Anda di halaman 1dari 6

90 Jurnal Ilmiah Edukasi & Sosial, Volume 9, Nomor 1, Maret 2018, hlm.

90–95

DEFRAGMENTING STRUKTUR BERPIKIR MAHASISWA


DALAM MENGIDENTIFIKASI HOMOMORFISMA RING
PADA MATAKULIAH STRUKTUR ALJABAR

Zuhrotun Nazihah
Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Pasuruan
11zafran 06@gmail.com

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesalahan struktur berpikir mahasiswa dalam
mengidentifikasi suatu relasi merupakan homomorfisma ring atau bukan serta upaya defragmentingnya.
Subjek dalam penelitian ini adalah satu orang mahasiswa yang sedang mengikuti mata kuliah Struktur
Aljabar Lanjut dan mempunyai kemampuan tinggi berdasarkan hasil tes tentang materi fungsi sebagai
salah satu materi prasyarat untuk mempelajari homomorfisma ring. Selain itu subjek juga dapat meng-
komunikasikan idenya dengan baik namun masih melakukan kesalahan dalam mengidentifikasi homo-
morfisma ring. Kesalahan struktur berpikir mahasiswa dapat diketahui melalui wawancara. Data yang
diperoleh diberi kode untuk digunakan dalam menggambarkan proses defragmenting yang dilakukan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesalahan mahasiswa dalam mengidentifikasi homomorfisma ring
adalah pseudo konstruksi “benar” yang diakibatkan lubang konstruksi dan kesalahan berpikir analogi.
Upaya defragmenting yang dilakukan peneliti adalah conflict kognitif, dan scaffolding.

Kata kunci: defragmenting, struktur berpikir, homomorfisma ring

Aljabar merupakan salah satu bagian dari mate- (Arnawa,2009; Lukman 2015). Arnawa (2009:62)
matika yang mempelajari tentang struktur, hubungan, menyatakan bahwa struktur aljabar merupakan mata-
dan kuantitas. Dalam Kamus Besar Bahasa Indone- kuliah yang sulit untuk dipelajari dan sulit untuk
sia (2005:31). Aljabar diartikan sebagai cabang diajarkan. Hal tersebut dikarenakan (1) konsep-kon-
matematika yang menggunakan tanda-tanda dan sep dalam struktur aljabar sangat abstrak bagi maha-
huruf-huruf untuk menggambarkan atau mewakili siswa, (2) banyak contoh-contoh yang berkenaan
angka-angka (a, b, c sebagai pengganti bilangan yang dengan konsep belum dikenali dengan baik oleh
diketahui dan x, y, z untuk bilangan yang tidak dike- mahasiswa, dan (3) banyak mahasiswa yang belum
tahui). Chiappini dan Lemut menyatakan bahwa terbiasa dengan pembuktian deduktif. Lukman
tujuan aljabar bukan untuk menyatakan perhitungan (2015:33) menyatakan bahwa pemahaman mahasis-
numeric namun menyediakan jalan untuk mere- wa pada matakuliah struktur aljabar masih rendah.
presentasikan, menganalisis, dan memanipulasi relasi Hal tersebut dikarenakan mahasiswa masih kesulitan
yang memuat bilangan dan huruf (Dettori et al., dalam membuktikan. Namun penelitian-penelitian
2002). Berdasarkan definisi tersebut maka dapat tersebut hanya sebatas mengungkap kesulitan maha-
disimpulkan bahwa aljabar merupakan cabang ilmu siswa, belum mengungkap struktur berpikir mahasis-
matematika yang menggunakan simbol-simbol untuk wa yang mengalami kesalahan dan upaya mengatasi-
merepresentasikan suatu bilangan dan berfokus pada nya.
sifat operasi bukan hanya pada hasil perhitungan. Subanji (2015) mengkaji tentang kesalahan
Struktur aljabar merupakan generalisasi dari struktur berpikir dalam menyelesaikan masalah, yang
aljabar yang dipelajari di tingkat sekolah. Homomor- berupa kesalahan konstruksi konsep dan kesalahan
fisma ring merupakan salah satu konsep penting konstruksi pemecahan masalah. Beberapa kesalahan
dalam struktur aljabar lanjut. Terdapat beberapa pe- konstruksi yang dilakukan siswa adalah pseudo con-
nelitian terdahulu yang telah mengungkap kesulitan struction, lubang konstruksi, mis-analogical con-
mahasiswa dalam mempelajari struktur aljabar struction, dan mis-logical construction. Pseudo con-

