Dibuat Oleh:
Dosen Pembimbing
dr. Henry M.F Palandeng, M.Sc, DK, FISPH, FISCM
A. IDENTITAS PASIEN
Sejak beberapa tahun terakhir, pasien sering mengeluhkan kepala terasa berat dan
kadang menimbulkan nyeri. Keluhan nyeri terasa seperti beban berat yang dialami dan
membuat leher pasien terasa tegang. Pasien juga mengatakan keluhan diperberat jika pasien
setelah mengonsumsi makanan berlemak beberapa hari terakhir dan juga disaat pasien
merasa memiliki pikiran yang banyak. Pasien mengaku saat kambuh pasien sulit untuk
beraktivitas, karena merasa sangat lelah. Pasien memeriksakan diri ke dokter saat pasien
mengalami nyeri kepala yang hebat dan hingga tidak menyadarkan diri sekitar kurang lebih 8
tahun yang lalu. Sejak saat itu pasien baru mengetahui jika memiliki hipertensi dan diberi
obat golongan untuk menangani hipertensi emergensi saat itu. Sejak saat itu, pasien
dikatakan memiliki hipertensi dan di edukasi untuk mengonsumsi obat hipertensi rutin
seumur hidup. Beberapa tahun awal pasien sulit untuk minum obat teratur yang membuat
pasien rentan memiliki gejala yang sama. Namun, mulai tahun 2015 hingga saat ini pasien
sudah rutin mengonsumsi obat Amlodipin 10mg setiap malam. Hingga beberapa hari
terakhir ini pasien sudah jarang mengalami keluhan, kecuali disaat pasien banyak aktivitas
dan lupa meminum obat hipertensi tersebut. Pasien memiliki riwayat keluarga hipertensi (+).
Keluhan nyeri pada pasien disertai adanya sesak napas (-). Mual (-), muntah (-), demam (-),
- Riwayat Hipertensi sejak 8 tahun yang lalu dengan rutin mengonsumsi Amlodipin
10mg 1x1.
- Pasien memiliki riwayat dislipidemia dan asam urat namun tidak terkontrol.
- Riwayat DM disangkal.
- Riwayat asma disangkal.
- Riwayat gastritis kronik disangkal
Pelayanan kesehatan yang telah diterima berupa:
- Imunisasi dasar lengkap (HB0,DPT-Hib-HB, BCG, Polio, Campak)
- Skrining pap smear pernah dilakukan hasil normal.
- Skrining profil lipid jarang dilakukan.
- Skrining pemeriksaan payudara belum pernah dilakukan
3
berbagai permasalahan dalam aspek-aspek pendidikan, pekerjaan, keluarga asal dan rumah
tangga sekarang, serta minat dan gaya hidup)
6. Review Sistem
(Anamnesis berdasarkan tinjauan pada semua sistem tubuh untuk mengantisipasi hal-hal
yang terlewatkan sebelumnya)
- Gejala umum : peningkatan berat badan sekitar 3 kg sejak beberapa bulan terakhir,
nafsu makan meningkat, demam (-), lemas (-)
- Kepala/leher : nyeri kepala (-), leher kaku (+), nyeri menelan (-)
- Sistem integumen : ulkus (-), ruam (-), gatal(-), perabaan normal
- Sistem indra : mata: pandangan normal, kemerahan (-), telinga: pendengaran normal,
berdenging (-), keluar cairan (-), lidah : gangguan pengecapan (-), kesulitan berbicara
(-), kulit:perabaan normal, ruam (-), luka (-), gatal (-), hidung : normosmia, sumbatan
(-),
- Sistem respirasi : batuk (-), sputum (-), sesak napas (+), napas mengi (-), sesak
membaik dengan perubahan posisi (-)
- Sistem kardiovaskuler : sesak napas saat beraktivitas dan berbaring (+), nyeri dada
kiri (+), berdebar (+), bengkak pada tungkai (-), keringat dingin (+)
- Sistem pencernaan : sulit menelan (-), nyeri epigastric (+), mual (-) muntah (-),
gangguan buang air besar (-), berak darah (-)
- Sistem urogenital: dysuria (-), polaksuria (-), enuresis (-), inkontinensia urin (-),
retensi urin (-), nyeri kolik (-), dyspareunia (-),
- Sistem saraf : nyeri kepala (-), pusing (-), gemetar (-), kejang (-), kehilangan
kesadaran (-), normoestesia
- Psikologis : depresi (-), cemas (+), gangguan tidur (+)
- Sistem endokrin : tidak tahan panas atau dingin (-)
- Sistem muskuloskeletal : nyeri (-), kaku (-), bengkak (+)
4
Pengalaman Sakit Pasien
(Uraikan pengalaman sakit pasien yang meliputi: pikiran, perasaan, efek pada fungsi dan
harapan)
- Pikiran: Sering terpikir dengan komplikasi dari penyakit yang dideritanya meningat
umur pasien yang sudah merupakan rentan untuk memiliki penyakit lebih serius
- Perasaan: Cemas dan khawatir, serta takut dapaat memiliki pneyakit jantung dan tiba-
tiba meninggal.
