Anda di halaman 1dari 28

5

BAB II
TINJAUAN LAHAN

A. Gambaran umum Rumah Sakit


1. Sejarah singkat

Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin (RSUDZA) adalah salah
satu instansi pelayanan publik yang memberikan pelayanan kesehatan
langsung kepada masyarakat khususnya pelayanan rawat jalan maupun rawat
inap.Rumah sakit ini berdiri pada tanggal 22 Februari 1979 atas dasar
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 551/ Menkes/ SK/2F/1979 yang
menetapkan RSU dr. Zainoel Abidin sebagai rumah sakit kelas C.

Selanjutnya dengan SK Gubernur Daerah Istimewa Aceh No.


445/173/1979 tanggal 7 Mei 1979 Rumah Sakit Umum (RSU) dr. Zainoel
Abidin ditetapkan sebagai Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Zainoel
Abidin.Kemudian dengan adanya Fakultas Kedokteran Unsyiah, maka
dengan SK Menkes RI No. 233/Menkes/SK/ IV/1983 tanggal 11 Juni 1983,
RSUD dr. Zainoel Abidin ditingkatkan kelasnya menjadi rumah sakit kelas B
Pendidikan dan rumah sakit rujukan untuk Propinsi Daerah Istimewa Aceh.

Dalam rangka menjamin peningkatkan mutu dan jangkauan


pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan masyarakat serta optimalisasi fungsi
rumah sakit rujukan dan juga sebagai rumah sakit pendidikan, maka dengan
Peraturan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Aceh Nomor 8 Tahun 1997
tanggal 17 Nopember 1997 dilakukan penyempurnaan Susunan Organisasi
dan Tata Kerja RSUD dr. Zainoel Abidin.Selanjutnya berdasarkan SK
Menkes RI No.153/Menkes/SK/II/1998 tentang Persetujuan Rumah Sakit
Umum Daerah digunakan se bagai tempat pendidikan calon dokter dan
dokter spesialis.

Telah dikukuhkan kembali RSUD dr. Zainoel Abdian sebagai Rumah


Sakit Kelas B Pendidikan. Pada tanggal 27 Agustus 2001 me lalui Per da No.
41 tahun 2001 RSUD dr. Zainoel Abidin ditetapkan perubahan dari UPTD
(Unit Pelayanan Teknis Daerah) menjadi LTD (Lembaga Teknis Daerah)
dalam bentuk “Badan Pelayanan Kesehatan (BPK)” yang berada dibawah
dan bertanggung jawab kepada Gubernur Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam.

2. Motto, Visi, Misi, dan Tujuan


a. Motto
Memberi lebih dari yang diharapkan

Tim Manajemen Keperawatan Kelompok II


DIV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Aceh, 2020
6

b. Visi
Terwujudnya rumah sakit terkemuka dalam pelayanan,
pendidikan, dan penelitian yang berstandar internasional.
c. Misi

1) Meningkatkan kompetensi SDM melalui pendidikan, penelitian


berstandar internasional.

2) Memberikan pelayanan kesehatan individu yang menyenangkan


dan mampu memberikan kepuasan terhadap pelanggan.

3) Mendukung upaya Pemerintah Aceh dalam meningkatkan derajat


kesehatan masyarakat untuk mencapai Sustainable Development
Goals (SDGs) yang diaplikasikan melalui pencapaian Human
Depelopment Indeks.

4) Menerapkan prinsip-prinsip islami dalam pengembangan sistem


pelayanan kesehatan, administratif dan pengelolaan keuangan.

d. Tujuan

1) Meningkatkan Kompetensi SDM di semua lini.

2) Terselenggaranya sistem dan prosedur sesuai dengan ketentuan yang


mampu menjawab tuntutan masyarakat dan berprinsip terhadap
bisnis yang sehat.

3) Memberikan pelayanan kesehatan individu yang menyenangkan dan


Terselenggaranya pelayanan yang menyenangkan dan mampu
memberikan kepuasan terhadap pelanggan.

4) Terwujudnya peningkatan derajat kesehatan masyarakat Aceh


melalui upaya pelayanan kesehatan di RSUD dr. Zainoel Abidin.

