PENDAHULUAN
Zaman sekarang yang dikenal dengan sebutan era globalisasi telah didominasi oleh
pesatnya perkembangan informasi, komunikasi, dan teknologi. Keadaan ini telah membawa
perubahan besar terhadap kehidupan masyarakat dalam banyak segi. Perubahan itu
mengusung kemajuan yang luar biasa, sekaligus menimbulkan kegelisahan di kalangan orang
banyak. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah menjadikan planet bumi serasa
kian menyempit, seakan-akan sekat antar wilayah dan antar bangsa tidak lagi menjadi
penghalang untuk melakukan komunikasi dan mengakses informasi yang begitu cepat.
Manusia zaman dahulu yang begitu gelap dan terbatas pengetahuannya tentang ruang
angkasa misalnya, kini mulai terkuak lebar dengan bantuan teknologi super canggih yang
diciptakannya sendiri.
Semuanya itu telah membawa perubahan besar terhadap perilaku manusia yang
menjadi wilayah kompetensi moral. Sekarang banyak orang yang telah melupakan cinta
mereka kepada Allah dan perilaku mereka yang mulai kembali pada zaman dahulu yaitu
zaman jahiliyah. Banyak perilaku tercela yang telah manusia lakukan, amal saleh yang
seharusnya mereka miliki malah mulai sirna akibat perkembangan zaman. Dari permasalahan
tersebut maka kami selaku penulis ingin menjelaskan sekaligus mengajak para pembaca agar
lebih mendalami dan menerapkannya pada kegiatan sehari-hari ini tentang bagaiman kita
tidak terlena akan duniawi serta tetap mencintai allah dengan segenap hati, berakhlak mulia
dan tetap berperilaku baik.
● Apakah yang dimaksud cinta sebagai sebuah renungan dan aksi sufistik?
● Apakah yang dimaksud dengan jika tanpa cinta berarti tiada iman?
1.2 Tujuan Pembahasan
① Membuktikan bahwa cinta dapat dijadikan sebagai wujud iman dan akhlak
1.3 Manfaat
① Dapat membuktikan bahwa cinta dapat dijadikan sebagai wujud iman dan akhlak
BAB II
CINTA, AKHLAK, dan AMAL SHALEH
2
PEMBAHASAN
Salah satu buah iman kepada allah adalah cinta hamba kepada tuhannya, menguasai
seluruh jiwanya. Cinta yang menuntut ketaatan dan kepatuhan yang purna untuk
melaksanankan perintah-perintah-Nya dan mengutamakan apa yang dicintai Allah daripada
apa yang disenangi mereka. Cinta hamba kepada tuhannya akan bertambah bila ia benar-
benar menghayati kesempurnaan mutlak Tuhan. Menyadari kebenaran nikmat Tuhan dan
merasa selalu membutuhkan karunia-Nya. Manusia diciptakan bertemperamen mencintai
kesempurnaan karena Allah semata, kesempurnaan mutlak. Dan manusia bertabiat pula
mencintai orang yang berbuat baik kepadanya. Hanya Allah sajalah pembuat baik dan
pemberi nikmat karunia kepada manusia. Setiap nikmat yang diterima manusia bersumber
dari Allah. Sebagai firman Allah:
ََو َما بِ ُك ْم ِم ْن نِ ْع َم ٍة فَ ِمنَ هَّللا ِ ثُ َّم إِ َذا َم َّس ُك ُم الضُّ رُّ فَإِلَ ْي ِه تَجْ أَرُون
“dan apa saja nikmat yang ada pada kamu , Maka dari Alloh-lah , dan bila kamu ditimpa
oleh kemudharatan, Maka hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan.”
َوآتَا ُك ْم ِم ْن ُك ِّل َما َسأ َ ْلتُ ُموهُ َوإِ ْن تَ ُع ُّدوا نِ ْع َمةَ هَّللا ِ ال تُحْ صُوهَا إِ َّن اإل ْن َسانَ لَظَلُو ٌم َكفَّا ٌر
“dan Dia telah memberikan kepadamu segala apa yang kamu mohonkan kepada-Nya. Jika
kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh,
manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).”
