga 48 jam kedepan, kapiler darah di seluruh tubuh mulai bocor. Komponen
darah yang bocor dapat mengalir dan membanjiri rongga perut (peritoneum) dan rongga
paru-paru.
Perdarahan juga dapat berisiko menimbulkan kerusakan pada kelenjar getah bening dan
pembesaran hati. Jenis penyakit dengue ini dapat menyebabkan kematian.

Dengue shock syndrome


Gejala dari dengue shock syndrome adalah yang paling parah. Gejala demam syok meliputi
semua gejala dengue dan demam berdarah dengue, ditambah:
 Kebocoran di luar pembuluh darah
 Perdarahan parah
 Shock (tekanan darah sangat rendah)
Jenis penyakit ini biasanya terjadi pada anak-anak dan orang dewasa yang mengalami infeksi
dengue kedua kalinya. Jenis penyakit ini seringkali berakibat fatal, terutama pada anak-anak
dan dewasa muda.
Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki
kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.

Kapan Anda harus periksa ke dokter atau ke Fasilitas Kesehatan seperti Puskesmas?
Jika Anda memiliki tanda-tanda atau gejala-gejala di atas atau pertanyaan lainnya,
konsultasikanlah dengan dokter Anda. Tubuh masing-masing orang berbeda. Selalu
konsultasikan ke dokter untuk menangani kondisi kesehatan Anda.

Fase atau Tahapan Penyakit


Setelah nyamuk menggigit, virus yang dibawanya kemudian akan masuk dan mengalir dalam
darah Anda. Virus dengue akan lebih dulu inkubasi sampai pada akhirnya memunculkan
gejala dalam 3 tahapan. Fase demam berdarah sering juga disebut “Siklus Pelana Kuda”.
Berikut adalah hal yang harus Anda ketahui:
1. Fase demam
Setelah virus mulai menginfeksi, fase pertama akan muncul ditandai dengan demam tinggi
yang tiba-tiba dan bisa lebih dari 40 ºCelsius.
Demam dapat berlangsung selama 2 sampai 7 hari. Selain demam, akan muncul gejala lain
seperti nyeri sendi, nyeri otot, dan sakit kepala.
Jika demam bertahan lebih dari seminggu, kemungkinan ini bukan disebabkan oleh DBD.

2. Fase kritis
Setelah fase demam, pasien DBD biasanya akan mengalami fase kritis yang mengecoh.
Disebut mengecoh karena pada tahap ini demam sudah turun drastis sehingga dianggap
sembuh. Bahkan beberapa pasien ada yang sudah kembali beraktivitas normal.
Padahal, di tahap ini pasien harus tetap mengikuti perawatan dan pengobatan dari dokter.
Jika tidak, trombosit darah akan semakin sedikit. Inilah yang terkadang suka menyebabkan
perdarahan yang tidak disadari.
Fase demam berdarah ini harus cepat mendapatkan perawatan. Karena jika dalam 1
sampai 2 hari tidak juga ditangani, bisa fatal akibatnya.

3. Fase penyembuhan
Setelah fase kritis sudah dilewati dengan penanganan tepat, umumnya pasien DBD akan
mengalami demam kembali. Akan tetapi, tidak perlu khawatir.
Umumnya saat demam kembali naik, trombosit pun juga akan perlahan naik. Cairan tubuh
yang tadinya turun selama dua fase pertama juga pelan-pelan mulai kembali normal.
Orang yang sakit DBD bisa dikatakan mau sembuh jika jumlah trombosit dan sel darah
putihnya kembali normal setelah dites.
Fase penyembuhan juga biasanya ditandai dengan nafsu makan yang meningkat, nyeri otot
yang membaik, dan rutinitas buang air kecil kembali normal seperti sediakala.

Penyebab
Apa penyebab demam berdarah dengue?
Demam berdarah disebabkan oleh virus dengue yang disebarkan lewat gigitan nyamuk Aedes
aegypti atau Aedes albopictus. Biasanya pergelangan kaki dan leher menjadi bagian tubuh
yang umum digigit nyamuk.
Seekor nyamuk yang membawa virus dengue dapat terus menginfeksi orang lain selama ia
masih hidup. Ada kemungkinan seluruh anggota keluarga bisa terinfeksi virus dengue yang
sama dalam waktu 2 sampai 3 hari.

Faktor-faktor risiko
Apa yang meningkatkan risiko saya untuk demam berdarah dengue?
Ada banyak faktor risiko untuk demam berdarah yaitu:
 Tinggal atau bepergian ke daerah dengan iklim tropis. Berada di daerah tropis dan
subtropis meningkatkan risiko kena demam berdarah. Daerah yang berisiko tinggi
adalah Asia Tenggara, bagian barat Kepulauan Pasifik, Amerika Latin, dan Karibia.
 Pernah kena DBD. Jika sebelumnya pernah sakit DBD, Anda berpeluang tinggi
mengalami gejala yang lebih serius jika terinfeksi lagi.

Komplikasi
Komplikasi DBD apa yang bisa terjadi?
DBD atau demam berdarah tidak bisa sembuh dengan dibiarkan begitu saja. Bila dibiarkan
tanpa penanganan medis, DBD akan menimbulkan berbagai komplikasi yang  membahayakan
organ tubuh dan bahkan menimbulkan kematian.
Salah satu komplikasi utama yang sering terjadi saat Anda terserang demam berdarah adalah
kerusakan pembuluh darah dan kelenjar getah bening.
Komplikasi lainnya termasuk perdarahan organ dalam yang ditandai dengan mimisan, gusi
berdarah, badan mudah memar tanpa sebab, hingga BAB berdarah.. Lambat laun perdarahan
dalam dapat menyebabkan syok akibat tekanan darah yang menurun drastis dalam waktu
singkat.
Jika sampai mengalami syok, artinya penyakit Anda sudah masuk kategori dengue shock
syndrome (DSS). Ini adalah jenis demam dengue yang paling parah dan bisa
menyebabkan gagal jantung dan ginjal, Bahkan kemungkinan juga berujung pada kematian.
Jika sudah parah, pasien demam berdarah dengue bisa mengalami kebocoran plasma.
Kebocoran plasma dapat dilihat dari tingkat hematokrit atau kekentalan darah pada uji
laboratorium di rumah sakit.

Obat & Pengobatan


Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan
pada dokter Anda.
Bagaimana mendiagnosis demam berdarah dengue?
Mendiagnosis demam berdarah mungkin sulit dilakukan, karena tanda-tanda dan gejalanya
sulit dibedakan dengan penyakit lain seperti malaria, leptospirosis, dan tifus. Beberapa tes
laboratorium dapat mendeteksi bukti virus dengue, namun hasil tes biasanya keluar agak
lama untuk segera memberi keputusan pengobatan.
Dokter nantinya juga akan memeriksa beberapa gejala demam berdarah yang Anda rasakan.
Terlebih apabila Anda mengalami gejala setelah bepergian ke daerah di mana kasus  demam
berdarah dan virus dengue banyak terjadi.
Pasien juga harus memberikan  rincian perjalanan Anda kepada dokter. Misalnya, daerah
mana yang Anda kunjungi setelah merasakan gejala DBD, untuk berapa lama di sana, dan hal
lainnya menyangkut tanda DDB.
Jika dua minggu atau lebih sejak Anda diketahui digigit nyamuk, kecil kemungkinan diagnosis
Anda terkena virus dengue. Untuk diagnosis pasti demam berdarah, tes darah juga akan
diperlukan. Ini akan memeriksa virus yang sebenarnya atau antibodi yang diproduksi oleh
sistem kekebalan tubuh Anda sebagai respons terhadap infeksi.