5) Terselenggaranya pengelolaan keuangan yang efektif dan efisien


dalam transparansi dan keterjangkauan

3. Keorganisasian RSUDZA

4. Jenis-Jenis Pelayanan Kesehatan


1. Pelayanan Gawat Darurat

Tim Manajemen Keperawatan Kelompok II


DIV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Aceh, 2020
7

RSUDZA menyelenggarakan pelayanan Gawat Darurat secara terus


menerus selama 24 jam, 7 hari dalam seminggu. RSUDZA melaksanakan
pelayanan gawat darurat level IV, yang memberikan pelayanan sbb:

1) Diagnosis dan penanganan permasalahan pada Airway,


Breathing, Circulation dengan alat-alat yang lebih lengkap
termasuk ventilator
2) Penilaian disability, penggunaan obat, EKG, defibrilasi
3) Observasi/ Ruang Resusitasi
4) Bedah cito
Sarana yang tersedia untuk pelayanan gawat darurat terdiri dari:

1) Ruang Triage
2) Ruang Resusitasi
3) Ruang Tindakan yaitu : Ruang Tindakan Bedah, Medikal, Anak,
serta Obgyn
4) Ruang Isolasi untuk pasien infeksi
5) Ruang Dekontaminasi
6) Ruang Ruang Observasi
7) HCU (HIGH CARE UNIT)
8) Ruang Transit Rawat Inap (IGD II)
2. Pelayanan Rawat Inap
 Nama Ruang Rawat Inap Lt. I Gedung Baru RSUD dr. Zainoel
Abidin :
No Nama Ruang Fungsi Ruang
1. Aqhsa 1 Ruang Isolasi / Kelas 1
2. Aqhsa 2 Ruang Penyakit Dalam Pria
3. Aqsha 3 Ruang Panyakit Dalam Wanita
4. Arafah 1 Ruang Anak
5. Arafah 2 Ruang Kebidanan
6. Arafah 3 Ruang Penyakit Kandungan
7. Bersalin Ruang Bersalin
8. HCU Medical HCU Medical
9. Mina 1 Ruang Saraf Pria

Tim Manajemen Keperawatan Kelompok II


DIV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Aceh, 2020
8

10 Mina 2 Ruang Saraf Wanita


.
11 Zamzam 1 Ruang VIP
.
12 Zamzam 2 Ruang VIP
.
13 NICU Ruang NICU
.

Nama Ruang Rawat Inap Lt. II Gedung Baru RSUD dr. Zainoel
Abidin :
No Nama Ruang Fungsi Ruang
1. Raudhah 1 Ruang Rawat Pelayanan Jantung
Terpadu
2. Raudhah 2 Ruang Bedah Anak
Ruang Bedah Urologi
Ruang Bedah TKV Infeksi
Ruang Bedah Mulut

3. Raudhah 3 Ruang Bedah Onkologi


Ruang Bedah Plastik
Ruang Bedah Saraf
Ruang Bedah Digestif

4. Raudhah 4 Ruang Bedah Onkologi


Ruang Bedah Plastik
Ruang Bedah TKV
Ruang Bedah Mulut

5. Raudhah 5 Ruang Bedah Urologi


Ruang Bedah Digestif
Ruang Bedah Saraf

6. Raudhah 6 Ruang Bedah Orthopedi Wanita


7. Raudhah 7 Ruang Bedah Orthopedi Pria
8. Zamzam 3 Ruang VIP
9. Zamzam 4 Ruang VIP
10. HCU Surgical Ruang HCU Surgical
11. Nabawi Ruang Kulit & Kelamin/Mata/THT
12. Shafa Ruang Jantung dan Paru (Non TB)
13. ICU 1 ICU 1

Tim Manajemen Keperawatan Kelompok II


DIV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Aceh, 2020
9

14. ICU 2 ICU 2


15 ICCU ICCU
16. PICCU PICCU

Nama Ruang Rawat Inap Pada RSUD dr. Zainoel Abidin Lama :

N Nama Ruang Fungsi Ruang


O

1. Thursina 1 Ruang Kemoterapi Anak dan


Thalasemia

2. Thursina 2 Ruang Kemoterapi Dewasa

3. RHCU Ruang Pelayanan Intensif Paru

4. Marwah Ruang Pelayanan Tuberculosis


Terpadu

Nama unit rawat jalan :

