Anda di halaman 1dari 22

TUGAS HOME VISIT

SEORANG PASIEN DENGAN HIPERTENSI KRONIS

Dibuat Oleh:

Jesiandra Isabel M Wagiu, S.Ked


18014101056

Masa PJJ : 28 Juni- 19 Juli 2020

Dosen Pembimbing
dr. Henry M.F Palandeng, M.Sc, DK, FISPH, FISCM

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI
RSUP PROF. Dr. R. D. KANDOU
MANADO
2020
HOME VISIT-JESIANDRA WAGIU-18014101056- KKM 28 juni - 19 juli 2020

LEMBAR KERJA HOME VISIT

A. IDENTITAS PASIEN

Nama : Sukmawaty Agan


Usia : 43 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Masjid Raya Kota Palu
Pendidikan. : SMA
Agama : Katolik
Suku : Toraja
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tanggal pemeriksaan : 24/7/2020
Tanggal home visit : 24/7/2020

B. ANAMNESIS PENYAKIT (DISEASE)

1. Keluhan Utama: Nyeri dada sebelah kiri


2. Riwayat Penyakit Sekarang:
(Uraikan sejak timbul hingga berkembangnya penyakit, obat-obatan yang telah diminum,
pelayanan kesehatan yang telah didapatkan termasuk sikap dan perilaku klien, keluarga dan
lingkungan terhadap masalah yang ada)

Sejak beberapa tahun terakhir, pasien sering mengeluhkan kepala terasa berat dan
kadang menimbulkan nyeri. Keluhan nyeri terasa seperti beban berat yang dialami dan
membuat leher pasien terasa tegang. Pasien juga mengatakan keluhan diperberat jika pasien
setelah mengonsumsi makanan berlemak beberapa hari terakhir dan juga disaat pasien
merasa memiliki pikiran yang banyak. Pasien mengaku saat kambuh pasien sulit untuk
beraktivitas, karena merasa sangat lelah. Pasien memeriksakan diri ke dokter saat pasien
mengalami nyeri kepala yang hebat dan hingga tidak menyadarkan diri sekitar kurang lebih 8
tahun yang lalu. Sejak saat itu pasien baru mengetahui jika memiliki hipertensi dan diberi
obat golongan untuk menangani hipertensi emergensi saat itu. Sejak saat itu, pasien
dikatakan memiliki hipertensi dan di edukasi untuk mengonsumsi obat hipertensi rutin
seumur hidup. Beberapa tahun awal pasien sulit untuk minum obat teratur yang membuat
pasien rentan memiliki gejala yang sama. Namun, mulai tahun 2015 hingga saat ini pasien
sudah rutin mengonsumsi obat Amlodipin 10mg setiap malam. Hingga beberapa hari
terakhir ini pasien sudah jarang mengalami keluhan, kecuali disaat pasien banyak aktivitas
dan lupa meminum obat hipertensi tersebut. Pasien memiliki riwayat keluarga hipertensi (+).
Keluhan nyeri pada pasien disertai adanya sesak napas (-). Mual (-), muntah (-), demam (-),

LEMBAR KERJA HOME VISIT


bengkak pasa ekstremitas (+) raasa kebas pada ekstremitas (-). BAK dan BAB tidak ada
keluhan

3. Riwayat Penyakit Dahulu (beserta Pengobatan)


(Uraikan penyakit yang ada pada klien, pengobatan, pembedahan dan riwayat alergi.
Uraikan pula pelayanan kesehatan yang telah diterima termasuk imunisasi dan skrining)

- Riwayat Hipertensi sejak 8 tahun yang lalu dengan rutin mengonsumsi Amlodipin
10mg 1x1.
- Pasien memiliki riwayat dislipidemia dan asam urat namun tidak terkontrol.
- Riwayat DM disangkal.
- Riwayat asma disangkal.
- Riwayat gastritis kronik disangkal
Pelayanan kesehatan yang telah diterima berupa:
- Imunisasi dasar lengkap (HB0,DPT-Hib-HB, BCG, Polio, Campak)
- Skrining pap smear pernah dilakukan hasil normal.
- Skrining profil lipid jarang dilakukan.
- Skrining pemeriksaan payudara belum pernah dilakukan

4. Riwayat Penyakit Keluarga


(Uraikan penyakit yang ada pada keluarga termasuk riwayat pengobatan. Diagram riwayat
keluarga disusun dalam bentuk genogram digambarkan terpisah).