Beribadah dan beramal saleh yang kita kerjakan hendaklah dalam rangka cinta kepada
allah, bukannya mengharap surga atau takut neraka. Bila mengharap surga atau takut neraka
berarti kita telah terjerumus kedalam kemusyrikan, karena kita hanya mengejar makhluk
tuhan bukannya menuju tuhan yang abadi. Tingkatan cinta tertinggi tidak bisa kita kejar
dengan pengetahuan dan peribadatan biasa. Tetapi kita harus yakin terhadap allah dengan
menghilangkan sikap egois dan cinta dunia.
Menurut hadis Nabi, orang yang sedang jatuh cinta cenderung selalu mengingat dan
menyebut orang yang dicintainya (man ahabba syai'ankatsura dzikruhu) kata Nabi, orang
juga bisa diperbudak oleh cintanya (man ahabba syai'an fa huwa `abduhu) Kata Nabi juga.
(1) lebih suka berbicara dengan yang dicintai dibanding dengan yang lain,
(2) lebih suka berkumpul dengan yang dicintai dibanding dengan yang lain, dan
(3) lebih suka mengikuti kemauan yang dicintai dibanding kemauan orang lain/diri sendiri.
Bagiorang yang telah jatuh cinta kepada Allah SWT, maka ia lebih suka berbicara dengan
Allah Swt, dengan membaca firman Nya, lebih suka bercengkerama dengan Allah SWT
dalam I`tikaf, dan lebih suka mengikuti perintah Allah SWT daripada perintah yang
lain. Dalam Qur'an cinta memiliki 8 pengertian berikut ini penjelasannya:
CINTA, AKHLAK, dan AMAL SHALEH
4
1. Cinta mawaddah adalah jenis cinta mengebu-gebu, membara dan"nggemesi". Orang yang
memiliki cinta jenis mawaddah, maunya selalu berdua, enggan berpisah dan selalu ingin
memuaskan dahaga cintanya. Ia ingin memonopoli cintanya, dan hampir tak bisa berfikir
lain.
2. Cinta rahmah adalah jenis cinta yang penuh kasih sayang, lembut,siap berkorban, dan siap
melindungi. Orang yang memiliki cinta jenis rahmah ini lebih memperhatikan orang yang
dicintainya dibanding terhadap diri sendiri. Baginya yang penting adalah kebahagiaan sang
kekasih meski untuk itu ia harus menderita. Ia sangat memaklumi kekurangan kekasihnya
dan selalu memaafkan kesalahan kekasihnya. Termasuk dalam cinta rahmah adalah cinta
antar orang yang bertalian darah, terutama cinta orang tua terhadap anaknya, dan sebaliknya.
Dari itu maka dalam al Qur'an , kerabat disebut al arham, dzawi al arham ,yakni orang-orang
yang memiliki hubungan kasih sayang secara fitri, yang berasal dari garba kasih sayang ibu,
disebut rahim (dari katarahmah). Sejak janin seorang anak sudah diliputi oleh suasana
psikologis kasih sayang dalam satu ruang yang disebut rahim. Selanjutnya diantara orang-
orang yang memiliki hubungan darah dianjurkan untuk selalu bersilaturrahim, atau
silaturrahmi artinya menyambung tali kasih sayang. Suami isteri yang diikat oleh cinta
mawaddah dan rahmah sekaligus biasanya saling setia lahir batin dunia akhirat.
3. Cinta mail, adalah jenis cinta yang untuk sementara sangat membara, sehingga menyedot
seluruh perhatian hingga hal-hal lain cenderung kurang diperhatikan. Cinta jenis mail ini
dalam al-Qur'an disebut dalam konteks orang poligami dimana ketika sedang jatuh cinta
kepada yang muda (an tamilu kulla al mail), cenderung mengabaikan kepada yang lama.