No Nama Poliklinik Lokasi


1. Anak Lantai 1 – RS baru
2. Endokrin Lantai 1 – RS baru
3. Jantung Lantai 1 – RS baru
4. Mata Lantai I – RS Baru
5. Paru Lantai I – RS Baru
6. THT Lantai I – RS Baru
7. Kulit dan Kelamin Lantai I – RS Baru
8. Saraf Lantai I – RS Baru
9. Gigi dan Mulut RS Lama
10 Penyakit Dalam Lantai I – RS Baru
.
11 Kebidanan dan Ginekologi Lantai I – RS Baru
.
12 Bedah Ortopedi Lantai I – RS Baru
.
13 Bedah Onkology Lantai I – RS Baru

Tim Manajemen Keperawatan Kelompok II


DIV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Aceh, 2020
10

.
14 Bedah Anak Lantai I – RS Baru
.
15 Bedah Thorax Lantai I – RS Baru
.
16 Bedah Plastik Lantai I – RS Baru
.
17 Bedah Urology Lantai I – RS Baru
.
18 Bedah Saraf Lantai I – RS Baru
.
19 Bedah Digestif Lantai I – RS Baru
.
20 Rehabilitasi Medis Lantai I – RS Baru
.
21 Medical Checkup Lantai I – RS Baru
.
22 VCT Lantai I – RS Baru
.
23 Jiwa RS Lama
.
24 Anestesi Lantai II – RS Baru
.
25 Psikologi RS Lama
.

B. Pengumpulan data

1. MAN
Gambaran hasil analisa situasi diruangan Arafah 1 RSUD dr. Zainoel
Abidin Banda Aceh dideskripsikan sebagai berikut :

a. Gambaran ketenagaan Perawat diruangan Arafah 1

Perawat di ruangan diruangan Arafah 1 RSUD dr. Zainoel Abidin


Banda Aceh, 1 orang kepala ruangan dengan jenjang pendidikan
Ners,dan 1 wakil kepala ruangan yang dengan jenjang pendidikan Ners,

Tim Manajemen Keperawatan Kelompok II


DIV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Aceh, 2020
11

6 orang perawatahli dengan jenjang pendidikan Ners dan 1 orang


perawat ahli dengan jenjang pendidikan S.Kep,6 orang perawat ahli
dengan jenjang pendidikan Kebidanan, 11 orang perawat ahli dengan
jenjang pendidikan DIII Keperawatan, dan 1 orang Administrasi.

b. Proses Rekruitmen dan Seleksi Tenaga Kerja


Schular dan Jackson (1997) mengatakan “ Rekruitmen antara lain
meliputi upaya pencarian sejumlah calon karyawan yang memenuhi
syarat dalam jumlah tertentu sehingga dari mereka perusahan dapat
menyeleksi orang-orang yang paling tepat untuk mengisi lowongan
pekerjaan yang ada. Stoner (1992) mengatakan “ Rekruitmen
dimaksudkan untuk menyediakan sekelompok calon yang cukup besar
sehingga organisasi yang bersangkutan akan dapat menyeleksi karyawan
yang memenuhi syarat sesuai yang dibutuhkan”.
Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa rekruitmen adalah
upaya untuk mencari tenaga kerja yang memenuhi syarat, tepat, kualitas,
dan kuantitas untuk diperkerjakan dalam dan oleh perusahaan pada
waktu yang dibutuhkan, sedangkan seleksi merupakan proses pemilihan
staf baru atau calon tenaga yang tepat sesuai dengan posisi yang kosong.
Metode rekruitmen yang diterapkan di ruanganArafah 1 RSUD dr.
Zainoel Abidin Banda Aceh, melalui ujian CPNS dari Departemen
Kesehatan Pusat RI dan tenaga kontrak yang langsung di rektrut oleh
pihak rumah sakit.
Orientasi

Dalam proses memasuki tempat kerja baru, perlu adanya program


orientasi dimana kegitan ini bertujuan memberikan pemahaman kepada
tenaga baru dalam menjalankan tugasnya. Pemahaman ini diberikan agar
dalam menjalankan tugasnya pegawai baru dapat menyesuiakan dengan
prosedur yang ada di rumah sakit.

