PENDAHULUAN
Indonesia adalah negara yang kaya akan kebudayaan dan tradisi yang tak
pelak melahirkan banyak sekali hukum adat dari berbagai masyarakat adat. Salah
satunya adalah hukum perkawinan adat yang mana biasanya berisikan aturan –
aturan ,tata cara dan prosesi perkawinan yang diwariskan oleh para leluhur dan
tetap akan dipakai dan ditaati oleh seluruh anggota masyarakat hukum adat. Untuk
memahami dan mempelajari hukum perkawinan adat sendiri harus dipahami
mengenai pola susunan masyarakatnya, apakah itu matrilineal, patrilineal, parental
ataupun teritorial.1
1
Soepomo, Hukum Adat di Indonesia, Pradnya Paramita, Jakarta, 1986, hal. 67.
2
Hilman Hadikusuma, Pengantar Ilmu Hukum Adat Indonesia,Mandar Maju,Bansung, 2003, hal. 182
perkawinan dengan lahirnya Undang-Undang No. 1 tahun 1974 tentang
perkawinan, yang terdiri dari XIV Bab dan 67 pasal. Undang- undang tersebut
mengatur tentang dasar-dasar perkawinan, syarat-syarat perkawinan, pencegahan
perkawinan, batalnya perkawinan, perjanjian perkawinan, hak dan kewajiban
suami isteri, harta dan benda dalam perkawinan, putusnya perkawinan serta
akibatnya, kedudukan anak, perwalian, ketentuan lain, ketentuan peralihan dan
ketentuan penutup. Serta PP No 9/1975 tentang Pelaksanaan UU No 1/1974.
1. Hukum apa yang berlaku dalam bidang perkawinan Pra dan Pasca
lahirnya Undang-Undang No 1 tahun 1974 ?
PEMBAHASAN
Dengan keadaan seperti itu tentu kita pasti bertanya, apakah hukum adat
masih dapat diberlakukan dan dalam konteks bagaimana hukum adat
dapat dilaksanakan agar tidak bertentangan dengan hukum nasional atau
Undang-Undang No 1 Tahun 1974 ? Untuk menjawab pertanyaan
tersebut mari kita analisis pasal-pasal yang ada dalam Undang-Undang
No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.
3
Ibid. Hal 40
Kemudian sebelum lebih lanju kedalam kita lihat pasal 66 dan 64 yang
akan menjadi landasan pengakuan hukum adat dalam hukum Nasional
tentang perkawinan. Pasal 66, untuk perkawinan dan segala sesuatu yang
berhubungan dengan perkawinan berdasarkan atas Undang-undang ini,
maka dengan berlakunya Undang-undang ini ketentuan-ketentuan yang
diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata (burgelijk Wetboek),
Ordinansi Perkawinan Indonesia Kristen (Huwelijk Ordanantie Christen
Indonesia 1933 No.74, Peraturan Perkawinan Campuran (Regeling op
gemeng de Huwelijken S.1898 No. 158), dan Peraturan-peraturan lain
yang mengatur tentang perkawinan sejauh telah diatur dalam Undang-
undang ini, dinyatakan tidak berlaku.
Perbedaan :
Persamaan :
PENUTUP
3.1 Kesinpulan
DAFTAR PUSTAKA
MAKALAH
Oleh :
Kelompok 1:
Yulwhinar Duaja S
Aditya Dio Pradana
Advent Eden
Alfian Nanung P
Alfian Widyatama
Ardhadedali Aulia P
Aswin Pramudita
Atyanta Lingga M
Fakultas Hukum