- Efek pada fungsi: Pasien sekarang mudah lelah, insomnia, namun masih dapat
melakukan aktivitas dengan baik pada kehidupan sehari-hari
- Harapan: Sembuh dari penyakitnya, tidak semakin berat, tidak muncul komplikasi
dan dapat beraktivitas normal selalu.
5
1. Genogram Keluarga (Family Genogram)
(Buatlah genogram keluarga sesuai kaidah umum pembuatan genogram dan dilengkapi
dengan keterangan/ legenda di bawahnya).
6
2. Bentuk Keluarga (Family Structure)
Keluarga besar (extended family): keluarga yang disamping terdiri dari suami pasien, anak
kandung pasien berjumlah 3 orang
Sekarang pasien (43 tahun) bersama suaminya (43 tahun) berada pada Tahap ke enam
(Keluarga Usia ke enam).
- Menata kembali peran dan fungsi keluarga setelah anak keluar rumah
7
harmonis, bahagia.
1. Saya merasa puas karena saya dapat meminta
pertolongan kepada keluarga saya ketika saya
menghadapi permasalahan
2. Saya merasa puas dengan cara keluarga saya
membahas berbagai hal dengan saya dan
berbagi masalah dengan saya.
3. Saya merasa puas karena keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan-
keinginan saya untuk memulai kegiatan atau
tujuan baru dalam hidup saya.
4. Saya merasa puas dengan cara keluarga saya
mengungkapkan kasih sayang dan
menanggapi perasaan-perasaan saya, seperti
kemarahan, kesedihan dan cinta.
5. Saya merasa puas dengan cara keluarga saya
dan saya berbagi waktu bersama.
Skor Total 10
8
SMA dan hanya
melanjutkan pekerjaan
sebagai ibu rumah
tangga untuk
membesarkan anaknya
Economic Stabilitas ekonomi cukup dan pengaturan
keuangan yang baik sampai saat ini
Medical Pasien memiliki BPJS kelas I untuk memperoleh
fasilitas pelayanan kesehatan yang cukup
memuaskan baik di Faskes tingkat 1 dan tingkat
2.
Pasien mengalami
mengalami reaksi stres
akut, insomnia, namun
seiring berjalan waktu
sembuh
A. Primary Prevention:
Promosi Kesehatan mengenai pemutusan rantai penularan, isolasi diri karena autopsy
menujukkan virus masih menujukkan aktivitas beberapa hari walaupun pasien sudah
mati.
