Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

HUBUNGAN FILSAFAT SAINS DENGAN


MANUSIA

Disusun oleh :
Desi Safitri (1712040009)
Pendidikan Fisika A

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


JURUSAN FISIKA
PRODI PENDIDIKAN FISIKA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
Tahun 2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan pada kita semua
sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dimana makalah ini membahas
tentang hubungan filsafat sains dengan manusia.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran dari banyak pihak sangat kami harapkan untuk menyempurnakan makalah
ini.
Akhirnya, ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini, kami harapkan makalah ini dapat bermanfaat dan
mampu menambah wawasan bagi semua orang.
Akhir kata saya meminta semoga makalah ilmiah tentang hubungan filsafat sains dengan
manusia ini bisa memberi manfaat utaupun inspirasi pada pembaca.
 

.                                                                              Makassar,  9 Oktober 2018

 
.                                       Penyusun,

2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................1
KATA PENGANTAR...........................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................3

BAB I. PENDAHULUAN     
1.1 Latar Belakang...............................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................4
1.3 Tujuan............................................................................................................4
BAB II. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Filsafat..........................................................................................5
2.2 Pengertian Kehidupan Manusia......................................................................7
2.3 Pengaruh Filsafat Terhadap Kehidupan Manusia...........................................8
BAB III. PENUTUP
3.1 Simpulan........................................................................................................10
3.2 Saran..............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 11

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran
manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat tidak didalami
dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan
mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi
dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke
dalam sebuah proses dialektika. Untuk studi falsafi, mutlak diperlukan logika berpikir
dan logika bahasa.
Dalam kehidupan, manusia akan selalu menemui suatu masalah dan untuk
memecahkan masalah tersebut atau untuk menemukan solusi dari masalah tersebut
manusia harus berfilsafat. Sehingga, dapat dikatakan bahwasanya filsafat adalah
pedoman dalam kehidupan manusia supaya kehidupan manusia menjadi lebih baik.
Dengan demikian filsafat sangat penting bagi kehidupan manusia, terutama
dalam hal memecahkan suatu masalah kehidupan. Karena dengan filsafat masalah yang
dihadapi oleh manusia akan segera cepat terselesaikan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari filsafat ?
2. Apa pengertian dari kehidupan manusia ?
3. Bagaimana pengaruh filsafat terhadap kehidupan manusia ?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Mengetahui mengenai filsafat
2. Mengetahui mengenai kehidupan manusia
3. Mengetahui keterkaitan antara filsafat dengan kehidupan manusia

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Filsafat
Kata falsafah atau filsafat dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan dari
bahasa Arab ‫فلسفة‬, yang juga diambil dari bahasa Yunani; Φιλοσοφία philosophia. Dalam
bahasa ini, kata ini merupakan kata majemuk dan berasal dari kata-kata (philia =
persahabatan, cinta dsb.) dan (sophia = "kebijaksanaan"). Sehingga arti harafiahnya
adalah seorang “pencinta kebijaksanaan”.
Menurut Harold H. Titus, filsafat adalah suatu usaha memahami alam semesta,
maknanya dan nilainya. Apabila tujuan ilmu adalah kontrol, dan tujuan seni adalah
kreativitas, kesempurnaan, bentuk keindahan komunikasi dan ekspresi, maka tujuan
filsafat adalah pengertian dan kebijaksanaan (understanding and wisdom). Sedangkan H.
De Vos berpendapat bahwa filsafat tidak hanya cukup diketahui, tetapi harus
dipraktekkan dalam hidup sehari-sehari. Orang mengharapkan bahwa filsafat akan
memberikan kepadanya dasar-dasar pengetahuan, yang dibutuhkan untuk hidup secara
baik. Filsafat harus mengajar manusia, bagaimana ia harus hidup secara baik. Filsafat
harus mengajar manusia, bagaimana ia harus hidup agar dapat menjadi manusia yang
baik dan bahagia. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan filsafat adalah
mencari hakikat kebenaran sesuatu, baik dalam logika (kebenaran berpikir), etika
(berperilaku), maupun metafisik (hakikat keaslian).
Sehuingga dapat disimpulkan bahwa filsafat adalah studi tentang seluruh
fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep
mendasar. Filsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan
percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi
untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Akhir
dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah proses dialektika.
Filsafat diklasifikasikan menurut daerah geografis dan latar belakang budayanya.
Dewasa ini filsafat biasa dibagi menjadi dua kategori besar menurut wilayah dan menurut
latar belakang agama. Menurut wilayah, filsafat bisa dibagi menjadi: filsafat barat,