Bagaimana cara mengobati demam berdarah dengue?


Tidak ada penanganan spesifik untuk demam berdarah, kebanyakan pasien pulih dalam 2
minggu. Penting untuk menangani gejala-gejala untuk menghindari komplikasi. Dokter
biasanya merekomendasikan pilihan pengobatan berikut:
1. Minum obat untuk menurunkan demam
Paracetamol adalah obat pereda nyeri yang dapat meringankan rasa sakit dan
menurunkan demam. Hindari penghilang rasa sakit yang dapat meningkatkan komplikasi
perdarahan, seperti aspirin, ibuprofen dan naproxen sodium. Untuk kasus yang lebih
serius, demam berdarah dapat menyebabkan shock atau hemorrhagic fever yang
memerlukan perhatian medis lebih.
2. Istirahat yang banyak di tempat tidur
Orang yang sedang mengalami kondisi demam berdarah disarankan untuk beristirahat.
Dengan istirahat, pasien akan lebih cepat untuk pulih. Istirahat dapat membantu
pemulihan jaringan tubuh yang rusak saat demam berdarah menyerang. Di rumah sakit,
dokter akan memberikan pasien DBD beberapa obat agar cepat mengantuk dan pasien
pun bisa istirahat sepenuhnya.

3. Minum banyak cairan


Dokter akan menyarankan pasien demam berdarah yang diopname atau di rawat jalan di
rumah untuk mengonsumsi banyak cairan. Tidak hanya air mineral atau infus saja, cairan
bisa berupa dari makanan berkuah, buah, atau jus.  
Pasien DBD wajib konsumsi cairan untuk menurunkan demam dan mencegah tubuh
dehidrasi. Lalu, gejala demam berdarah karena virus dengue yang ditandai dengan   kram
otot dan sakit kepala karena dehidrasi dapat ditangani dengan minum banyak cairan.

Pengobatan di rumah
Apa saja perubahan gaya hidup dan pengobatan di rumah untuk mengatasi
demam berdarah dengue?
Anda dapat mengatasi demam berdarah dengue dengan perawatan di rumah. Anda
memerlukan hidrasi serta penanganan rasa sakit yang baik. Berikut adalah gaya hidup dan
pengobatan rumahan yang dapat membantu Anda:
 Anda bisa menggunakan AC pada ruangan dan di sekitar tempat tidur. Penting untuk
menjaga rumah dari nyamuk terutama pada malam hari.
 Sementara waktu, hindari kunjungan ke daerah yang kasus demam berdarahnya
sedang banyak
 Atur waktu kapan Anda harus berkegiatan di luar ruangan ulang kegiatan di luar
ruangan. Hindari berada di luar ruangan pada dini hari, senja, atau malam hari. Di
mana pada waktu tersebut, nyamuk mencari mangsa atau keluar dari sarangnya.
 Gunakan pakaian yang tertutup melindungi tubuh Anda. Misalnya, gunakan baju
berlengan panjang, celana panjang, kaus kaki, dan sepatu saat keluar di malam hari.
 Gunakan penangkal nyamuk yang mengandung permethrin dapat dipakaikan ke
pakaian, sepatu, alat kemah Anda. Anda juga dapat membeli pakaian yang
mengandung permethrin. 
 Saat memakai spray lotion anti nyamuk untuk mencegah demam berdarah ke tubuh
Anda, gunakan penangkal yang mengandung paling sedikit 10% konsentrasi DEET nya.
Pakai juga kelambu di sekitaran ranjang Anda untuk menghalau nyamuk saat tidur.
 Basmi tempat tinggal nyamuk di sekitar rumah Anda. Umumnya, nyamuk yang
membawa virus dengue biasanya tinggal di dalam dan sekitar perumahan,
berkembang biak di genangan air, seperti ban mobil.
 Tempat atau sampah yang bisa menampung air, terlebih saat musim hujan, bisa
menjadi sarang nyamuk untuk bertelur dan berkembang biak. Tutup semua tempat
penyimpanan air bersih Anda dengan rapat. Jangan lupa juga untuk menguras atau
mengganti bak mandi, kolam , tempat minum hewan di rumah secara rutin.
 Apabila ada 1 sampai 2 kasus demam berdarah alias DBD di lingkungan rumah Anda,
segera anjurkan ketua RT setempat untuk melakukan fogging. Menyemprot gas fogging
dengan bahan zat pyrethroid sintetis dapat membunuh nyamuk dan serangga.
2. Hepatitis A

Hepatitis A adalah infeksi pada hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis A (HAV). Penyakit ini
sangat mudah menular melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi virus HAV yang
berasal dari feses penderita. Virus HAV sendiri merupakan salah satu dari beberapa jenis virus
hepatitis yang menyebabkan peradangan pada hati atau liver, sehingga menurunkan kemampuan
fungsi liver atau hati. Faktor risiko penyakit ini sangat berasosiasi dengan kualitas kebersihan
lingkungan yang buruk dan perilaku hidup bersih sehat (PHBS). 

Di antara jenis penyakit hepatitis lainnya, hepatitis A umumnya tidak menyebabkan kerusakan
liver parah atau berkembang menjadi penyakit kronis. Kebanyakan penderita dapat sembuh
dalam beberapa minggu tanpa melakukan perawatan medis. Meskipun bersifat ringan, gejala atau
gangguan kesehatan yang ditimbulkannya tetap dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.

Hampir sebagian besar penderita yang pulih dari penyakit ini akan meperoleh kekebalan,
sehingga lebih kebal terhadap serangan infeksi virus HAV di kemudian hari. Dalam sedikit kasus,
infeksi virus HAV juga dapat berlangsung selama berbulan-bulan dan bahkan berakibat fatal
seperti menyebabkan kematian. Vaksinasi dan meningkatkan kebersihan diri dan lingkungan
merupakan opsi terbaik untuk mencegah penyebaran virus Hepatitis A.

Seberapa umumkah hepatitis A?

Hepatitis A merupakan salah satu penyakit menular yang umum berjangkit di berbagai negara,
terutama negara dengan sanitasi dan sumber air bersih yang buruk. Di Indonesia sendiri jumlah
penderita penyakit hepatitis terus bertambah selama lima tahun terakhir. Berdasarkan Riset
Kesehatan Data (Riskesdas), prevalensi penderita penyakit hepatitis yand didasarkan diagnosis
dokter meningkat sebanyak dua kali lipat ke angka 0,4 persen selama periode 2013 sampai 2018. 