- Ibu pasien memiliki riwayat hipertensi kronis (+)


- Ayah pasien memiliki riwayat hepatitis (+) dan meninggal 23 tahun yang lalu.
- Adik pasien urutan ke-4 dan ke-5 memiliki riwayat dislipidemia dan fatty liver.
- Riwayat DM disangkal
- Riwayat Infark Miokardium disangkal
- Riwayat CKD disangkal
- Riwayat Keganasan disangkal

5. Riwayat Personal Sosial


(Uraikan pula faktor risiko yang ada pada klien dan keluarganya dengan menggali

3
berbagai permasalahan dalam aspek-aspek pendidikan, pekerjaan, keluarga asal dan rumah
tangga sekarang, serta minat dan gaya hidup)

- Pendidikan terakhir pasien yaitu tamat SMA di kota Palu


- Pasien sudah menikah dan memiliki 3anak.
- Pasien sekarang tinggal bersama suami dan anaknya di kota Palu
- Pasien berkerja sebagai ibu rumah tangga
- Kebiasaan makan, pasien suka makan makanan pedis, bersantan dan berlemak.
- Kebiasaan olahraga tidak ada.
- Riwayat merokok tidak ada

6. Review Sistem
(Anamnesis berdasarkan tinjauan pada semua sistem tubuh untuk mengantisipasi hal-hal
yang terlewatkan sebelumnya)

- Gejala umum : peningkatan berat badan sekitar 3 kg sejak beberapa bulan terakhir,
nafsu makan meningkat, demam (-), lemas (-)
- Kepala/leher : nyeri kepala (-), leher kaku (+), nyeri menelan (-)
- Sistem integumen : ulkus (-), ruam (-), gatal(-), perabaan normal
- Sistem indra : mata: pandangan normal, kemerahan (-), telinga: pendengaran normal,
berdenging (-), keluar cairan (-), lidah : gangguan pengecapan (-), kesulitan berbicara
(-), kulit:perabaan normal, ruam (-), luka (-), gatal (-), hidung : normosmia, sumbatan
(-),
- Sistem respirasi : batuk (-), sputum (-), sesak napas (+), napas mengi (-), sesak
membaik dengan perubahan posisi (-)
- Sistem kardiovaskuler : sesak napas saat beraktivitas dan berbaring (+), nyeri dada
kiri (+), berdebar (+), bengkak pada tungkai (-), keringat dingin (+)
- Sistem pencernaan : sulit menelan (-), nyeri epigastric (+), mual (-) muntah (-),
gangguan buang air besar (-), berak darah (-)
- Sistem urogenital: dysuria (-), polaksuria (-), enuresis (-), inkontinensia urin (-),
retensi urin (-), nyeri kolik (-), dyspareunia (-),
- Sistem saraf : nyeri kepala (-), pusing (-), gemetar (-), kejang (-), kehilangan
kesadaran (-), normoestesia
- Psikologis : depresi (-), cemas (+), gangguan tidur (+)
- Sistem endokrin : tidak tahan panas atau dingin (-)
- Sistem muskuloskeletal : nyeri (-), kaku (-), bengkak (+)

C. ANAMNESIS PENGALAMAN SAKIT (ILLNESS)

4
Pengalaman Sakit Pasien
(Uraikan pengalaman sakit pasien yang meliputi: pikiran, perasaan, efek pada fungsi dan
harapan)

- Pikiran: Sering terpikir dengan komplikasi dari penyakit yang dideritanya meningat
umur pasien yang sudah merupakan rentan untuk memiliki penyakit lebih serius
- Perasaan: Cemas dan khawatir, serta takut dapaat memiliki pneyakit jantung dan tiba-
tiba meninggal.
- Efek pada fungsi: Pasien sekarang mudah lelah, insomnia, namun masih dapat
melakukan aktivitas dengan baik pada kehidupan sehari-hari
- Harapan: Sembuh dari penyakitnya, tidak semakin berat, tidak muncul komplikasi
dan dapat beraktivitas normal selalu.

D. INSTRUMEN PENILAIAN KELUARGA (FAMILY ASSESMENT TOOLS)

5
1. Genogram Keluarga (Family Genogram)
(Buatlah genogram keluarga sesuai kaidah umum pembuatan genogram dan dilengkapi
dengan keterangan/ legenda di bawahnya).