90
Nazihah, Defragmenting Struktur Berpikir Mahasiswa 91

struction merupakan konstruksi “seakan-akan mahasiswa mengalami kesulitan atau kebingungan


benar” tetapi mahasiswa tidak bisa memberikan kesenjangan berpikir yang mencerminkan ketidak-
justifikasi atau konstruksi “seakan-akan salah” tetapi seimbangan antara akomodasi dan asimilasi sehingga
mahasiswa dapat memperbaiki kesalahannya setelah mahasiswa tersebut merefleksi pada jawabannya.
refleksi. Lubang konstruksi merupakan konstruksi Berdasarkan uraian di atas, maka artikel ini
konsep atau konstruksi pemecahan masalah dimana mendeskripsikan kesalahan struktur berpikir maha-
skema yang terbentuk dalam proses konstruksi ada siswa yang diperoleh dari proses konstruksinya da-
yang belum lengkap. Mis-analogical construction lam mengidentifikasi homomorfisma ring dan des-
merupakan konstruksi konsep atau konstruksi kripsi defragmenting yang dilakukan.
pemecahan masalah dimana dalam proses konstruksi
terjadi kesalahan analogi. Mis-logical construction METODE
merupakan konstruksi konsep atau konstruksi Penelitian ini menggunakan pendekatan kualita-
pemecahan masalah dimana dalam pr oses tif dengan jenis studi kasus. Subjek dalam penelitian
konstruksinya terjadi kesalahan dalam berpikir logis. ini adalah satu orang mahasiswa yang sedang
Hidayanto (2017) menyatakan bahwa apabila menempuh mata kuliah Struktur Aljabar Lanjut dan
permasalahan-permasalahan tersebut dibiarkan, mempunyai kemampuan tinggi berdasarkan hasil tes
siswa akan mengalami hambatan dalam berpikirnya tentang materi fungsi sebagai salah satu materi
sehingga tidak dapat menyelesaikan masalah dengan prasyarat untuk mempelajari homomorfisma ring.
tepat. Selain itu, kesalahan tersebut juga akan ber- Selain itu subjek juga dapat mengkomunikasikan ide-
dampak secara beruntun ke masalah matematika nya dengan baik namun masih melakukan kesalahan
berikutnya. Untuk memperbaiki kesalahan proses dalam mengidentifikasi homomorfisma ring. Kesa-
berpikir mahasiswa dalam mengonstruksi konsep dan lahan struktur berpikir subjek dapat diketahui melalui
mengidentifikasi homomorfisma ring mahasiswa wawancara. Struktur berpikir subjek dideskripsikan
perlu menelusuri sumber kesalahannya. Hal ini dapat berdasarkan teori kesalahan konsep dan pemecahan
dilakukan dengan menggunakan cognitive map. masalah menurut Subanji (2015). Setelah diketahui
Kesalahan mahasiswa dapat dianalisis dengan mem- letak kesalahan konstruksinya, peneliti memberikan
bandingkan antara struktur penyelesaian identifikasi defragmenting sehingga subjek dapat menata struk-
homomorfisma ring dan struktur berpikir mahasiswa tur berpikirnya dan dapat mengidentifikasi homomor-
yang tersaji pada cognitive map. fisma ring dengan tepat. Berikut instrument penelitian
Berdasarkan hasil analisis kesalahan maha- dan struktur penyelesaian identifikasi homomorfisma
siswa, dapat dilakukan reorganisasi berpikir maha- ring yang digunakan.
siswa. Menurut Subanji (2015:21) Proses reorgani-
sasi berpikir mahasiswa disebut defragmenting.
Wibawa (2014:24) menjelaskan defragmenting
Misalkan ( R1 , ,) dan
sebagai proses merestrukturisasi berpikir siswa men-
jadi struktur berpikir yang lengkap sehingga menca-
pai pemahaman yang mendalam dan dapat memecah- adalah ring. Didefinisikan suatu pemetaan
kan masalah yang diberikan. Hidayanto (2017:73) f : R1  R2 dengan f ( x)  0, x  R1.0 adalah
mendefinisikan defragmenting struktur berpikir identitas penjumlahan di R 2 . Apakah f yang
merupakan penataan ulang struktur berpikir siswa didefinisikan adalah homomorfisma r ing?
ketika melakukan kesalahan dalam menyelesaikan
permasalahan matematika melalui proses scaffold- Struktur penyelesaian soal tersebut adalah:
ing, conflict cognitive, dan disequilibrasi.
Scaffolding yang dilakukan peneliti adalah pem-
berian bantuan kepada mahasiswa yang berupa
pertanyaan, petunjuk, pengingat, arahan, atau do-
rongan ketika mahasiswa tersebut melakukan suatu
kesalahan. Conflict cognitive yang dilakukan peneliti
adalah memberikan contoh dan pertanyaan yang
berbeda dengan jawaban mahasiswa sehingga terjadi
konflik dalam pikiran mahasiswa tersebut sehingga
mahasiswa akan berpikir ulang tentang jawabannya.
Disequilibrasi yang dilakukan pada peneliti adalah Gambar 1 Struktur Penyelesaian Identifikasi
dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan hingga Homomorfisma Ring
92 Jurnal Ilmiah Edukasi & Sosial, Volume 9, Nomor 1, Maret 2018, hlm. 90–95

