Anda di halaman 1dari 10

STATUS BAYANGAN

OBESITAS PADA ANAK

Oleh :

Jesiandra Isabel M Wagiu

18014101056
Masa KKM : 20 April 2020 – 3 Mei 2020

BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI

RSUP PROF. Dr. R. D. KANDOU

MANADO

2020
1. Anamnesis:

Identitas:

Nama : An. BN

Umur : 6 tahun 4 bulan

BB : 46Kg

Jenis kelamin : Laki-laki

Pekerjaan orang tua : wiraswasta

Keluhan utama:

Seorang anak laki-laki berumur 6 tahun datang dengan ibunya ke puskesmas setelah terjatuh di sekolah
dan mengeluh nyeri pada sendi. Setelah dokter melakukan anamnesis, diketahui anak ini memiliki
kebiasaan mengemil makanan ringan yang berlebihan, ia juga malas untuk bermain diluar rumah dan
lebih sering menghabiskan waktu dirumah, menonton TV dan mengemil. Ayah dari anak tersebut sudah
memiliki riwayat DM dan obesitas. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan berat badan 46 kg, tinggi badan
116 cm.

Riwayat penyakit dahulu:

Sakit kuning : disangkal

DM : disangkal

Jantung : disangkal

Alergi : disangkal

Riwayat penyakit keluarga: tidak ada yang seprti ini

Riwayat pengobatan: paracetamol

Riwayat sosial ekonomi: ayah bekerja wiraswasta, ibu sebagai ibu rumah tangga

Riwayat imunisasi:

BCG : tidak ada data


Polio : tidak ada data

Hepatitis : tidak ada data

DPT : tidak ada data

Riwayat makanan:

0-1 bulan : ASI

1-6 bulan : ASI + susu formula

7-8 bulan : ASI + susu formula+ bubur

9-12 bulan : ASI+ susu formula+ nasi tim

Riwatay pertumbuhan dan perkembangan:

Duduk : 8 bulan

Berdiri : 11 bulan

Jalan dengan berpegangan :12 bulan

Berbicara :14 bulan

2. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik:

Keadaan umum:

Kesadaran : compos mentis

GCS : E4V5M6

Nadi : 112x/menit, regular

Pernapasan :32x/menit

Temperature : 36,6℃ axilla

Kepala:

Bentuk : mesocephal

Rambut : dbn
Mata :

Cekung (-/-)

Konjungtiva pucat (-/-)

Pupil: isokor (3mm/3mm)

Refleks cahaya (+/+), normal

Telinga :

Secret (-/-)

Darah (-/-)

Nyeri tekan mastoid (-/-)

Nyeri tekan tragus (-/-)

Hidung :

deviasi septum nasi (-)

epistaksis (-)

pernafasan cuping hidung (-)

secret (-)

Mulut :

Cyanosis (-)

Lidah kotor (-)

Bibir kering (-)

Perdarahan mukosa dan gusi (-)

Tenggorokan: tonsil hiperemis (-)

Leher : simetris (+), pembesaran KGB (-), meningeal sign: kaku kuduk (-)

Thoraks :

Bentuk: normochest, simetris

Retraksi intercostalis (-)

Jantung:
I: ictus cordis tidak tampak

P: ictus cordis tidak teraba

P: batas jantung kesan normal

A: S1 S2 reguler tunggal

Pulmo:

I: pernapasan simetris, retraksi (-)

P: pergerakan kanan kiri simetris

P: sonor, batas paru kesan normal

A: suara pernapasan vesikuler, Rhonki (-/-), wheezing (-/-)

Abdomen :

I: flat (+)

A: BU (+) normal

P: timpani

P: nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba

Genitourinary : DBN

Eks : dbn

Pemeriksaan antropometri

a. Pengukuran berat badan (BB) yang dibandingkan dengan standar dan disebut obesitas bila BB > 120%
BB standar.
b. Pengukuran berat badan dibandingkan tinggi badan (BB/TB). Dikatakan obesitas bila BB/TB >
persentile ke 95 atau > 120% atau Z-score = + 2 SD.
c. Pengukuran lemak subkutan dengan mengukur skinfold thickness (tebal lipatan kulit/TLK). Sebagai
indikator obesitas bila TLK Triceps > persentil ke 85.
d. Pengukuran lemak secara laboratorik, misalnya densitometri, hidrometri dsb. yang tidak digunakan
pada anak karena sulit dan tidak praktis.
e. Indeks Massa Tubuh (IMT), > persentil ke 95 sebagai indikator obesitas.
Kategori IMT berdasarkan umur dan jenis kelamin menurut United State
Department of Health and Human Service Tahun 2000, adalah :
Tabel Kategori IMT menurut Umur dan Jenis Kelamin
Diagnosis:

Obesitas pada anak

TATA LAKSANA OBESITAS ANAK

Menetapkan target penurunan berat badan

Pengaturan diet

Dalam pengaturan diet ini perlu diperhatikan tentang 5:

1. Menurunkan berat badan dengan tetap mempertahankan pertumbuhan normal.

2. Diet seimbang dengan komposisi karbohidrat 50-60%, lemak 20-30% dengan lemak jenuh <
10% dan protein 15-20% energi total serta kolesterol < 300 mg per hari.

3. Diet tinggi serat, dianjurkan pada anak usia > 2 tahun dengan penghitungan dosis
menggunakan rumus: (umur dalam tahun + 5) gram per hari.

PENGATURAN MAKAN.

a. Pada bayi.

- Sebaiknya diberikan ASI eksklusif, bila menggunakan susu formula perhatikan takaran dan volume
pemberian susu.

- makanan padat tidak boleh diberikan kurang dari 4 bulan; bayi mulai diperkenalkan minum dengan
cangkir umur 7 -8 bulan, botol mulai dihilangkan umur 1 tahun.

- Pemberian sayur dan buah jangan sampai terputus.

b. Anak usia pra sekolah (1 - 3 th).

- Hindari makan gorengan (krupuk, keripik, dll) dan penambahan lemak untuk memasak. (mi sal :
santan, minyak, margarine)

- Pilih daging yang tidak berlemak.

- Lebih baik gunakan margarine, keju yang rendah lemak


- Hindari penambahan gula pada makanan dan minuman, pemanis buatan (mis : aspartame) bisa
digunakan bila perlu.

- Hindari coklat, permen, cake, biskuit, kue kue dan makanan lain sejenis.

- Berikan sayuran setiap makan dan buah untuk makanan selingan.

- Gunakan susu rendah lemak atau tanpa lemak.

Pada usia ini (0 - 3 th) tidak perlu diberikan pengurangan kalori dari kebutuhannya, bayi/anak akan
mengalami penurunan BB secara spontan sesuai dengan pertumbuhannnya. Pengurangan kalori
dibawah kebutuhan jika tidak dirancang dengan baik dapat menimbulkan defisiensi zat gizi yang
mungkin dapat menghambat tumbuh kembang anak yang masih pesat terutama tumbuh kembang otak.

c. Anak usia sekolah (4 - 6 th).

Hal hal yang dianjurkan sama dengan anak usia pra sekolah. Energi diberikan sesuai kebutuhan. Dalam
keadaan yang terpaksa, misal pernafasan terganggu, susah bergerak diberikan pengurangan kalori
dengan pengawasan yang ketat.

d. Anak usia remaja.

Target penurunan berat badan dapat direncanakan setiap kunjungan, biasanya 1 - 2 kg/ bulan.
Penurunan asupan kalori diberikan bertahap sekitar 300 - 500 Kalori dari asupan makanan sehari-hari .

Penurunan berat badan tidak perlu menghilangkan seluruh kelebihan berat abdan karena pertumbuhan
linier masih berlangsung, penurunan berat badan cukup sampai berat badan berada 20 % diatas berat
badan ideal.

3. MODIFIKASI PERILAKU.

a. Monitor diri sendiri, anak dilatih untuk memonitor asupan makan dan aktivitas fisik, hal ini
bertujuan untuk meningkatkan kesadaran anak dan keluarga terhadap gizi dan kegiatan fisik

b. Stimulus kontrol, bermacam macam kejadian yang memicu keinginan makan atau makan
berlebihan, contoh : makan sambil menonton TV, Makanan dihidangkan di meja. Strategi: TV tidak
dipasang di kamar makan, makanan disimpan di lemari untuk meminimalkan penglihatan terhadap
makanan.
c. Perubahan perilaku, contoh: kebiasaan makan cepat dirubah perlahan lahan, mengontrol besar porsi
sehingga merasa puas dengan besar porsi sedang dan meminimalkan snack.

d. Memberikan imbalan apabila anak berhasil menurunkan berat badan.

e. Tehnik perilaku kognitif, yaitu mengembangkan teknik pemecahan masalah, seperti merencanakan
untuk situasi dengan resiko tinggi, misal pada waktu liburan, atau pesta/ pertemuan untuk menekankan
agar tidak makan berlebihan.