Virus HAV yang mudah menyebar melalui makanan dan minuman membuat epidemi penyakit ini
sulit dihentikan. Sirkulasi virus HAV dapat berlangsung lama dalam satu lingkungan tertentu
dengan tingkat penyebaran infeksi yang berlangsung cepat.

Lingkungan dengan kualitas sanitasi atau kebersihan yang rendah memiliki tingkat infeksi virus
HAV yang tinggi. Menurut laporan WHO, dalam kondisi lingkungan seperti itu, anak-anak menjadi
golongan usia yang paling rentan (90%) terpapar infeksi virus HAV. Akan tetapi, infeksi tidak
selalu menyebabkan gangguan kesehatan. Anak yang terinfeksi belum tentu mengalami keluhan
atau gejala yang muncul dalam penyakit hepatitis A. Hal ini disebabkan karena sistem kekebalan
tubuh masih mampu melawan infeksi virus HAV.
Tanda dan gejala

Apa saja tanda dan gejala dari hepatitis A?

Gejala tidak selalu muncul pada orang yang terinfeksi virus HAV kendati infeksi juga telah
berlangsung selama beberapa minggu. Masa inkubasi virus tersebut memang dapat berlangsung
selama 14-28 hari. 

Pada orang yang mengalami gejala, keluhan biasanya muncul setelah 2 sampai 6 minggu
terjadinya kontak dengan virus. Gejala yang ditimbulkan dapat bersifat ringan hingga parah.
Tanda dan gejala yang diperlihakannya meliputi: 

 Urin berwarna kuning gelap


 Kelelahan
 Tiba-tiba mual dan muntah-muntah
 Demam ringan
 Nyeri pada sendi
 Nyeri pada perut
 Kehilangan nafsu makan
 Kulit dan selaput mata berubah menguning
 Buang air besar yang berwarna seperti tanah liat dan pucat seperti dempul
 Gatal-gatal

Siapa yang lebih mungkin mengalami gejala?

Orang dewasa lebih cenderung memeperlihatkan gejala dibandingkan anak-anak. Gejala yang
parah dan dampak kesehatan yang lebih serius juga lebih sering dialami oleh kelompok umur
yang lebih tua. Menurut WHO, anak-anak berumur 6 tahun umumnya tidak mengalami gejala-
gejala yang kentara dan hanya 10% saja yang mengalami penyakit kuning.

Sebaliknya pada anak-anak yang berumur lebih tua dan orang dewasa, infeksi justru terkadang
menyebabkan gejala yang lebih parah dan 70% di antaranya mengalami penyakit kuning.
Hepatitis A bisa kambuh setelah penderita pulih dengan gejala-gejala yang bersifat ringan (akut). 

Jika Anda mengalami tanda dan gejala seperti yang telah disebutkan, hendaknya segera
periksakan diri ke dokter. Dokter biasanya akan memberikan suntikan vaksin hepatitis A atau
terapi antibodi immunoglobulin, jika hasil diagnosisnya membenarkan adanya infeksi virus HAV. 

Kapan saya harus ke dokter?

Selain dari kemunculan gejala, hubungi dokter Anda atau klinik kesehatan setempat untuk
memperoleh perawatan yang tepat apabila mengalami kondisi sebagai berikut:

 Setelah berpergian dari tempat yang mengalami wabah hepatitis A


 Tinggal atau berinteraksi secara intens dengan orang yang didiagnosis terkena hepatitis A
 Anda melakukan hubungan seksual dengan seseorang yang terjangkit hepatitis A

Jika Anda positif terinfeksi HAV, dokter tidak akan langsung memberikan suntikan vaksin
imuniglobulin melainkan akan menyarankan Anda untuk menjalani terapi suportif. Anda akan
diminta untuk memperbanyak istirahat dan mengonsumsi cairan dan makanan bernutrisi yang
cukup.

Penyebab

Apa yang menyebabkan hepatitis A? 

Hepatitis A disebabkan oleh infeksi virus HAV yang menyerang sel-sel hati sehingga menyebabkan
peradangan. Peradangan hati yang terjadi memicu terjadinya sejumlah gejala yang sebelumnya
telah disebutkan.

Virus masuk ke dalam hati melalui sel epitelium intensinal. Kemudian virus mulai bereplikasi di
dalam hepatosit yaitu sel yang berperan dalam metabolisme nutrisi, perlawanan terhadap racun,
pengolahan alkohol, dan percenaan obat-obatan. Saat berada di dalam hati, virus tidak langsung
berkembang, ia mengalami masa inkubasi selama 28 hari dengan rentang 15 sampau 40 hari. 

Penularan hepatitis A

Virus HAV ini dapat ditemukan pada darah atau alat yang digunakan oleh penderita. Infeksi
berlangsung ketika virus masuk dalam tubuh melalui beberapa kondisi berikut ini:

Interaksi secara langsung dengan penderita

Hepatitis A merupakan penyakit yang sangat menular bahkan orang yang terinfeksi bisa tetap
menyebarkan virus sebelum ia merasa sakit. Virus dapat berpindah melalui kontak langsung
dengan penderita, seperti melakukan hubungan seksual, merawat orang yang terdiagnosis
hepatitis A, atau menggunakan alat suntik yang sama dengan penderita. 

Mengonsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi virus 

Penularan hepatitis A melalui makanan merupakan yang paling umum. Virus HAV dapat
berpindah saat Anda memakan makanan dan minuman yang mengandung virus. Virus penyebab
penyakit ini bisa ditemukan pada makanan mentah ataupun yang sudah dimasak. Makanan yang
berasal dari air yang terkontaminasi oleh limbah pembuangan juga berpotensi mengandung virus
HAV. 

Komplikasi 

Tidak seperti penyakit hepatitis B atau C, hepatitis A tidak menyebabkan kerusakan hati jangka
panjang dan tidak berpotensi menimbulkan komplikasi seperti penyakit kronis. Namun dalam
beberapa kasus penyakit ini bisa menyebabkan kerusakan fungsi hati, terutama saat menjangkit
orang dewasa atau orang yang menderita penyakit hati kronis sebelumnya. 

Faktor risiko

Faktor apa yang dapat meningkatkan risiko Anda terkena hepatitis A?

Anda dapat meminimalisir risiko terkena penyakit ini dengan menghindari faktor-faktor
penyebabnya. Risiko Anda terkena hepatitis A dapat meningkat, jika Anda:

 Berpergian atau bekerja ke wilayah dengan tingkat hepatitis A yang tinggi.


 Mengunjungi tempat penitipan anak atau bekerja di pusat penitipan anak.
 Seorang laki-laki yang melakukan kontak seksual dengan laki-laki lain.
 Seorang penderita HIV.
 Memiliki kelainan pada faktor pembekuan darah, seperti hemofilia.
 Menerima transfusi darah dari orang yang terjangkit hepatitis A.
 Menggunakan obat-obatan terlarang baik yang disuntikkan maupun yang tidak.
 Tinggal dengan orang yang terjangkit hepatitis A.
 Melakukan kontak fecal-oral (fecal: feses atau tinja; oral: mulut)dengan seseorang yang terjangkit
hepatitis A.