Legenda (tambahkan sesuai kebutuhan):

: Laki-laki :Laki-laki yang sudah meninggal :

Perempuan :Perempuan yang sudah meninggal :

Pasien : Perempuan memiliki riwayat hipertensi

6
2. Bentuk Keluarga (Family Structure)

Keluarga besar (extended family): keluarga yang disamping terdiri dari suami pasien, anak
kandung pasien berjumlah 3 orang

3. Tahapan Siklus Kehidupan Keluarga (Family Life Cycle)

Stage 1 : Beginning Family / Keluarga Baru

Stage 2 : Childbearing Family / Keluarga dengan Kelahiran Anak Pertama

Stage 3 : Family With Preschoolers / Keluarga dengan Anak Pra-Sekolah

Stage 4 : Family With School-age Children / Keluarga dengan Anak Sekolah

Stage 5 : Family With Teenagers / Keluarga dengan Anak Remaja

Stage 6 : Launching Family / Keluarga dengan Anak Dewasa

Stage 7 : Middleage Family / Keluarga Usia Pertengahan

Stage 8 : Aging Family / Keluarga Usia Lanjut

Sekarang pasien (43 tahun) bersama suaminya (43 tahun) berada pada Tahap ke enam
(Keluarga Usia ke enam).

Tujuan Stage 6: Launching Family

- Menerima anggota baru sebagai menantu

- Menata kembali peran dan fungsi keluarga setelah anak keluar rumah

4. Peta Keluarga (Family Map)


(Buatlah peta keluarga yang menggambarkan psikodinamika keluarga sesuai kaidah umum
pembuatan peta keluarga dilengkapi dengan keterangan/legenda di bawahnya).

- Hubungan pasien bersama suaminya berlangsung harmonis, saling mendukung, dan


saling menemani.
- Hubungan pasien bersama anak laki-laki maupun perempuan urutan ketiga
berlangsung harmonis, anaknya selalu memperhatikan dan memberikan obat
hipertensi kepada pasien sehingga pasien selalu teratur minum obatnya.
- Anak pertama tinggal di kota yang sama, namun anak terakhir dan kedua tidak
tinggal serumah dengan pasien sejak 2015, karena harus melantukan sekolah diluar
kota, namun mereka tetap menanyakan kabar pasien melalui telepon/sms dan media
komunikasi lainnya.
- Hubungan pasien bersama anak laki laki dan anak perempuan ketiganya berlangsung

7
harmonis, bahagia.

5. APGAR Keluarga (Family APGAR)


[Adaptability-Partnership-Growth-Affection-Resolve]
(Isilah instrumen APGAR berikut sebagai skrining awal untuk melihat adanya disfungsi
keluarga)

APGAR Keluarga Hampir Kadang Hampir


selalu -kadang tidak pernah
(2) (1) (0)


1. Saya merasa puas karena saya dapat meminta
pertolongan kepada keluarga saya ketika saya
menghadapi permasalahan


2. Saya merasa puas dengan cara keluarga saya
membahas berbagai hal dengan saya dan
berbagi masalah dengan saya.


3. Saya merasa puas karena keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan-
keinginan saya untuk memulai kegiatan atau
tujuan baru dalam hidup saya.


4. Saya merasa puas dengan cara keluarga saya
mengungkapkan kasih sayang dan
menanggapi perasaan-perasaan saya, seperti
kemarahan, kesedihan dan cinta.


5. Saya merasa puas dengan cara keluarga saya
dan saya berbagi waktu bersama.
Skor Total 10

Skala pengukuran: Skor: Contoh:


Hampir selalu = 2 8-10 = Sangat fungsional Jumlah = 7 poin.
Kadang-kadang = 1 4-7 = Disfungsional sedang Keluarga disfungsional
sedang
Hampir tidak pernah = 0 0-3 = Disfungsional berat

6. SCREEM Keluarga (Family SCREEM)


(Social-Cultural-Religious-Educational-Economic-Medical)

Aspek Kekuatan Kelemahan


SCREEM
Social Pasien suka berinteraksi dengan tetangga
disekitar, lebih sering berinteraksi dengan
keluarga besar juga teman teman
Cultural Pasien puas dan bangga terhadap budayanya
Religious Pasien selalu beribadah dan masuk Gereja, dan
bertindak sesuai norma agama yang berlaku baik
terhadap keluarga dan masyarakat
Educational Pasien hanya tamatan

8
SMA dan hanya
melanjutkan pekerjaan
sebagai ibu rumah
tangga untuk
membesarkan anaknya
Economic Stabilitas ekonomi cukup dan pengaturan
keuangan yang baik sampai saat ini
Medical Pasien memiliki BPJS kelas I untuk memperoleh
fasilitas pelayanan kesehatan yang cukup
memuaskan baik di Faskes tingkat 1 dan tingkat
2.

