Tugas Artikel Ekonomi Makro - Prinika
Tugas Artikel Ekonomi Makro - Prinika
Dosen:
Duddy Roesmara Donna, Dr., S.E., M.Si.,
Chapter 16 Consumption and Investment
Penularan COVID-19 telah tersebar di seluruh 34 provinsi, dengan Nusa Tenggara Timur dan
Gorontalo sebagai dua provinsi terakhir yang mencatatkan kasus COVID-19. DKI Jakarta
merupakan pusat penyebaran virus dengan distribusi 38,4 persen dari total kasus. Kemudian
disusul oleh Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan dan Banten. Pandemi
COVID-19 memaksa seluruh negara untuk mengambil Langkah ekstrim untuk pencegah
penularan diantaranya pelarangan atau pembatasan perjalanan baik dalam maupun luar negeri,
penutupan perbatasan serta memperketat lalu lintas manusia antar wilayah.negara. Dalam skala
domestik beberapa negara memberlakukan lockdown yakni penutupan wilayah dan
penghentian segala aktivitas publik kecuali yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan
pangan dan medis. Physical distancing serta karantina mandiri dengan memindahkan kegiatan
kantor, belajar dan ibadah di rumah. Di Indonesia, Pemerintah memberlakukan status
Kedaruratan Kesehatan Masyarakat dan menetapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar
(PSBB) dibeberapa kota-kota besar. Pembatasan kegiatan tersebut tentu saja berimbas pada
aktivitas ekonomi diantaranya kegiatan konsumsi dan investasi.
Menurunnya aktivitas ekonomi menciptakan ancaman pada pemutusan hubungan kerja (PHK)
yang berakibat pada penurunan pendapatan masyarakat dan berimplikasi pada penurunan
tingkat konsumsi. Aktivitas produksi juga akan terhambat akibat terganggunya pasokan dan
distribusi serta turunnya investasi. Badan Koordinasi Penanaman Modal atau BKPM telah
mengakui, wabah COVID-19 adalah ancaman serius yang cepat atau lambat akan
mempengaruhi stabilitas suatu negara termasuk Indonesia. Penurunan nilai investasi akan
sangat terasa jika dilihat dari hubungan perdagangan yang melibatkan negara-negara
episentrum COVID-19, salah satunya RRT.
Pandemi COVID-19 merupakan bencana kemanusiaan yang berakibat sangat signifikan tidak
hanya pada kesehatan masyarakat, tetapi juga pada kegiatan sosial-ekonomi masyarakat.
Kondisi ini mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang pada triwulan I 2020 hanya
mampu tumbuh sebesar 2,97 persen (yoy). Kinerja pertumbuhan triwulan I 2020 ini terutama
disebabkan oleh melambatnya permintaan domestik, yakni konsumsi rumah tangga yang hanya
tumbuh sebesar 2,84 persen dan investasi hanya tumbuh sebesar 1,7 persen, serta konsumsi
pemerintah tumbuh sebesar 3,74 persen.
Namun pada April 2020 Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mempublikasikan data
realisasi investasi triwulan I 2020 (periode Januari-Maret), dengan total investasi mencapai
Rp210,7 triliun yang artinya terjadi kenaikan sebesar 8 persen dibandingkan periode yang sama
tahun 2019 sebesar Rp195,1 triliun. Kenaikan besar tersebut dialami investasi Penanaman
Modal Dalam Negeri (PMDN) yang meningkat sebesar 29,3 persen. Disatu sisi terjadi
penurunan pada Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar 9,2 persen dibandingkan periode
sebelumnya.
Grafik 2. Realisasi Investasi Indonesia Triwulan I 2019-2020
- Terima Kasih -
DAFTAR PUSTAKA
Hubbard, R.Glenn. O’Brien, Anthony Patrick dan Rafferty, Matthew. 2014. Macroeconomics
Second Edition. Englad : Pearson.
Humas Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. 2020. “BKPM: Realisasi Investasi Triwulan I
Tahun 2020 Naik 8% dengan Total Rp210,7 triliun”, https://setkab.go.id/bkpm-realisasi-
investasi-triwulan-i-tahun-2020-naik-8-dengan-total-rp2107-triliun/, diakses pada 16 Mei
2020.
Suminto. 2020. Economic Outlook 2020. Jakarta : Kementrian Keuangan Republik Indonesia.
Kementrian Keuangan Republik Indonesia. 2020. Kerangka Ekonomi Makro Dan Pokok-
Pokok Kebijakan Fiskal Tahun 2021. Jakarta : Kementrian Keuangan Republik Indonesia.