LP Cedera Kepala Ega Veriyanti
LP Cedera Kepala Ega Veriyanti
CEDERA KEPALA
Oleh :
EGA VERIYANTI
P1337420418065
2A
A. Definisi
Cedera adalah : suatu gangguan trauma fungsi yang disertai / tanpa disertai
perdarahan intersisial dalam substansi otak tanpa diikutinya kontinuitas otak CR. Syamsum
Hidayat, dkk, 1997).
Cedera kepala merupakan adanya pukulan benturan mendadak pada kepala dengan
atau tanpa kehilangan kesadaran (Susan Nartin, 1996).
Cedera kepala adalah suatu traumatik dari fungsi otak yang disertai atau tanpa disertai
perdarahan intertisial dalam substansi otak tanpa diikuti terputusnya kontinuitas otak
(Tarwoto, dkk.2007)
Menurut Brain Injury Assosiation of America, cedera kepala adalah suatu kerusakan
pada kepala, bukan bersifat kongenital ataupun degeneratif, tetapi disebabkan oleh
serangan/benturan fisik dari luar, yang dapat mengurangi atau mengubah kesadaran yang
mana menimbulkan kerusakan kemampuan kognitif dan fungsi fisik.
C. Etiologi
1. Cedera akselerasi terjadi jika objek bergerak menghantam kepala yang tidak
bergerak ( misalnya : alat pemukul menghantam kepala atau peluru yang ditembakkan
ke kepala).
2. Cedera deselerasi terjadi jika kepala yang bergerak membentur objek diam, seperti
pada kasus jatuh atau tabrakan mobil ketika kepala membentur kaca depan mobil.
3. Cedera akselerasi-deselerasi sering terjadi pada kasus kecelakaan kendaraan
bermotor dan episode kekerasan fisik.
4. Cedera coup-countre coup terjadi jika kepala terbentur yang menyebabkan otak
bergerak dalam ruang kranial dan dengan kuat mengenai area tulang tengkorak yang
berlawanan serta area kepala yang pertama kali terbentur. Sebagai contoh pasien
dipukul di bagian kepala.
5. Cedera rotasional terjadi jika pukulan/benturan menyebabkan otak berputar dalam
rongga tengkorak, yang mengakibatkan peregangan atau robeknya neuron dalam
substansia alba serta robeknya pembuluh darah yang memfiksasi otak dengan bagian
dalam rongga tengkorak.
D. Manifestasi Klinis
Pada pemeriksaan klinis biasa yang dipakai untuk menentukan cedera kepala menggunakan
pemeriksaan GCS yang dikelompokkan menjadi cedera kepala ringan, sedang , dan berat.
Kondisi cedera kepala yang dapat terjadi antara lain :
E. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
Tidak ada pemeriksaan laboratorium khusus, tetapi untuk memonitoring kadar
O2 dan CO2 dalam tubuh di lakukan pemeriksaan AGD adalah salah satu test
diagnostic untuk menentukan status respirasi..
b. CT-scan : mengidentifikasi adanya hemoragik dan menentukan pergeseran
jaringan otak.
c. Foto Rontgen : Mendeteksi perubahan struktur tulang (fraktur) perubahan
struktur garis (perdarahan/edema), fragmen tulang.
d. MRI : sama dengan CT-scan dengan/ tanpa kontras.
e. Angiografi serebral : menunjukan kelainan sirkulasi serebral, perdarahan.
f. Pemeriksaan pungsi lumbal: mengetahui kemungkinan perdarahan subarahnoid
F. Penatalaksanaan
G. Patofisiologi
Otak di lindungi dari cedera oleh rambut, kulit, dan tulang yang membungkusnya. Tanpa
perlindungan ini, otak yang lembut (yang membuat kita seperti adanya) akan mudah sekali
terkena cedera dan mengalami kerusakan. Cedera memegang peranan yang sangat besar
dalam menentukan berat ringannya konsekuensi patofisiologis dari suatu trauma kepala.. Lesi
pada kepala dapat terjadi pada jaringan luar dan dalam rongga kepala. Lesi jaringan luar
terjadi pada kulit kepala dan lesi bagian dalam terjadi pada tengkorak, pembuluh darah
tengkorak maupun otak itu sendiri.