7. Perjalanan Hidup Keluarga (Family Life Line)


Uraikan tentang kejadian penting/ krisis dalam kehidupan keluarga pasien yang
mungkin mempengaruhi keparahan sakit pasien (misal: kecelakaan lalu lintas, penyakit/
kematian anggota keluarga, PHK, pindah rumah/ pekerjaan, bencana alam, dll.)

Tahun Usia Life Events/ Crisis Severity of Illness


(Tahun)

2012 35 Keluhan hipertensi emergensi, screening Pasien mengalami gejala


pertama profil lipid, dan kadar LDL>130, hipertensi dan khawatir
Total Kolesterol >200, AU 8,9 Dislipidemia juga asam
urat
2018 41 Gempa dan tsunami palu

Pasien mengalami
mengalami reaksi stres
akut, insomnia, namun
seiring berjalan waktu
sembuh

7. Langkah preventif dalam pandemi COVID-19

A. Primary Prevention:
 Promosi Kesehatan mengenai pemutusan rantai penularan, isolasi diri karena autopsy
menujukkan virus masih menujukkan aktivitas beberapa hari walaupun pasien sudah
mati.
 Menggunakan hand sanitizier, masker, dan APD lainnya
 Pemberian immunoglobulin untuk masyarakat yang rentan masih dikembangkan
 Vaksinasi masih dikembangkan
B. Secondary Prevention:
 Lakukan skrining menggunakan Rapid Test, dan diagnosis golden standart
menggunakan Swab Tenggorok dan diperiksa RT-PCR

9
 Pengobatan antikoagulan seperti injeksi heparin untuk tatalaksana DIC pada COVID
 Periksa D-dimer, protrombin time bukan hanya sebatas pada fungsi paru
 Cek fungsi dan hitung trombosit juga
 Pemberian Hydroxycholoroquine dan Azithromycine selama 5 hari menunjukkan
hasil memuaskan
 Pemberian Alteplase untuk trombosis
C. Tertiary Prevention
 Pembinaan mental sosial pasca infeksi
 Untuk pasien yang sudah negatif dari COVID tetapi ada peningkatan D-Dimer,
peningkatan protombin time, dan fibrinogen harus di follow up , jangan patokan
hanya pada positif atau negatif hasil pemeriksaan swab.
 Untuk pasien yang sudah negatif, perlu diperiksa minimal 3x RT PCR, untuk lebih
meyakinkan, karena virus masih hidup di jaringan paru yang jumlahnya sedikit sekali
tetapi bisa menunjukkan
 Untuk pasien yang sudah sembuh, lakukan pola hidup sehat, karena belum diketahui
apakah virus ini ada periode laten atau tidak.
 Rehabilitasi fungsi paru yang fibrotik
 Pemberian heparin oral saat rawat jalan untuk pasien risiko trombosis tetapi sudah
sembuh dari COVID masih kontroversi
 Follow up fungsi ginjal bila pasien sudah keluar dari RS dan diterapi dengan heparin

10
E. PEMERIKSAAN FISIK

1. Keadaan Umum = Tampak Sakit Sedang


2. Kesadaran = Compos Mentis (E4M6V5)
3. Tanda Vital = T :140/90, N: 97 x/menit, R: 24 x/menit, S: 36,9 °C ,
SpO2: 97%, VAS 3

4. Antropometri =
Tinggi Badan : 162 cm Indeks Massa Tubuh (IMT): 28,57 kg/m2
Berat Badan : 75 kg [TB (meter)/ BB (kg)2]
Lingkar Pinggang: 92 cm
Lingkar Panggul : 102 cm Waist-Hip Ratio: 0,90 (Obesitas WHO:>0,85)
Lingkar Lengan Atas: 40 cm
Status Gizi : Obesitas I (Kriteria WHO ASIA PASIFIK : IMT 25-29,9)

5. Pemeriksaan Umum=

Kepala :
- Konjungtiva anemis (-/-) dan
- Sklera tidak ikterik (-/-)
- Mukosa bibir lembab

Leher :
- Tidak terdapat peningkatan JVP (5+2cmH2O) dan
- Tidak terdapat pembesaran KGB dileher
- Kelenjar Tiroid tidak teraba (eutiroid)