Menggunakan hand sanitizier, masker, dan APD lainnya
Pemberian immunoglobulin untuk masyarakat yang rentan masih dikembangkan
Vaksinasi masih dikembangkan
B. Secondary Prevention:
Lakukan skrining menggunakan Rapid Test, dan diagnosis golden standart
menggunakan Swab Tenggorok dan diperiksa RT-PCR
9
Pengobatan antikoagulan seperti injeksi heparin untuk tatalaksana DIC pada COVID
Periksa D-dimer, protrombin time bukan hanya sebatas pada fungsi paru
Cek fungsi dan hitung trombosit juga
Pemberian Hydroxycholoroquine dan Azithromycine selama 5 hari menunjukkan
hasil memuaskan
Pemberian Alteplase untuk trombosis
C. Tertiary Prevention
Pembinaan mental sosial pasca infeksi
Untuk pasien yang sudah negatif dari COVID tetapi ada peningkatan D-Dimer,
peningkatan protombin time, dan fibrinogen harus di follow up , jangan patokan
hanya pada positif atau negatif hasil pemeriksaan swab.
Untuk pasien yang sudah negatif, perlu diperiksa minimal 3x RT PCR, untuk lebih
meyakinkan, karena virus masih hidup di jaringan paru yang jumlahnya sedikit sekali
tetapi bisa menunjukkan
Untuk pasien yang sudah sembuh, lakukan pola hidup sehat, karena belum diketahui
apakah virus ini ada periode laten atau tidak.
Rehabilitasi fungsi paru yang fibrotik
Pemberian heparin oral saat rawat jalan untuk pasien risiko trombosis tetapi sudah
sembuh dari COVID masih kontroversi
Follow up fungsi ginjal bila pasien sudah keluar dari RS dan diterapi dengan heparin
10
E. PEMERIKSAAN FISIK
4. Antropometri =
Tinggi Badan : 162 cm Indeks Massa Tubuh (IMT): 28,57 kg/m2
Berat Badan : 75 kg [TB (meter)/ BB (kg)2]
Lingkar Pinggang: 92 cm
Lingkar Panggul : 102 cm Waist-Hip Ratio: 0,90 (Obesitas WHO:>0,85)
Lingkar Lengan Atas: 40 cm
Status Gizi : Obesitas I (Kriteria WHO ASIA PASIFIK : IMT 25-29,9)
5. Pemeriksaan Umum=
Kepala :
- Konjungtiva anemis (-/-) dan
- Sklera tidak ikterik (-/-)
- Mukosa bibir lembab
Leher :
- Tidak terdapat peningkatan JVP (5+2cmH2O) dan
- Tidak terdapat pembesaran KGB dileher
- Kelenjar Tiroid tidak teraba (eutiroid)
Thoraks
Paru :
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris kanan dan kiri, tidak terdapat bagian
dada yang tertinggal dan penggunaan otot bantu pernapasan (-)
Palpasi : Vokal Fremitus simetris kanan dan kiri
Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi : Suara napas vesikuler (+/+), wheezing tidak ada, ronkhi tidak ada
Jantung :
Inspeksi :Ictus kordis tidak terlihat
Palpasi :Ictus kordis tidak teraba
Perkusi :Batas jantung kanan di SIK IV linea parasternal dextra
:Batas jantung kiri di SIK VI linea aksilaris anterior
Auskultasi : Bunyi jantung S1 dan S2 reguler, murmur tidak ada, gallop tidak ada
11
Abdomen
Inspeksi : Perut tampak datar, venektasi tidak ada, scar tidak ada
Auskultasi : Bising usus (+) 12 kali/menit
Perkusi : Timpani di seluruh regio abdomen, shifting dullness tidak ada
Palpasi : Perut supel, tidak terdapat defans muskular, nyeri tekan pada
epigastrium(-), hepar dan lien tidak teraba
Anogenital :
Genitalia Externa
- Mons Veneris: Benjolan (-), laserasi (-), ruam (-), gatal (-)
- Klitoris: Tidak ada kelainan
- Uretra: Sekret (-), nyeri (-), eritema (-), ektropion (-)
- Labia Mayora: Laserasi (-), benjolan (-), ruam (-), gatal (-)