Pada proses orientasi, pegawai baru akan melakukan orientasi


terhadap pekerjaan dan rumah sakit, dimana diperlukan waktu sekitar 2
minggu untuk dapat beradaptasi.

Tim Manajemen Keperawatan Kelompok II


DIV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Aceh, 2020
12

Orientasi memberikan gambaran tentang tugas pokok di rumah sakit


dengan tujuan :

1) Mempercepat proses adaptasi dan kerja sesuai dengan bidangnya


masing-masing.
2) Memahami tugas, kewajiban, wewenang, dan prosedur kerja.
3) Memahami tujuan, falsafah dan peraturan-peraturan dilingkungan
rumah sakit serta kebijakan pimpinan rumah sakit.
4) Memahami prosedur-prosedur pengamanan dalam berbagai bidang di
berbagai unit kerja
5) Memahami tehnik-tehnik mengerjakan basic life support dalam
keadaan darurat.
6) Memahami prosedur tentang penilaian terhadap penampilan kerja
staff keperawatan.
Proses orientasi pegawai baru diruang Arafah 1 RSUD dr. Zainoel
Abidin Banda Acehdilakukan selama 2 minggu yang kinerjanya dinilai
langsung oleh kepala ruangan, selanjutnya kepala ruangan akan
menyampaikan penilaiannya kepada Kapokja Instalasi dan diteruskan
kebidang keperawatan, selanjutnya pegawai yang sudah diberikan
penilaian akan di tempatkan di ruangan yang sudah di tentukan.

c. Pengaturan ketenagaaan Perawat diruangan Arafah 1


Pengaturan ketenagaan diruangan Arafah 1 RSUD dr. Zainoel Abidin
Banda Aceh diatur berdasarkan tingkat ketergantungan pasien dinilai
dengan instrument BOR (Bed Ocuping Rate) yang ada di ruang arafah 1
sebagai berikut: pada shift pagi 10 orang perawat, shift sore 6 orang
perawat, shift malam 6 orang perawat dan perawat yang libur/off
sebanyak orang.

Pembagian jam kerja:

1) Shift Pagi : 08.00-14.00 WIB


2) Shift Sore : 14.00-20.00 WIB
3) Shift Malam : 20.00-08.00 WIB

Tim Manajemen Keperawatan Kelompok II


DIV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Aceh, 2020
13

Rumus Douglas

Tabel jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan berdasarkan tingkat


ketergantungan pasien.

No Tingkat ketergantungan Jumlah kebutuhan tenaga


. Tingkat Jumlah Pagi Sore Malam
ketergantungan Pasien
1. Total care 28 orang 28x0,36=10,08 28x0,3=8,4 28x0,2=5,6
Jumlah 28 orang 10,08=11 8,4=8 5,6=7
Berdasarkan perhitungan diatas,maka:

Pagi : 11 orang
Sore : 8 orang
Malam : 7 orang +
26orang
Jadi, jumlah perawat yang di butuhkan berdasarkan ketergantunga pasien
adalah:
P+S+M+1 karu+ 1 waka + 2 katim =11+8+7+1+1+2= 30 perawat
d. Analisis beban kerja
Analisis beban kerja di ruangan Arafah 1 RSUD dr. Zinoel Abidin
Banda Aceh, saat perencanaan tugas di ruangan, setiap perawat
pelaksana diberikan tanggung jawab pasien lebih dari 3 orang.
e. Lingkungan Kerja
Proses asuhan keperawatan dan proses manajerial supaya
terlaksana secara optimal maka Arafah 1 RSUD dr. Zinoel Abidin Banda
Acehdengan jumlah bed yang tersedia 28 buah di bagi berdasarkan
kamar 1, 2 dan 3 yang terdiri dari 2 bed setiap kamar, serta kamar 4 dan
kamar 5 yang terdiri dari 4 bed setiap kamar, serta kamar 6 dan 7 yang
terdiri 6 bed pada setiap kamar. Rumah sakit memberikan kesempatan
yang seluasnya untuk mengembangkan dan meningkatkan SDM stafnya
yaitu memberikan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang
yang lebih tinggi (S1 Keperawatan), dan mengenai pengaturan jadwal
dinas disesuaikan oleh kepala ruangan. Perawat juga diberikan
kebebasan untuk mengikuti pelatihan yang terkait dengan keperawatan
yang diadakan oleh pihak rumah sakit maupun di luar rumah sakit dr.