Thoraks
Paru :
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris kanan dan kiri, tidak terdapat bagian
dada yang tertinggal dan penggunaan otot bantu pernapasan (-)
Palpasi : Vokal Fremitus simetris kanan dan kiri
Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi : Suara napas vesikuler (+/+), wheezing tidak ada, ronkhi tidak ada
Jantung :
Inspeksi :Ictus kordis tidak terlihat
Palpasi :Ictus kordis tidak teraba
Perkusi :Batas jantung kanan di SIK IV linea parasternal dextra
:Batas jantung kiri di SIK VI linea aksilaris anterior
Auskultasi : Bunyi jantung S1 dan S2 reguler, murmur tidak ada, gallop tidak ada

11
Abdomen

Inspeksi : Perut tampak datar, venektasi tidak ada, scar tidak ada
Auskultasi : Bising usus (+) 12 kali/menit
Perkusi : Timpani di seluruh regio abdomen, shifting dullness tidak ada
Palpasi : Perut supel, tidak terdapat defans muskular, nyeri tekan pada
epigastrium(-), hepar dan lien tidak teraba

Anogenital :

Genitalia Externa
- Mons Veneris: Benjolan (-), laserasi (-), ruam (-), gatal (-)
- Klitoris: Tidak ada kelainan
- Uretra: Sekret (-), nyeri (-), eritema (-), ektropion (-)
- Labia Mayora: Laserasi (-), benjolan (-), ruam (-), gatal (-)
- Labia Minora: Laserasi (-), benjolan (-), ruam (-), gatal (-)
- Introitus Vagina: Fluksus (-), Fluor (-), Benjolan (-)
- Perineum: Ruptur (-), bekas jahitan (-), benjolan (-)

Genitalia Interna: Tidak dilakukan karena tidak ada indikasi

Anus: Tidak ada Kelainan

Ekstremitas :

Akral hangat
CRT < 2 detik
Udem ekstremitas ada
Tampak sianosis pada kuku tidak ada
Deformitas tidak ada

F. PEMERIKSAAN KHUSUS

Pemeriksaan EKG Serial

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG (Jika ada)

1. Laboratorium =

A. DARAH

12
2. Radiologi =

3. Lainnya =

H. DIAGNOSIS BANDING

I. DIAGNOSIS HOLISTIK

Diagnosis Holistik
(Gabungan dari diagnosis klinis plus masalah psiko-sosial-kultural-spiritual pasien dan
keluarga)
 Aspek Klinis :

Diagnosis Klinis : Hipertensi kronis

 Aspek Personal :

Keluhan utama : Nyeri kepala terasa berat


Harapan : Sembuh, dapat beraktivitas dengan nyeri terkontrol
Kekhawatiran : Serangan jantung, kematian mendadak, cacat

 Aspek Risiko Internal :

- Jenis Kelamin Perempuan ( Risiko meningkat ketika sudah menopause)


- Riwayat Sindrom Koroner Akut
- Tidak gemar berolahraga
- Kebiasaan makan-makanan bersantan, berlemak tinggi, makanan pedis
- Kebiasaan minum secangkir kopi setiap hari
- Obesitas

 Aspek Risiko Eksternal :

- Mudah berinteraksi dengan tetangga/masyarakat sekitar dan sering makan


diluar bersama

 Aspek Derajat Fungsional:

13
- Derajat 1: Mampu melakukan pekerjaan seperti sebelum sakit

Uraian Diagnosis Holistik:

Pasien Ny. Sukmawaty 43 tahun. Sejak beberapa tahun terakhir, pasien sering mengeluhkan
kepala terasa berat dan kadang menimbulkan nyeri. Keluhan nyeri terasa seperti beban berat
yang dialami dan membuat leher pasien terasa tegang. Pasien juga mengatakan keluhan
diperberat jika pasien setelah mengonsumsi makanan berlemak beberapa hari terakhir dan
juga disaat pasien merasa memiliki pikiran yang banyak. Pasien mengaku saat kambuh
pasien sulit untuk beraktivitas, karena merasa sangat lelah. Pasien memeriksakan diri ke
dokter saat pasien mengalami nyeri kepala yang hebat dan hingga tidak menyadarkan diri
sekitar kurang lebih 8 tahun yang lalu. Sejak saat itu pasien baru mengetahui jika memiliki
hipertensi dan diberi obat golongan untuk menangani hipertensi emergensi saat itu. Sejak
saat itu, pasien dikatakan memiliki hipertensi dan di edukasi untuk mengonsumsi obat
hipertensi rutin seumur hidup. Beberapa tahun awal pasien sulit untuk minum obat teratur
yang membuat pasien rentan memiliki gejala yang sama. Namun, mulai tahun 2015 hingga
saat ini pasien sudah rutin mengonsumsi obat Amlodipin 10mg setiap malam. Hingga
beberapa hari terakhir ini pasien sudah jarang mengalami keluhan, kecuali disaat pasien
banyak aktivitas dan lupa meminum obat hipertensi tersebut. Pasien memiliki riwayat
keluarga hipertensi (+). Keluhan nyeri pada pasien disertai adanya sesak napas (-). Mual (-),
muntah (-), demam (-), bengkak pasa ekstremitas (+) raasa kebas pada ekstremitas (-). BAK
dan BAB tidak ada keluhan

Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD 140/100 mmHg, nadi 98x/menit, napas


24x/menit, pemeriksaan jantung didapat kardiomegali dan pada pemeriksaan fisik normal
dan pemeriksaan penunjang tidak dilakukan. Pasien merasa cemas dan khawatir kalau
nantinya dia mendapatkan serangan jantung dan mati mendadak. Pasien berharap agar dia
tetap dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kendala. Faktor risiko internal pasien
berupa jenis kelamin perempua, tidak gemar berolahraga dan senang makan-makanan yang
berlemak tinggi, santan, pedis, dan minum kopi setiap hari memiliki peluang yang besar
untuk terjadinya serangan jantung di kemudian hari bila pasien tidak menyadarinya. Faktor
risiko eksternal suka beirnteraksi banyak orang dan sering makan bersama diluar rumah juga
pasien sudah memiliki banyak faktor risiko baik yang tidak dapat dimodifikasi dan dapat

14
dimodifikasi. Derajat Fungsional pasien yaitu 1, artinya mampu melakukan pekerjaan seperti
sebelum sakit. Prognosis untuk pasien ini adalah dubia ad bonam

J. PENGELOLAAN KOMPREHENSIF
(Meliputi Lima Tahap Pencegahanan)

1. Patient-Centered

A. Health Promotion:
- Berikan health education mengenai pengendalian faktor risiko yang dapat
dimodifikasi misalnya diet rendah lemak, cukup kalori, cukup protein, aktif
berolahraga, aktif berinteraksi dengan keluarga dan masyarakat sekitar, dan
- Health education mengenai dampak penyakit jantung koroner terhadap kesehatan .
- Rekreasi dan hiburan untuk perkembangan mental dan sosial.

B. Specific Protection:
- Hand Hygiene,
- Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) karena ada hubungan antara COVID-19
dengan Serangan Jantung akibat mekanisme Pancarditis.
- Hitunglah nadi, bila aktivitas sudah mencapai nadi maksimal, beristirahat.
- Hindari bahan-bahan karsinogenik dan iritan.
- Isolasi terhadap penyakit menular apalagi pasien sudah berumur lanjut.
- Memberikan imunisasi pada golongan yang rentan seperti pasien geriatri.

C. Early Diagnosis and Prompt Treatment:


- Bila sudah merasakan nyeri dada >20 menit, sesak napas dan berkeringat dingin
langsung dibawah ke IGD, dan diberikan ISDN,oksigen, aspilet, klopidogrel, morfin
bila sangat nyeri.
- Lakukan pemeriksaan EKG serial untuk pasien jantung, gunanya mencegah
perburukan dan mengamati perbaikan.
- Dapat dilakukan Skrining dengan tes provokasi Treadmill untuk pasien yang tidak
menunjukkan kelainan pada pemeriksaan EKG biasa.
- Jangan menunda untuk membawa pasien jantung, karena Jantung merupakan organ
yang tidak beregenerasi bila mengalami kerusakan.

15
D. Dissability Limitation:
- Pengobatan yang sesuai dan berkelanjutan untuk mencegah terjadinya infark
miokardium.
- Perbaikan fasilitas kesehatan sebagai penunjang untuk dimungkinkan pengobatan
dan perawatan yang lebih intensif.

E. Rehabilitation:
- Penyuluhan dan usaha-usaha kelanjutan yang harus tetap dilakukan seseorang setelah
pasien sembuh dari suatu penyakit,
- Mengembangkan fasilitas kardiorehab,
- memberikan dukungan moral untuk pasien agar dia tidak depresi.