Diagnosis

Bagaimana dokter mendiagnosis penyakit hepatitis A?

Saat berkonsultasi dengan dokter, biasanya dokter akan menanyakan gejala atau keluhan
kesehatan seperti apa yang dialami. Setelah berdiskusi dan melakukan pemeriksaan fisik
sederhana, dokter akan meminta Anda untuk menjalani serangkaian pemeriksaan lanjutan. Hal ini
dilakukan guna memperoleh hasil diagnosis penyakit hepatiris A yang lebih pasti.

Pemeriksaan lanjutan yang dilakukan adalah tes darah. Petugas medis akan mengambil sampel
darah untuk selanjutnya diperiksa di laboratorium. Pemeriksaan laboratorium ini akan
mendeteksi apakah terdapat virus HAV atau tidak dalam antibodi immunoglobulin G (IgM) yang
terkandung dalam sampel darah Anda. Pemeriksaan lain yang mungkin dilakukan oleh dokter
adalah tes RT-PCR untuk mendeteksi virus hepatitis yang berada di dalam RNA. Namun umumnya
jarang dilakukan karena tes ini membutuhkan fasilitas laboratorium khusus.

Pengobatan

Informasi berikut bukanlah pengganti saran medis. Pastikan untuk selalu berkonsultasi
dengan dokter untuk melakukan pengobatan dengan tepat.

Apa saja pilihan pengobatan yang dapat dilakukan untuk hepatitis A?


Tidak ada pengobatan khusus untuk penderita hepatitis A. Tubuh penderita akan membersihkan
virus HAV dengan sendirinya, meskipun memakan banyak waktu. Pada sebagian besar kasus,
organ hati penderita akan sembuh dalam jangka waktu 6 bulan tanpa kerusakan permanen.
Perawatan secara khusus di rumah sakit tidak diperlukan untuk infeksi liver.

Selain memberikan beberapa obat, dokter akan menganjurkan Anda untuk beristirahat secara
total di rumah. Istirahat total dibutuhkan karena penyakit ini membuat penderita merasa sangat
lelah. Istirahat total sebaiknya diiringi dengan memperbanyak konsumsi air putih dan memakan
makanan sehat dan bergizi, yang tentunya terjamin higienis. Anda juga hendaknya tidak
mengonsumsi alkohol terlebih dahulu selama masa perawatan. Upaya ini dilakukan untuk
membantu meredakan gejala dengan cepat. 

Apa yang perlu dihindari selama pengobatan?

Penderita harus menghindari hubungan intim dengan orang lain dan kunjungi dokter secara
teratur untuk memeriksa kemajuan kondisi kesehatan. Penderita harus menghindari pemakaian
alat makan bersama dengan penghuni rumah lainnya untuk mencegah penularan. Bila harus
berbagi alat makan, pastikan bahwa alat makan yang telah digunakan penderita telah dicuci
bersih sebelum digunakan orang lain. Menjaga kebersihan sangat penting dalam mencegah
penularan hepatitis A.

Konsumsi obat acetaminophen atau paracetamol sebaiknya dihindari, jika Anda mengalami gejala
mual dan muntah-muntah. Konsultasikan kondisi kesehatan Anda pada dokter secara rutin
sampai Anda sepenuhnya pulih. Jika Anda kembali mengalami gejala setelah 6 bulan sembuh,
segera periksakan diri kembali ke dokter.

Bagaimana kondisi tubuh setelah pulih dari hepatitis A?

Setelah dipastikan pulih, seharusnya penyakit ini tidak berpotensi menimbulkan konsekuensi
kesehatan apapun pada penderitanya. Tubuh malah akan membentuk antibodi terhadap virus
HAV setelah pulih. Antibodi ini akan membangun imunitas yang akan mencegah terjadinya infeksi
jika selanjutnya Anda terpapar virus HAV di kemudian hari.

Pencegahan

Bagaimana cara melindungi dari infeksi hepatitis A?

Penularan hepatitis A dapat dicegah dengan melakukan vaksinasi untuk virus HAV. Tubuh akan
memberntuk antibodi yang mampu memerangi virus dalam waktu satu bulan setelah injeksi
vaksin. Anda tetap bisa melakukan vaksin sekalipun telah terkena infeksi. Vaksin tetap dapat
bekerja melindungi tubuh dari infeksi, tapi hanya dalam periode 2 minggu setelah terpapar virus.
Vaksin hepatitis A aman digunakan dan hampir tidak memiliki efek samping berbahaya.
Vaksin hepatitis A

Proses pemberian vaksin hepatitis A sendiri dilakukan bertahap, injeksi diberikan 2 kali dengan
rentang waktu 6 bulan untuk masing-masing injeksi. Sebaiknya Anda melakukan vaksinasi secara
penuh sehingga dapat membangun sistem imun yang sempurna terhdapa virus HAV.

 Untuk mencegah penyebaran penyakit hepatitis A, vaksin sebaiknya diberikan pada:


 Anak-anak berumur di bawah satu tahun. Vaksinasi akan dilakukan saat berumur 12 dan 23 bulan.
 Orang yang menderita penyakit liver kronis, termasuk yang menderita hepatitis B dan C
 Orang yang belum pernah terinfeksi dan akan berpergian ke area yang mengalami wabah penyakit
hepatitis A
 Orang yang datang dari tempat yang mengalami wabah penyakit hepatitis A 
 Orang yang melakukan pengobatan dengan jarum suntik
 Orang yang mengalami kelainan penyumbatan atau pembekuan darah
 Orang yang melakukan kontak langsung dengan penderita hepatitis A

Untuk Anda yang berencana berpergian ke negara lain, cobalah untuk waspada terhadap wabah
penyakit ini dan penyakit hepatitis jenis lainnya. Anda bisa mencari tahu informasi wabah
penyakit di setiap negara melalui Centers for Disease Control and Prevention.

Perubahan gaya hidup atau perawatan rumahan seperti apa yang bisa dilakukan
untuk mengatasi hepatitis A?

Gaya hidup dan perawatan ala rumahan berikut dapat membantu Anda dalam mengatasi hepatitis
A:

 Pastikan untuk selalu mencuci tangan jika Anda terjangkit hepatitis atau sedang merawat
seseorang yang terjangkit hepatitis, terutama jika Anda melakukan kontak dengan feses/tinja
penderita.
 Gunakan peralatan makan dan minum yang berbeda atau sekali pakai.
 Jika Anda bekerja di pusat penitipan anak, cucilah tangan Anda secara benar setelah mengganti
popok dan sebelum melakukan hal lainnya. Para pekerja restoran juga harus mencuci tangan secara
benar
 Gunakan pelindung yang sesuai, seperti sarung tangan dan kacamata, jika Anda terpapar oleh feses
atau kotoran manusia dan cairan tubuh lainnya selama bekerja.
 Hubungi dokter jika gejala hepatitis Anda tidak hilang dalam jangka waktu 4 minggu.
 Anda akan membutuhkan istirahat yang cukup banyak karena kebanyakan penderita hepatitis A
sering mengalami kelelahan.
 Anda juga akan mengalami mual yang dapat menyebabkan kehilangan nafsu makan, oleh karena itu
makanlah makanan yang bergizi seperti jus atau susu untuk memenuhi kebutuhan energi Anda.