5
filsafat timur, dan filsafat Timur Tengah. Sementara, menurut latar belakang agama,
filsafat dibagi menjadi: filsafat Islam, filsafat Budha, filsafat Hindu, dan filsafat Kristen.
a) Filsafat Barat adalah ilmu yang biasa dipelajari secara akademis di universitas-
universitas di Eropa dan daerah-daerah jajahan mereka. Filsafat ini berkembang dari
tradisi filsafat orang Yunani kuno.Tokoh utama filsafat Barat antara lain Plato,
Thomas Aquinas, Réne Descartes, Immanuel Kant, Georg Hegel, Arthur
Schopenhauer, Karl Heinrich Marx, Friedrich Nietzsche, dan Jean-Paul Sartre.Dalam
tradisi filsafat Barat, dikenal adanya pembidangan dalam filsafat yang menyangkut
tema tertentu seperti Metafisika, Epistemologi, Aksiologi, Etika, dan estetika.
b) Filsafat Timur adalah tradisi falsafi yang terutama berkembang di Asia, khususnya di
India, Republik Rakyat Tiongkok dan daerah-daerah lain yang pernah dipengaruhi
budayanya. Sebuah ciri khas Filsafat Timur ialah dekatnya hubungan filsafat dengan
agama. Meskipun hal ini kurang lebih juga bisa dikatakan untuk Filsafat Barat,
terutama di Abad Pertengahan, tetapi di Dunia Barat filsafat ’an sich’ masih lebih
menonjol daripada agama. Nama-nama beberapa filsuf Timur, antara lain Sidharta
Budha Gautama/Budha, Bodhidharma, Lao Tse, Kong Hu Cu, Zhuang Zi, dan Mao
Zedong.
c) Filsafat Timur Tengah dilihat dari sejarahnya merupakan para filsuf yang bisa
dikatakan juga merupakan ahli waris tradisi Filsafat Barat. Sebab para filsuf Timur
Tengah yang pertama-tama adalah orang-orang Arab atau orang-orang Islam dan juga
beberapa orang Yahudi, yang menaklukkan daerah-daerah di sekitar Laut Tengah dan
menjumpai kebudayaan Yunani dengan tradisi falsafah mereka. Lalu mereka
menterjemahkan dan memberikan komentar terhadap karya-karya Yunani. Bahkan
ketika Eropa setalah runtuhnya Kekaisaran Romawi masuk ke Abad Pertengahan dan
melupakan karya-karya klasik Yunani, para filsuf Timur Tengah ini mempelajari
karya-karya yang sama dan bahkan terjemahan mereka dipelajari lagi oleh orang-
orang Eropa. Nama-nama beberapa filsuf Timur Tengah adalah Ibnu Sina, Ibnu
Tufail, Kahlil Gibran, dan Averroes.
d) Filsafat Islam merupakan filsafat yang seluruh cendekianya adalah muslim. Ada
sejumlah perbedaan besar antara filsafat Islam dengan filsafat lain. Pertama, meski
semula filsuf-filsuf muslim klasik menggali kembali karya filsafat Yunani terutama

6
Aristoteles dan Plotinus, namun kemudian menyesuaikannya dengan ajaran Islam.
Kedua, Islam adalah agama tauhid. Maka, bila dalam filsafat lain masih 'mencari
Tuhan', dalam filsafat Islam justru Tuhan sudah ditemukan, dalam arti bukan berarti
sudah usang dan tidak dibahas lagi, namun filsuf islam lebih memusatkan
perhatiannya kepada manusia dan alam, karena sebagaimana kita ketahui,
pembahasan Tuhan hanya menjadi sebuah pembahasan yang tak pernah ada finalnya.
e) Filsafat Kristen mulanya disusun oleh para bapa gereja untuk menghadapi tantangan
zaman di abad pertengahan. Saat itu dunia barat yang Kristen tengah berada dalam
zaman kegelapan (dark age). Masyarakat mulai mempertanyakan kembali
kepercayaan agamanya. Filsafat Kristen banyak berkutat pada masalah ontologis dan
filsafat ketuhanan. Hampir semua filsuf Kristen adalah teologian atau ahli masalah
agama. Sebagai contohnya adalah Santo Thomas Aquinas dan Santo Bonaventura.

2.2 Pengertian Kehidupan Manusia


Kehidupan adalah ciri yang membedakan objek yang memiliki isyarat dan
proses penopang diri (organisme hidup) dengan objek yang tidak memilikinya, baik
karena fungsi-fungsi tersebut telah mati atau karena mereka tidak memiliki fungsi
tersebut dan diklasifikasikan sebagai benda mati.
Manusia secara bahasa berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin),
yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang berakal budi (mampu menguasai
makhluk lain). Manusia merupakan zoon politicon yang berarti bahwa manusia itu
sebagai makhluk pada dasarnya selalu ingin bergaul dan berkumpul dengan sesama
manusia lainnya, jadi makhluk yang suka bermasyarakat. Dan oleh karena sifatnya suka
bergaul satu sama lain, maka manusia disebut makhluk social. Hakikat manusia yaitu
makhluk yang memiliki tenga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya, individu yang memiliki sifat rasional yang
bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan social, yang mampu mengarahkan
dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu
menentukan nasibnya, makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus
berkembang tidak pernah selesai (tuntas) selama hidupnya, individu yang dalam
hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri,

7
membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati, suatu keberadaan
yang berpotensi yang perwujudanya merupakan ketakterdugaan dengan potensi yang tak
terbatas, makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan
baik dan jahat, individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan
sosial bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusaannya tanpa
hidup di dalam lingkungan sosial.
Sehingga, kehidupan manusia adalah segala proses dan aktivitas yang
dilakukan manusia selama ia masih hidup. Proses merujuk pada pertumbuhan manusia
dari ia lahir hingga ia meninggal, sedangkan aktivitas merujuk pada kegiatan yang
dilakukan manusia selama ia hidup sejak lahir sampai meninggal.

