(PDF) SAP Resiko Jatuh
(PDF) SAP Resiko Jatuh
“RESIKO JATUH”
DI RUANG CENDANA
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
Disusun Oleh
KELOMPOK 4
Nama Anggota Kelompok:
1. Irma Farikha, S.Kep. (131713143004)
2. Elma Safira Istizabana, S.Kep. (131713143021)
3. Nusrotud Diana, S.Kep. (131713143042)
4. A’ida Fitriyah, S.Kep. (131713143056)
5. Selfia Wahyu Widiawati, S.Kep. (131713143070)
6. Muhammad Daud Al Abr, S.Kep. (131713143075)
7. Mahsus Ridwan, S.Kep (131713143104)
X. Pelaksanaan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Respon Peserta Pelaksana
Penyuluhan
1. 5 menit Pembukaan: 1. Menjawab salam Moderator
(10.00-10.05) 1. Mengucapkan salam 2. Mendengarkan
2. Memperkenalkan diri 3. Memperhatikan
3. Kontrak waktu
4. Menjelaskan tujuan
dari penyuluhan
5. Menyebutkan materi
penyuluhan yang
akan diberikan.
2. 25 Menit Pelaksanaan 1. Mendengarkan Penyuluh
(10.05-10.30) 2. Memperhatikan
penyampaian materi
penjelasn materi
tentang:
3. Mencermati
1. Menjelaskan
materi
pengertian resiko
jatuh
2. Menjelaskan tujuan
penanganan resiko
jatuh
3. Menjelaskan faktor
resiko
4. Menjelaskan
pendekatan
diagnostik
5. Menjelaskan
pencegahan resiko
jatuh
3. 10 menit Diskusi dan Evaluasi: 1. Mengajukan Moderator
(10.30-10.40) 1. Memberikan
pertanyaan Fasilitator
kesempatan pada 2. Menjawab Dan
peserta untuk pertanyaan dan Penyuluh
mengajukan menjelaskannya.
pertanyaan kemudian
didiskusikan bersama
dan menjawab
pertanyaan.
2. Menanyakan kepada
peserta penyuluh
tentang materi yang
diberikan.
4. 5 menit Terminasi: 1. Memperhatikan Moderator
(10.40-10.45) 1. Menyimpulkan hasil 2. Mendengarkan
3. Menjawab salam
penyuluhan
2. Mengucapkan
terimakasih kepada
peserta
3. Mengakhiri dengan
salam
XI. Evaluasi
1. Kriteria Struktur
1) Kontrak waktu dan tempat diberikan sebelum acara dilaksanakan.
2) Kesiapan SAP
3) Kesiapan media: leaflet dan flipchart
4) Peserta hadir di tempat penyuluhan minimal 10 orang
5) Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan
2. Kriteria Proses
1) Fase dimulai sesuai waktu yang direncanakan
2) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
3) Peserta mengajukan pertanyaan
4) Penyuluh, fasilitator dapat menjawab pertanyaan dari peserta
5) Suasana penyuluhan tertib dan tenang
6) Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
7) Pengorganisasian berjalan sesuai dengan job description
3. Kriteria Hasil
1) Peserta yang mengikuti penyuluhan ini minimal 10 orang
2) Peserta dapat mengikuti acara penyuluhan dari awal sampai akhir
3) Acara dimulai tepat waktu tanpa kendala
4) Peserta mengikuti kegiatan sesuai dengan aturan yang telah dijelaskan
5) Peserta terbukti memahami materi yang telah disampaikan penyuluh
dilihat dari kemampuan menjawab pertanyaan penyuluh dengan benar.
XII. Antisipasi
1) Jika peserta tidak hadir, maka tim penyuluh akan memberikan KIE
langsung ke keluarga pasien serta memberikan leaflet materi penyuluhan.
2) Jika peserta meninggalkan tempat saat penyuluhan, diusahakan dari awal
sudah diberikan kotrak waktu sehingga tidak ada peserta yang
meninggalkan tempat ditengah-tengah penyuluhan.
Lampiran 1
Susunan Acara Penyuluhan Kesehatan
Tentang Resiko Jatuh
di Ruang Cendana RSUD Dr. Soetomo
Rabu, 4 Oktober 2017
1. Pengertian
Jatuh adalah suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau saksi mata,
yang melihat kejadian mengakibatkan seseorang mendadak terbaring atau
terduduk di lantai atau tempat yang lebih rendah dengan atau tanpa kehilangan
kesadaran atau luka (Darmojo, 2004). Jatuh merupakan kejadian tiba-tiba dan
tidak disengaja yang mengakibatkan seseorang terbaring atau terduduk
dilantai yang lebih rendah tanpa kehilangan kesadaran (Maryam, 2010).
