“MALARIA”
Disusun Oleh :
3. Junaidi 15.0239.574.01
4. Norlinda 15.0195.530.01
5. Salmiati 15.0203.538.01
SAMARINDA
2018
LAPORAN PENGESAHAN
Laporan satuan acara penyuluhan Selulitis. Oleh mahasiswa STIKES Wiyata Husada
Samarinda, prodi S1 Keperawatan 2018, kelompok 8 (semester 6A, Tingkat 3). Akan
dilaksanakan penyuluhan pada :
Hari : Minggu
Pembimbing Penyuluhan
Sasaran :
Waktu : 35 menit
Tempat :
Hari/Tanggal :
A. Tujuan Umum
Setelah dilaksanakan proses pembelajaran diharapkan peserta mampu memahami
tentang Selulitis
B. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan peserta penyuluhan mampu :
1. Mengetahui definisi dari Malaria
2. Mengetahui faktor penyebab dari Malaria
3. Mengetahui tanda dan gejala yang ditimbulkan dari Malaria
4. Mengetahui patofisiologi dari Malaria
5. Mengetahui pencegahan dari Malaria
6. Mengetahui penatalaksanaan medis Malaria
C. Materi
1. Pengertian dari Malaria
2. Faktor penyebab dari Malaria
3. Tanda dan gejala yang ditimbulkan dari Malaria
4. Patofisiologi dari Malaria
5. Pencegahan dari Malaria
6. Penatalaksanaan medis Malaria
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi
E. Media
1. Leaflet
2. Poster
F. Pengorganisasian
1. Pemateri : Norlinda
2. Moderator : Junaidi
3. Fasilitator : Desy Haslinda
Salmiati
4. Dokumentasi : Hayatunisa Nadiya Putri
G. Layout
PEMATERI POSTER
Norlinda
MODERATOR
Junaidi
DOKUMENTASI
Hayatunissa Nadiya Putri
DOSEN PENDAMPING
Ns. Sovia Nur linda,.M.Biomed
H. Kegiatan
1 Pendahuluan
-Memberi salam -Menjawab salam
-Menyampaikan pokok bahasan Moderator 5
-menyampaikan tujuan -Menyimak menit
-Kontrak Waktu
-Menjelaskan aturan kegiatan
I. Evaluasi
Struktural
1. Poster yang digunakan untuk menyampaikan materi diharapkan sudah benar-
benar siap
2. Kursi diharapkan cukup untuk peserta
3. Leaflet yang dibagikan diharapkan cukup untuk setiap peserta
Proses
1. Pada saat penyuluhan sedang berlangsung peserta diharapkan memperhatikan
materi yang disampaikan.
2. Pada saat penyuluhan dilaksanakan peserta nyaman dengan keadaan ruangan
3. Pada saat penyuluhan sedang dilaksanakan peserta dapat tenang dan rileks
dengan kegiatan penyuluhan ini.
Hasil
Evaluasi hasil dilakukan dengan memberikan 4 pertanyaan terkait dengan
Selulitis yang meliputi :
1. Apa pengertian dari Malaria
2. Apa penyebab dari Malaria
3. Apa tanda gejala dari Malaria
4. Cara Pecegahan dari Malaria
Adapun kriteria hasil yang diberikan adalah apabila peserta mampu
menjawab 80% dari 4 pertanyaan tersebut.
Materi Penyuluhan
A. Pengertian
Malaria adalah penyakit infeksi parasit yang disebabkan plasmodium yang menyerang
eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual di dalam darah. (Sudoyo
Aru,dkk 2009). Malaria adalah penyakit yang ditularkan oleh nyamuk ke manusia dan hewan
lain yang disebabkan oleh protozoa parasit (sekelompok mikroorganisme ber sel tunggal)
dalam tipe plasmodium. Malaria menyebabkan gejala yang biasanya termasuk demam,
kelelahan, muntah, dan sakit kepala.
B. Penyebab
Malaria disebabkan oleh parasit sporozoa plasmodium yang ditularkan melalui gigitan
nyamuk anopheles betina infektif. Sebagian besar nyamuk anopheles akan mengigit pada
waktu senja atau malam hari, pada beberapa jenis nyamuk puncak gigitannya adalah tengah
malam sampai fajar.
C. Manifestasi Klinis
1. Keluhan sebelum terjadinya demam : kelesuab, malaise, sakit kepala, sakit belakang,
merasa dingin di punggung, nyeri sendi dan tulang, demam ringan, anoreksia, perut tidak
nyaman, diare ringan dan kadang-kadang dingin.