Keterangan: P : Kemudian, apa yang ditanyakan pada soal


A : Informasi Masalah tersebut?
B : R1 adalah ring S : f : R1  R2 dengan f(x) = 0 itu homomorfisma
C : R2 adalah ring
ring atau bukan.
D : 0 adalah identitas penjumlahan di
P : Berarti apa saja yang harus ditunjukkan?
E : Pernyataan berkuantor
S : Pemetaan, pengawetan operasi penjumlahan, dan
F : f adalah pemetaan
pengawetan operasi
G : f ( x)  0, x  R1 perkalian.
H : f (x + y) = 0 P : Bagaimana cara kamu mengerjakannya?
I : f (x) = 0, f (y) = 0 S : Pemetaan tidak perlu dibuktikan karena sudah
J : f (x)  f (y) = 0 diketahui (sambil menunjuk soal). Untuk peng-
awetan operasi penjumlahan. Ehmmmmm (sam-
K : f (x)  f (y) = 0
bil berpikir cukup Lama, kemudian mencoba
L : f (x + y) = 0 menulis jawannya), a dan b nya diganti 0 ya bu?
M : Homomorfisma ring (hasil pengerjaan subjek tersaji pada gambar 2).
Kalau pengawetan operasi perkalian, begini ya
HASIL DAN PEMBAHASAN bu? oh iya bu, begini (sambil mengerjakan). Jadi
Subjek dalam penelitian ini merupakan maha- ini homomorfisma grup eh ring bu. (hasil penger-
siswa yang mempunyai kemampuan tinggi. Subjek jaan subjek tersaji pada gambar 3).
telah memiliki skema yang cukup untuk dapat
mengidentifikasi homomorfisma ring yang diberikan.
Skema yang telah dimiliki mahasiswa tersebut adalah
logika yang berkaitan dengan pernyataan berkuantor,
ring, fungsi, dan pengawetan operasi. Namun,
mahasiswa tersebut masih mengalami kesalahan
dalam mengidentifikasi homomorfisma ring.
Gambar 2 Asumsi Subjek dalam Mengidentifikasi
Deskripsi Struktur Berpikir Subjek dalam Pengawetan Operasi
Mengidentifikasi Homomorfisma Ring sebelum
Defragmenting
Subjek mampu mengasimilasi informasi masa-
lah pada struktur berpikirnya. Subjek dapat menye-
butkan bahwa untuk menyelesaikan soal tersebut
harus membuktikan f yang didefinisikan adalah
pemetaan dan memenuhi dua pengawetan operasi,
yaitu penjumlahan dan perkalian. Selain itu, subjek
dapat menyelidiki konsep-konsep yang diperlukan, Gambar 3 Hasil Pengerjaan Subjek
yaitu konsep ring dan operasinya dan fungsi. Namun
subjek belum dapat mengakomodasi konsep logika Berdasarkan hasil wawancara [1], subjek dapat
pernyataan berkuantor ke skema fungsi dan ring yang menyebutkan informasi-informasi yang diperoleh
telah dimiliki. Berikut kutipan wawancara peneliti pada soal. Selain itu, subjek juga dapat menyebutkan
dan subjek untuk mengetahui proses berpikir subjek syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam membuk-
dalam mengidentifikasi homomorfisma ring. tikan suatu relasi adalah homomorfisma ring. Namun
subjek mengalami kesalahan dalam membuktikan
Wawancara [1] pengawetan operasi, baik operasi penjumlahan atau
P : Apa yang diketahui dari soal tersebut? perkalian. Kesalahan tersebut dikarenakan subjek
tidak mengkaitkan konsep logika pernyataan ber-
kuantor untuk membuktikan pengawetan operasi.
S: dan adalah
Akibatnya, yang dibuktikan subjek hanya unsur 0,
sedangakan unsur yang lain diabaikan. Selain itu,
ring, f : R1  R2 dengan f(x) = 0 adalah juga subjek tidak mengidentifikasi operasi pada do-
pemetaan. main, kodomain dan daerah hasil itu sama atau tidak.
Nazihah, Defragmenting Struktur Berpikir Mahasiswa 93