4. Cinta syaghaf. Adalah cinta yang sangat mendalam, alami, orisinil dan memabukkan.
Orang yang terserang cinta jenis syaghaf (qadsyaghafaha hubba) bisa seperti orang gila, lupa
diri dan hampir-hampir tak menyadari apa yang dilakukan. Al Qur'an menggunakan syaghaf
ketika mengkisahkan bagaimana cintanya Zulaikha, istri pembesar Mesir kepada bujangnya,
Yusuf.
5. Cinta ra'fah, yaitu rasa kasih yang dalam hingga mengalahkan norma-norma kebenaran,
misalnya kasihan kepada anak sehingga tidak tega membangunkannya untuk salat,
membelanya meskipun salah. Al Qur'an menyebut term ini ketika mengingatkan agar
janganlah cinta ra`fah menyebabkan orang tidak menegakkan hukum Allah, dalam hal ini
kasus hukuman bagi pezina (Q/24:2).
7. Cinta syauq (rindu). Term ini bukan dari al Qur'an tetapi dari hadis yang menafsirkan al
Qur'an. Dalam surat al `Ankabut ayat 5 dikatakan bahwa barangsiapa rindu berjumpa Allah
pasti waktunya akan tiba. Kalimat kerinduan ini kemudian diungkapkan dalam doa
ma'tsurdari hadis riwayat Ahmad; wa as'aluka ladzzata an nadzori ila wajhikawa as syauqa ila
liqa'ika, aku mohon dapat merasakan nikmatnya memandang wajah Mu dan nikmatnya
kerinduan untuk berjumpa dengan Mu. Menurut Ibn al Qayyim al Jauzi dalam kitab Raudlat
al Muhibbin waNuzhat al Musytaqin, Syauq (rindu) adalah pengembaraan hati kepadasang
kekasih (safar al qalb ila al mahbub), dan kobaran cinta yang apinya berada di dalam hati
sang pecinta, hurqat al mahabbah wa iltihab naruha fi qalb al muhibbi
8. Cinta kulfah. yakni perasaan cinta yang disertai kesadaran mendidik kepada hal-hal yang
positip meski sulit, seperti orang tua yang menyuruh anaknya menyapu, membersihkan
kamar sendiri, meski ada pembantu. Jenis cinta ini disebut al Qur'an ketika menyatakan
bahwa Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya,
layukallifullah nafsan illa wus`aha (Q/2:286).
Cinta disebut-sebut nabi sebagai ekspresi keimanan. Jadi, iman bukanlah sebuah
keyakinan “nol”, melaikan suatu keyakinan yang disertai cinta. Sedangkan tinggi rendahnya
cinta dapat diukur dari seberapa besar tinggi rendahnya pengorbanan. Para nabi justru
mengekspresikan keimanan mereka dalam bentuk cinta. Allah menghendaki didatangkannya
nabi itu untuk memberikan teladan dalam keimanan dan kecintaan.
Hadits-hadits yang mengungkapkan cinta sebagai ekspresi keimanan cukup banyak
diantaranya: “tidak beriman kamu sebelum mencintai saudaramu seperti kamu mencintai
dirimu sendiri. Tidak beriman kamu bila kamu tidur kenyang sementara tetangga kelaparan
disamping kamu”. Hadits tersebut menunjukkan bahwa iman benar-benar akan bersemi jika
dalam hati seseorang itu ada cinta.
Kata akhlak merupakan bentuk jamak dari kata khuluq, artinya tingkah laku, perangai,
tabiat. Sedangkan menurut istilah, akhlak adalah daya kekuatan jiwa yang mendorong
perbuatan dengan mudah dan langsung tanpa dipikir dan direnungkan lagi. Pada dasarnya
akhlak adalah sikap yang melekat pada diri sendiri secara langsung diwujudkan dalam
tingkah laku dan perbuatan. Baik buruknya akhlak berdasarkan al qur’an dan sunnah rasul.
rasul bersabda yang diriwayatkan oleh HR. Ahmad “Aku hanya diutus untuk
menyempurnakan akhlak manusia”.[2]
Dari segi sifatnya, akhlak dikelompokkan menjadi dua, yaitu pertama, akhlak yang baik, atau
disebut juga akhlak mahmudah (terpuji) atau akhlak al-karimah; dan kedua, akhlak yang
buruk atau akhlak madzmumah.
