Anda di halaman 1dari 4

ARTIKEL KEPERAWATAN JIWA

BIPOLAR/MANIAK & DEPRESI

NAMA : FREDY PRATAMA

NIM : 1211308210679

TINGKAT : II B

PRODI : D3 KEPERAWATAN

Gangguan Jiwa Bipolar/ maniak


Perasaan senang dan sedih muncul secara tidak menentu dan berlangsung tiba-tiba termasuk
dalam kategori gangguan penyakit jiwa bipolar. Bipolar itu sendiri adalah gangguan afektif
bipolar. Mood atau keadaan emosi internal merupakan penyebab utama dari gangguan ini.
Biasanya gangguan ini berujung pada kematian.

Bipolar memiliki dua kutub, yaitu manik dan depresi. Gangguan ini bersifat episode yang
cenderung berulang, menunjukkan suasana perasaan atau mood dan tingkat aktivitas yang
terganggu.

Kadang penderita memiliki perasaan atau yang bisa disebut sebagai mood meninggi, energi dan
aktivitas fisik dan mental meningkat atau episode manik atau hipomanik. Pada waktu lain berupa
penurunan mood, energi dan aktivitas dan mental berkurang (episode depresi).

Episode manik biasanya mulai dengan tiba-tiba dan berlangsung antara dua minggu sampai lima
bulan. Sedangkan depresi cenderung berlangsung lebih lama. Episode hipomanik mempunyai
derajat yang lebih ringan daripada manik.

Mereka yang mengalami gangguan bipolar ini beralih dari perasaan sangat senang dan gembira
ke perasaan sangat sedih atau sebaliknya. Dua kutub mood tinggi dan rendah, saling bergantian.
Di antara episode peralihan mood ini bisa saja orang megalami mood yang normal. Bisa
dikatakan bahwa insiden gangguan bipolar tidak tinggi antara 0,3-1,5 persen. Tapi angka tersebut
belum termasuk yang misdiagnosis.
Gangguan jiwa bipolar saat ini sudah menjangkiti sekitar 10 hingga 12 persen remaja di luar
negeri. Di beberapa kota di Indonesia juga mulai dilaporkan penderita berusia remaja.
Risiko kematian terus membayangi penderita bipolar dan itu lebih karena mereka mengambil
jalan pintas.

Episode pertama bisa timbul mulai dari mata kanak-kanak sampai tua. Kebanyakan kasus terjadi
pada dewasa muda berusia 20-30 tahun. Semakin dini seseorang menderita bipolar, risiko
penyakit akan lebih berat, berkepanjangan, bahkan sering kambuh. Sementara anak-anak
berpotensi mengalami perkembangan gangguan ini ke dalam bentuk yang lebih parah dan sering
bersamaan dengan gangguan hiperaktif defisit atensi.

Orang yang berisiko mengalami gangguan bipolar adalah mereka yang mempunyai anggota
keluarga mengidap penyakit bipolar.

Penyebab

Penyebab gangguan ini, tidak diketahui secara pasti. Faktor genetika, dan faktor psikososial. Para
peneliti pun mengatakan bahwa terjadi disregulasi heterogen dari neurotransmitter atau zat kimia
di otak.
Gangguan jiwa bipolar adalah penyakit gangguan jiwa yang bukan disebabkan tekanan
psikologis, melainkan karena terjadinya gangguan keseimbangan pada otak.

Bipolar terjadi secara biologis berupa gangguan di neurotransmitter otak yang berfungsi
mengatur keseimbangan.

Faktor genetika dinilai melalui suatu mekanisme gen yang kompleks, sedangkan peristiwa-
peristiwa kehidupan dan stres lingkungan merupakan faktor psikososial yang sering mendahului
episode pertama dari gangguan bipolar tersebut.

Manifestasi Klinis

Gejala manik biasanya ditandai dengan perasaan gembira yang berlebihan, seperti perubahan
mendadak dari perasaan gembira menjadi tiba-tiba marah, keresahan, tutur kata cepat dan
konsentrasi kurang, energi yang meningkat dan keinginan tidur kurang, dorongan seksualitas
tinggi, cenderung membuat rencana besar dan sulit dicapai, cenderung kurang dalam
memberikan penilaian terhadap sesuatu, penyalahgunaan obat dan alkohol, dan impulsivitas
meningkat.

Sedangkan gejala depresi biasanya ditunjukkan dengan kesedihan, kehilangan energi, perasaan
putus asa atau tak berarti, hilangnya kegembiraan terhadap hal yang belum dirasa
menyenangkan, sulit berkonsentrasi, menangis tak terkendali, sulit mengambil keputusan, lekas
marah, insomnia, perubahan nafsu makan, berfikir dan mencoba untuk melakukan bunuh diri.
Gangguan bipolar ini juga bisa terjadi pada laki-laki maupun perempuan. Perempuan dengan
gangguan bipolar mengalami peralihan mood yangn lebih cepat.
Jika penderita sedang mencapai klimaks maka dia akan cenderung untuk melakukan semua
aktivitas dan tidak pernah berada di rumah. Namun sebaliknya, suatu saat ketika dia sedang
mencapai tahap titik antiklimaks (penurunan) maka dia cenderung untuk selalu berdiam diri di
rumah.