2. Family-Focused (Family Wellness Plan)

No Nama Status Skrining Konseling Imunisasi Kemoprofilaks


. Kesehata is
n
1. Sukmawat Hipertensi Pemeriksaan Diet
y (43th) kronis, kesehatan makanan
Obesitas I rutin, seimbang,
pemeriksaan olahraga
tekanan teratur,
darah, profilmanajemen
lipid, dan stres,
EKG perbanyak
ilmu
mengenai
bahaya PJK
2. Jeffry Sinusitis , Pemeriksaan Diet
wagiu PPOK kesehatan makanan
(43th) rutin, seimbang,
pemeriksaan olahraga
tekanan teratur,
darah, manajemen
pemeriksaan stres,
di THT, jangan
Periksa terlalu
dokter paru melakukan
aktivitas
memicu
sinusitis,
berhenti
merokok
3. Ian wagiu Sehat Pemeriksaan Diet
(25th) kesehatan seimbang,
rutin berolahraga

16
5x/minggu
4. Jesiandra Sehat Pemeriksaan Diet Vaksin
wagiu kesehatan seimbang, HPV
(23th) rutin, berolahraga Tetravale
skrining Pap 5x/minggu n
Smear,
skrining
mammografi
dan
pemeriksaan
payudara
sendiri
(SADARI)
tiap tahun.
5. Stefanny Sehat Pemeriksaan Diet Vaksin
wagiu kesehatan seimbang, HPV
(21th) rutin, berolahraga Tetravale
skrining Pap 5x/minggu n
Smear,
skrining
mammografi
dan
pemeriksaan
payudara
sendiri
(SADARI)
tiap tahun.

3. Community-Oriented:

A. Health Promotion:
- Penyediaan makanan sehat dan cukup (kualitas maupun kuantitas)
- Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan, misalnya penyediaan air bersih,
pembuangan sampah, pembuangan tinja dan limbah.
- Pendidikan kesehatan kepada masyarakat. Misalnya untuk kalangan menengah ke
atas di negara berkembang terhadap resiko jantung koroner.
- Olahraga secara teratur sesuai kemampuan individu.
- Kesempatan memperoleh hiburan demi perkembangan mental dan sosial.
- Nasihat perkawinan dan pendidikan seks yang bertanggung jawab.
- Rekreasi atau hiburan untuk perkembangan mental dan sosial

B. Specific Protection:

- Memberikan immunisasi pada golongan yang rentan untuk mencegah penyakit


dengan adanya kegiatan Pekan Imunisasi Nasional (PIN )
- Isolasi terhadap penderita penyakit menular, misalnya yang terkena flu

17
burung ditempatkan di ruang isolasi.
- Pencegahan terjadinya kecelakaan baik di tempat umum maupun tempat kerja
dengan menggunakan alat perlindungan diri.
- Perlindungan terhadap bahan-bahan yang bersifat karsinogenik, bahan-bahan racun
maupun alergi.
- Pengendalian sumber-sumber pencemaran, misalnya dengan kegiatan jumsih “
jum’at bersih “ untuk mebersihkan sungai atau selokan bersama – sama.
- Penggunaan kondom untuk mencegah penularan HIV/AIDS
- Penggunaan APD dalam pelayanan kesehatan

C. Early Diagnosis and Prompt Treatment:


-  Pada ibu hamil yang sudah terdapat tanda – tanda anemia diberikan tablet Fe dan
dianjurkan untuk makan makanan yang mengandung zat besi
- Mencari penderita dalam masyarakat dengan jalan pemeriksaan . Misalnya
pemeriksaan darah, rontgent paru.
- Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan penderita penyakit menular
(contact person) untuk diawasi agar bila penyakitnya timbul dapat segera diberikan
pengobatan.
- Melaksanakan skrining untuk mendeteksi dini kanker

D. Dissability Limitation:

- Pengobatan dan perawatan yang sempurna agar penderita sembuh dan tak terjadi
komplikasi, misalnya menggunakan tongkat untuk kaki yang cacat
- Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan dengan cara tidak melakukan
gerakan-gerakan yang berat atau gerakan yang dipaksakan pada kaki yang cacat.
- Perbaikan fasilitas kesehatan sebagai penunjang untuk dimungkinkan pengobatan
dan perawatan yang lebih intensif

E. Rehabilitation:

- Mengembangkan lembaga-lembaga rehabilitasi dengan mengikutsertakan


masyarakat. Misalnya, lembaga untuk rehabilitasi mantan PSK, mantan pemakai
NAPZA dan lain-lain.
- Menyadarkan masyarakat untuk menerima mereka kembali dengan memberikan
dukungan moral setidaknya bagi yang bersangkutan untuk bertahan.  Misalnya
dengan tidak mengucilkan mantan PSK di lingkungan masyarakat tempat ia tinggal.
- Mengusahakan perkampungan rehabilitasi sosial sehingga setiap penderita yang telah
cacat mampu mempertahankan diri.
- Penyuluhan dan usaha-usaha kelanjutan yang harus tetap dilakukan seseorang setelah
ia sembuh dari suatu penyakit.