Tim Manajemen Keperawatan Kelompok II


DIV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Aceh, 2020
14

Zainoel Abidin. Perawat ruangan Arafah 1 hampir sebagian pernah


mengikuti pelatihan komunikasi efektif.
Kepala ruangan Arafah 1 juga menggadakan pertemuan bulanan.
Pertemuan bulanan dilakukan bulan pada untuk membahas permasalahan
yang terjadi selama sebulan di ruangan Arafah 1, baik yang berhubungan
dengan pasien maupun yang berhubungan ada masalah yang tidak dapat
diselesaikan oleh perawat dan katim maka diserahkan kepada Kepala
Ruangan sebagai konsultasi kerja.
Kepala ruangan juga melakukan penilaian terhadap kinerja perawat
dengan setiap sebulan sekali, selain itu kepala ruangan juga memberikan
teguran/punishment langsung kepada perawat yang melakukan kelalaian
dalam bekerja, kepala ruangan juga memberikan pujian/reward secara
langsung pada perawat yang berprestasi dalam kerjanya dan menjadikan
perawat tersebut sebagai role model terhadap perawat yang lain.
f. Distribusi Frekuensi TingkatKepuasan Pasien terhadap
Pelayanan di RuangArafah 1 RSUD dr. Zinoel Abidin Banda
Aceh.
Kepuasan pasien

Frequency Percent

Valid Tidak puas 4 15


Cukup puas 9 32
Puas 12 42
Sangat puas 3 11
Total 28 100.0

Berdasarkan dari hasil kuesioner yang dibagikan pada 28 orang pasien dengan
kriteria lama hari rawat lebih dari 3 hari diperoleh hasil bahwa (14%) menyatakan
tidak puas dengan pelayanan perawatan di ruangan Arafah 1,(32%) menyatakan
cukup puas dengan pelayanan pelayanan perawatan di ruangan Arafah 1, (42%)
menyatakan puas dengan pelayanan perawatan di ruangan Arafah 1 dan (11%)
menyatakan sangat puas dengan pelayanan perawatan di ruangan Arafah 1.

Tim Manajemen Keperawatan Kelompok II


DIV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Aceh, 2020
15

2. MATERIAL
Pengadaan barang logistik di ruang Arafah 1 RSUD dr Zainoel Abidin Banda
Aceh, ditanggungjawab oleh 2 orang pegawai ruangan. Barang logistik yang
dibutuhkan akan disampaikan kepada kepala ruangan lalu dilaporkan kepada instalasi.
Jika persediaan habis, maka penanggungjawab peralatan akan mendaftarkannya dan
melaporkan kepada kepala ruangan. Waktu untuk permintaan logistik dilakukan saat
barang logistik diperlukan, tanpa ada ketetapan waktu yang rutin.
Lokasi dan denah ruangan Arafah 1 RSUD dr Zainoel Abidin Banda Aceh,
terdiri dari : Nurse Station, kamar 1, kamar 2, kamar 3, kamar 4, kamar 5, kamar 6,
dan kamar 7.

KAMAR KAMAR
1 4

KAMAR
2
KAMAR
5
KAMAR
3

KAMAR
OBAT

KAMAR N
KAMAR
TINDAKAN U
6
R
S
E
S
T
A
S KAMAR
I 7
O
N

ISO 1

Tim Manajemen Keperawatan Kelompok II


DIV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Aceh, 2020
16

ISO 2

C. Analisa Masalah
FUNGSI MANAJEMEN
a. Planning
Kepala Ruangan :
1. perawat di ruang Arafah 1 belum tercukupi.
2. Tingkat pendidikan terakhir sudah sesuai, yaitu Ners dan D3
Keperawatan.
3. Setiap bulan ada pertemuan dengan perawat diruangan.
4. Perencanaan kerja dan membagi tugas dilakukan saat post conference.
Perawat :
1. 1 perawat diberi tanggung jawab lebih dari 3 pasien.
2. Perencanaan keperawatan (pengkajian, diagnosa, implementasi dan
evaluasi)dilakukan oleh perawat pelaksana.
3. Menyampaikan keluhan pasien dan menjalankan instruksi dokter saat
berkolaborasi dengan tim medis lain.