Berdasarkan teori kesalahan konstruksi menurut conflict cognitif untuk menata struktur berpikirnya.
Subanji (2015), subjek mengalami pseudo konstruksi Pemberian scaffolding dan conflict cognitif diberikan
“benar”. Jawaban subjek seolah-olah benar karena melalui wawancara.
dapat menjawab f yang didefinisikan adalah homo- Peneliti mengatasi masalah lubang konstruksi
morfisma ring. Hanya saja ketika think loud subjek subjek dengan menggunakan scaffolding untuk
tidak mengaitkan skema logika pernyataan berkuan- mengawalinya. Scaffolding yang dilakukan peneliti
tor yang dimilikinya pada skema berpikirnya. Sehing- dapat dilihat pada kutipan wawancara [2] berikut.
ga, terjadi lubang konstruksi dalam struktur berpikir-
nya. Selain itu, subjek juga mengalami kesalahan Wawancara [2]
berpikir analogi. Subjek menganggap sama operasi P : Kenapa a dan b nya diganti 0?
penjumlahan dan perkalian di R1 dan X
. Padahal S : Kan f(x) = 0 bu. Salah ya bu?
himpunan dan
X X
belum tentu sama. P : Apa arti simbol, ? X

Misalkan X
adalah himpunan bilangan bulat, S : Untuk semua anggota di . X

sedangkan X
adalah himpunan matrik berordo P : Coba perhatikan soal kembali. Apa arti dari
2 X
2. Jelas operasinya akan berbeda, baik per-- f(x)=0, X

kalian ataupun penjumlahan. S : Untuk setiap x dipasangkan dengan 0.


X

Struktur berpikir subjek dalam mengidentifikasi Jadi semua anggota dipasangkan dengan
X

homomorfisma ring tersaji dalam Gambar 4. 0.


P : Bagaimana dengan f (a) dan f(b)?
S : f(a) ya 0 bu, begitu juga dengan f(b) juga 0.
P : Kalau a X
. a+b anggota atau X X

S : Ehmmm.. (sambil memainkan pensilnya). Oh iya,


karena X
ring jelas a+b X

P : Kalau f(a+b)?
S : Lah, ya f(a+b)=0. Kalau begitu f (a juga bu.
X

berarti jawaban saya tadi salah bu.

