Human Relation
Muhammad Said Ambiya
Teori Behaviour
Teori Behaviorisme adalah teori belajar yang menekankan pada hasil belajar dan tidak
memperhatikan pada proses berpikir siswa. Menurut teori ini, belajar dipandang sebagai
perubahan tingkah laku yang terjadi berdasarkan paradigma Stimulus-Respon, yaitu suatu proses
yang memberikan respon tertentu terhadap stimulus yang datang dari luar. Proses Stimulus-
Respon (SR) yaitu dorongan,rangsangan, respon serta penguatan. Ada beberapa jenis teori yang
dikemukakan oleh tokoh-tokoh Behaviorisme yaitu Teori Pengkondisian Klasikal dari Pavlov,
serta Teori Connectionism dari Thornaike, Teori Operant Conditioning dari B.F.Skinner, teori
Watson, Teori Clark Hull, dan juga Teori Edwin Gutrei.
Teori ini memiliki keunggulan dan kelemahan. Keunggulan dari teori ini adalah teori ini
cocok diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan dominasi peran orang
dewasa dan teori ini juga membiasakan guru untuk bersikap jeli dan peka pada situasi dan
kondisi belajar sedangkan kelemahan dari teori ini adalah proses pembelajaran berpusat pada
guru dan siswa hanya mendengarkan penjelasan dan menghapal saja sehingga siswa menjadi
tidak aktif dan tidak dapat berkembang. Teori ini digunakan disetiap jenjang pendidikan untuk
melaksanakan proses pembelajaran dari dulu sampai sekarang.
Aristoteles berpendapat bahwa pada waktu lahir jiwa manusia tidak memiliki apa-apa,
seperti sebuah meja lilin yang siap dilukis oleh pengalaman. Menurut John Locke(1632-1704),
salah satu tokoh empiris, pada waktu lahir manusia tidak mempunyai “warna mental”. Warna ini
didapat dari pengalaman. Pengalaman adalah satu-satunya jalan ke pemilikan pengetahuan. Idea
dan pengetahuan adalah produk dari pengalaman. Secara psikologis, seluruh perilaku manusia,
kepribadian, dan tempramen ditentukan oleh pengalaman inderawi (sensory experience). Pikiran
dan perasaan disebabkan oleh perilaku masa lalu.