2. Gejala klasik : triase malaria
a. Periode dingin (15-60 menit) : mengigil, badan bergetar, gigi-gigi saling terantuk,
temperature mulai naik, pada anak sering terjadi kejang.
b. Periode panas (2-12 jam) : muka merah, kulit kering dan terasa sangat panas, seperti
rasa terbakar, nyeri kepala, nadi cepat, panas badan tetap tinggi.
c. Periode berkeringat (2-4 jam) : berkeringat banyak dan temperature turun, dan merasa
sehat.
D. Patofisiologi
Plasmodium akan mengalami dua siklus. Siklus aseksual (skizogoni) terjadi pada
tubuh manusia, sedangkan siklus seksual (sporogoni) terjadi pada nyamuk. Siklus seksual
dimulai dengan bersatunya gamet jantan dan gamet betina (9) Untuk membentuk ookinet(10)
dalam perut nyamuk. Ookinet ini akan menembus dinding lambung untuk membentuk kista
diselaput luar lambung nyamuk(11) Waktu yang diperlukan sampai pada proses ini adalah 8-
35 hari, tergantung dari situasi lingkungan dan jenis parasitnya. Pada tempat inilah sprotozoit
menjadi matang dan siap ditularkan bila nyamuk mengigit manusia.
Manusia tergigit nyamuk infektif(1) akan mengalami gejala sesuai dengan jumlah
sporozoit, kualitas plasmodium, dan daya tahan tubuhnya. Sporozoit akan memulai stadium
eksoeritrositer dengan masuk ke sel hati(2). Di hati sporozoit matang menjadi skizon(3) yang
akan pecah(4) dan melepaskan merozoit jaringan(5). Merezoit akan memasuki aliran darah dan
menginfeksi eritrosit untuk memulai siklus eritrositer. Merozoit dalam eritrosit akan
mengalami perubahan morfologi yaitu : merozoit bentuk cincin trofozoit merozoit .
proses perubahan ini memerlukan waktu 2-3 hari, diantara merozoit-merozoit tersebut aka
nada yang berkembang membentuk gametosit untuk kembali memulai siklus seksual menjadi
(7).
mikrogamet (jantan) dan makrogamet (betina) Eritrosit yang terinfeksi biasanya pecah
yang bermanifestasi pada gejala klinis. Jika ada nyamuk yang mengigit manusia yang
terinfeksi ini. maka gametosit yang ada pada darah manusia akan terhisap oleh
nyamuk. Dengan demikian, siklus seksual pada nyamuk di mulai, demikian seterusnya penularan
malaria.
Masa inkubasi malaria sekitar 7-30 hari tergantung spesiesnya. Plasmodium falciparum
memerlukan waktu 7-14 hari, plasmodium vivax dan plasmodium ovale 8-14 hari, sedangkan
plasmodium malariae memerlukan waktu 7-30 hari. Masa inkubasi ini dapat memanjang karena
berbagai faktor seperti pengobatan dan pemberian profilaksis dengan dosis yang tidak adekuat.
E. Pencegahan
1. Tidur dengan kelambu
2. Hindari berpergian kedaerah yang diketahui sedang mengalami wabah malaria
3. Mengenakan pakaian tertutup jika terdapat di daerah endemic malaria
4. Gunakan obat anti nyamuk atau krim anti nyamuk
5. Vaksinasi malaria
F. Penatalaksanaan
Pengobatan
Untuk membunuh semua parasit malaria pada berbagai stadium (di hati maupun di
eritrrosit), dilakukan pengobatan secara radikal. Dengan pengobatan ini diharapkan terjadi
kesembuhan serta terputusnya rantai penularan. Mengingat sifatnya yang iritatif, semua obat
antimalarial sebaiknya tidak diberikan dalam kondisi perut kosong. Penderita harus makan
terlebih dulu sebelum minum obat antimalaria. Berikut ini metode pengobatan sesuai dengan
kebijakan Dinas Kesehatan Jawa tengah 2006.
1. Pengobatan malaria tanpa komplikasi
a. Pengobatan malaria falciparum
1) Pengobatan lini pertaman malaria falciparum menurut kelompok umur
a) Lini pertama pengobatan P. falciparum adalah artesunat + amodiakuin +
primakuin
b) Pemberian artesunat dan amodiakuin bertujuan untuk membunuh parasite
stadium aseksual, sedangkan primakuin untuk membunuh gametosit yang ada
didalam darah
c) Setiap kemasan artesunat + amodiakuin terdiri dari dua blister. Pertama adalah
blister amodiakuin yang terdiri dari 12 tablet, setiap tablet mengandung 153
mg amodiakuin basa yang setara dengan 200 mg amodiakuin. Yang kedua
adalah blister artesunat 4 mg/kg berat badan
d) Obat kombinasi diberikan peroral selama 3 (tiga) hari dengan dosis tunggal
harian amodiakuin basa 20 mg/kgBB dan artesunat 4 mg/kg berat badan
e) Primakuin tablet berwarna jingga kecoklatan mengandung 15 mg prmakuin
basa yang setara dengan 25 mhg primakuin, peroral dengsn dosi tunggal 0,75
mg basa/kgBB , diberikan pada hari pertama. Primakuin tidak boleh diberikan
pada ibu hamil, bayi berusia <1 tahun, dan penderita defisiensi G6-PD.