4. AKTIFITAS FISIK DAN OLAH RAGA.

a. Frekuensi olah raga 3-5 kali per minggu.

b. Lama olah raga, pemanasan 15 menit, ditambah 30-40 menit.

c. jenis olah raga : jalan, berenang.

d. sesuai dengan hobi anak, tennis, menari, basket, dll.

e. menambah kegiatan/aktifitas fisik, misal berangkat sekolah jalan kaki, lebih baik naik tanga dari
pada menggunakan lift.

f. mengurangi aktifitas yang pasif, misal menonton TV, bermain videogame, membaca buku, dll.
(maksimal 2 jam sehari).

Pengaturan aktifitas fisik

Peningkatan aktifitas fisik mempunyai pengaruh terhadap laju metabolisme. Latihan fisik yang
diberikan disesuaikan dengan tingkat perkembangan motorik, kemampuan fisik dan umurnya. Aktifitas
fisik untuk anak usia 6-12 tahun lebih tepat yang menggunakan ketrampilan otot, seperti bersepeda,
berenang, menari dan senam. Dianjurkan untuk melakukan aktifitas fisik selama 20-30 menit per hari.

5. PARTISIPASI ORANG TUA.

Orang tua adalah contoh yang terbaik bagi anak. Sekurang kurangnya salah satu orang tua ikut
secara intesif dalam program perawatan anak. Penelitian menapatkan bahwa kelompok anak yang orang
tua ikut berpartisipasi, berat badannya turun lebih banyak dan tetap stabil.
PENCEGAHAN

Dengan membatasi minuman dan makan yang mengandung kadar kalori dan gula yang tinggi,seperti
coklat,minuman bersoda,biskuit,kue dan es krim.dengan mengganti buah-buahan dan sayur-sayuran
seperti jus buah,agar-agar,kripik sayur dan susu rendah lemak.

Jika anda masak sendiri,usahakan untuk dibakar atau dikukus.ayam,ikan,sosis.dengan cara ini makanan
anda akan terlihat enak namun juga rendah lemak.

Dengan perilaku makan orang tua dapat ditiru oleh anaknya,jadi biasakan memberi contoh yang baik
pada anak anda dengan cara makan anda sendiri.

Mengajarkan anak untuk makan lebih lambat dan menikmatinya,karena makan dengan pelan
cenderung akan membuat anak akan merasa lebih cepat kenyang dan tidak akan makan berlebihan.

melakukan makan bersama secara keluarga sesering mungkin.

Makanan cepat saji sangat tidak baik untuk di konsumsi secara berlebihan.jadi jangan jadikan makanan
cepat saji sebagai rutin mingguan.

Makan sambil beraktifitas jangan biarkan anak anda makan makanan ringan sambil,menonton tv,juga
saat melakukan pekerjaan rumah.

ingatkan pada anak anda untuk selalu memilih makan yang sehat,misalnya pada saat membeli makanan
diluar.contoh:lebih memilih gado-gado dari pada membeli sate kambing.

berikan batasan waktu anak anda untuk menonton tv dan bermain komputer.melatih anak untuk
melakukan kegiatan fisik selama 60 menit setiap hari.

Melakukan acara olahraga keluarga seperti jalan kaki,bulu tangkis naik sepeda bisa juga berenang.

Mendorong anak untuk berjalan kaki atau bersepeda pada saat bersekolah ke toko

Farmakoterapi

Sibutramine dan Orlistat merupakan obat-obatan penurun berat badan untuk penggunaan
jangka panjang untuk pasien dengan indikasi obesitas. Sibutramine ditambah diet rendah kalori dan
aktivitas fisik terbukti efektif menurnkan berat badan dan mempertahankannya.  Orlistat menghambat
absorpsi lemak sebanyak 30 persen.

Komplikasi
Faktor Risiko Penyakit Kardiovaskuler 

Diabetes Mellitus tipe-2

Obstruktive sleep apnea

Gangguan ortopedik

Pseudotumor serebri

Anda mungkin juga menyukai