Berdasarkan kutipan wawancara [2] tersebut,


penguraian rajutan konstruksi yang salah diawali
dengan memunculkan skema logika pernyataan
berkuantor. Peneliti menanyakan arti dari simbol
X
pada soal dan dihubungkan dengan konsep
Keterangan: fungsi. Selain itu peneliti juga menanyakan tentang
LK : Lubang Konstruksi sifat ketertutupan pada ring. Akhirnya, subjek
KBA : Kesalahan Berpikir Analogi menyadari kesalahannya. Untuk kesalahan berpikir
analogi, peneliti mengatasinya menggunakan con-
Gambar 4 Struktur Berpikir Subjek sebelum flict cognitif berikut kutipan wawancara untuk mera-
Defragmenting dan Letak Kesalahan
jut skema berpikirnya.
Konstruksinya

Wawancara [3]
Defragmenting Struktur Berpikir Subjek dalam P : Nah sekarang, untuk operasi
Mengidentifikasi Homomorfisma Ring f(a+b)=f(a)+f(b) apa itu benar?
S : iya bu, karena f(a+b)=0=0
Setelah mengetahui letak struktur berpikir yaang +0=f(a)+f(b).(sambil menunjuk hasil
belum lengkap, peneliti merumuskan defragmenting kerjanya)
sehingga subjek dapat menata struktur berpikirnya
P : a+b anggota atau
X X

menjadi lebih lengkap. Berdasarkan struktur berpikir


S:
subjek pada Gambar 4, peneliti perlu memperbaiki
P : Bagaimana dengan f(a)dan f(b) anggota
lubang konstruksi dan kesalahan berpikir analogi
atau
subjek.
S: X

Karena adanya lubang konstruksi pada struktur


P : operasi di X
atau di apa selalu sama?
X

berpikirnya, maka perlu diuraikan kembali struktur


S : iya bu
berpikir subjek melalui pemberian scaffolding dan
94 Jurnal Ilmiah Edukasi & Sosial, Volume 9, Nomor 1, Maret 2018, hlm. 90–95

P : ehmm... ok. Misal f: Z X


. Apakah Sehingga dalam penyelesaian soal subjek hanya
operasi di Z dan X
itu sama? memilih unsur tertentu, tidak mebuktikan untuk
S : oh iya bu, saya paham bu. Jadi seperti ini setiap unsur pada himpunan X
. Sesuai dengan
bu? (sambil mengerjakan dibuku) pernyataan Subanji(2015:95) konstruksi pemecahan
masalah dimana skema yang terbentuk dalam proses
konstruksi ada yang belum lengkap. Untuk mengatasi
kesalahan yang diakibatkan lubang konstruksi
peneliti melakukan defragmenting berupa scaffold-
ing untuk memunculkan skema logika pernyataan
berkuantor.
Kesalahan berpikir analogi terjadi ketika subjek
tidak bisa mengidentifikasi operasi pada daerah hasil
Gambar 5 Subjek Mengidentifikasi Pengawetan
di kodomain, yaitu X
dengan operasi di domain,
Operasi dengan Tepat
yaitu X
. Subjek menganggap operasi pada dua
himpunan tersebut sama. Untuk mengatasinya pene-
Setelah subjek dapat membuktikan pengawetan liti melakukan defragmenting berupa conflict cog-
oper asi dengan benar, maka subjek dapat nitive kepada subjek agar skema-skema yang salah
mengidentifikasi homomorfisma dengan tepat. terangkai terurai kembali sehingga struktur berpi-
Adapun ringkasan defragmentingnya disajikan pada kirnya dapat tertata kembali. Setelah skema-skema
Gambar 6. mahasiswa telah terangkai dengan baik, mahasiswa
dapat mengidentifikasi homomorfisma ring dengan
tepat. Dalam hal ini, defragmenting yang dilakukan
adalah menguraikan rajutan skema yang salah karena
kesalahan berpikir analogi melalui conflict cognitif
serta pemberian scaffolding untuk memunculkan
skema yang belum terkonstruksi dan merajut skema-
skema yang telah dimiliki mahasiswa untuk
mengatasi lubang konstruksi mahasiswa.