I Artesunat ¼ ½ 1 2 3 4
Amodiakui ¼ ½ 1 2 3 4
Primakuin - - ¾ 1½ 2 2-3
Artesunat ¼ ½ 1 2 3 4
II
Amodiakuin ¼ ½ 1 2 3 4
Klorokuin ¼ ½ 1 2 3 4
III
Amodiakuin ¼ ½ 1 2 3 4
f) Pengobatan efektif jika sampai hari ke-28 (H28) setelah pemberian obat,
gejala klinisnya (demam dan gejala lain) berkurang (sejak H4) dan parasite
malaria stadium aseksual tidak ditemukan lagi (sejak H7)
g) Pengobatan tidak efektif bila sampai H28 gejala klinisnya memburuk dan
parasit aseksual masih ditemukan (positif) atau gejala klinisnya tidak
memburuk tetapi parasite aseksual tidak berkurang (persisten) atau timbul
kembali (rekrudesensi)
h) Pengobatan lini kedua diberikan bila pengobatan lini pertama tidak efektif,
gejala klinis tidak memburuk tetapi parasit aseksual tidaka berkurang
(persisten) dan timbul kembali (rekrudesensi).
Primakuin - ¾ 1½ 2 2-3
doksisiklin - - - 2 x 1 ** ***)
*) Dosis diberikan dalam kg/BB
**) 2X 50 mg doksisiklin
***) 2 x 100 mg doksisiklin
I Tetrasiklin - - - *) 4 x 1 **)
Primakuin - ¾ 1½ 2 2-3
Sulfadoksin
I *) ¾ 1½ 2 2-3
Primetamin
(SP)
Primakuin - ¾ 1½ 2 2-3
Klorokuin ¼ ½ 1 2 3 3-4
H1
Primakuin - - ¼ ½ ¾ 1
Klorokuin ¼ ½ 1 2 3 3-4
H2
Primakuin - - ¼ ½ ¾ 1
Klorokuin 1/8 ¼ ½ ½ 1½ 2
H3
Primakuin - - ¼ ½ ¾ 1
H4-
Primakuin - - ¼ ½ ¾ 1
14
H1-14 Primakuin - - ¼ ½ ¾ 1
H1 Klorokuin ¼ ½ 1 2 3 3-4
Primakuin - - ½ 1 1½ 2
H2 Klorokuin ¼ ½ 1 2 3 3-4
Primakuin - - ½ 1 1½ 2
H3 Klorokuin 1/8 ¼ ½ 1 1½ 2
Primakuin - - ½ 1 1½ 2
H4 Primakuin - - ½ 1 1½ 2
Lama Jenis obat Jumlah Tablet per Hari Menurut Kelompok Usia
pemberian
dalam 0-1 2-11 1-4 5-9 10-11 ≥ 15
Minggu bulan bulan tahun tahun tahun tahun
H1 Klorokokui ¼ ½ 1 2 3 3-4
n
H2 klorokokui ¼ ½ 1 2 3 3-4
n
H3 klorokokui 1/8 ¼ ½ 1 1 ½ 2
n
Hari Jenis Obat Jumlah Tablet per Hari Menurut Kelompok Usia
H1 Klorokuin ¼ ½ 1 2 3 3-4
Primakuin - - ¾ 1½ 2 2-3
H2 Klorokuin ¼ ½ 1 2 3 3-4
H3 Klorokuin 1/8 ¼ ½ 1 1 ½ 2
b. Bila pengobatan tidak efektif (gejala klinis tidak membaik bahkan memburuk)
penderita harus segera dirujuk untuk mendapat kepastian diagnosis dan mendapatkan
pengobatan yang adekuat.
b. Beberapa keadaan lain yang juga digolongkan sebagai malaria berat yaitu :
1) Gangguan kesadaran ringan (GCS <15)
2) Kelemahan otot (tidak bisa duduk atau berjalan tanpa kelainan neurologic)
3) Hiperparasitemia >5%
4) Icterus (kadar bilirubin darah >3 mg%)
5) Hiperpireksia (temperature rektal >40°C pada orang dewasa, >41°C pada anak).