b. Organizing

Kepala Ruangan :

1. Visi dan misi tidak dipajang karena peraturan dari rumah sakit.

2. Struktur organisasi tidak dipajang karena akreditas rumah sakit.

3. Metode tim digunakan dalam penugasan.

4. Hand hygine telah diterapkan dengan fasilitas yang memadai.

5. Pengalaman kerja dan senioritas menjadi dasar dalam mengatur


jadwal dinas.

6. Penempatan pasien berdasarkan golongan penyakit.

7. Mengelola arsip pasien

8. Pengadaan barang habis pakai dilakukan setiap bulan.

Tim Manajemen Keperawatan Kelompok II


DIV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Aceh, 2020
17

9. Alat yang tidak memadai, rusak dan barang yang sudah habis menjadi
hambatan dalam bekerjasama dalam perawatan pasien.

Perawat :

1. Bertanggung jawab kepada ketua tim. Setiap permasalahan yang


terjadi antar perawat pelaksana diselesaikan oleh ketua tim

2. Waktu istirahat tidak cukup.

3. Fasilitas cuci tangan sudah memadai.

c. Staffing

Kepala Ruangan :

1. Terlibat dalam seleksi perawat

2. Roster menjadi pedoman dalam pembagian tugas kerja.

3. 2 minggu waktu orientasi perawat baru diruangan.

4. Rapat tiap bulan dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.

5. Setiap tahun ada pelatihan BHD,komunikasi efektif, K3 dan cuci


tangan kepada perawat.

Perawat :

1. pernah mengikuti pelatihan dasar seperti APAR, BHD,dan


komunikasi efektif.

2. Perawat di perbolehkan untuk melanjutkan pendidikan.

3. 31% perawat belum mengerti dengan istilah jenjang karir perawat.

Masker dan sarung tangan tersedia.

d. Directing

Kepala Ruangan :

1. Pengarahan diberikan setiap hari tergantung maslah yang didapat.

2. Memberikan apresiasi kepada perawat berupa terima kasih.

3. Menegur jika perawat melakukan kesalahan aatau kelalaian.

Tim Manajemen Keperawatan Kelompok II


DIV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Aceh, 2020
18

4. Menyelesaikan konflik internal dengan musyawarah.

5. Menyampaikan dengan baik untuk menjaga kebersihan kepada tenaga


medis dan non tenaga medis.

Perawat :

1. Operan dilakukan oleh (katim bersama katim shif berikutnya begitu


juga perawat pelaksana)

2. Kepala ruangan memberikan pujian pada proses keperawatan yang


berhasil serta bersikap adil dalam memimpin.

3. Setiap bulan diadakan forum pertemuan.

4. Kepala ruangan yang membimbing dalam bekerja.

c. Staffing

Kepala Ruangan :

1. Terlibat dalam seleksi perawat

2. Roster menjadi pedoman dalam pembagian tugas kerja.

3. 2 minggu waktu orientasi perawat baru diruangan.

4. Rapat tiap bulan dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.

5. Setiap tahun ada pelatihan BHD,komunikasi efektif, K3 dan cuci


tangan kepada perawat.

Perawat :

1. pernah mengikuti pelatihan dasar seperti APAR, BHD,dan


komunikasi efektif.

2. Perawat di perbolehkan untuk melanjutkan pendidikan.

3. 31% perawat belum mengerti dengan istilah jenjang karir perawat.

d. Directing

Kepala Ruangan :

1. Pengarahan diberikan setiap hari tergantung maslah yang didapat.

Tim Manajemen Keperawatan Kelompok II


DIV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Aceh, 2020
19

2. Memberikan apresiasi kepada perawat berupa terima kasih.

3. Menegur jika perawat melakukan kesalahan aatau kelalaian.

4. Menyelesaikan konflik internal dengan musyawarah.

5. Menyampaikan dengan baik untuk menjaga kebersihan kepada tenaga


medis dan non tenaga medis.