Jatuh sering terjadi atau dialami oleh usia lanjut. Disebabkan beberapa
faktor (intrinsik dan ekstrinsik). Faktor Intrinsik; 1) gangguan gaya berjalan;
2) kelemahan otot ekstremitas bawah; 3) Kekakuan sendi; 4) sinkope dan
dizziness, sedangkan faktor ekstrinsik; 1) lantai yang licin atau tidak rata; 2)
tersandung benda-benda; 3) Penglihatan kurang karena cahaya kurang terang
(Miller, 2005). Pencegahan pasien jatuh merupakan suatu upaya yang
dilakukan oleh pasien, keluarga, dan tenaga kesehatan agar tidak terjadi jatuh
di Rumah Sakit (Kemenkes RI, 2012). Kejadian pasien jatuh selama
perawatan di ru-mah sakit dapat meningkatkan bahaya dan cidera pada pasien.
2. Tujuan Pencegahan
1. Mengurangi angka kejadian pasien jauh di Rumah sakit
2. Mengurangi cidera pasien jatuh
3. Melibatkan keluarga dan pasien dalam upaya pengurangan pasien jatuh di
Rumah sakit.
3. Faktor resiko
Faktor lingkungan yang sering dihubungkan dengan resiko jatuh diantaranya:
1. Alat – alat atau perlengkapan rumah tangga yang sudah tua, tidak stabil,
atau tergeletak di bawah
2. tempat tidur atau WC yang rendah / jongkok
3. tempat berpegangan yang tidak kuat / tidak mudah dipegang
4. Lantai yang tidak datar baik ada trapnya atau menurun
5. Karpet yang tidak dilem dengan baik, keset yang tebal / menekuk
pinggirnya, dan benda-benda alas lantai yang licin atau mudah tergeser
6. Lantai yang licin atau basah
7. Penerangan yang tidak baik (kurang atau menyilaukan)
8. Alat bantu jalan yang tidak tepat ukuran, berat, maupun cara
penggunaannya.
Pemeriksaan Risiko Jatuh
Skala MORSE
Faktor Risiko Tgl/Jam
Riwayat jatuh
Kejadian jatuh 3 bulan terakhir 25
Keterangan:
4. Pendekatan Diagnostik
Setiap penderita lansia jatuh, harus dilakukan assesmen seperti dibawah ini
1) Riwayat Penyakit ( Jatuh )
Anamnesis dilakukan baik terhadap penderita ataupun saksi mata jatuh
atau keluarganya. Anamnesis ini meliputi:
a. Seputar jatuh : mencari penyebab jatuh misalnya terpeleset, tersandung,
berjalan, perubahan posisi badan, waktu mau berdiri dari jongkok, sedang
makan, sedang buang air kecil atau besar, sedang batuk atau bersin, sedang
menoleh tiba – tiba atau aktivitas lain
b. Gejala yang menyertai : nyeri dada, berdebar – debar, nyeri kepala tiba-
tiba, vertigo, pingsan, lemas, konfusio, inkontinens, sesak nafas.
c. Kondisi komorbid yang relevan : pernah stroke, Parkinsonism,
osteoporosis, sering kejang, penyakit jantung, rematik, depresi, defisit
sensorik.
d. Review obat – obatan yang diminum : antihipertensi, diuretik, autonomik
bloker, antidepresan, hipnotik, anxiolitik, analgetik, psikotropik.
e. Review keadaan lingkungan : tempat jatuh, rumah maupun tempat –
tempat kegiatannya.
2) Pemeriksaan Fisik
a. Tanda vital : nadi, tensi, respirasi, suhu badan ( panas / hipotermi )
b. Kepala dan leher : penurunan visus, penurunan pendengaran, nistagmus,
gerakan yang menginduksi ketidakseimbangan, bising
c. Jantung : aritmia, kelainan katup
d. Neurologi : perubahan status mental, defisit fokal, neuropati perifer,
kelemahan otot, instabilitas, kekakuan, tremor.
e. Muskuloskeletal : perubahan sendi, pembatasan gerak sendi problem kaki
(podiatrik), deformitas.
5. Pencegahan
1) Memastikan tempat tidur dalam posisi rendah
2) Memastikan roda tempat tidur terkunci
3) Menutup pagar tempat tidur
4) Memberi tanda segitiga kuning pada tempat tidur pasien
5) Memberi gelang warna kuning pada pasien
6) Dilakukan pengikatan fisik dengan persetujuan keluarga
Sumber:
Darmojo R.B, Mariono, HH 2004. Geriatri, Ilmu Kesehatan Usia Lanjut. Edisi
ke-3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Maryam, R.S 2010. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba
Medika.
Miller, Carol A. Nursing for wellness in older adults: Theory and
practice (4th ed.) Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
2005.
Lampiran 3
Lembar Observasi Penyuluhan
“Resiko Jatuh”
Di Ruang Cendana, RSUD Dr. Soetomo
Lampiran 4
DAFTAR HADIR
Peserta Penyuluhan Kesehatan
“Resiko Jatuh”
Di Ruang Cendana, RSUD Dr. Soetomo
Lampiran 5