“Akhlak mahmudah adalah tingkah laku terpuji yang merupakan tanda keimanan seseorang.
Akhlak mahmudah atau akhlak terpuji ini dilahirkan dari sifat-sifat yang terpuji pula”. Sifat
terpuji yang dimaksud adalah, antara lain: cinta kepada Allah, cinta kepada rasul, taat
beribadah, senantiasa mengharap ridha Allah, tawadhu’, taat dan patuh kepada Rasulullah,
bersyukur atas segala nikmat Allah, bersabar atas segala musibah dan cobaan, ikhlas karena
Allah, jujur, menepati janji, qana’ah, khusyu dalam beribadah kepada Allah, mampu
mengendalikan diri, silaturrahim, menghargai orang lain, menghormati orang lain, sopan
santun, suka bermusyawarah, suka menolong kaum yang lemah, rajin belajar dan bekerja,
hidup bersih, menyayangi binatang, tasamuh atau toleransi, amanah,ash-
shidqu,mengendalikan nafsu dan menjaga kelestarian alam.
B. Akhlak Madzmumah
“Akhlak madzmumah adalah tingkah laku yang tercela atau perbuatan jahat yang merusak
iman seseorang dan menjatuhkan martabat manusia.”. Sifat yang termasuk akhlak
mazmumah adalah segala sifat yang bertentangan dengan akhlak mahmudah, antara lain:
kufur, syirik, munafik, fasik, murtad, takabbur, riya, dengki, bohong, menghasut, kikil,
bakhil, boros, dendam, khianat, tamak, fitnah, qati’urrahim, ujub, mengadu domba, sombong,
putus asa, kotor, mencemari lingkungan, dan merusak alam. Demikianlah antara lain macam-
macam akhlak mahmudah dan madzmumah. Akhlak mahmudah memberikan manfaat bagi
2.2.1 Tindakan Akhlak
a. Beribadah kepada allah, yaitu melaksanakan perintah-nya untuk menyembah kepada allah.
Contoh ibadah shalat.
b. Berdzikir kepada allah, yaitu mengingat allah dalam kondisi dan situasi apapun, baik
d. Tawakal kepada allah, yaitu berserah diri sepenuhnya kepada allah dan menunggu hasil
dari pekerjaan.
e. Tawaduk kepada allah, yaitu merendahkan diri kepada allah
1.Sabar adalah perilaku seseorang terhadap perilakunya dalam mengendalikan nafsu dan
menerima segala sesuatu yang menimpanya.
2.Syukur adalah sikap berterimah kasih atas nikmat allah yang diungkapkan dalam bentuk
ucapan dan perbuatan.
akhlak kepada ibu bapak adalah berbuat baik kepada keduanya dengan ucapan dan perbuatan.
Bentuk-bentuk perbuatan antara lain:
- menyayangi dan mencintai ibu dan bapak , menaati perintah, meringankan beban,
menyantuni mereka jika sudah tua dan tidak mampu lagi berusaha.
akhlak kepada keluarga adalah mengembangkan kasih sayang diantara anggota keluarga yang
diungkapkan dalam bentuk perhatian melalui kata-kata, isyarat-isyarat maupun perilaku.
adalah menjalin dan mengembangkan hubungan yang harmonis dengan alam sekitar dengan
cara mengelola sumber daya yang baik tanpa merugiakan alam tersebut.
3.Tawaduk yaitu sikap rendah hati dan selalu mengahargai siapa saja tanpa membeda
bedakan yang lahir dari kesadaran diri manusia.
- akhlak merupakan suatu tindakan yang baik : segala tindakan yang didasarkan atas perintah
dan larangan islam adalah baik.
- akhlak merupakan suatu tindakan ikhtiari yang patut dipuji: tindakan ikhtiari merupakan
suatu tindakan yang digerakkan oleh usaha keras dan harus dibedakan dengan tindakan alami.
Contohnya: menahan amarah dan memaafkan kesalahan orang lain, menghindari suap KKN
ketika ada peluang dan kesempatan.