Perawat :

1. Operan dilakukan oleh (katim bersama katim shif berikutnya begitu


juga perawat pelaksana)

2. Kepala ruangan memberikan pujian pada proses keperawatan yang


berhasil serta bersikap adil dalam memimpin.

3. Setiap bulan diadakan forum pertemuan.

4. Kepala ruangan yang membimbing dalam bekerja.

e. Controlling

Kepala Ruangan :

1. Semua perawat diruangan mampu membuat catatan


(pendokumentasian) dan sudah sesuai dengan proses keperawatan.

2. Tindakan yang dilakukan perawat berdasarkan procedure tetap

3. SOP alat (seperti EKG, infus Pump) sudah ada tapi belum terpajang.

4. Memantau agar kebijakan dan aturan rumah sakit terjalankan.

5. Penilaian kerja dilakukan akhir tahun.

6. Reward yang didapatkan perawat berupa nilai. 

Perawat :

1. perawat mengatakan implementasi asuhan keperawatan yang


dilakukan kepada pasien sudah berdasarkan standar praktek
keperawatan

2. perawat memantau ke ruang rawat untuk mengawasi prilaku tidak


disiplin atau ketidakpatuhan pasien

Tim Manajemen Keperawatan Kelompok II


DIV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Aceh, 2020
20

Kepuasan Kerja Perawat

Tim Manajemen Keperawatan Kelompok II


DIV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Aceh, 2020
21

Gaya Kepemimpinan Perawat


100% 0% 0% 0% 0%
90% 13%19%6%
80% 31% 31%
50%
70% 63%
60% 81% 75% 19% 75%
50%100% 38%
40% 88%75%
30% 48% 0.5
20% 38%19%31% 6%
10% 0%
0 0 19%
0 0%
0 0 0%
0 0 0.13
0% 6% 0.06 6%

Tidak Pernah Jarang Sering Selalu

Kepuasan Pasien
15% 80% 5%
0%
0
Pasien merasa senang berbicara dengan perawat. 0% 75% 20% 5%0
10%15% 75% 0%
0
Perawat dapat mengerti masalah pasien. 0% 60% 35% 5%0
20% 60% 20%0%0
Perawat memberi pentujuk tentang tata cara pengobatan pasien. 15% 40% 45% 0%
0
10% 55% 25% 10%0
Perawat menjelaskan dengan Bahasa yang sederhana.5% 70% 20% 5%0
10% 45% 35% 10%0
Perawat melakukan tindakan dengan nyaman.5% 60% 35% 0% 0
10% 65% 10%15%0
Perawat memberitahu tentang hasil tes secara jelas. 15% 50% 35% 0% 0
0% 20% 40% 60% 80% 100% 120%

Sangat Puas Puas Cukup Puas


Tidak Puas Sangat Tidak Puas

Tim Manajemen Keperawatan Kelompok II


DIV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Aceh, 2020
22

Tim Manajemen Keperawatan Kelompok II


DIV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Aceh, 2020
5

D. Identifikasi Masalah
Bedasarkan hasil pengkajian dapat disimpulkan bahwa masalah yang ada di ruang arafah 1 adalah sebagai berikut :
1. Beban kerja perawat tidak sesuai.
2. Operan serta pre dan post conference belum terlaksana dengana maksimal.
3. Dokumentasi proses keperawatan (pengkajian, diagnosa, implementasi dan evaluasi)dilakukan oleh perawat pelaksana.
4. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang hand hygiene.
5. Alat medis belum memadai.
6. SOP alat belum terpajang.
7. Perawat belum mengerti tentang jenjang karir perawat.