Jika Anda memiliki pertanyaan, silakan hubungi dokter Anda untuk pemahaman yang lebih baik
dan mencari solusi yang tepat bagi Anda.
3. Diare

Apa itu diare?

Diare adalah gangguan pencernaan yang ditandai dengan buang air besar terus menerus. Feses
yang keluar saat BAB biasanya lembek atau cair. Orang awam sering menyebutnya dengan istilah
“buang-buang air” atau mencret.

Masalah BAB ini dibedakan jenisnya menjadi dua, tergantung dari berapa lama kondisinya
berlangsung. 

1. Diare akut 

Diare akut adalah buang-buang air yang berlangsung selama kurang lebih 3 hari hingga
seminggu. Kebanyakan orang mengalami diare jangka pendek karena adanya infeksi pada
saluran pencernaan.

2. Diare kronis 

Diare kronis berlangsung lebih dari 4 minggu atau bahkan lebih. Kondisi ini kurang umum dan
biasanya disebabkan oleh kondisi medis, alergi, obat-obatan, atau infeksi kronis.

Seberapa umum diare?

Kondisi ini sangat umum terjadi pada orang dewasa maupun anak-anak, tanpa kenal jenis kelamin
dan usia. Rata-rata orang dewasa dapat mengalami diare 4 kali dalam setahun.

Apabila masalah ini berlangsung terlalu lama tanpa ditangani, kemungkinan besar merupakan
pertanda kondisi serius.

Gangguan pencernaan yang bisa menyebabkan buang-buang air termasuk Inflammatory Bowel


Disease (penyakit radang usus) atau Irritable Bowel Syndrome (IBS, atau sindrom iritasi usus)

Tanda-tanda & gejala

Apa saja tanda-tanda dan gejala diare?

Gejala umum diare adalah:

 Feses lembek dan cair


 Sakit perut
 Kram perut
 Mual dan muntah
 Sakit kepala
 Kehilangan nafsu makan
 Haus terus menerus
 Demam
 Dehidrasi
 Darah pada feses
 Feses yang dihasilkan banyak
 Terus menerus ke toilet

Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki
kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.

Kapan saya harus periksa ke dokter?

Diare pada bayi dan anak-anak kecil

Jika bayi terus buang-buang air, ini merupakan suatu hal yang serius dan harus segera ditangani.
Diare pada bayi dapat menyebabkan kondisi dehidrasi serius dan membahayakan nyawa pada
waktu yang singkat.

Anda perlu menghubungi dokter jika anak Anda mengalami:

 Produksi urin menurun


 Mulut kering
 Lesu 
 Sakit kepala
 Kulitnya kering
 Mengantuk

Segera ke dokter atau rumah sakit jika gejala berikut terjadi pada anak Anda:

 Gejala dehidrasi seperti tangan dan kaki yang dingin, kulit pucat, jarang buang air kecil,
mudah marah, atau mengantuk
 Demam tinggi
 Feses anak mengandung darah dan nanah
 Feses anak  berwarna hitam.

Diare pada orang dewasa

Berikut adalah beberapa gejala diare pada orang dewasa yang jika terjadi harus segera
diperiksakan ke dokter atau rumah sakit. 

 Feses berwarna gelap yang menandakan adanya darah pada feses


 Mual dan muntah
 Kurang tidur
 Penurunan berat badan.

Jika Anda memiliki tanda-tanda atau gejala-gejala di atas atau pertanyaan lainnya,
konsultasikanlah dengan dokter Anda. Tubuh masing-masing orang berbeda. Selalu konsultasikan
ke dokter untuk menangani kondisi kesehatan Anda.

Penyebab

Apa penyebab diare?

Diare dapat disebabkan karena adanya gangguan pencernaan. Gangguan tersebut bisa berupa:

1. Keracunan makanan

Makanan tidak steril yang terkontaminasi bakteri dapat menyebabkan sakit perut melilit, mual,
dan buang-buang air. Ini disebabkan oleh racun yang dikeluarkan bakteri meninfeksi organ dalam
sistem pencernaan Anda.

2. Infeksi bakteri, parasit, virus

Kuman yang dapat menyerang pencernaan sampai menyebabkan diare termasuk bakteri (C.
difficile, E. coli, Salmonella, Shigella, dan Campylobacter), parasit atau amuba (Giardia dan
Entamoeba histolytica), dan virus (Rotavirus, norovirus, adenovirus, dan astrovirus)

Kuman-kuman tersebut dapat masuk ke dalam pencernaan melalui makanan dan air yang
terkontaminasi.

3. Intoleransi laktosa

Laktosa adalah gula alami yang ditemukan dalam susu dan produk olahan susu. Intoleransi
laktosa adalah gangguan sistem pencernaan yang terjadi ketika tubuh tidak mampu memecah gula
alami tersebut.

Ketika gangguan pencernaan ini terjadi, laktosa yang tidak bisa dicerna akan masuk ke usus besar.
Bakteri di usus besar akan berinteraksi dengan laktosa sehingga menyebabkan gejala seperti
kembung dan diare.

Risiko intoleransi laktosa dapat meningkat seiring bertambahnya usia. Ini karena kadar enzim
yang membantu mencerna laktosa turun setelah masa kanak-kanak. 

4. Fruktosa

Fruktosa adalah gula yang ditemukan secara alami dalam buah-buahan dan madu. Terkadang bila
ditambahkan sebagai pemanis untuk minuman tertentu. Pada orang yang kesulitan mencerna
fruktosa, dapat menyebabkan diare.
5. Pemanis buatan

Sorbitol dan manitol atau pemanis buatan lainnya dapat menyebabkan buang air besar cair
berlebih. Pemanis buatan tersebut banyak ditemukan pada permen karet dan produk permen
lainnya. 

6. Mengonsumsi obat tertentu

Buang-buang air dapat terjadi karena efek samping mengonsumsi beberapa jenis obat. Obat ini
termasuk:

 Antibiotik
 Antasida 
 Obat untuk kemoterapi
 Obat jantung
 Antidepresan
 Obat tekanan darah tinggi
 Obat diuretik

Obat pencahar yang mengandung magnesium apabila disalahgunakan juga dapat menyebabkan
diare. Kondisi ini juga dapat terjadi setelah operasi bariatrik atau pengangkatan kandung empedu.