- akhlak merupakan buah dari keimanan: perumpamaan iman dan akhlak dapat diibaratkan
sebuah pohon dengan buahnya. Jadi, tidak mungkin ada buah kalau tidak ada pohonnya.
Tidak mungkin muncul tindakan akhlaki kalu tidak ada keimanan.
- akhlak bersifat fithri : akhlak merupakan salah satu komponen islam yang ditanam dalam
setiap hati manusia.
- akhlak bersifat ta’abbudi: seseorang melakukan tindakan akhlak karena didorong oleh
kesadaran akan keimanannya yang tinggi atau oleh fithrahnya yang kuat.
- akhlak merupakan moral dan etika universal: akhlak merupakan petunjuk bagi setiap
seluruh umat manusia.
Banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan Akhlak antara lain adalah:
Aneka corak refleksi sikap, tindakan dan perbuatan manusia dimotivasi oleh kehendak yang
dimotori oleh Insting seseorang (dalam bahasa Arab gharizah). Insting merupakan tabiat yang
dibawa manusia sejak lahir. Para Psikolog menjelaskan bahwa insting berfungsi sebagai
motivator penggerak yang mendorong lahirnya tingkah laku antara lain adalah:
a. Naluri Makan (nutrive instinct). Manusia lahir telah membawa suatu hasrat makan tanpa
didorang oleh orang lain.
c. Naluri Keibuan (peternal instinct) tabiat kecintaan orang tua kepada anaknya dan
sebaliknya kecintaan anak kepada orang tuanya.
d. Naluri Berjuang (combative instinct). Tabiat manusia untuk mempertahnkan diri dari
gangguan dan tantangan.
Naluri manusia itu merupakan paket yang secara fitrah sudah ada dan tanpa perlu dipelajrari
terlebih dahulu.
2. Adat/Kebiasaan
Adat/Kebiasaan adalah setiap tindakan dan perbuatan seseorang yang dilakukan secara
berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan. Abu Bakar Zikir
berpendapat: perbuatan manusia, apabila dikerjakan secara berulang-ulang sehingga mudah
melakukannya, itu dinamakan adat kebiasaan.
4. Milieu
Artinya suatu yang melingkupi tubuh yang hidup meliputi tanah dan udara sedangkan
lingkungan manusia, ialah apa yang mengelilinginya, seperti negeri, lautan, udara, dan
masyarakat. milieu ada 2 macam:
1) Lingkungan Alam
Alam yang melingkupi manusia merupakan faktor yang mempengaruhi dan menentukan
tingkah laku seseorang. Lingkungan alam mematahkan atau mematangkan pertumbuhn bakat
yang dibawa oleh seseorang. Pada zaman Nabi Muhammad pernah terjadi seorang badui
yang kencing di serambi masjid, seorang sahabat membentaknya tapi nabi melarangnya.
Kejadian diatas dapat menjadi contoh bahwa badui yang menempati lingkungan yang jauh
dari masyarakat luas tidak akan tau norma-norma yang berlaku.
2) Lingkungan pergaulan
Manusia hidup selalu berhubungan dengan manusia lainnya. Itulah sebabnya manusia harus
bergaul. Oleh karena itu, dalam pergaulan akan saling mempengaruhi dalam fikiran, sifat, dan
tingkah laku. Contohnya Akhlak orang tua dirumah dapat pula mempengaruhi akhlak
anaknya, begitu juga akhlak anak sekolah dapat terbina dan terbentuk menurut pendidikan
yang diberikan oleh guru di sekolah.
Kata amal shaleh di dalam Al – Qur’an disebut kan berulang kali, dan hampir di
pastikan selalu beriringan dengan kata iman. Itu menunjuk kan karna hanya orang – orang
yang beriman lah yang mampu mampu melaksana kan amal yang shaleh. Lebih dari 400
tempat dalam Al – Qur’an di temui kata – kata mengenai amal, dan sebagian besar beriringan
dengan kata As-salihah, yang berarti kebaikan – kebaikan. Banyak nya perkataan tersebut
menunjuk kan tentang penting nya makna yang terkandung dalam perkataan amal.