Diagnosis

Sebelum melakukan penanganan terhadap gangguan bipolar, biasanya terlebih dahulu dilakukan
diagnosa dengan memperhatikan secara seksama gejala, tingkat ketakutan, angka waktu, dan
frekuensi. Dan gejala yang paling mudah untuk dikenali adalah gejala peralihan mood yang
tinggi (dari yang tinggi ke rendah) yang tidak berpola.

Penanganan Bipolar

Penyakit bipolar bisa disembuhkan dengan menggunakan obat dan terapi. Bipolar bisa sembuh
melalui farmakoterapi dan psikoterapi. Kedua penyembuhan tersebut juga harus bersinergi atau
tidak cukup hanya diobati, tetapi juga harus ada terapi.

Gangguan bipolar ini merupakan gangguan jangka panjang yang membutuhkan penanganan
komprehensif. Mereka yang memiliki empat atau lebih perubahan mood dalam setahun lebih
sulit untuk ditangani.

Seorang pasien yang mengalami gangguan bipolar bisa sembuh. Dalam empat fase itu pasien
bisa menjalankan terapi. Tapi jika tak berhasil atau mebahayakan, diperlukan penanganan khusus
di rumah sakit khusus atau tempat rehabilitasi mental. Biasanya psikoterapi berupa terapi
perilaku-kognitif menjadi pilihan.

Sudah lebih dari 50 tahun lithium digunakan sebagai terapi gangguan bipolar. Efektivitasnya
telah terbukti pada 60-80 persen pasien. Terapi ini bisa menekan angka kematian karena bunuh
diri dan ongkos perawatan.

Farmakoterapi adalah pemberian obat-obatan jenis mood stabilizer ditambah obat-obatan gol
antipsikotik sesuai dengan gambaran klinis yang ditunjukkan oleh penderita tersebut.

Antipsikotik lebih baik daripada lithium pada sebagian penderita gangguan bipolar.

Perhatian ekstra harus dilakukan bila hendak merencanakan pemberian antipsikotik jangka
panjang terutama generasi pertama atau golongan tipikal karena dapat menimbulkan beberapa
efek samping.

Penderita harus kontrol secara teratur, minum obat secara teratur, dan kemampuan mengenali
gejala-gejala merupakan kunci utama pencegahannya.
Depresi
Menurut Atkinson depresi merupakan suatu gangguan suasana hati yang dicirikan dengan tidak
adanya harapan dan patah hati, ketidakberdayaan yang berlebihan, tidak mampu mengambil
keputusan untuk memulai suatu kegiatan, tidak mampu berkonsentrasi, tidak punya semangat
hidup, selalu tegang dan mencoba bunuh diri.

Mereka yang mengalami depresi mengalami gangguan suasana hati yang ditandai dengan adanya
kemurungan dan kesedihan yang mendalam dan berkelanjutan sampai hilangnya gairah hidup dan
dikuasai oleh rasa putus asa.

Memusatkan perhatian menjadi hal yang sangat melelahkan, tidak mudah bagi mereka untuk
memahami apa yang mereka baca dan apa yang dikatakan lawan bicara mereka. Setiap peristiwa
menjadi sangat berat dan mereka terus menerus menyalahkan diri sendiri. Mereka sangat berkecil
hati dan tidak memiliki harapan maupun inisiatif. Merasa khawatir, cemas dan pesimis sepanjang
waktu.

Selain itu menurut ahli teori kognitif, Aaron beck, ia meyakini bahwa keadaan depresi dapat
timbul sebagai akibat dari pemikiran yang menyimpang dalam bentuk interpretasi negatif. Orang
yang mengadopsi cara berpikir negatif ini memiliki risiko yang lebih besar untuk menjadi depresi
bila dihadapkan pada pengalaman hidup yang menekan atau mengecewakan.

Keadaan ini sendiri terbentuk sejak masa kanak-kanak. Mereka menemukan bahwa tidak ada suatu
apapun yang mereka lakukan yang cukup baik sehingga dapat menyenangkan orang tua maupun
guru mereka.

Akibatnya mereka beranggapan bahwa mereka tidak kompeten dan memandang suram masa depan
mereka. Kekecewaan kecil dan kegagalan pribadi dibesar-besarkan secara tidak proporsional.

Demikian sekilas informasi mengenai pengertian depresi. Lalu bagaimana hal ini bisa sampai
terjadi dan bagaimana cara menangkal agar serangan depresi tidak sampai terjadi pada diri kita
atau setidaknya dengan mengetahui adanya gejala depresi pada diri kita maka kita dapat dengan
bijaksana melakukan tindakan pencegahan ataupun mengurangi resiko depresi yang berkelanjutan.

Anda mungkin juga menyukai