18
K. DATA ANGGOTA KELUARGA INTI (KELUARGA ASAL)

No. Nama Jenis Tgl Lahir/ Pekerjaan No.HP Status


Kelami Umur Kesehatan
n
1. Sukmawaty P 25-3- IRT 082188511332 HPT,
agan 1977/43th Obesitas I
2. Jeffry L 5-7- WIRASWAST 082188511332 Sinusitis,
wagiu 1977/43th A PPOK

L. RUMAH DAN LINGKUNGAN SEKITAR

1. Kondisi Rumah
(Jelaskan tentang kepemilikan rumah, situasi lokasi rumah, ukuran rumah, jenis
dinding, lantai dan atap, kepadatan, kebersihan, pencahayaan, ventilasi, sumber dan
penampungan air serta sanitasi., denah jika diperlukan)

Kepemilikan Rumah: Jeffry wagiu ( suami dari pasien)


Ukuran Rumah : 30m x60 m
Jenis dinding : Beton
Lantai : Tehel
Atap: Seng
Kepadatan: Padat
Kebersihan: Sangat Bersih,
Pencahayaan: Terang
Ventilasi: Jendela Ventilasi
Sumber dan penampungan air: Air sumur dan PDAM
Sanitasi Air: Air jernih, bersih, berning, tidak berbau, tidak berasa (Air Sumur)
Denah Rumah:

Dapur

Kamar 2 Ruang Tamu

Kamar 1

Teras Rumah

2. Lingkungan Sekitar Rumah

19
(Jelaskan tentang sumber dan penampungan air, pengaturan limbah, pembuangan sampah,
situasi halaman, selokan, serta gambaran kedekatan dengan rumah tetangga sekitar)

Sunber dan penampungan air: Air Sumur dan PDAM


Pengaturan Limbah: Septic Tank dan distribution box
Pembuangan Sampah: Pisahkan Sampah organik dan non-organik dan B3, kemudian setiap
pagi ada tukang sampah yang mengangkutnya
Situasi halaman: aman, tentram, bersih
Selokan: Lancar, setiap 3 hari ada tukang selokan yang membersihkan bila ada sumbatan.

3. Lingkungan Pekerjaan

Sunber dan penampungan air: Air Sumur dan PDAM


Pengaturan Limbah: Septic Tank dan distribution box
Pembuangan Sampah: Pisahkan Sampah organik dan non-organik dan B3, kemudian setiap
pagi ada tukang sampah yang mengangkutnya
Situasi halaman: aman, tentram, bersih
Selokan: Lancar, setiap 3 hari ada tukang selokan yang membersihkan bila ada sumbatan
Jenis dinding : Beton
Lantai : Tehel
Atap: Genteng
Kepadatan: Padat
Kebersihan: Sangat Bersih
Pencahayaan: Terang
Ventilasi: Jendela Ventilasi

M. INDIKATOR PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)

No. Indikator PHBS Jawaban


Ya Tidak
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan 
2. Pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0 - 6 bulan 
3. Menimbang berat badan balita setiap bulan 
4. Menggunakan air bersih yang memenuhi syarat kesehatan 
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun 
6. Menggunakan jamban sehat 
7. Melakukan pemberantasan sarang nyamuk di rumah dan 
lingkungannya sekali seminggu
8. Mengkonsumsi sayuran dan atau buah setiap hari 
9. Melakukan aktivitas fisik atau olahraga 
10 Tidak merokok di dalam rumah 
Kesimpulan: Semua indikator PHBS sudah dijalankan dengan sempurna oleh
keluarga pasien.

20
21
N. CATATAN TAMBAHAN HASIL KUNJUNGAN RUMAH

Nomor Tanggal Catatan, Kesimpulan dan Rencana Tindak Lanjut


Kunjunga
n
1 24/7/2020
Catatan:
Pasien belum menjalankan diet seimbang dan aktivitas fisik
seperti direkomendasikan

Kesimpulan:
Faktor risiko belum dikendalikan

Rencana Tindak Lanjut


Perlu dilakukan monitoring diet pasien dan aktivitas sehari-hari
pasien, dan minimal penurunan berat badan 0,5kg/minggu

22

Anda mungkin juga menyukai