- Labia Minora: Laserasi (-), benjolan (-), ruam (-), gatal (-)
- Introitus Vagina: Fluksus (-), Fluor (-), Benjolan (-)
- Perineum: Ruptur (-), bekas jahitan (-), benjolan (-)
Ekstremitas :
Akral hangat
CRT < 2 detik
Udem ekstremitas ada
Tampak sianosis pada kuku tidak ada
Deformitas tidak ada
F. PEMERIKSAAN KHUSUS
1. Laboratorium =
A. DARAH
12
2. Radiologi =
3. Lainnya =
H. DIAGNOSIS BANDING
I. DIAGNOSIS HOLISTIK
Diagnosis Holistik
(Gabungan dari diagnosis klinis plus masalah psiko-sosial-kultural-spiritual pasien dan
keluarga)
Aspek Klinis :
Aspek Personal :
13
- Derajat 1: Mampu melakukan pekerjaan seperti sebelum sakit
Pasien Ny. Sukmawaty 43 tahun. Sejak beberapa tahun terakhir, pasien sering mengeluhkan
kepala terasa berat dan kadang menimbulkan nyeri. Keluhan nyeri terasa seperti beban berat
yang dialami dan membuat leher pasien terasa tegang. Pasien juga mengatakan keluhan
diperberat jika pasien setelah mengonsumsi makanan berlemak beberapa hari terakhir dan
juga disaat pasien merasa memiliki pikiran yang banyak. Pasien mengaku saat kambuh
pasien sulit untuk beraktivitas, karena merasa sangat lelah. Pasien memeriksakan diri ke
dokter saat pasien mengalami nyeri kepala yang hebat dan hingga tidak menyadarkan diri
sekitar kurang lebih 8 tahun yang lalu. Sejak saat itu pasien baru mengetahui jika memiliki
hipertensi dan diberi obat golongan untuk menangani hipertensi emergensi saat itu. Sejak
saat itu, pasien dikatakan memiliki hipertensi dan di edukasi untuk mengonsumsi obat
hipertensi rutin seumur hidup. Beberapa tahun awal pasien sulit untuk minum obat teratur
yang membuat pasien rentan memiliki gejala yang sama. Namun, mulai tahun 2015 hingga
saat ini pasien sudah rutin mengonsumsi obat Amlodipin 10mg setiap malam. Hingga
beberapa hari terakhir ini pasien sudah jarang mengalami keluhan, kecuali disaat pasien
banyak aktivitas dan lupa meminum obat hipertensi tersebut. Pasien memiliki riwayat
keluarga hipertensi (+). Keluhan nyeri pada pasien disertai adanya sesak napas (-). Mual (-),
muntah (-), demam (-), bengkak pasa ekstremitas (+) raasa kebas pada ekstremitas (-). BAK
dan BAB tidak ada keluhan
14
dimodifikasi. Derajat Fungsional pasien yaitu 1, artinya mampu melakukan pekerjaan seperti
sebelum sakit. Prognosis untuk pasien ini adalah dubia ad bonam
J. PENGELOLAAN KOMPREHENSIF
(Meliputi Lima Tahap Pencegahanan)
1. Patient-Centered
A. Health Promotion:
- Berikan health education mengenai pengendalian faktor risiko yang dapat
dimodifikasi misalnya diet rendah lemak, cukup kalori, cukup protein, aktif
berolahraga, aktif berinteraksi dengan keluarga dan masyarakat sekitar, dan
- Health education mengenai dampak penyakit jantung koroner terhadap kesehatan .
- Rekreasi dan hiburan untuk perkembangan mental dan sosial.
B. Specific Protection:
- Hand Hygiene,
- Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) karena ada hubungan antara COVID-19
dengan Serangan Jantung akibat mekanisme Pancarditis.
- Hitunglah nadi, bila aktivitas sudah mencapai nadi maksimal, beristirahat.
- Hindari bahan-bahan karsinogenik dan iritan.
- Isolasi terhadap penyakit menular apalagi pasien sudah berumur lanjut.
- Memberikan imunisasi pada golongan yang rentan seperti pasien geriatri.