7. Penyakit radang usus (IBD)

Penyakit Crohn dan kolitis ulserativa dapat menyebabkan diare kronis yang dapat terjadi
kambuhan. Selain buang air besar cair berlebih, Anda juga bisa mengalami sakit perut, perdarahan
yang keluar dari anus , demam, dan penurunan berat badan.

Faktor-faktor risiko

Apa yang meningkatkan risiko saya untuk diare?

Selain penyakit medis, beberapa kebiasaan dapat menyebabkan diare. Ada banyak faktor risiko
kondisi buang air besar berlebih ini terjadi, yaitu:

 Jarang mencuci tangan setelah ke toilet


 Penyimpanan dan persiapan makanan yang tidak bersih
 Jarang membersihkan dapur dan toilet
 Sumber air yang tidak bersih
 Makan makanan sisa yang sudah dingin

Selain faktor risiko di atas, perubahan pola makan baru-baru ini juga dapat menyebabkan diare
akut. Ini termasuk asupan kopi, teh, minuman bersoda, atau permen karet yang mengandung gula
yang sulit diserap. 
Kondisi buang air besar cair berlebih ini  juga dapat terjadi pada pelancong, wisatawan, atau
traveler. Di mana ini bisa terjadi saat Anda bepergian ke negara-negara berkembang yang banyak
mengalami kasus infeksi bakteri E. coli. 

Pelancong yang minum air terkontaminasi, makan makanan terkontaminasi, atau makan makanan
mentah, juga dapat terinfeksi bakteri sampai diare.

Obat & Pengobatan

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada
dokter Anda.

Bagaimana dokter mendiagnosis diare?

Dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan fisik dan melihat riwayat medis Anda untuk
mencari tahu penyebabnya.

Dokter dapat menanyakan beberapa hal, seperti:

 Apa yang Anda rasakan?


 Seberapa sering Anda pergi ke toilet?
 Makanan apa yang Anda konsumsi sebelum mengalami diare?
 Apakah Anda sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu akhir-akhir ini?
 Apa saja gejala lain yang Anda alami?

Pada beberapa kasus, dokter dapat melakukan tes tambahan untuk mengetahui kondisi Anda
lebih lanjut, seperti:

1. Tes darah

Tes darah kemungkinan akan dilakukan untuk melihat adanya gejala lain yang dapat membantu
menunjukkan apa yang menyebabkan diare Anda.

2. Tes feses

Tes feses juga dapat dilakukan untuk melihat apakah ada bakteri atau parasit menyebabkan diare
menyerang Anda.

3. Sigmoidoskopi fleksibel atau kolonoskopi


Untuk membantu memastikan diagnosis diare, dokter dapat menggunakan sigmoidoskopi dan
kolonoskopi.

Tes ini dilakukan dengan cara menggunakan tabung tipis dan terang yang dimasukkan ke dalam
rektum. Tabung ini dapat melihat bagian dalam usus besar Anda. 

Alat tes ini juga dilengkapi dengan perangkat untuk mengambil sampel kecil jaringan (biopsi) dari
usus besar Anda. Sedangkan kolonoskopi memungkinkan dokter untuk melihat seluruh bagian
usus besar.

Bagaimana cara mengobati diare?

1. Minum air yang banyak 

Diare menyebabkan tubuh kehilangan banyak cairan. Maka, dokter biasanya dapat memberikan
cairan elektrolit atau oralit yang dapat dibeli di apotek. Cairan ini umum digunakan sebagai
pertolongan pertama masalah buang-buang air. 

Cairan elektrolit dapat memberikan tubuh asupan glukosa, garam dan mineral penting lainnya
yang hilang selama mengalami dehidrasi. Cairan rehidrasi cocok diberikan untuk anak-anak dan
orang tua. 

2. Istirahat

Saat terserang diare, diusahakan untuk beristirahat sebanyak mungkin. Orang yang terkena atau
sedang mengalami kondisi ini, harus berhenti beraktivitas sementara. Gunanya untuk 
memulihkan tenaga yang habis untuk bolak-balik ke toilet. 

3. Makan makanan sehat

Saat diare, sebaiknya berikan makanan yang mudah dicerna lewat menu makan BRAT (banana,
rice, applesauce, and toast), yakni nasi, saus apel, dan roti. Makanan tersebut baik dikonsumsi
anak-anak atau orang dewasa saat sedang buang-buang air.

Pola makan BRAT terdiri dari makanan berserat rendah dengan rasa hambar yang mudah
dikunyah sampai halus. Jenis makanan ini baik bagi organ pencernaan yang sedang bermasalah.

Jangan lupa untuk menghindari makanan pedas, berminyak, atau berlemak.

4. Obat-obatan 

Loperamide

Loperamide adalah obat yang digunakan untuk memperlambat pergerakan pada sistem
pencernaan Anda, khususnya usus. Obat ini memungkinkan lebih banyak cairan yang diserap oleh
tubuh dan membuat feses Anda kembali padat. Minum obat ini sehabis buang air besar. 
Attapulgite

Obat diare umumnya mengandung zat attapulgite. Zat attapulgite bekerja dengan merangsang
pencernaan Anda, terutama usus, dapat menyerap cairan lebih banyak. Sehingga feses Anda tidak
cair, melainkan padat karena cairannya diserap attapulgite.  Anda bisa minum obat ini sesudah
makan. Kemungkinan ada efek samping sembelit dan kembung. 

Hal yang harus diperhatikan sebelum minum obat diare

Saat minum atau menggunakan obat untuk mengatasi diare, Anda harus mematuhi aturan
pakainya. Minum sesuai petunjuk  yang direkomendasikan pada label obat.

Jangan berasumsi bahwa lebih banyak obat akan bekerja lebih baik atau lebih cepat. Minum obat
yang dengan jumlah berlebih dapat menimbulkan efek samping tertentu. 

Jika Anda menggunakan obat resep, tanyakan kepada dokter Anda apakah boleh meminum lebih
dari 1 merek atau jenis obat pereda buang air besar. Kemungkinan keduanya mungkin memiliki
bahan aktif serupa dan bisa berubah menjadi overdosis obat. 

Komplikasi

Komplikasi apa yang bisa terjadi?

Kondisi ini jika diatasi dengan cepat dengan perawatan dan pengobatan yang benar, kemungkinan
bisa sembuh dalam waktu beberapa hari. Namun jika tidak ditangani dan didiamkan begitu saja,
ini akan menyebabkan diare kronis dengan risiko berikut:

1. Kehilangan banyak nutrisi

Diare yang kronis dapat menyebabkan Anda mengalami dehidrasi. Pasalnya, buang air berlebih
dalam waktu lebih dari sebulan bisa menyebabkan tubuh Anda kehilangan terlalu banyak cairan. 

Selain cairan, Anda juga bisa kehilangan vitamin, mineral, protein, dan lemak ketika terkena
kondisi ini. Diare kronis juga dapat menurunkan berat badan jika tubuh Anda tidak menyerap
cukup karbohidrat dan kalori dari makanan yang Anda makan.