2.3 Pengaruh Filsafat Terhadap Kehidupan Manusia


Bagi manusia, berfilsafat berarti mengatur hidup yang senetral-netralnya
dengan perasaan tanggung jawab, yaitu tanggung jawab terhadap dasar hidup yang
sedalam-dalamnya, baik Tuhan, alam, atau pun kebenaran. Radhakrishnan dalam
bukunya, History of Philosophy, menyebutkan Tugas filsafat bukanlah sekadar
mencerminkan semangat masa ketika kita hidup, melainkan membimbingnya maju.
Fungsi filsafat adalah kreatif, menetapkan nilai, menetapkan tujuan, menentukan arah dan
menuntun pada jalan baru. Filsafat hendaknya mengilhamkan keyakinan kepada kita
untuk menompang dunia baru, mencetak manusia-manusia yang menjadikan
penggolongan-penggolongan berdasarkan ‘nation’, ras, dan keyakinan keagamaan
mengabdi kepada cita mulia kemanusiaan.
Filsafat tidak ada artinya sama sekali apabila tidak universal, baik dalam ruang
lingkupnya maupun dalam semangatnya. Studi filsafat harus membantu orang-orang
untuk membangun keyakinan keagamaan atas dasar yang matang secara intelektual.
Filsafat dapat mendukung kepercayaan keagamaan seseorang, asal kepercayaan tersebut
tidak bergantung pada konsepsi prailmiah yang usang, yang sempit dan yang dogmatis.
Urusan (concerns) utama agama ialah harmoni, pengaturan, ikatan, pengabdian,
perdamaian, kejujuran, pembebasan, dan Tuhan.
Dengan berfilsafat manusia dapat mengatasi kemelut hidupnya. Hal tersebut
dapat terjadi karena dengan memahami apa filsafat, maka kita dapat menerapkannya

8
didalam kehidupan sehari-hari, sehingga tidak mengarah kepada jalur yang tidak pernah
diharapkan sebelumnya.
Beragam masalah di Indonesia tidak akan bisa selesai dengan pendekatan-
pendekatan teknis, seperti pendekatan ekonomi teknis, pendekatan politik teknis,
pendekatan teknologi teknis, ataupun pendekatan budaya teknis. Beragam masalah
tersebut bisa selesai dengan sendirinya, jika setiap orang Indonesia mau berfilsafat, yakni
apapun profesi mereka, mereka akan menggunakan filsafat sebagai pedoman hidup
sehari-hari.
Filsafat timbul karena kodrat manusia. Manusia mengerti bahwa hidupnya
tergantung dari pengetahuannya. Pengetahuan itu digunakan untuk menyempurnakan
kehidupannya. Karena konsekuensi dari pandangan filsafat sangat penting dan
menentukan sikap orang terhadap dirinya sendiri, terhadap orang lain, dunia, dan
tuhannya. Tingkah laku manusia berlainan sekali dengan tingkah laku hewan, manusia
adalah merdeka,ia dapat mengerti, menciptakan kebudayaan, ilmu pengetahuan. Filsafat
berhubungan erat dengan sikap orang dan pandangan hidup manusia, karena filsafat
mempersoalkan dan menanyakan sebab – sebab yang terakhir dari semua yang ada.
Apabila filsafat dijadikan suatu ajaran hidup maka ini berarti bahwa orang mengharapkan
dari filsafat itu dasar – dasar ilmiah yang dibutuhkannya untuk hidup. Filsafat diharapkan
memberikan petunjuk – petunjuk tentang bagaimana kita harus hidup untuk menjadi
manusia sempurna, baik, susila dan bahagia.

9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam kehidupan, manusia akan selalu menemui sebuah masalah baik dalam
aspek agama, ekonomi, social, politik, budaya maupun dalam hal bernegara. Dinegara
Indonesiapun terdapat banyak berbagai masalah dan hal tersebut akan dapat terselesaikan
sendiri apabila masyarakatnya dengan berbagai profesi apapun mampu menggunakan
filsafat sebagai dasar dari penyelesaian semua masalah yang ada. Hal ini berarti bahwa
filsafat dalam kehidupan manusia berperan penting dalam menyelesaikan setiap masalah
yang dihadapi oleh manusia.

3.2 Saran
Dalam kehidupan, manusia harus lebih mengenal filsafat dan apabila menemui
suatu masalah, manusia harus berfilsafat untuk menemukan jalan terangnya. Manusia
harus menggunakan filsafat dalam kehidupannya agar hidupnya lebih terarah dan tujuan
hidupnya dapat tercapai dengann baik.

10
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/11172299/hubungan_filsafat_terhadap_kehidupan_manusia

11

Anda mungkin juga menyukai