Secara umum pengelompokan amal terbagi dua, yaitu amal saleh (amal yang baik)
dan ‘amalus sayyi’ah (amal yang buruk). Amal saleh ialah segala perbuatan kebajikan yang
mendatang kan manfaat untuk diri sendiri, keluarga, bangsa, dan manusia seluruh nya. Baik
berupa perbuatan, perkataan , maupun sikap. Bahkan tidak melakukan perbuatan yang di
larang Allah itu pun termasuk Amal saleh. Al – Qur’an banyak menerang kan tentang
manfaat atau nilai positif dari amal saleh, baik di dunia maupun di akhirat, antara lain :
) ٦٧ : المفلحين ( القصص
Artinya : Maka ada pun orang yang bertobat dan beriman, serta mengerjakan amal kebajikan,
maka mudah – mudahan dia termasuk orang yang beruntung. ( QS. Al – Qasas : 67 )
Sebagai mana di firman kan Allah SWT. Dalam surah Al-Jaisiyah (45) ayat 30 sebagai
berikut :
Artinya : Maka adapun orang – orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, maka tuhan
memasuk kan mereka ke dalam rahmat nya (surga). Demikian itu lah kemenangan yang
nyata. (QS. Al-Jaisiyah/45:30)
Artinya : Maka orang – orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereke memperoleh
ampunan dan rezeki dari yang mulia (QS. Al-Hajj/22 :50)
d. Memperoleh keadilan
Artinya : Hanya kepada-Nya kamu semua akan kembali. Itu merupa kan janji Allah yang
benar dan pasti. Sesungguh nya dial ah yang memulai penciptaan makhluk kemudian
mengulangi nya (menghidupkan nya kembali sesudah berbangkit), agar dia memberi balasan
kepada orang – orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan dengan adil. Sedang kan
untuk orang – orang kafir (di sediakan) minuman air yang mendidih dan siksaan yang pedih
karna kekafiran mereka.
Artinya : orang – orang yang kafir mereka akan mendapat azab yang sangat keras. Dan orang
– orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka memperoleh ampunan dan pahala
yang besar. (QS. Fatir/35:7)
Mengerjakan amal saleh hendak nya tidak di sertai pamrih karena ada sesuatu di balik
amalan nya. Mengerjakan amal saleh harus di sertai niatan yang ikhlas, bukan karena
mengharap kan pujian, keuntungan, jabatan, dan lain – lain. Karena sesungguh nya yang di
nilai oleh Allah pada amalan seseorang adalah niat dan tujuan nya, sebagai mana di ingat kan
allah dalam surah al – mu’minun (23) ayat 40.
BAB III
3.1 Kesimpulan
· Iman bukanlah sebuah keyakinan “nol”, melaikan suatu keyakinan yang disertai cinta
· Beribadah dan beramal saleh yang kita kerjakan hendaklah dalam rangka cinta kepada
allah, bukannya mengharap surga atau takut neraka.
· Akhlak adalah daya kekuatan jiwa yang mendorong perbuatan dengan mudah dan
spontan tanpa dipikir dan direnungkan lagi.
· Karakteristik akhlak Islam adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah, disengaja,
mendarah-daging dan sebenarnya yang didasarkan pada ajaran Islam.
· Akhlak manusia di bagi menjadi dua, yaitu Akhlak Mahmudah dan Akhlak
Madzmumah. Akhlak Mahmudah adalah akhlak yang terpuji. Sedangkan, Akhlak
Madzmumah adalah akhlak yang tercela.
· Terdapat lima faktor yang membentuk dan yang mempengaruhi akhlaq manusuia, yaitu
insting (naluri), adat atau kebiasaan, wirotsah (keturunan), dan milieu.
berbagi dengan sesamaDengan adanya cinta akan tercipta juga amal shaleh
3.2 Saran
Hendaknya kita sebagai muslim berakhlak yang baik, mengasihi dan mencintai sesama.
DAFTAR PUSTAKA