Terjadinya benturan pada kepala dapat terjadi pada 3 jenis keadaan, yaitu :
a. Kepala diam dibentur oleh benda yang bergerak,
b. Kepala yang bergerak membentur benda yang diam dan,
c. Kepala yang tidak dapat bergerak karena bersandar pada benda yang lain
dibentur oleh benda yang bergerak (kepala tergencet).
Terjadinya lesi pada jaringan otak dan selaput otak pada cedera kepala diterangkan
oleh beberapa hipotesis yaitu getaran otak, deformasi tengkorak, pergeseran otak dan rotasi
otak.
Dalam mekanisme cedera kepala dapat terjadi peristiwa contre coup dan coup.
Countre coup dan coup pada cedera kepala dapat terjadi kapan saja pada orang-orang yang
mengalami percepatan pergerakan kepala. Cedera kepala pada coup disebabkan hantaman
pada otak bagian dalam pada sisi yang terkena sedangkan countre coup terjadi pada sisi yang
berlawanan dengan daerah benturan. Kejadian coup dan countre coup dapat terjadi pada
keadaan.;Keadaan ini terjadi ketika pengereman mendadak pada mobil/motor. Otak pertama
kali akan menghantam bagian depan dari tulang kepala meskipun kepala pada awalnya
bergerak ke belakang. Sehingga trauma terjadi pada otak bagian depan.Karena pergerakan ke
belakang yang cepat dari kepala, sehingga pergerakan otak terlambat dari tulang tengkorak,
dan bagian depan otak menabrak tulang tengkorak bagian depan. Pada keadaan ini, terdapat
daerah yang secara mendadak terjadi penurunan tekanan sehingga membuat ruang antara otak
dan tulang tengkorak bagian belakang dan terbentuk gelembung udara. Pada saat otak
bergerak ke belakang maka ruangan yang tadinya bertekanan rendah menjadi tekanan tinggi
dan menekan gelembung udara tersebut. Terbentuknya dan kolapsnya gelembung yang
mendadak sangat berbahaya bagi pembuluh darah otak karena terjadi penekanan, sehingga
daerah yang memperoleh suplai darah dari pembuluh tersebut dapat terjadi kematian sel-sel
otak. Begitu juga bila terjadi pergerakan kepala ke depan.
PATHWAY
Trauma kepala
Terputusnya
Terputusnya kontinuitas Jaringan otak rusak
Resiko kontinuitas
jaringan kulit, otot, dan (kontusio laserasi)
perdarahan jaringan tulang
vaskuler
-Perubahan autoregulasi
- Oedema serebral
-perdarahan Gangguan Resiko Nyeri akut
-hematoma suplai darah infeksi
Kejang
Perubahan Iskemia
sirkulasi GCS
Kerusakan memori Gangguan -bersihan jalan
neurologis vokal nafas
Peningkatan TIK Hipoksia -obstruksi jalan
nafas
Resiko
-dispea
ketidakefektifan Defisit neurologis
-henti nafas
perfusi jaringan otak
Gilus medialis Perubahan pola
lobus -mual muntah nafas
temporalis Gangguan
-papilodema Resiko kekurangan
tergeser persepsi
-pandangan kabur volume cairan sensori
-penurunan fungsi
pendengaran Ketidakefektifan
-nyeri kepala bersihan jalan
Herniasi Kompresi medulla oblongata nafas
unkus
Gangguan
kesadaran Imobilisasi Hambatan mobilitas fisik
Ansietas
DAFTAR PUSTAKA
Diagnosa NANDA (NIC & NOC) Disertai Dengan Dischange Planning. 2007-2008. Jakarta:
EGC
Suyono, S, et al. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ketiga. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume 3. Jakarta:
EGC