2. Perdarahan dan iritasi

Diare kronis dapat menyebabkan iritasi pada usus besar atau rektum. Iritasi bisa berupa luka yang
menyebabkan jaringan di usus rapuh. Iritasi ini juga dapat membuat perdarahan di usus maupun
pada feses yang keluar. 

3. Dehidrasi
Ketika Anda sedang buang-buang air, Anda dapat mengalami dehidrasi karena kehilangan banyak
cairan tubuh.

Dehidrasi ringan dapat mudah diatasi dengan memperbanyak asupan cairan. Baik dari air putih,
oralit, atau makanan berkuah.

Namun, diare kronis dapat menyebabkan dehidrasi parah yang mengakibatkan penurunan
volume urin, urin gelap, kelelahan, sakit kepala ringan, dan tekanan darah rendah. 

Pengobatan di Rumah dan Pencegahan

Apa saja gaya hidup atau pengobatan rumahan yang dapat dilakukan untuk
mengatasi diare?

Hindari makanan penyebab diare

Selama masih mencret, hindari makanan dan minuman yang dapat memperburuk kondisi Anda.
Berikut adalah makanan dan minuman yang harus Anda hindari saat diare:

 Minuman dan makanan yang terbuat dari susu


 Makanan berat, berlemak, berminyak, dan pedas
 Minuman yang mengandung kafein, seperti kopi, teh, dan cola

Bagaimana cara mencegah diare?

Diare dapat menyerang saja apabila Anda tidak menjaga kebersihan dari diri sendiri. Akan tetapi,
wisatawan yang bepergian ke daerah dengan fasilitas sanitasi buruk dan makanan rentan
terkontaminasi lebih berisiko mengalami kondisi ini. 

Untuk mengurangi risiko diare saat liburan, ikuti beberapa tips ini:

 Perhatikan apa yang Anda makan. Makanlah makanan yang masih panas dan dimasak
dengan baik. Hindari buah dan sayuran mentah kecuali Anda yang mencuci dan
mengupasnya sendiri. Hindari juga daging mentah atau kurang matang dan makanan yang
terbuat olahan susu.
 Perhatikan apa yang Anda minum. Minum air dari air, soda, bir atau anggur kemasan atau
yang disajikan dalam wadah aslinya. Hindari air keran dan es batu selama bepergian.
Gunakan air kemasan bahkan untuk menyikat gigi dan tutup mulut Anda saat Anda mandi.
 Minuman yang dibuat dengan air matang, seperti kopi dan teh, mungkin aman untuk
dikonsumsi saat bepergian. Namun ingat bahwa alkohol dan kafein dapat memperburuk
diare dan memperburuk dehidrasi.

Tanyakan kepada dokter Anda tentang obat antibiotik yang harus dibawa untuk berjaga-jaga
terserang penyakit pencernaan, terutama jika Anda memiliki sistem kekebalan yang lemah.
4. ISPA

ISPA merupakan gangguan pernapasan yang sering menyerang bayi dan anak-anak. Saat
terserang ISPA, anak cenderung menjadi lesu, rewel, dan kurang mau makan. Agar tidak
bingung dalam menangani Si Kecil saat ia terkena ISPA, Anda perlu mengetahui dulu hal-
hal seputar ISPA pada anak dan cara mengobatinya.

ISPA adalah penyakit yang terjadi akibat infeksi pada saluran pernapasan bagian atas. Saluran ini
meliputi hidung, rongga hidung dan sinus, tenggorokan (faring), dan kotak pita suara (laring).

ISPA bisa muncul secara tiba-tiba dan dapat dialami oleh siapa saja, terutama anak-anak dan
lansia. Sedangkan pada orang dewasa, ISPA lebih sering terjadi pada orang yang merokok atau
terpapar asap rokok dan polusi.

ISPA pada dapat menggambarkan beberapa penyakit infeksi pada saluran pernapasan anak,
seperti flu, radang tenggorokan (faringitis), sinusitis, epiglotitis, atau radang pita suara.

Penyebab dan Gejala ISPA pada Anak yang Perlu Diwaspadai

Penyebab utama ISPA adalah infeksi virus, seperti rhinovirus, adenovirus, virus coxsackie,
parainfluenza, dan RSV (respitatory syncytial virus). Namun pada kasus tertentu, ISPA pada anak
juga bisa disebabkan oleh infeksi bakteri.

Virus dan bakteri penyebab ISPA dapat menyebar dan menular dengan beberapa cara, misalnya
saat anak menghirup percikan bersin dari seseorang yang terinfeksi ISPA. Penyebaran juga dapat
terjadi saat anak memegang benda yang telah terkontaminasi virus atau kuman penyebab ISPA
dan secara tidak sadar menyentuh hidung atau mulutnya sendiri.

Saat mengalami ISPA, anak-anak dapat mengalami gejala atau keluhan berupa:

 Hidung tersumbat atau pilek.


 Bersin.
 Batuk-batuk.
 Sakit tenggorokan hingga suara serak.
 Mata terasa sakit, berair, serta kemerahan.
 Sakit kepala.
 Nyeri otot.
 Demam.
 Sakit ketika menelan.

Tanda dan gejala infeksi saluran pernapasan akut akibat infeksi virus biasanya akan menetap
selama 1-2 minggu. Setelah itu, kondisi anak akan mereda dengan sendirinya. Selama sakit, anak
perlu dirawat di rumah agar ia dapat beristirahat dengan lebih nyaman.
Meski dapat membaik sendiri, ISPA pada anak perlu diwaspadai jika semakin lama semakin parah
atau disertai gejala berikut:

 Sesak napas.
 Napas berbunyi.
 Nyeri di bagian dada atau perut.
 Kejang.
 Penurunan kesadaran.
 Bibir dan kuku tampak kebiruan.
 Kulit menjadi pucat dan teraba dingin.
 Gangguan pencernaan, seperti mual, muntah, dan diare.

Jika terdapat beberapa gejala di atas, bisa jadi ISPA pada anak sudah menyebabkan komplikasi
yang lebih berat, seperti dehidrasi, pneumonia, dan bronkitis. Kondisi-kondisi tersebut perlu
segera ditangani oleh dokter.

Langkah Pengobatan dan Pencegahan ISPA pada Anak

ISPA pada anak akan membaik dengan sendirinya. Akan tetapi, kondisi ini sering kali membuat
anak rewel dan susah beristirahat, sehingga proses pemulihannya bisa terganggu.
Untuk membantu proses pemulihan serta membuat anak dapat beristirahat dengan lebih nyaman
saat terkena ISPA, ada beberapa langkah perawatan yang bisa dilakukan di rumah, antara lain:

1. Berikan anak cukup makan dan minum

Saat terkena ISPA, anak akan menjadi kurang mau makan dan minum. Hal ini bisa
menyebabkannya mengalami dehidrasi.

Oleh karena itu, cobalah untuk memberikan anak cukup air putih untuk mencegahnya mengalami
dehidrasi. Air putih juga dapat membantu mengencerkan dahak, sehingga saluran pernapasannya
terasa lebih lega.