KESIMPULAN DAN SARAN


Subjek mengalami lubang konstruksi dan kesa-
lahan berpikir analogi dalam mengidentifikasi suatu
relasi merupakan homomorfisma ring atau bukan.
Lubang konstruksi terjadi karena terdapat skema
Keterangan
subjek yang belum ada, yaitu logika pernyataan
Kode Penjelasan berkuantor dan dikoneksikan dalam mengonstruksi
Skema yg perlu diuraikan penyelesaian soal. Selanjutnya, kesalahan berpikir
analogi terjadi karena subjek mengalami kesalahan
Defragmenting scaffolding
logika dalam berpikirnya. Subjek menganggap ope-
Defragmenting conflict cognitive rasi pada daerah hasil di kodomain, yaitu X

Skema yang baru dengan operasi di domain, yaitu X


sama, padahal
berbeda. Defragmenting yang dilakukan peneliti
adalah scaffolding untuk menguraikan skema yang
Gambar 6 Diagram Defragmenting Perajutan
Skema Subjek dalam Mengidentifikasi salah konstruksi selanjutnya skema yang belum ada
Homomorfisma Ring akan dimunculkan, yaitu skema logika pernyataan
berkuantor yang dimilki subjek. Kemudian, peneliti
memberikan conflict cognitif untuk merajut skema-
Berdasarkan hasil penelitian, subjek mengalami skema tersebut sehingga saling terkoneksikan dan
pseudo konstruksi “benar”. Hal tersebut terjadi kare- struktur berpikir subjek menjadi lengkap. Penguraian
na subjek mengalami lubang konstruksi dan kesalah- skema-skema yang salah konstruksi mengunakan,
an berpikir analogi. Lubang konstruksi terjadi karena sedangkan memunculkan skema dan merajut skema
adanya skema logika pernyataan berkuantor yang subjek menggunakan scaffolding. Melalui hasil
tidak dikaitkan dalam skema penyelesaian soal. penelitian ini, disarankan kepada peneliti lain untuk
Nazihah, Defragmenting Struktur Berpikir Mahasiswa 95

mengkaji kesalahan konstruksi matematika selain Sutherland, T. Rojano, A. Bell and R. Linds (eds),
homomorfisma ring ataupun pada matakuliah lain Mathematics Education Library, V.(22):191-207.
selain Struktur Aljabar. Hasil deskripsi dalam pene- Hidayanto , dkk. 2017. Deskripsi Kesalahan Struktur
litian ini dapat digunakan sebagai rekomendasi dalam Berpikir Siswa SMP dalam Menyelesaikan Masalah
Geometri serta Defragmentingnya. Jurnal kajian
memperbaiki struktur berpikir mahasiswa yang salah
Pembelajaran Matematika, 1(1):72-81.
ketika menyelesaikan masalah. Dalam memperbaiki Lukman, Hamidah Suryani. 2015. Pengembangan
kesalahan tersebut, peneliti hendaknya memper- Bahan Ajar Struktur Aljabar Berbasis Problem Solv-
hatikan kesalahan konstruksi penyelesaian masalah ing dengan Strategi Abduktif-Dedukti. Jurnal
yang terjadi pada mahasiswa, selanjutnya peneliti Inovasi pendidikan dan Pembelajaran Matematika,
dapat melakukan defragmenting terhadap struktur 1(1): 33-46.
berpikir yang mengalami kesalahan tersebut. Pusat Bahasa Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
DAFTAR RUJUKAN Subanji. 2015. Teori Kesalahan Konstruksi Konsep dan
Pemecahan Masalah Matematika. Malang: UM
Arnawa, I Made. 2009. Mengembangkan Kemampuan
Press.
Mahasiswa dalam Memvalidasi Bukti pada Aljabar
Wibawa . 2014. Defragmenting Proses Berpikir Melalui
Abstrak melalui Pembelajaran Berdasarkan Teori
Pemetaan Kognitf untuk Memperbaiki Berpikir
APOS. Jurnal Matematika dan Sains, 14(2): 62-
Pseudo Siswa dalam Memecahkan Masalah Limit
68.
Fungsi. Tesis tidak diterbitkan. Malang: Pasca-
Dettor, G., Garuti, R & Lemut, E. 2002. From Arith-
sarjana Universitas Negeri Malang
metic to Algebraic Thinking by Using a Spread-
sheet. In Perspectives on School Algebra, R.

Anda mungkin juga menyukai