E. Prioritas Masalah
Prioritas masalah dilakukan dengan tekhnik kriteria matriks dengan memeperhatikan aspek-aspek sebagai berikut ;
• Mg (Magnitude) : Seringnya masalah terjadi
• Sv ( Severity) : Besarnya kerugian yang ditimbulkan
• Mn (Managebility) : Kemampuan menyelesaikan masalah
• Nc (Nursing Concern): Fokus pada keperawatan
• Af (Affordability) : Ketersedian sumber daya

Tim Manajemen Keperawatan Kelompok II


DIV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Aceh, 2020
6

No Masalah   Total
Mg Sv Mn Nc Af
1 Ruangan arafah 1 belum  1  3  1  1  1  7
menampilkan SOP pada alat medis.
2 Operan serta pre dan post  4  4  4  1  4  17
conference belum terlaksana
dengana maksimal.
3 Kurangnya pengetahuan keluarga  2  4  1  4  4  15
mengenai hand hygiene
4 Dokumentasi proses keperawtan 1 1 1 1 1 5
(pengkajian, diagnosa, implementasi
dan evaluasi) dilakukan oleh
perawat pelaksana.
5 Alat medis belum memadai. 1 1 1 1 1 5

Tim Manajemen Keperawatan Kelompok II


DIV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Aceh, 2020
7

6 Beban kerja perawat tidak sesuai. 4 4 4 4 4 20

7 Perawat belum mengerti tentang 1 1 1 1 1 5


jenjang karir perawat.
Keterangan:
Nilai 1 : sangat kurang sesuai
Nilai 2 : kurang sesuai
Nilai 3 : cukup sesuai
Nilai 4 : sangat sesuai

Tim Manajemen Keperawatan Kelompok II


DIV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Aceh, 2020
8

N Masalah Alternatif Penyelesaian


o Masalah
1. Serta pre dan post conference
Mengajukan kepada kepala
belum terlaksana dengana ruangan agar pre dan post
maksimal. conference terlaksana.
2. Ketidakpatuhan keluarga
Merubah prilaku keluarga agar
tentang hand hygiene patuh terhadap pentingnya hand
hygine.
3. Beban kerja perawat tidak • Mengusulkan
sesuai. penambahan tenaga
kerja perawat.
• Mengusulkan ruangan
baru khusus anak.

Tim Manajemen Keperawatan Kelompok II


DIV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Aceh, 2020
9

Tim Manajemen Keperawatan Kelompok II


DIV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Aceh, 2020
5

F. Rencana Strategi
Seleksi Alternatif Penyelesaian Masalah menggunakan pembobotan CARL, yaitu :
• C : Capability, artinya kemampuan melaksanakan alternatif
• A : Accesability, artinya kemudahan dalam melaksanakan alternatif
• R : Readiness, artinya kesiapan dalam melaksanakan alternatif
• L : Leverage, artinya daya ungkit alternatif tersebut dalam menyelesaikan masalah

N Alternatif Penyelesaian C A R L Total


o Masalah

1 Mengajukan kepada kepala ruangan agar  1  3  2  3  9


pre dan post conference terlaksana.

Tim Manajemen Keperawatan Kelompok II


DIV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Aceh, 2020
6

2 Merubah prilaku keluarga agar patuh  5  5  5  5  20


terhadap pentingnya hand hygine.

3 Mengusulkan ruangan baru khusus anak  1  1  1  1  4

4 Mengusulkan penambahan tenaga kerja 1 1 1 1 4


perawat.

Tim Manajemen Keperawatan Kelompok II


DIV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Aceh, 2020
7

N Alternatif Projek / program


o Penyelesaian
Masalah
1 Merubah prilaku mengeduksi ulang keluarga
keluarga agar patuh pasien tentang pentingnya
terhadap pentingnya hygine.
hand hygine.
2 Mengajukan kepada Membuat panduan tentang pre
kepala ruangan agar pre dan post conference
dan post conference
terlaksana.
3. Mengurangi Mengedukasi pertugas medis
ketidakpatuhan petugas

Tim Manajemen Keperawatan Kelompok II


DIV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Aceh, 2020
8

medis dalam tentang membuang sampah


membuang sampah. sesuai tempatnya.

Tim Manajemen Keperawatan Kelompok II


DIV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Aceh, 2020
5

Tim Manajemen Keperawatan Kelompok II


DIV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Aceh, 2020

Anda mungkin juga menyukai