Jika anak tidak mau minum air putih, coba berikan pilihan lain, seperti air lemon dan teh hangat
yang dicampur madu. Namun ingat, madu tidak boleh diberikan pada anak berusia di bawah 1
tahun karena berisiko menyebabkan keracunan botulisme.

Saat sakit, anak juga membutuhkan energi yang cukup. Jadi, pastikan anak makan secara teratur.
Jika ia tidak dapat menghabiskan porsi makan seperti biasa, berikan anak porsi makan lebih
sedikit, namun lebih sering. Bila perlu, berikan suplemen multivitamin sesuai anjuran dokter agar
kebutuhan nutrisi anak terpenuhi.

2. Pastikan anak mendapatkan istirahat yang cukup.

Anak yang sedang sakit perlu beristirahat dengan cukup (setidaknya 9 – 10 jam setiap malam).
Untuk membantu anak beristirahat dengan nyaman, coba ciptakan suasana yang nyaman dan
bersih di kamar tidurnya. Anda bisa membacakan buku cerita dan memeluk anak hingga ia
tertidur, ketika ia merasa tidak nyaman.

Jangan lupa untuk membersihkan kamar anak dari asap rokok, debu, dan kotoran. Jika perlu, Anda
bisa menggunakan pelembap ruangan (humidifier) untuk menjaga kebersihan udara agar anak
dapat beristirahat dengan nyaman.

3. Coba berkumur air garam

Saat sedang terkena ISPA, anak akan merasakan batuk dan sakit tenggorokan. Keluhan tersebut
bisa diatasi dengan berkumur air garam hangat.

Caranya adalah dengan mencampurkan segelas air hangat dengan 2 sendok teh garam, dan
larutkan. Setelah itu, minta anak untuk berkumur dengan air garam tersebut lalu lepehkan. Meski
cukup efektif untuk meringankan gejala ISPA pada anak, cara ini hanya boleh dilakukan pada anak
berusia di atas 8 tahun.

4. Gunakan obat-obatan

Bila kondisi anak belum membaik, Anda bisa memberikan obat-obatan untuk membantu
meringankan gejala ISPA yang dirasakannya. Obat ini bisa berupa paracetamol untuk meredakan
demam dan nyeri, obat batuk, serta dekongestan untuk mengatasi pilek.

Namun sebelum memberikannya obat, pastikan Anda telah membaca petunjuk penggunaan dan
dosis pemberiannya sesuai yang tertera pada kemasan.

Agar anak tidak sering terkena ISPA, lakukanlah beberapa langkah pencegahan ISPA berikut ini:

 Hindari kontak langsung dengan orang yang sedang sakit.


 Ingatkan anak untuk mencuci tangan secara rutin, terutama setelah beraktivitas di luar rumah,
menyentuh benda kotor, sehabis buang air kecil maupun besar, dan sebelum makan.
 Ajari anak untuk selalu menutup hidung saat batuk dan bersin.
 Hindari berbagi mainan, peralatan makan, atau handuk dengan orang lain yang sedang sakit.
 Rutin membersihkan rumah dan benda-benda di yang ada di kamar tidur anak, seperti sprei,
selimut, dan mainannya.
 Lengkapi imunisasi anak.

ISPA pada anak memang dapat sembuh dengan sendirinya, terutama bila daya tahan tubuh anak
baik. Namun bila gejalanya tidak juga membaik setelah beberapa hari atau justru semakin
memburuk, segeralah periksakan anak ke dokter.

Demikian juga bila anak mengalami gejala yang perlu diwaspadai seperti telah dijelaskan di atas,
segeralah bawa anak ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

5. Etika Batuk
Etika batuk yang benar menurut sisi kesehatan

Etika batuk perlu untuk diketahui, karena dari hal ini Anda telah bertindak dalam proses
pencegahan infeksi. Mungkin saat batuk, Anda akan menutup mulut dengan telapak tangan.

Tujuan Anda mungkin baik, namun belum tentu benar dan justru cara ini akan menjadi media
penyebaran infeksi yang cepat. Dengan menutup telapak tangan, tanpa sadar Anda telah
memindahkan bakteri dari telapak tangan Anda ke orang lain melalui bersentuhan atau
bersalaman.

Batuk sendiri merupakan salah satu gejala atau tanda yang sering dialami setiap orang. Baik
karena adanya iritan seperti asap, debu, maupun benda asing di saluran napas, atau gejala dari
suatu penyakit seperti influenza, bronkitis, TBC dan beberapa penyakit lain.

Menariknya dari sisi kesehatan, batuk memiliki etiket tanpa memandang apakah batuk tersebut
disebabkan oleh gejala dari suatu penyakit menular atau hanya merupakan refleks pertahanan
tubuh akibat adanya benda asing atau iritan. Berikut adalah etiket batuk yang baik dan benar.

 Jika Anda ingin batuk, segeralah ambil tisu untuk menutupi tidak hanya mulut Anda tetapi
juga hidung Anda.
 Langsung buang tisu setelah digunakan menutup mulut dan hidung yang Anda gunakan
saat batuk ke dalam tempat sampah.
 Karena batuk merupakan refleks yang tidak dapat dikontrol, ada kalanya Anda tidak dalam
kondisi memegang atau membawa tisu. Batuklah pada bagian lengan atas Anda. Jangan
pada telapak tangan Anda. Mengapa? Bagian lengan atas merupakan bagian yang jarang
melakukan kontak baik dengan benda (seperti gagang pintu, alat makan, atau telepon)
maupun orang lain seperti saat jabat tangan.
 Cucilah tangan dengan sabun dan air mengalir.
 Jika sabun dan air tidak tersedia, kita dapat menggunakan hand sanitizer berbahan dasar
alkohol dengan konsentrasi alkohol setidaknya 60%.

Mengapa batuk harus pakai etiket?

Etika batuk hanya memiliki satu tujuan, yaitu untuk mengendalikan penyebaran infeksi yang
terjadi saat batuk. Tidak hanya di fasilitas kesehatan, tetapi juga dikantor, sekolah, pusat
keramaian maupun rumah Anda.
Batuk yang disebabkan adanya iritan mungkin tidak mengandung kuman berbahaya. Namun,
kuman atau flora normal yang ada di dalam rongga mulut yang dikeluarkan saat batuk, besar
kemungkinan akan membentuk koloni yang dapat memicu infeksi.

Terakhir, gunakan masker jika Anda batuk atau berada didekat orang batuk. Cobalah untuk
menjauhkan diri dari orang lain saat Anda batuk sehingga Anda tidak menyebarkan kuman. Jika
batuk terkait gejala penyakit, ada baiknya Anda beristirahat di rumah dan menghindari tempat
ramai seperti kantor dan sekolah bila memungkinkan.

Jadi, tutupi batuk Anda untuk mencegah penularan kuman yang dapat memicu penyakit bagi Anda
dan orang sekitar Anda. Aturan ini juga berlaku saat Anda bersin.

Anda mungkin juga menyukai