Anda di halaman 1dari 1

Keren itu Kita yang Menentukan, Bukan Rokok.

Pernahkah kalian bertanya mengapa rokok masih dikonsumsi oleh banyak masyarakat ataupun
bahkan kalian sendiri? Padahal mereka sendiri sudah tahu bahwa rokok itu berbahaya bagi kesehatan.
Bahkan dalam pergaulan remaja di Indonesia pun masih banyak masalah-masalah yang berkaitan rokok
dan bagaimana mengatasinya ataupun bagaimana solusinya.

Di Indonesia, rokok sudah menjadi suatu bagian dalam pergaulan remaja. Bahkan banyak yang
dimulai sejak mereka masih SMP atau bahkan SD, salah satu penyebabnya yaitu pandangan bahwa
rokok adalah tolak ukur dalam menentukan kedewasaan bagi mereka bahwa mereka bukan anak kecil
lagi . Penyebab lain adalah rasa ingin tahu, banyak dari orang-orang dewasa sekarang menyatakan
mereka merokok karena pada awalnya hanya ingin tahu dan coba-coba karena melihat banyak di
lingkungan mereka terdapat perokok. Dan penyebab yang paling banyak membuat para remaja merokok
adalah mereka ingin diterima dalam suatu pergaulan tertentu, Karena jika tidak merokok, mereka
dianggap cupu dan tidak gaul sehingga mereka akan dikucilkan dalam pergaulan.Banyak remaja
sekarang menganggap bahwa merokok merupakan penanda bahwa mereka keren dan gaul ataupun
jantan. Tahukah kalian bahwa banyak dari orang tua mereka yang merupakan perokok juga melarang
anak-anaknya mengkonsumsi rokok. Kenapa bisa seperti itu? Iya karena mereka, yaitu para orang
dewasa sudah tahu akibat dari bahayanya merokok begitu juga para remaja, mereka sudah tahu akan
bahaya rokok bagi kesehatan dan mereka terus mengabaikannya salah satunya karena ingin terlihat
keren dan diterima dalam suatu pergaulan. Juga, seperti yang kita tahu rokok bersifat adiktif, yang sulit
bagi para perokok untuk mengatasinya. Dan juga, tanpa mereka sadari rokok juga membahayakan bagi
orang yang berada di dekatnya karena menghirup asap yang sama berbahayanya.

Lebih dari sepertiga atau 36,3 persen penduduk Indonesia menjadi perokok dan 20 persen dari
perokok tersebut merupakan remaja berusia 13-15 tahun serta jumlah untuk remaja laki-laki yang
merokok mengalami peningkatan mencapai 58,8 persen dari pada tahun sebelumnya (tahun 2016)
menurut penyampaian Menteri Kesehatan Nila Moeloek tahun 2017 lalu (TEMPO.CO, 2017). Ini
menandakan bahwa remaja-remaja Indonesia masih terus mengabaikan bahayanya merokok bagi
kesehatan.

Jadi, apa yang harus kita lakukan? Apa kita harus memaksa mereka untuk tidak merokok dengan
jalan kekerasan atau paksaan? Tidak, kita tidak harus memaksa mereka berhenti. Kita cuma harus
membuat mereka paham tidak hanya tentang bahayanya merokok bagi kita semua tapi juga paham
bahwa kita sebagai remaja tidak harus memerlukan rokok untuk menunjukkan bahwa kita tidak cupu
ataupun anak kecil. Rokok bukanlah keharusan agar diterima dalam sebuah pergaulan. Kita bisa menjadi
keren ataupun gaul sesuai pilihan dan hobby kita dan yakinlah, masih banyak teman yang kita bisa
dapatkan tanpa harus merokok. Dan rokok bukanlah alasan untuk melepaskan stres sesaat.

Anda mungkin juga menyukai