15
D. Dissability Limitation:
- Pengobatan yang sesuai dan berkelanjutan untuk mencegah terjadinya infark
miokardium.
- Perbaikan fasilitas kesehatan sebagai penunjang untuk dimungkinkan pengobatan
dan perawatan yang lebih intensif.
E. Rehabilitation:
- Penyuluhan dan usaha-usaha kelanjutan yang harus tetap dilakukan seseorang setelah
pasien sembuh dari suatu penyakit,
- Mengembangkan fasilitas kardiorehab,
- memberikan dukungan moral untuk pasien agar dia tidak depresi.
16
5x/minggu
4. Jesiandra Sehat Pemeriksaan Diet Vaksin
wagiu kesehatan seimbang, HPV
(23th) rutin, berolahraga Tetravale
skrining Pap 5x/minggu n
Smear,
skrining
mammografi
dan
pemeriksaan
payudara
sendiri
(SADARI)
tiap tahun.
5. Stefanny Sehat Pemeriksaan Diet Vaksin
wagiu kesehatan seimbang, HPV
(21th) rutin, berolahraga Tetravale
skrining Pap 5x/minggu n
Smear,
skrining
mammografi
dan
pemeriksaan
payudara
sendiri
(SADARI)
tiap tahun.
3. Community-Oriented:
A. Health Promotion:
- Penyediaan makanan sehat dan cukup (kualitas maupun kuantitas)
- Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan, misalnya penyediaan air bersih,
pembuangan sampah, pembuangan tinja dan limbah.
- Pendidikan kesehatan kepada masyarakat. Misalnya untuk kalangan menengah ke
atas di negara berkembang terhadap resiko jantung koroner.
- Olahraga secara teratur sesuai kemampuan individu.
- Kesempatan memperoleh hiburan demi perkembangan mental dan sosial.
- Nasihat perkawinan dan pendidikan seks yang bertanggung jawab.
- Rekreasi atau hiburan untuk perkembangan mental dan sosial
B. Specific Protection:
17
burung ditempatkan di ruang isolasi.
- Pencegahan terjadinya kecelakaan baik di tempat umum maupun tempat kerja
dengan menggunakan alat perlindungan diri.
- Perlindungan terhadap bahan-bahan yang bersifat karsinogenik, bahan-bahan racun
maupun alergi.
- Pengendalian sumber-sumber pencemaran, misalnya dengan kegiatan jumsih “
jum’at bersih “ untuk mebersihkan sungai atau selokan bersama – sama.
- Penggunaan kondom untuk mencegah penularan HIV/AIDS
- Penggunaan APD dalam pelayanan kesehatan
D. Dissability Limitation:
- Pengobatan dan perawatan yang sempurna agar penderita sembuh dan tak terjadi
komplikasi, misalnya menggunakan tongkat untuk kaki yang cacat
- Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan dengan cara tidak melakukan
gerakan-gerakan yang berat atau gerakan yang dipaksakan pada kaki yang cacat.
- Perbaikan fasilitas kesehatan sebagai penunjang untuk dimungkinkan pengobatan
dan perawatan yang lebih intensif
E. Rehabilitation:
18
K. DATA ANGGOTA KELUARGA INTI (KELUARGA ASAL)
1. Kondisi Rumah
(Jelaskan tentang kepemilikan rumah, situasi lokasi rumah, ukuran rumah, jenis
dinding, lantai dan atap, kepadatan, kebersihan, pencahayaan, ventilasi, sumber dan
penampungan air serta sanitasi., denah jika diperlukan)
Dapur
Kamar 1
Teras Rumah
19
(Jelaskan tentang sumber dan penampungan air, pengaturan limbah, pembuangan sampah,
situasi halaman, selokan, serta gambaran kedekatan dengan rumah tetangga sekitar)
3. Lingkungan Pekerjaan
20
21
N. CATATAN TAMBAHAN HASIL KUNJUNGAN RUMAH
Kesimpulan:
Faktor risiko belum dikendalikan
22